Anda di halaman 1dari 87

KEBIDANAN KOMUNITAS

OLEH SUHARTI SST, S.Pd


1. Konsep Dasar
 Kebidanan Komunitas :pelayanan
kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan
pada kelompok resiko tinggi,
mempercepat derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan , menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan.
Faktor –Faktor Yang DiPerhatian
Kebidaanan Komunitas :
 Faktor Lingkungan
 Fisik
 Biologis
 Psikologis
 Sosial
 Kultural
 Spiritual
Ciri-Ciri Masyarakatnya
1.Interaksi sesama anggota masyarakat
2.Menempati Wilayah dengan batas-
batas tertentu
3.Saling tergantung satu sama lain
4.Memiliki adat istiadat tertentu
5.Memiliki identitas bersama
Tujuan Kebidanan Komunitas
1.Meningkatkan Pengetahuan Individu, keluarga
kelompok, dan masyarakat dalam pemahaman
pengertian sehat /sakit
2.Idem datas daam bidang mengatasi masalah
3.Menciptakan dukungan bagi individu yg terkait
4.Mengendalikan lingkungan Fisik dan sosial u/
menuju keadaan sehat yang Optimal
5.Mengembangkan ilmu dan melaksnakan tentang
kesehatan masyarakat
Falsafah/ Paradikma Kebidanan
Komunitas
Komunitas dengan
Manusia keluarga sebagai unit
pelayanan dasar

Kebidanan Kesehatan
(3 Level prevensi) (Sehat-Sakit)

