Cestoda Fix
Cestoda Fix
Kelompok 2
Alda Ashari
Fariza Nursyamsi
Fitriya Dwinur Efriyani
Pendahuluan
1. Kepala (scolex)
Berfungsi untuk melekat ( biasanya membulat). Pada bagian
skoleks dapat juga dijumpai adanya rostellum
(penonjolan/moncong) yang sering dilengkapi dengan kait.
2. Leher
Tidak bersegmen, sesudah scoleks melanjut ke leher.
3. Tubuh atau badan
Terdiri dari segmen-segmen (Proglotid) yang dipisahkan oleh
garis-garis transversal, tiap-tiap proglotid mengandung 1 atau 2
set organ reproduksi.
Lanjutan
4. Proglottid
Dikenal tiga macam proglotid, yaitu proglottid muda,
proglottid dewasa (organ reproduksi berkembang dan
berfungsi sempurna) dan proglotid gravid (penuh telur,
organ reproduksi mengalami degenerasi).
Siklus Hidup Umum
Diphyllobothrium latum
Morfologi Diphyllobothrium latum :
• Panjangnya mencapai ±900 cm, lebar 2,5 cm.
• Terdiri atas 4000 proglotid.
• Mempunyai sepasang celah penghisap (bothria) di bagian ventral
dan dorsal pada skoleks.
• Hermafrodit
Patogenesitas
• Kasus penyakit banyak dilaporkan di daerah yang orangnya suka
mengkonsumsi ikan mentah. Kebanyakan kasus penyakit tidak
memperlihatkan gejala yang nyata. Gejala umum yang sering
ditemukan adalah gangguan sakit perut, diare, nausea dan
kelemahan.
Diagnosis dan pengobatan
Dengan menemukan telur cacing atau progotida didalam feses,
diagnosis dinyatakan positif. Obat yang diberikan ialah:
• aspidium oleoresin
• mepacrim
• diclorophen
• extract biji labu (Cucurbita spp)
Pencegahan
• Memasak ikan air tawar sampai betul-betul matang atau
membekukannya sampai-10°C selama 24 jam.
• Mengeringkan dan mengasinkan ikan secara baik.
• Dilarang membuang tinja dikolam air tawar.
• Memberikan penyuluhan pada masyarakat.
Ordo : Cyclophyllidea
Taenia saginata
Morfologi T. Saginata
• Cacing dewasa
• Panjangnya 4-10 m.
• Memiliki strobila sebanyak 1000 –2000 buah.
• Proglotid.
• Memiliki scoleks dengan diameter 1 –2mm.
• Mempunyai 4 penghisap tanpa hook.
Patogenesitas
• Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atau
proglotid.
• Hewan (terutama ) babi, sapi yang mengandung cysticercus.
• Makanan / minuman dan lingkungan yang tercemar oleh telur-telur cacing
pita.
Diagnosis dan pengobatan
• Diagnosis tepat ditentukan bila dijumpai proglotid yang penuh telur atau
skolek.
Pengobatan menggunakan obat Niklosamide.
Pencegahan
• Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati penderita
• Mencegah kontaminasi tanah dan rumput dengan tinja manusia.
• Memeriksa daging sapi, ada tidaknya cysticercus.
• Memasak daging sampai sempurna.
• Mendinginkan sampai -10 0C sampai 5 hari cycticercus dapat rusak.
Taeniia solium
Morfologi
• Cacing dewasa panjangnya 4-10 m.
• Memiliki 1000 –2000 proglotid.
• Memiliki scoleks dengan diameter 1 –2mm.
• Mempunyai 4 penghisap tanpa hook.
Diagnosis
• Nyeri ulu hati
• Mencret
• Mual
• Obstipasi
• Sakit kepala
Pencegahan dan Pengobatan
• Pencegahan infeksi cacing ini lebih utama yaitu mencegah
kontaminasi air minum, makanan dari feses yang tercemar.
Sayuran yang biasanya dimakan mentah harus dicuci berish dan
hindarkan terkontaminasi terhadap telur cacing ini. Pengobatan
susah dilakukan, kecuali operasi dengan pengambilan cyste.
Hymenolepsis nana
Morfologi
• Merupakan golongan Cestoda yang memiliki ukuran terkecil dengan
panjang ±25 mm-10 cm dan lebar 1 mm
• Skoleksnya bulat memiliki rostellum yang refraktil dengan mahkota
kait-kait 20-30 buah
• Strobila terdiri dari kira-kira 200 proglotid
• Telurnya bulat, mempunyai 2 membran yang meliputi embrio
dengan 6 buah kait
• Dikenal sebagai cacing pita kerdil
• Kosmopolitan
• Terdapat di tikus dan mencit, pada manusia khususnya anak-anak
Patogenitas
• Infeksi ringan : Tidak menimbulkan gejala atau hanya gangguan
perut tidak nyata.
• Infeksi berat : Menimbulkan enteritis catarrhal,
• Pada anak-anak berkurang berat badan, kurang nafsu makan,
insomnia, sakit perut dengan atau tanpa diare disertai darah,
muntah, pusing, sakit kepala, gangguan saraf, bila supersensitif
terjadi alergi, obstipasi.
Diagnosa dan pengobatan
• Diagnosa dilakukan ketika manamukan telur dalam tinja.
• Pengobatan dengan Niclosamid
Pencegahan
• Meningkatkan kebersihan anak-anak, sanitasi lingkungan
• Menghindarkan makanan dari kontaminasi
• Pemerantasan binatang pengerat (rodentia)
Hymenolepis diminuta
Morfologi
• Cacing dewasa berukuran 20-60 cm
• Skoleks kecil bulat, mempunyai 4 sucker dan rostelum tanpa kait
• Proglotid gravid lepas dari strobila.
Patogenitas
• Orang yang mengalami penyakit ini dinamakan Hymenolepiasis,
dan tidak menunjukkan gejala apapun. Infeksi biasanya terjadi
secara kebetulan saja.
Diagnosis
• Ditemukan telur H. diminuta dalam tinja
• Keluar cacing secara spontan setelah purgasi
Dipylidium caninum
Morfologi
• Panjang 50 cm, lebar 3 mm (cacing dewasa)
• Skoleks ber-sucker, sebuah rostellum refraktil, memiliki 4-7 baris
hook.
• Proglotid memiliki 2 alat reproduksi lengkap
Patogenitas
• Patogenitas pada hewan
Infeksi berat menyebabkan lemah, kurus, gangguan saraf, dan gangguan
pencernaan.
• Patogenesitas pada manusia
• Menyebabkan gangguan intestinal ringan pada anak
• Sakit pada epigastrium
• Diare dan sesekali reaksi alergi
Diagnosis
• Hilangnya nafsu makan
• Kehilangan berat badan secara drastis
• Diare
Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan : Atabrine,Kuinakrin
Pencegahan :
• Jangan mencium anjing atau kucing
• Hindari jilatan anjing
• Binatang peliharaan diberi obat cacing dan insektisida.
Kesimpulan