Anda di halaman 1dari 27

CESTODA

Kelompok 2
 Alda Ashari
 Fariza Nursyamsi
 Fitriya Dwinur Efriyani
Pendahuluan

Penyakit yang disebabkan cacing atau biasa disebut


dengan helminthiasis merupakan salah satu penyakit yang
banyak terjadi, terutama di daerah tropis. Keberadaan
penyakit ini berkaitan dengan faktor cuaca, tingkat sanitasi
lingkungan dan sosio-ekonomi masyarakat. Penyebaran
penyakit ini pun dapat terjadi melalui perantaraan
serangga seperti nyamuk dan lalat pengisap darah yang
dapat menyebarkan telur cacing dari feses penderita
cacingan.
Morfologi Umum Cestoda
 ukuran cacing dewasa panjangnya 40 mm sampai 12 meter.
Cacing ini bersifat hermafrodit.
Terdiri dari scolex (kepala),leher,dan proglotid yang
menyebabkan cacing tumbuh memanjang.
Tidak memiliki usus,makanan masuk dengan cara diserap.
Bagian Tubuh   

1. Kepala (scolex)
Berfungsi untuk melekat ( biasanya membulat). Pada bagian
skoleks dapat juga dijumpai adanya rostellum
(penonjolan/moncong) yang sering dilengkapi dengan kait.
2. Leher
Tidak bersegmen, sesudah scoleks melanjut ke leher.
3. Tubuh atau badan
Terdiri dari segmen-segmen (Proglotid) yang dipisahkan oleh
garis-garis transversal, tiap-tiap proglotid mengandung 1 atau 2
set organ reproduksi.
Lanjutan

4. Proglottid
Dikenal tiga macam proglotid, yaitu proglottid muda,
proglottid dewasa (organ reproduksi berkembang dan
berfungsi sempurna) dan proglotid gravid (penuh telur,
organ reproduksi mengalami degenerasi).
Siklus Hidup Umum

Cacing pita merupakan hermafrodit memiliki sistem reproduksi


baik jantan maupun betina dalam tubuh mereka. Sistem
reproduksinya terdiri dari satu testis atau banyak.
Siklus hidup cacing pita sederhana dalam arti bahwa tidak ada
fase aseksual seperti pada cacing pipih lainnya, tetapi rumit
karena setidaknya satu hospes perantara diperlukan serta tuan
rumah definitif. Pola siklus hidup telah menjadi kriteria penting
untuk menilai evolusi antara Platyhelminthes
Cacing Pita memiliki siklus hidup dua-fase
dengan dua jenis host yaitu :
1. Taenia saginata dewasa tinggal di usus yang seperti parasit
pada manusia.
2. Proglottids dari Taenia saginata meninggalkan tubuh melalui
anus dan jatuh ke tanah, di mana mereka mungkin jatuh pada
rumput dan dimakan oleh hewan pemakan rumput seperti sapi.
Ini dikenal sebagai hospes perantara atau host itermediate.
3. Bentuk remaja dari Teania saginata bermigrasi dan menetap
sebagai kista dalam jaringan tubuh host intermediate seperti
otot, dan bukan pada usus. Taenia saginata remaja ini
menyebabkan kerusakan lebih banyak pada host yang menjadi
tuan rumah definitif.
Lanjutan

4. Parasit melengkapi siklus hidupnya ketika melewati


hospes perantara parasit ke host definitif, ini
biasanya terjadi karena host definitif makan suatu
bagian dari host perantara yang telah terinfeksi oleh
Taenia saginata remaja. Seperti kemungkinan
manusia memakan daging sapi yang telah terinfeksi
oleh Taenia saginata, sehingga cacing tersebut dapat
masuk dalam tubuh manusia dan menetap di usus.
Zoogeografi Cestoda

Penyebaran Cestoda pada populasi di alam, ada yang


kosmopolitan dan ada yang penyebaranya dilakukan
secara tidak langsung oleh manusia. Penyebarannya yang
kosmopolitan misalnya Diphylobothrium latum yang
menyebar utamanya di daerah Boltik, Rusia dan daerah
disekitar Great Lake USA. Penyebarannyalaporan terakhir
menunjukan bahwa parasit ini telah menyebar ke bagian
Selatan dan Barat Amerika Serikat yang masuk bersama
ikan “grass carp” dan telah menginfeksi berbagai spesis
cyprinids. ini terjadi melalui penyebaran ikan mas,
Cyprinus carpio (Hickman 1967).
Klasifikasi cestoda