Lingkungan (fisik,
biologis, psikologis,
sosial kultural, dan
spiritual)
Paradikma Kebidanan
Komunitas
1. Manusia > sekukumpulan individu, berada pada
lokasi tertentu dgn batas geogravis
2. Kesehatan > kondisi terbebasnya dari gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar klien/ komunitas
( keseimbangan yg dinamis)
3.Lingkungan, semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh disekitar klien yg bersifat
biologis,psikologis, sosial kultural dan spiritual
4.Kebidanan . Intervensi/tindakan yg bertujuan untuk
menekan tresor atau meningkatkan kemampuan klien
melalui, pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Fokus Intervensi Kebidanan : 3
1. Prevensi primer: Pencegahan (Imunisasi,
Penyuluhan ttg Gizi dan pencegahan
keracunan)
2. Prevensi Sekunder: penekanan pada DX
( Mengkaji keterbelakangan TUMBANG,
memotivasi kelurga U/ pemeriksaan berkala
3. Prevensi tersier: kasus kecacatan, atau
tidak dapat diperbaiki atau rehabilitasi
Masalah Kesehatan Yang Dihadapi
Bangsa Indonesia :
1. Tingginya Pertumbuhan Penduduk ( 1,98 %)
2. Tingginya (AKI 420/100.000 Pddk/AKB
57/1000 KH, Balita 84/1000 KH)
3. Tingginya angka kesakitan Krn, Penyakit
menular, (Tbparu,DB,dan ISPA)
4. Meningkatnya anngka kesakitan tdk menular
( jantung,Neoplasma,karena cidera, dan
Gangguan Mental)
5.Kesling yg belum memadai
INDONESIA SEHAT 2010
 Srategi:
 Analisis Kesehatan, adanya
masalah,kekuatan,kelemahan, peluang dan
ancaman
 Isu Strategis yang dihadapi adalah kerja sama
lintas sektoral, SDM, dan pemberdayaan
masyarakat, mutu dan terjangkaunya masyarakat,
mengutamakan sumber daya pembiayaan.
Contoh-Contoh
 Kerja sama lintas sektoral: Kesehatan tidak
dapat, menangani penurunan angka
kelahiran( BKKBN, DEPAK, DISPENDIK dll),
Kurang Gizi ( KKP), Pertanian, Peternakan
 SDM dan Pemberdayaan Masyarakat, mengikuti
perkembangan IPTEK, adanya Kader Kesehatan
di POSYANDU
 Sunber Daya Pembiayaan:
 Adanya dulu TABULIN , JPKM, Jampersal
Visi Indonesia Sehat 2010
 Visi:
 Penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku hidup sehat, mempunyai kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai
derajat kesehatan yang setinggi,tingginya
diseluruh wilayah republik Indonesia.
 Lingkungan yag diharapkan:
 Bebas polusi,tersedianya air bersih, sanitasi yang
memadai, permukiman yang sehat
POKOK PROGRAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. PP. lingkungan sehat, dan perilaku pemberdayaan
masyarakat
2. PP. Perbaikan gizi masyarakat
3. PP. Upaya kesehatan Masyarakat
4. PP. Pengawasan obat, makanan, dan bahan-bahan
berbahaya
5. PP. Pembangunan SDM
6.PP. Pengembangan Kebijakan dan Menejemen
Pembangunan Kesehatan
7. PP. Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan ehnologi
Kesehatan
10 Prioritas Masalah Yang Ada:
1. Kebijakan Kesehatan , pembiayaan Kesehatan
2. Perbaikan Gizi
3. Pencegahan penyakit menular( Imunisasi)
4.Meningkatkat perilaku hidup sehat
5. Lingkungan,Pemukiman, air,dan udara sehat
6. Ksehatan Kelurga, reproduksi Dan KB
7. Keselamatan Kerja
8. Pengawasan Obat, bahan berbahaya, makanan dan minuman
9. Anti tembakau, alkohol dan madat
10. pencegahan kecelakaan dan ruda paksa, kselamatan lalu
lintas
II. MASALAH KEBIDANAN DI
KOMUNITAS
1. AKI/AKB
2. Kehamilan Remaja
3. Aborsi
4. BBLR
5.Tingkat Kesuburan
6. Pertolongan persalinan Oleh NON Nakes
7. PMS
8. Perilaku dan sosial Budaya yang ber[engaruh
AKI/AKB
 Penyebab: ( Langsung dan tidak langsung)
1. Langsung ( TRIAS) Perdaraahan, Eklamsi dan
Infeksi
2. Tidak langsung:
a. Kebodohan
b. Perilaku seksual
c. Tidak mau menrima KB ( 4 T)
d. Pekerja berat
e. Buadaya
f. Keadaan Gizi
Upaya Menurunkan AKI/AKB
1. Menekatkan pelayanan ( Puskesmas,
Pustu,Polindes, Posyandu)
2. KB
3. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
( koperasi, SP, PKK)
4. Penambahan tenaga dr. Sp OG
5. Meningkat Upaya Rujukan ( PONED, PONEK)
Kehamilan Remaja
1. Penyebab: Arus informasi menuju
Globalisasi,aakibat : kehamilan yang tidak
dikehendaki
2. Dampak:
 Psikologis: Reproduksi belum matur, Kehilangan
pekerjaan, tertekan, tersisih, atau karena
kecanduan obat
 Fisik: danya PMS, gangguan Tumbang, Kelainan
Konginental, Kematian Maternal dan perinatal
Langkah –Langkah U/
Mengendalikan Kehamilan Remaja
 Sebelum:
 1. Menjaga Kespro ( hub. Sek. Yg aman)
 2. Menghindari Multi Patner
 3. Menggunakan alkon ( Kondom, Pil, suntik)
 4. memberi Pendidikan sex sejak dini
 5. Meningkatkan Iman dan taqwa kepada Tuhan
YME
 6. segera setelah Hub. Sex pakai Pil Kondar
Setelah terjadi Kehamilan:
1. Hasil Konsepsi ( mempunyai Hak u/ Hidup)
jangan digugurkan
2. Hasil Konsepsi dan nidasi merupakan zigot,
mempunyai potensi untuk hidup
3. Hasil Konsepsi dan nidasi nasipnya ditentukan
oleh ibu yg mengandung
4.Hasil Konsepsi dan nidasi mempunyai landasan
moral
Praktek Aborsi Yg Tidak Aman
 Diperkirakan 2-2,5 juta kasus Aborsi di Indonesia
 UU/ No 23 Masih Sulit Dierapkan
 Datang pada fasilitas yang mengancam ( pijad ke
Dukun, minum-minum Jamu ), terjadi
perdarahan, imfeksi , trauma, dan menimbulkan
mortalitas yg Tinggi .
 Upaya Promotif dan preventif , KEI Sek Sehat,
menyediakan KB Khusus untuk Remaja ,
menjelaskan tentang KB Darurat, edan
menjelasan ttg Terminasi
BBLR
 Bayi Kurang Bulan: masa kehamilan < 37 minggu
 Bayi Cukup Bulan: Masa Kehamilan mulai 37
minggu sampai 42 minggu
 Bayi > bulan masa kehamilan > 42 minggu
 BBLR: BB lahir < 2500 gr
 Bayi Prematur: BB < 2500 gr, PB, < /= 45 cm, LD <
30 cm, LK < 33 cm , Usia Kehamilan < 37 minggu
 Bayi dismatur : Terdapat perubahan ukuran
Panjang , BB, LK, dan Organ-organ
Penanganan BBLR
 1.Mempertahankan Suhu dgn Ketat ( mudah
hipotermi)
 2.Mencegah infeksi ( mencuci tangan )
 3. Pengawasan nutrisi dan ASI ,reflek menelan
 4. Penimbangan ketat
INFERTILITAS
 DiF: Pasutri i tahun tanpa menggunakan
kontrasepsi belum hamil.
 Penyebab:
 1. Penyakit Saluran telur ( 25- 50 %)
 2. Ano
III. STRATEGI PEL. KEBIDANAN

