Anda di halaman 1dari 71

BIMTEK Pencegahan Karies Gigi

BIMBINGAN TEKNIS
PELAKSANAAN KUMUR-KUMUR
FLUORIDE UNTUK PENCEGAHAN
KARIES GIGI PADA SISWA
TAMAN KANAK-KANAK WILAYAH
KOTA TANGERANG
Drg. Melissa Adiatman, PhD
Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Pencegahan
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia
BIODATA
SINGKAT
• Nama lengkap : drg. Melissa Adiatman, PhD
• Tempat/TTL : Jakarta, 20 Mei 1984
• Pendidikan : S1 Pendidikan Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia
S3 Oral Health Promotion, Tokyo Medical and
Dental University, Jepang
• Jabatan : Staf Pengajar Dept. IKGM-P, FKG UI
Kepala Humas dan Hubungan Internasional FKG UI
(periode 2014 – 2018)
• e-mail: melle_gigi@yahoo.com atau melissa31@ui.ac.id
PERAN GURU DALAM
PROGRAM KESEHATAN
GIGI DAN MULUT
ANAK USIA TAMAN
KANAK-KANAK ??
Merancang Program Kesehatan Gigi dan Mulut yang
tepat untuk anak usia Taman Kanak-Kanak di Kota
Tangerang
Mengapa program kesehatan gigi dan mulut anak usia
sekolah begitu penting?

 Karies Gigi adalah penyakit kronis yang paling umum


diderita oleh anak usia sekolah
 Jutaan jam belajar di sekolah hilang per tahunnya
akibat masalah kesehatan gigi dan mulut
STATUS DMF-T ANAK DAN DEWASA
20
POPULASI INDONESIA TAHUN 1995-2013
18.93
18.4 18.2 18.33
18

16

14

12

10

8
6.1
6 5.45
4.7 4.46
4
2.2
2.4 2.7
2 1.5 1.41 1.38 1.46 1.63
1.1 1 0.91 1.14

0
SKRT 1995 SKRT 2001 Basic Health Survey 2007 Basic Health Survey 2013

12 years 15 years 18 years 35-44 years 65 years or older


Survei kesehatan gigi
menunjukkan…
 FKG UI bekerja sama dengan Unilever
melakukan sebuah studi di area Bekasi
(memeriksa status kesehatan gigi 984 anak)
 539 anak usia 6-7 tahun
dt = 7.8 ± 4.4; DT = 0.8 ± 1.2
 445 anak usia 10-11 tahun
dt = 1.4 ± 2.0; DT = 2.7 ± 2.0
 Hanya 12% yang menyikat gigi 2 kali sehari
Survei kesehatan gigi
menunjukkan…
Studi di Area Jabodetabek tahun 2015 yang
dilakukan pada 390 anak usia 5 tahun, dan 458
anak usia 12 tahun menunjukkan:
 Untuk anak usia 5 tahun, prevalensi karies

gigi mencapai 90% dengan rata-rata dt (gigi


susu yang berlubang)= 6.84 per anak
 Untuk anak usia 12 tahun, prevalensi karies

gigi mencapai 84%, dengan rata-rata DT (gigi


tetap yang berlubang) = 2.93 per anak
Tumbuh Kembang Gigi

 Gigi Permanen pertama


akan tumbuh di usia 6-7
tahun

 Gigi susu terakhir akan


tanggal di usia 12 tahun
Dampak penyakit gigi dan mulut pada anak usia
Taman Kanak Kanak
 Status kesehatan gigi dan mulut yang buruk dan
infeksi gigi yang tidak dirawat memiliki dampak yang
bermakna pada anak usia sekolah
 Anak akan mengalami kesulitan makan dan tidur,
kesulitan pengucapan kata-kata tertentu, tidak
fokus, dan memiliki percaya diri yang rendah
 Penyakit gigi dan mulut mengurangi kapasitas anak
untuk berprestasi di lingkungan pendidikannya
Dampak penyakit gigi dan mulut
pada anak usia sekolah
 Gigi berlubang yang dicabut terlalu dini
 mempengaruhi pemilihan jenis makanan
 nutrisi tidak adekuat
 Nutrisi tidak adekuat akan mempengaruhi

kemampuan kognitif anak ,


perkembangan fisik, dan produktifitas
ketika dewasa
Tanda-tanda yang harus
diperhatikan