• Menurut habitatnya, cestoda dapatdibagi menjadi dua ordo, yaitu


Pseudophyllidea dan Cyclophyllidea.
Ordo Pseudophyllidea

Diphyllobothrium latum
Morfologi Diphyllobothrium latum :
• Panjangnya mencapai ±900 cm, lebar 2,5 cm.
• Terdiri atas 4000 proglotid.
• Mempunyai sepasang celah penghisap (bothria) di bagian ventral
dan dorsal pada skoleks.
• Hermafrodit
Patogenesitas
• Kasus penyakit banyak dilaporkan di daerah yang orangnya suka
mengkonsumsi ikan mentah. Kebanyakan kasus penyakit tidak
memperlihatkan gejala yang nyata. Gejala umum yang sering
ditemukan adalah gangguan sakit perut, diare, nausea dan
kelemahan.
Diagnosis dan pengobatan
Dengan menemukan telur cacing atau progotida didalam feses,
diagnosis dinyatakan positif. Obat yang diberikan ialah:
• aspidium oleoresin
• mepacrim
• diclorophen
• extract biji labu (Cucurbita spp)
Pencegahan
• Memasak ikan air tawar sampai betul-betul matang atau
membekukannya sampai-10°C selama 24 jam.
• Mengeringkan dan mengasinkan ikan secara baik.
• Dilarang membuang tinja dikolam air tawar.
• Memberikan penyuluhan pada masyarakat.
Ordo : Cyclophyllidea
Taenia saginata
Morfologi T. Saginata
• Cacing dewasa
• Panjangnya 4-10 m.
• Memiliki strobila sebanyak 1000 –2000 buah.
• Proglotid.
• Memiliki scoleks dengan diameter 1 –2mm.
• Mempunyai 4 penghisap tanpa hook.
Patogenesitas
• Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atau
proglotid.
• Hewan (terutama ) babi, sapi yang mengandung cysticercus.
• Makanan / minuman dan lingkungan yang tercemar oleh telur-telur cacing
pita.
Diagnosis dan pengobatan
• Diagnosis tepat ditentukan bila dijumpai proglotid yang penuh telur atau
skolek.
Pengobatan menggunakan obat Niklosamide.
Pencegahan
• Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati penderita
• Mencegah kontaminasi tanah dan rumput dengan tinja manusia.
• Memeriksa daging sapi, ada tidaknya cysticercus.
• Memasak daging sampai sempurna.
• Mendinginkan sampai -10 0C sampai 5 hari cycticercus dapat rusak.
Taeniia solium

Morfologi
• Cacing dewasa panjangnya 4-10 m.
• Memiliki 1000 –2000 proglotid.
• Memiliki scoleks dengan diameter 1 –2mm.
• Mempunyai 4 penghisap tanpa hook.
Diagnosis
• Nyeri ulu hati
• Mencret
• Mual
• Obstipasi
• Sakit kepala
Pencegahan dan Pengobatan
• Pencegahan infeksi cacing ini lebih utama yaitu mencegah
kontaminasi air minum, makanan dari feses yang tercemar.
Sayuran yang biasanya dimakan mentah harus dicuci berish dan
hindarkan terkontaminasi terhadap telur cacing ini. Pengobatan
susah dilakukan, kecuali operasi dengan pengambilan cyste.
Hymenolepsis nana

Morfologi
• Merupakan golongan Cestoda yang memiliki ukuran terkecil dengan
panjang ±25 mm-10 cm dan lebar 1 mm
• Skoleksnya bulat memiliki rostellum yang refraktil dengan mahkota
kait-kait 20-30 buah
• Strobila terdiri dari kira-kira 200 proglotid
• Telurnya bulat, mempunyai 2 membran yang meliputi embrio
dengan 6 buah kait
• Dikenal sebagai cacing pita kerdil
• Kosmopolitan
• Terdapat di tikus dan mencit, pada manusia khususnya anak-anak
Patogenitas
• Infeksi ringan : Tidak menimbulkan gejala atau hanya gangguan
perut tidak nyata.
• Infeksi berat : Menimbulkan enteritis catarrhal,
• Pada anak-anak berkurang berat badan, kurang nafsu makan,
insomnia, sakit perut dengan atau tanpa diare disertai darah,
muntah, pusing, sakit kepala, gangguan saraf, bila supersensitif
terjadi alergi, obstipasi.
Diagnosa dan pengobatan
• Diagnosa dilakukan ketika manamukan telur dalam tinja.
• Pengobatan dengan Niclosamid
Pencegahan
• Meningkatkan kebersihan anak-anak, sanitasi lingkungan
• Menghindarkan makanan dari kontaminasi
• Pemerantasan binatang pengerat (rodentia)
Hymenolepis diminuta

Morfologi
• Cacing dewasa berukuran 20-60 cm
• Skoleks kecil bulat, mempunyai 4 sucker dan rostelum tanpa kait
• Proglotid gravid lepas dari strobila.
Patogenitas
• Orang yang mengalami penyakit ini dinamakan Hymenolepiasis,
dan tidak menunjukkan gejala apapun. Infeksi biasanya terjadi
secara kebetulan saja.
Diagnosis
• Ditemukan telur H. diminuta dalam tinja
• Keluar cacing secara spontan setelah purgasi
Dipylidium caninum
Morfologi
• Panjang 50 cm, lebar 3 mm (cacing dewasa)
• Skoleks ber-sucker, sebuah rostellum refraktil, memiliki 4-7 baris
hook.
• Proglotid memiliki 2 alat reproduksi lengkap
Patogenitas
• Patogenitas pada hewan
Infeksi berat menyebabkan lemah, kurus, gangguan saraf, dan gangguan
pencernaan.
• Patogenesitas pada manusia
• Menyebabkan gangguan intestinal ringan pada anak
• Sakit pada epigastrium
• Diare dan sesekali reaksi alergi
Diagnosis
• Hilangnya nafsu makan
• Kehilangan berat badan secara drastis
• Diare
Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan : Atabrine,Kuinakrin
Pencegahan :
• Jangan mencium anjing atau kucing
• Hindari jilatan anjing
• Binatang peliharaan diberi obat cacing dan insektisida.
Kesimpulan

Cestoda adalah cacing yang berbentuk pipih seperti pita


yang merupakan endoparasit dan dikenal sebagai cacing
pita. Cacing dalam kelas cestoda disebut sebagai cacing
pita, hal ini karena bentuk tubuh cacing tersebut yang
panjang dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak
mempunyai saluran pencernaan ataupun pembuluh darah.
Morfologi Umum Cestoda ukuran cacing dewasa pada
Cestoda bervariasi dari yang panjangnya hanya 40 mm
sampai yang panjangnya 10-12 meter. Siklus hidup
umum cacing pita merupakan hermafrodit, dan memiliki
sistem reproduksi baik jantan maupun betina dalam
tubuh mereka.

Anda mungkin juga menyukai