KOMUNITAS
1. Pendekatan Edukatif, dilaksanakan secara
sistimatis, terencana, dan terarah, partisipasi atif
dari individu, kelompok maupun masyarakat
umum.
 Tujuan:

a. memecahkan masalah
b. Mengembangkan kemampuan u/ Bisa
memcahkan masalah
Praktek Aborsi Yang Tidak Aman
 2 sampai 2,5 juta kasus aborsi terjadi setiap
tahunnya, sebagian besar dilakukan secara
tersembunyi, sehingga menimbulkan komplikasi
dan meninggal
 UU Kesehatan No 23 tahun 1992 ( sulit u/
diterapkan)
 Upaya promotif
PUSKESMAS
 Adalah organesasi Kesehatan Fungsional Yang
merupakan pusat pemgembangan kesehatan
masyarakat
 PWS ( Pemantauan Wilayah Setempat )
 PWS KIA
 Adalah alat menejemen program KIA U/ memantau
cakupan KIA di Su/ wilayah ( didesa, Kecamatan )
 Tujuan
 Umun:
 Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
diwilayah kerja Puskesmas, secara terus menerus
Tujuan Khusus
1.Memantau cakupa KIA , yg dipilih sebagai
indikator, yanng dipantau secara teratur
berkesinambungan terus-menerus di tiap desa
2.Menilai kesenjangan antara target yg ditetapkan
dan pencapaian sebenarnya ditiap-tiap desa
3. Menentukan urutan prioritas yang akan ditangani
secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan
antara targer dan pencapaian
4. Merencanakan RTL dgn SDM yg tersedia yg
dapat . Membangkitkan peran pamong setempat
dlm penggerakan sasaran dan mobilisasai SDM
BATASAN OPERASIONAL DAN
IDIKATOR PEMANTAUAN
1. Pelayanan ANC, pelayanan kehamilan pada Bumil O/
Nakes selama masa kehamilan dgn : 5 T:
 TBB & UTB
 UTD
 TT
 TFU
 Tab. FE ( 90 tab) selama kehamilan

2. Penjarinngan ( Deteksi ) DDRT, dapat dilakukan o/ kader,


dukun bayi, & Nakes
3. Kunjungan Bumil ( kontak Bumil dgn Nakes yg
profesional ) u/ mendapatkan pelayanan ANC sesuai
Standart Pelayanan
4. Kunjungan Baru Bumil ( KI), kunjungan
pertama kali pada masa kehamilan
5. Kunjungan Ulang, kontak bumil dgn Nakes yg
ke dua dan seterusnya
6. K4, kunjungan yang ke 4 kalinya dgn Nakes
dgn syarat:
 Minimal 1 X pada trim I
 Minimal 1 X pada trim II
 Minimal 2 X pada trim III
 Atau dgn Istilah (1,1,2 ) minimal
7. Kunjungan Neonatus (KN), kontak neonatus dgn
tenaga kesehatan minimal 2 x
a. Kunjungan pertama dgn hari ketujuh ( sejak 6
jam lahir)
b. Kunjungan ke 2 X pada hari ke 8, s/ dgn ke 28
c. Pertolongan persalinan O/ Nakes bukan
termasuk KN
8. Cakupan Akses adalah presentasi bumil di Su/ wilayah
dlm kurun waktu tertentu yg pernah mendapat
pelayanan standart , paling sedikit 1 X selama
kehamilan ( cara menghitung, jumlah kunjungan Baru
Bumil di bagi jumlah Bumil yg ada di Su/ wilayah
kerja dlm kurun waktu 1 Th, X 100 % )
9. Cak. Bumil (K4), secara standart ( persyaratan seperti pada no
6)
10. Sasaran Bumil, dalam wilayah dalam kurun waktu 1 tahun ,
angka ini diperoleh:
a. Angka sebenarnya yg diperoleh dari cacah jiwa
b. Angka perkiraan:
- Angka kelahiran kasar (CBR) x1,1 x jumlah
pddk setempat , bisa dari Propinsi/ atau Kabupaten
- 3 % x Jumlah Pddk setempat
11. Cakupan pertolongan persalinan O/ Teknakes adalah
persentase Bulin di su/ wilayah dalam kurun waktu tertentu
yg ditolong O/ Teknakes, cara menghitungnya: jumlah
persalinan O/Teknakes tanpa melihat tempat pelayanan,
dibagi jumlah persalinan semmua X 100 %, dalam kurun
waktu tetrtentu ( 1 tahun)
 Jumlah persalinan di Su/ wilayah dapat dihitung
dgn Rumus:
 a. Angka mkelahiran kasar (CBR) x 1,05 x jumlah
pdkk setempat, propinsi atau Kabupaten
 b. 2,8 % X jumlah pdkk setempat