 Umumnya anak-anak tidak mampu menjelaskan


secara verbal apabila mengalami sakit gigi
 Para guru dapat menanyakan kondisi anak
apabila mereka terlihat tidak dapat mengerjakan
tugas, atau terlihat tanda-tanda menahan
sakit (cemas, terlihat kelelahan/kurang tidur,
mudah marah, depresi, dan tidak ingin
mengikuti kegiatan seperti waktu keadaan
normal)
PROGRAM PENCEGAHAN
1. Pemeriksaan status kesehatan gigi (penjaringan)
2. Edukasi kesehatan gigi yang atraktif, interaktif dan
terstruktur)  orang tua siswa
3. Sikat gigi yang disupervisi orang tua
4. Kumur-kumur Fluoride
5. Aplikasi Fluoride topikal: SDF, varnish, gel
6. Aplikasi CPP-ACP: tooth mousse
7. Pit and fissure sealant dan surface protection
Oral health examination/penjaringan
Menggunakan prosedur standar, sebaiknya sekolah
mengadakan pemeriksaan kesehatan gigi berkala pada
saat anak baru masuk kelas 1, dan dievaluasi secara
berkala. Pemeriksaan yang dilakukan: karies gigi,
maloklusi, status gusi, kebersihan mulut, dan kelainan
lainnya
Oral examination (Primary school)
Oral examination (Junior high school)

TMJ
TMJ disorder
disorder Dental
Dental caries
caries

Oral
Oral malodor
malodor Tongue
Tongue coating
coating
Oral health education
Karies Gigi DAPAT DICEGAH!!

 Menyikat gigi
dengan benar

 Makanan dan minuman


ramah gigi
Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Supervisi one to one
2. Aktifitas kelompok
3. Interactive computer software
4. Seminar (kuliah satu arah)
5. Peer education
6. Diskusi Kelompok
7. Roleplay
8. Media: PPT, video, audio, flipchart, poster
Variasi Topik Edukasi
1. Prinsip-prinsip menyikat gigi yang benar
2. Pentingnya penggunaan Fluoride
3. Pola makan yang sehat
4. Hubungan makanan manis dengan kesehatan gigi
5. Bagaimana menjaga pentingnya kesehatan jaringan
penyangga gigi
6. Tips untuk orang tua: urutan erupsi gigi,
cara menyikat gigi anak
KURIKULUM EDUKASI
• Pra sekolah – kelas 1 (4 – 7 tahun)
• Kelas 2 – 3 (7 – 9 tahun)
• Kelas 4 – 6 (9 – 12 tahun)
• Kelas 7 – 8 (12 – 14 tahun)
Bagaimana Karies Gigi terjadi

Sugar + bakteri = asam

Asam + enamel = karies gigi


Frekuensi serangan asam terhadap
permukaan gigi dalam sehari
(Nutrition and diet education)

Well-balanced nutrition
Help cooking at home

Tilting the glass, not


moving head back

Eating & drinking Importance of oral health


(teeth, gums, saliva, taste)
positioning and
CARA MEMBERSIHKAN GIGI ANAK
CARA MEMBERSIHKAN GIGI ANAK
BIMTEK Pencegahan Karies Gigi

KUMUR-KUMUR
FLUORIDE
DASAR TEORI

 Fluoride adalah ion natural yang dapat ditemukan di air tanah,


dan tumbuh-tumbuhan
 Fluoride dapat diberikan dengan 2 cara:
 Sistemik: air minum dan suplemen
 Topikal: kumur-kumur fluor, dan gels
 Melindungi gigi dari karies dan remineralisasi kembali email gigi
KONSENTRASI FLUORIDE DALAM KUMURAN

