Anda di halaman 1dari 23

Triase

Resusitasi
• Airway harus dijaga dengan baik pada semua penderita
• Jawthrust atau chinlift, head tilt, dapat dipakai
• Membersihkan airway dari benda asing
• Memasang nasopharingeal airway ( pada penderita yang
masih sadar) atau oro-pharingeal airway ( pada penderita yang
tidak sadar)
• Bila ada keraguan mengenai kemampuan menjaga airway,
lebih baik memasang airway definitif ( orointubasio atau
nasotracheal atau surgical crico-thyroidotomy)
• Menjaga leher dalam posisi netral, bila perlu secara manual,
bila melakukan tindakan untuk membebaskan airway
• Fiksasi leher dengan berbagai cara,setelah memasang airway
Resusistasi
• Perdarahan eksternal dihentikan dengan tekanan langsung
pada tempat perdarahan
• Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan untuk
intervensi bedah, serta konsultasi bedah
• Memasang 2 kateter I.V. Ukuran besar , ambil sampel darah
untuk pemeriksaan drah rutin, analisis kimia, tes
kehamilan, golongan darah dan cross match, dan analisis
gas darah, berikan cairan kristaloid yang dihangatkan
dan/pemberian darah
• Memasang NG-Tube dan kateter urine, jika tidak ada kontra
indikasi.
Tingkat Kesadaran dinilai dengan AVPU skoring
Menilai kesadaran dengan cepat, apakah
pasien sadar, hanya respons terhadap nyeri
atau sama sekali tidak sadar .

A = AWAKE
V = VERBAL (respon Bicara)
P = PAIN (respon nyeri)
U = Unrespon ( tdk ada respon)
1. ComposMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,
berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih
bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu
memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah,
mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Pembagian Shock
• Syok adalah keadaan berkurangnya perfusi organ dan oksigenasi
jaringan

• Klasifikasi Syok :
1. Syok Hypovolemik  syok yang disebabkan oleh penurunan volume
intravaskuler, misal : perdarahan dan dehidrasi berat
2. Shock kardiogenik  disebabkan oleh kegagalan pompa jantung,
abnormalitas katub atau aritmia
3. Shock Obstruktif  disebabkan oleh hambatan aliran darah yg kembali
ke jantung. Misal : tamponade jantung, tension pneumotoraks
4. Shock Distributif  disebabkan oleh gangguan vasomotor
mengakibatkan turunnya SVR diikuti curah jantung yg tdk adekuat.
Misal : septik, Spinal, Neurogenik shock.

Anda mungkin juga menyukai