12. Cak, penjaringan Bumil berisiko O/ Masy, adalah


presentasi Bumil bereisiko yg ditemukan O/ kader
dan dukun , dan kemudian dirujuk Ke Puskesmas
atau Teknakes dlm kurun waktu tertentu
13. Cak, penjaringan Bumil berisiko O/ Teknakes,
adalah dari yg N0 12, sudah dipastikan bahwa betul
2 berisiko ( dipantau secara intensif) ditangani
sesuai kewenangan atau dirujuk ke Tkt pelayanan
yg > tinggi + Teknakes dalm kurun waktu tertentu
 Cara menghitung: sama

14. Bumil berisiko adalah Bumil yang memilki faktor


resiko & RT, kecuali yg normal
15. Cak. Kunjungan Neonatus (KN), Cak Neonatus O/
Teknakes, minim 2 X , 1X pada usia 0- 7 hari, 2X,
8 s/d 28 hari : jumlah sasaran Bayi , kurun waktu
tertentu X 100 %
 INDIKATOR PEMANTAUAN
 Menggambarkan kegiatan pokok alam program
KIA (Ada 6 kegiatan ) dalm PWS KIA
1. Akses Pelayanan Antenatal ( Cak.KI )
indikator Akses ini digunakan u/ mengetahui
jangkauan pelayanan ANC serta kemampuan
program dalam menggerakan masyarakat
 Rumus

Jumlah Kunjungan Baru (KI) bumil X 100 %


Jumlah sasaran Bumil dalam 1 Tahun
2. Cak. K4, menggambarkan tingkat perlindungan Bumil di Su/
Wilayah, disamping menggambarkan Menajemen atau
kelangsungan program KIA
Jumlah Kunjungan baru Bumil
X 100% Jumlah sasaran ibu
hamil dalam 1 tahun
3. Cak. Persalinan O/ Teknakes , menggambarkan kemampuan
menejemen program KIA dalm pertolongan persalinan secara
profesional
Jumlah persalinan O/Teknakes
X 100 %
Jumlah seluruh persalinan dalam 1 tahun
4. Penjaringan (deteksi) mumil beresiko O/ masyarakat dapt
diukur peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi
Bumil beresiko di Su/
Wilayah
Jumlah bumil beresiko yg ditemukan o/dukun bayi
kader ke tenaga kesehatan
X 100%
Jumlah Sasaran persalinan dalam 1 tahun
5. Penjaringan (deteksi) mumil beresiko O/ Tek nakes indikator
ini dapat memperkirakan besarnya masalah yang dihadapi O/
program KIA yang harus ditindaklanjuti intervensi secara
intensif
Jumlah Bumil Yg Berisiko Yg ditemukan o/ Nakes
Dan atau dirujuk o/ dukun bayi dan kader
X 100%
Jumlah Seluruh Bumil dalam 1 tahun
6. Cak. Pelayanan Neonatus (KN) O/Teknakes dgn
indikator ini dapat diket.jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan Neonatus
Jumlah Kunjungan Neonatal yang mendapat
pelayanan Kesehatan
X
100%
Jumlah Sasaran Bumil dalam 1 tahun
GRAFIK PROGRAM KIA
 PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik:
1. Grafik Cak. KI
2. Grafik Cak. K 4
3. Grafik Cak. Persalinan O/ nakes
4. Grafik Penjaringan Bumil berisiko O/
masyarakat
5. Grafik Penjaringan Bumil berisiko O/ Nakes
6.Grafik kunjungan Neonatus O/Nakes
PENGGAMBARAN GRAFIK
 Langkah-langkah pokok dalam pembuatan grafik
PWS KIA: Pengumpulan data, pengelolaan Data,
dan penggambaran Grafik.
 Dgn menggunakan indikator cak.KI:

a. Menentukan target rata-rata per bulan u/


menggambarkan skala pada grafik vertika ( sumbu
Y), misalnya target Cak.Bumil dalam i tahu 90 %
( garis a) , sasaran rata-rata per bulan = 90 % : 12
bulan = 7, 5 % ( sasaran kumulatif s/d bulan april
= 30 %) ( garis b) s/d bulan Juni 45 % dst
b. Hasil perhitungan pencapaian kumulatif cakupan
KI sampai bulan April dimasukan dalam %
kumulatif secara berurutan sesuai peringkat.
Pencapaian tertinggi di sebelah kiri dan terendah
disebelah kanan, sedangkan pencapaian untuk
puskesmas dimasukan ke dalam kolom terakhir
C. Nama Desa yang bersangkutan dituliskan dalam
lajur desa, sesuai dengan cakupan kumulatif
masing-masing desa yang dituliskan pada butir b
di atas
d. Hasil perhtungan pencapaian bulan ini (april) dan
bulan lalu maret U/ tiap desa dimasukan ke
dalam lajur masing-masing
e. Gambar anak panak digunakan U/ mengisi lajur
trend. Jika pencapaian cakupan bulan ini lebih
besar dari cakupan bulan lalu, digambarkan anak
panah yang menunjuk keatas. Sebaliknya, U/
Cak. Bulan ini yg lebih rendah dari Cak. Bulan
Lalu, digambarkan anak panah yang menunujuk
ke bawah, sedangkan U/ cakupan yang tetap aau
sama digambarkan dengan tanda (-)
Des 90,5%
Nov 82,5%
Okt 75,0%
Sep 67,5%
Ags 60,0%
Juli 52,2%
Juni 45%
Mei 37,5%
Apr 30,0%
Mar 22,5%
Feb 15,0%
Jan 7,5%
% kumulatif 55 48 40 22,5 15
40
% bulan ini 14 6 7,5 10 6 9
% bulan lalu 10 8 7,5 10 4
7
TREND
Desa A B C D E
Pusk
 Analisis Dan Tindak Lanjut
 Gambar Grafik ( Belum)

Desa Cakupan terhadap target Terhadap cakupan bulan lalu Status


Desa
Diatas Dibawah Naik turun
tetap

A + + Baik
B + + Kurang
C + + Baik
D + + Jelek
E + + cukup
 Dari matriks diatas, dapat disimpulkan adanya
4 macam status cakupan desa, yaitu

1. Status baik, dgn cakupan diatas target yang ditetapkan U/


bulan april 2007 dan mempunyai kecenderungan cakupan
bulanan meningkat atau tetap jika dibandingkan derngan
cakupan bulan lalu. Desa-desa ini adala desa A dan C. Jika
keadaan tersebut berlanjut, desa-desa tersebut akan mencapai
atau melebihi target tahunan yang ditentukan

2. Status kurang adalah desa dengan cakupan diatas target yang


cakupanj untuk bulan April 2007, dan mempunyai
kcenderungan dengan cakupan bulanan yang menurun jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Desa dalam katagori
ini adalah Desa B, yg perlu mendapat perhatian karena cakupan
bulan ini hanya 6 %. Jika cak, terus menurun, desa tersebut
tidak akan mencapai target tahunan yang ditentukan
3. status cukup adalah dengan caupan dibawah target yang
ditetapkan untuk bulan April 2007, dan mempunyai
kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika
dibandingkan dgn Cak. Bulan lalu. Desa dalam katagori
inimadalah desa E, yg perlu didorong agart cakupan
bulanan selanjutnya tidak lebih kecil dari pada kemugkinan
besar desa ini akan mencapia targt tahunan