 Konsentrasi 0.05% dikumur setiap hari


1 gram NaF dalam 2 Liter air
 Konsentrasi 0.2% dikumur 1 – 2 minggu sekali
2 gram NaF dalam 1 Liter air
POIN-POIN PENTING UNTUK DIPERHATIKAN

 Kumur-kumur fluoride sebaiknya dijelaskan ke orang


tua, dan dilaksanakan setelah guru mendapatkan
persetujuan
 Tidak menjadi beban biaya bagi orang tua
 Biaya per anak sekitar 35 ribu/anak/tahun
 Pelaksanaan kumur fluoride harus disupervisi guru
atau tenaga lain yang sudah dilatih
 Kumuran Fluoride tidak ditelan
 Tidak ada efek samping dari prosedur ini
APAKAH KUMUR-KUMUR FLUORIDE AMAN?

Yes! The Food and Drug Administration telah


menyetujui penggunaan 0.2% NaF 1 – 2 minggu sekali
adalah cara yang aman untuk mencegah karies gigi
Drg yang ditunjuk oleh
dinas kesehatan/
PUSKESMAS

Penanggung Jawab
Program Kumur-Kumur
Fluoride di sekolah

Sukarelawan Guru sekolah


Yang mempelajari bagaimana Yang
mengaduk dan mengimplementasikan
mendistribusikan kumuran program berkumur larutan
Fluoride, mengisi buku catatan Fluoride secara rutin
dan memantau supply dan
penyimpanan bahan kumuran

Melatih siswa
KUMUR-KUMUR FLUORIDE
PROSEDUR PENGADUKAN KUMURAN FLUORIDE
1. Pastikan container plastik, dan pompa yang digunakan bersih dari debu
atau residu
2. Pilih kemasan bubuk Fluoride yang telah disiapkan (2 gram), dan remas
kemasan untuk memastikan tidak ada bubuk yang menggumpal
3. Isi air hingga container plastik penuh (sekitar 1000 ml)
4. Buka kemasan bubuk Fluoride dan tuang seluruhnya ke dalam
container plastik
5. Tutup container plastik lalu kocok agar seluruh bubuk larut dalam air,
selama 30 – 60 Detik
6. Buka tutup container lalu pasang pompa dengan erat, lalu tekan
beberapa kali untuk memastikan tidak ada udara yang terjebak
7. Lalu masing-masing anak menngambil larutan kumur sekali tekan (10
ml) ke dalam gelas masing-masing
MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM KUMUR FLUORIDE

1. Koordinator menyiapkan larutan kumuran di suatu lokasi


sentral, seperti ruang UKS. Larutan dibagi dalam gelas sesuai
jumlah murid beserta tissue, disiapkan di atas nampan, dan
dibagi ke dalam kelas
2. Koordinator menyiapkan beberapa botol container plastik dan
didistribusikan keliling kelas sesuai kebutuhan
3. Siswa berkumpul di lokasi yang luas seperti lapangan atau
gym, lalu berkukur bersama-sama
Beberapa alternatif metode pendistribusian kumuran Fluoride di sekolah
Diadaptasi dari Fluoride Mouthrinse Program Manual (Ohio Department of Health, 2011)
PROSEDUR BERKUMUR
1. Tiap siswa diberikan satu gelas yang sudah terisi kumuran
fluoride dan 1 lembar tissue
2. Pasang timer 60 detik. Instruksikan siswa untuk
memasukkan seluruh larutan kumur dalam gelas ke dalam
mulut. Lalu instruksikan
3. Ingatkan siswa untuk tidak menelan kumuran
4. Setelah satu menit, instruksikan siswa untuk mengeluarkan
kumuran kembali ke gelas kertas, dan lap area sekitar mulut
dengan tissue
5. Masukkan tissue ke dalam gelas yang berisi sisa kumuran, lalu
instruksikan siswa untuk membuang gelas ke kantung sampah
yang telah disiapkan
PROSEDUR PENYIMPANAN

