(IVA)
Kelompok 3 :
1. Aisyah Fathaniah
2. Endang Suartini
3. Siti Hayatunnufus Dosen pembimbing :
4. Umi Kulsum Dwi Aprilina, S.Kep, Ners, M.Kep
A. Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) 4. Keunggulan IVA test
a. Hasil IVA test dapat langsung diketahui setelah
1. Definisi Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pemeriksaan.
b. Dapat dilaksanakan oleh dokter atau bidan di
Tes IVA adalah sebuah pemeriksaan skrinning pada Puskesmas serta di klinik. 23 (c) Alat yang
kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3-5% digunakan dalam pemeriksaan IVA test
pada inspekulo dan dapat dilihat dengan pengamatan
sederhana.
secara langsung (Nugroho, 2010 dalam Rahayu 2015).
c. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan
Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat (IVA) yaitu
pemeriksaan dengan cara mengamati dengan pemeriksaan IVA murah.
menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang
telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3- 5. Hasil IVA test ada beberapa katagori yang dapat
5%). dipergunakan, salah satu kategori yang dapat
dipergunakan adalah:
2. Indikasi IVA : Skrining kanker mulut rahim. d. IVA negatif
e. IVA radang
3. Kontraindikasi IVA f. IVA positif
Tidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause, g. IVA-kanker serviks
karena daerah zona transisional seringkali terletak
kanalis servikalis dan tidak tampak dengan
pemeriksaan inspekulo (Rasjidi, 2008: 49).
B. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim yang
merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang
senggama (vagina) (Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2013).
Kanker serviks merupakan suatu penyakit ganas yang menyerang wanita di
bagian leher rahim atau mulut rahim, sehingga kanker serviks perlu diwaspadai
untuk perempuan
Evidence Based Nursing Practice (EBNP) merupakan suatu proses yang sistematik yang
digunakan dalam membuat keputusan tentang perawatan pasien, termasuk mengevaluasi
kualitas dan penggunaan hasil penelitian, preferensi pasien, pembiayaan, keahlian dan
pengaturan klinis (Ligita, 2012). Tujuan dari penerapan EBNP mengidentifikasi solusi dari
pemecahan masalah dalam perawatan serta membantu penurunan bahaya pada pasien
(Almaskari, 2017).
1.Problem
Hasil analisis jurnal yang ditemukan berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Kanker Serviks Terhdap Keikutsertaan Pemeriksaan IVA (Infeksi Visual Asam Asetat)
Pada WUS (Wanita Usia Subur). Yang di tulis oleh Yuyun Tafwidhah dan Desy
Wulandari. Bertempat di Puskesmas Karya Mulia Kota Pontianak. Dari masalah yang di
angkat dalam jurnal tersebut bahwa Kota Pontianak merupakan kota dengan jumlah
kasus kanker terbanyak dari seluruh kota dan kabupaten yang ada di Kalimantan Barat
yaitu sebanyak 134 kasus. Kanker serviks lebih sering terjadi pada wanita usia 30-50
tahun.
Dari 17 puskesmas yang menyediakan pemeriksaan
IVA di Kota Pontianak pada tahun 2015 hanya ada
1,6% WUS yang melakukan pemeriksaan IVA. Tidak
tercapainya target jumlah WUS yang melakukan
pemeriksaan IVA disebabkan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk ikut
serta dalam program deteksi dini kanker serviks.
Pengetahuan memiliki pengaruh terhadap
keputusan, motivasi, keikutsertaan, dan perilaku
masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker
serviks. Hasil studi pendahuluan peneliti di
Puskesmas Karya Mulia, diketahui bahwa Puskesmas
Karya Mulia merupakan puskesmas dengan jumlah
WUS yang melakukan pemeriksaan IVA kedua
terendah yaitu 5 orang WUS dan hanya mencapai
0,3% dari jumlah target tahun 2015.
2. Intervention
Hasil penelitian pada jurnal ini kelompok yang diberikan intervensi berupa
penyuluhan, lebih tinggi perubahannya daripada kelompok kontrol yang tidak
mendapatkan intervensi, dengan p value 0,021 sehingga dapat disimpulkan
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker serviks terhadap
keikutsertaan pemeriskaanIVA pada wanita usia subur di Puskesmas Karya Mulia
Kota Pontianak.
D. Pembahasan
Pendidikan kesehatan yang di terima oleh kelompok intervensi mengubah persepsi
wanita usia subur terhadap kanker serviks, sedangkan pada kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan pendidikan kesehatan persepsi tentang kanker serviks tetap
sama. Perbedaan persepsi tentang kanker serviks dapat menjadi hambatan
terwujudnya perilaku untuk melakukan pemeriksaan IVA, sehingga banyak dari
kelompok kontrol yang tidak ikut serta melakukan pemeriksaan IVA.
Wanita usia subur yang memperoleh pengetahuan dari pendidikan kesehatan tentang kanker serviks yang
diberikan misalnya definisi, prevalensi kejadian, tanda dan gejalan, faktor risiko, frekuensi dan syarat
melakukan pemeriksaan IVA akan bersikap lebih waspada terhadap kanker serviks, sehingga WUS akan
melakukan pemeriksaan IVA sebagai cara mencegah terjadinya kanker serviks.
Pengetahuan yang didapat responden setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang kanker serviks pada
kelompok intervensi akan lebih banyak ikut serta melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan
responden pada kelompok kontrol. Pendidikan kesehatan tidak hanya memberikan informasi saja, tetapi
menciptakan kegiatan yang dapat memandirikan individu untuk mengambil keputusan terhadap masalah
kesehatan yang dialaminya.