4. status buruk, dgn Cak. Dibawah T. Yg ditetapkan buln


April 2007, dan mempunyai mkecenderungan cakupan
bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan cakupan
bulan lalu. Desa dalam katagori iniadalah Desa D, yg perlu
diprioritaskan U/ pembinaan agar cak. Bulanan selanjutnya
lebih dapat nditingkatkan diatas cakupan bulanan minimal
agar dapat mengejar kekurangan T. Sampai bulan april
2007 aehingga dapat pula mencapai T. Tahunan yng
ditentukan.
RTL, HARUS DIBICARAKAN
DENGAN SEMUA PIHAK YANG
TERKAIT
1. Bagi desa yg berstatus baik atau cukup, pol
penyelenggaraan pelayanan KIA perlu
dilanjutkan, dgn beberapa penyesuaian tertentu
sesuai kebutuhan
2. Desa berstatus kurang, terutama yang berstatus
buruk perlu diprioritaskan U/ pembinaan
selanjutnya. Perlu dilakukan analissis cakupan
bulanan sehingga dapat diupayakan cara
penanganan masalah secara lebih spesifik
3. Intervensi dan kegiatan yang bersifat teknis
( termasuk segi penyediaan logistik) harus
dibicarakan dalam mini lokakarya Puskesmas
dan rapa6 dinas kesehatan Dati II ( untuk bantuan
Dari Dati II/ Baik SDM maupun Dananya)

4. Intervensi dan kegiatan yang bersifat non Teknis


( untuk motivasi, penggerakan sasaran, dan
mobilisasi sumber daya di masyarakat) harus
dibicarakan dalam rapat koordinasi kecamat5an
 PELEMBAGAAN PWS KIA
 Langkah-Langkah

1. Penunjukan petugas pengelolaan data ditiap


tingkatan ( Dati II, PusKesMas/ Per Desa)
2.Pemanfatan Pertemuan Lintas Program , Penyajian
pada pertemuan teknis
3.Pemanfaatan PWS KIA Untuk menyakinkan Lintas
Sektoral
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pengumpulan
Pengolahanan
Pelaporan sesuai dgn jenjang administrasi
1.Data Sasaran
 Jumlah seluruh ibu hamil
 Jumlah seluruh ibu bersalin
 Jumlah seluruh bayi berusia kurang dari 1 bulan (
neonatus)
 Jumlah seluruh bayi
2. Data Pelayanan
a. Jumlah KI
b. Jumlah K4
c. Jumlah Bumil berisiko yang dirujuk
O/masyarakat
d. Jumlah Bumil berisiko yang dilayanai o/ Nakes
e. Jumlah persalinan yg ditolong o/ Nakes
Profesional
f. Jumlah bayi berusia kurang dari 1 bulan yg
dilayani o/ Nakes minimal 2 X
Sumber Data Diperlukan U/
Melaksanakan PWS KIA
1. Regster Kohort Ibu dan Bayi
2. Laporan pertolongan yang ditolong o/ Teknakes
dan dukun bayi
3.Laporan dari dokter dan bidan praktek swasta
4. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas
yg berada diwilayah Pusksmas
Sumber Data Diperlukan U/
Melaksanakan PWS KIA
1. Regster Kohort Ibu dan Bayi
2. Laporan pertolongan yang ditolong o/ Teknakes
dan dukun bayi
3.Laporan dari dokter dan bidan praktek swasta
4. Laporan dari fasilitas pelayanan selain puskesmas
yg berada diwilayah Pusksmas
PEMBINAAN DUKUN BAYI
 Dalam Pembinaan dukun Bayi ada 4 Poin yang perlu
diperhatikan:
1. fungsi dukun bayi
2. Tujuan Tugas dukun Baqyi
3. Hambatan dari Dukun bayi
4. Pendekatan Pemecahan

 Fungsi Dukun Bayi


1. Mengetahui tanda kehamilan
2. Mengenali resiko tinggi dan penyakit kehamilan
3. Membawa semua Bumil U/ Imunisasi TT
tanpamelihatUsia kehamilan ( Ke Puskesmas/Posyanddu)
 4. Membuat laporan mengenai perawatan kehamilan (KI)
5. Mengenali tanda-tanda persalinan
6. Memanfatkan dukun Kit dengan baik
7. Menolong persalinan dengan aman
8. Mengenali kelainan persalinan
9. Merawat tali pusat secara baik
10. Merujuk semua kasus persalinan
11. perawatan nifas, penanganan bayi baru lahir
12.Menimbang bayi baru lahir, dan merujuk bayi dgn
BB < 2,5 kg
2. Tujuan Tugas Dukun Bayi
1. Dengan mengenali ibu hamil dapat mengetahui keadaan ibu secara lebih
dini
2. Dapat merencanakan dan menyiapkan pertolongan persalinan yang aman
3. Kasus Tetanus neonatorum masih sering terjadi, kematian bayi akibat
tetanus sekitar 19,3 % dan AKB. Tiap ibu hamil harus
mendapatimunisasi TT 2 X
4. Laporan sangat perlu untuk menentukan langlah pembinaan
5. Dukun bayi dapat merencanakan pertolongan persalinan dengan aman
6. Sebanyak 39,5 % kematian karena infeksi pada waktu perinatal akibat
tetanus
7. Denagan mengenal kelainan persalinan, ibu bersalin dapat secepatnya
dirujuk ke Puskesmas atau dipanggilkan petugas kesehatan
8. Rujukan oleh dukun perlu dilaksanakan tepat waktunya. Laporan sangat
diperlukan untuk menentukan langkah pembinaan
9. Kematian bayi akibat infeksi, asfiksia,BLLR < 2,5kg masih tinggi
 10. BBLR, mempertinggi kematian bayi
 11. Bayi terhindar dari penyakit TBC, tetanus,
defteri, polio, campak dan pertusis
 8.
TABULIN ( Tab. Ibu Bersalin)
 Tabungan ini bersifat insidental, keberadaannya
mulai ibu hamil dan berakir ketika ibu melahirkan
 Tujuan:

1. Menurunkan AKI/AKB di Indonesia


2.Meningkatkan derajat kesehatan masyarakt terutama
Bumil
3.Memotivasi masyarakat , terutama Bumil U/
Menyisihkan swebagian uangnya U/ ditabung
U//prsiapan prsalinan
DASOLIN
 Dasolin merupakan upaya U/ Pepemeliharaan diri, dari dan
U/ Masayarakat.Bentuknya bia uang maupun benda dari
masyarakat
 Tujuan:

1. Menurunkan AKI/AKB
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama Bumil
3. Memotivasi masyarakat U/ menyisihkan dananya U/ ditabung
Yg berguna disaat ibu sedang hamil dan melahirkan
4. Terselanggaranya pemeliharaan kesehatan yg bermutu,
berhasil guna dan berdaya guna
5. Tersedianya dana yang dihimpun secara pra-upaya atau gotong
royong
6. Terwujutnya pengelolaan yg efesian dan efektif O/ lembaga
Organesasi Masyarakat yg melindungi kepentingan peserta
Ciri-Ciri Penyelenggaraan
 Penyelanggaraan ini oleh kelompok masyarakat
yg terorganising, seperti RT,RW, Kel.
Pengajian,LKMD,PKK,Paguyuban dan Koperasi:
 Ciri-Ciri

1. Gotong royog, azas kekelurgaan


2. Secara musyawarah mufakat
3. Menejemen terbuka
4. Akan bertahan bila dikaitkan dengan upaya
ekonomi, misalnya keterkaitan usaha Koperasi.
GERAKAN SAYANG IBU

 Su/ Gerakan untuk mengembangkan kualitas perempuan,


khususnya dalam percepatan penurunan AKI/AKB
 GSI Didukung o/ Aliansi Pita Putih
 GSI Diharapkan dapat mengerakan masyarakat u/ Aktif
terlibat dalam kegiatan, Membuat Tabulin, Pemetaan
Bumil, dikembangkan donor darah, dan ambulan Desa,
dikembangkan lagi Suami Siaga, suami yang sudah
menyiapkan biaya pemeriksaan dan tempat persalinan,
serta menjaga menunggui istri melahirkan
 GSI dicanangkan pada tgl 22 Desember 1996, O/ Presiden
RI Soeharto Di Yokjakarta, ditindal lanjuti pencanangan di
Jawa Barat, tgl 13 Maret 1997 di Sukabumi
Tiga Unsur Pokok GSI
1. Gerakan sayang ibu merupakan gerakan yg
dilaksanakan o/masayarakat bersama dgn
pemerintah
2.Gerakan sayang ibu mempunyai tujuan yg
meningkatkan dan memperbaiki kualitas hidup
perempuan u/ mempercepat penurunan AKI,
Melahirkan, nifas/AKB
3. Gerakan sayang ibu bertujuan u/ mempercepat
penurunan AKI, Melahirkan, nifas/AKB
Tujuan GSI
1. Me nurunkan AKI/AKB
2.Meningkatkan Pengetahuan Ibu Kaum perempuan mengenai
IMS
3. Meningkatkan Pengetahuan Ibu Kaum perempuan ttg
perawatan kehamilan, proses melahirkan yg sehat, ASI
Eklusif, dan perawatan bayi
4. Memantapkan komitmen dan dukungan terhadap GSI
5. Meningkatkan kepedulian dan dukungan Sektor terkait
terhadap upaya –upaya penanggulangan penyebab kematian
ibu dan bayi secara terpadu
6. Memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam
mengembangkan dan membangun mekanisme rujukan,
sesuai dgn kondisi daerah
7. Meningkatkan kepedulian dan peran serta institusi
masyarakat dan swasta (LSM, Organesasi
Kemasyarakatan, Organesasi Profesi) dalam
perencanaan, dan pelaksanaan di Tkt Kelurahan,
Kecamatan
8. Meningkatkan fungsi dan peran institusi kesehatan, baik
pemerintah maupun swasta dalam pelayanan kesehatan
yang Aman, ramah, dan nyaman bagi ibu dan bayi
9. Meningkatkan upaya masyarakat dalam mengubah
budaya masyarakat yg merugikan kesehatan
Bumil,Bulin, Nifas serta bayi yg dilahirkan
10. Meningkatkan upaya pengembangan dana perawatan
ibu hamil, bersalin, Nifas, serta perawatan bayi
Sasaran GSI
1.Langsung
 Calon Penganten, PUS, Bumil, Bulin, Nifas, ibu menyusui
masa perawatan bayi, suami,keluarga
2. Tidak Langsung
 Sektor terkait, institusi kesehetan,Instituti masyarakat, dan
Agama, kaum bapak dan media masa
PELAKSANAAN
1.Unsur Pelaksanaan
 Advokasi dan KIE GSI