1. Paket bubuk fluoride harus disimpan di tempat yang tertutup


2. Sisa larutan kumuran dapat disimpan maksimal 3 minggu
setelah pengadukan. Boleh disimpan dalam kulkas, atau
biarkan dalam suhu ruangan. Lepaskan pompa botol ketika
akan disimpan, dan tutup rapat
3. Hindari paparan sinar matahari langsung, atau suhu yang
terlalu panas/dingin. Setelah disimpan beberapa hari , ada
kemungkinan warna cairan berubah warna, tapi tidak
mengurangi efektifitas. Kocok kembali selama 10 detik
sebelum digunakan lagi
4. Jika sudah habis bersihkan container plastic dengan air
hangat, keringkan, simpan dengan posisi pompa di luar
KUNCI SUKSES PELAKSANAAN PROGRAM

1. Tiap sebelum sesi berkumur, guru kelas memberi penjelasan


singkat tentang pentingnya berkumur larutan Fluoride
2. Bangun persepsi positif terhadap kegiatan ini
3. Lalukan kumuran Fluoride secara rutin pada waktu dan hari
yang sama setiap minggunya
4. Guru ikut berkumur untuk menyemangati siswa
5. Ajak siswa untuk berpartisipasi dalam
menyiapkan kegiatan
CHECKLIST YANG HARUS DISIAPKAN

1. SOP/checklist program kumuran disiapkan oleh TK


2. Laporan monitoring mingguan/bulanan
3. Lembar informasi dan persetujuan (informed consent) telah
disampaikan dan di tanda tangani oleh orang tua siswa
4. Penjelasan manfaat program kepada orang tua murid dan
siswa baru yang akan bersekolah di TK
5. Laporan partisipasi siswa tiap kelas
6. Pemeriksaan rutin dan rujukan ke Puskesmas terdekat
TERIMA KASIH
Oral health education of collaborative
works of family, school and community
in “Shokuiku” education curriculum
at primary school
Dental hygienists

Community voluntary group


(Average age: 70 years old)
Target is the 1st year primary schoolchildren
Some mothers also participated
They entered the room with music in pleasant manners
They wore hand-made dresses, shaped
healthy white teeth and pink gums
74 yrs old 83 yrs old 68 yrs old
The group leader explained the aims of today’s activities
to the schoolchildren
Original cooking recipe of healthy rice crackers

Materials   Baking  
rice, sesame seeds Mixing Using electric
small dry fish, dry shrimp  
mayonnaise, cheese hot plate
Hands washing before cooking
(hygiene education)
Children enjoy to make rice
crackers by themselves with
the help of mothers and
voluntary elderly.
Tasting the materials
( Black sesame seeds, small dry fish, dry shrimp )
Baking rice crackers is mothers’ role
Waiting for rice crackers is also pleasant
Oh, it smells
good!
good! What kind of taste
are
are you
you expecting?
expecting?
Turn it over
quickly

Mothers are also exciting for cooking


Tasting time
Let’s try your own hand-made rice crackers!
It tastes good!
Study about the
roles of teeth
Roles of saliva
(Tasting)
Check the chewing muscle
Schoolchildren learn from this program
1. cooking procedures of healthy snacks
2. washing hands before cooking and eating
3. eating food with friends/ people is pleasant
4. “teeth” is important for chewing
5. “muscle” is moving when eating
6. “saliva” is necessary for tasting
Mothers learn from this program
1. the recipe of making healthy snacks
2. leftover rice can be used for snacks
3. children can cook food and enjoy it
4. it is necessary to ask them to help cooking
5. elderly people’s experience and knowledge
is valuable

Anda mungkin juga menyukai