2.Unsur Pendukung
 Penelitian, Pendataan,Pemantauan,Pemetaan
Bumil,Bulin,Bufas da Bayi, Pengembangan tata cara rujukan,
Tugas Pokok
1. Menyusun recana kerja
2. Advokasi kepada Toma, Toga, dan Topol
3. Penyuluhan kepada Bumil, bulin, bufas dan kelurga dan yang mempunyai
bayi
4. Mengumpulkan dan yang diperlukan
5. Memberi tanda pada Bumil
6. Membantu merujuk

MEMANTAU KEBERHASILAN
1. Sektor terkait berpran Aktif dalam Oprasional
2. Setiap persalinan ditolong O/tenakes
3. kecamatan da kelurahan dapat melaksanakan KIE dgn baik
4. Kecamatan dan kelurahan dapat melaksanakan rujukan dengan baik:
 Tesrsedianya kendaraan

- Tersedianya biaya u/Rujukan


- Adanya sarana pertolongan kegawat daruratan Medik
DESA SIAGA
Desa yang penduduknya memiliki kesiapan u/ mencegah,
mengatasi masalah kesehatan.
Si: ( siap) pendataan dan mengamati seluruh ibu hamil, siap
mendampingi ibu, siap menjadi donor darah, siap memberi
bantuan kendaraan u/ rujukan, siap membantu pendanaan,
dan bidan wilayah siap memberikan pelayanan
A: (antar) yaitu warga desa, bidan wilayah, dan komponen
lainnya dgn cepat dan sigap mendampingi, mengantar ibu
yang akan melahirkan jika memerlukan tindakan kegawat
daruratan
Ga: ( jaga) menjaga ibu pada saat dan setelah melahirkan serta
menjaga bayi baru lahir
TUJUAN
Umum
 Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan
tanggap terhadap masalah kesehatan di wilayahnya.
Khusus
1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
desa tentang pentingnya kesehatan
2. Peningkatan kewaspdaan dan kesiap siagaan
masyarakat desa terhadap bahaya yg menimbulkan
gangguan kesehatan ( Bencana, Wabah, Kegawat
daruratan Obstetri)
3. Peningkata kesehatan lingkungan di desa
Unsur-Unsur Desa Siaga
a. Bidan dikelurahan, b. Fasilitator masyarakat
c. Puskesmas, d. Perangkat desa, e. Tomas, f.Toga
Ciri-Ciri Pokok
a. Memiliki poskes
b. Memilliki sistem kegawat daruratan berbasis
masyarakat
c. Memilliki sistem pembiayaan kesehatan secara
mandiri
d. Masyarakat beperilaku hidup sehat dan bersih
Sasaran Pengembangan
1. semua individu dan keluarga
2. Pihak-pihak yg mempunyai pengaruh dengan
perubahan perilaku
3. Pihak-pihak yg diharapkan memberi dukungan
kebijakan peraturan, perundang-undangan, dana ,
tenaga, sarana, dan lain-lain seperti kepala desa,
camat, pejabat terkait, LSM, swasta donatur, dan
pemilik kepentingan lainnya
Dalam Mengembangkan Desa Siaga akan
Meningkat Dengan membaginya menjadi 4
Kriteria
1. Tahap Bina: forum masyarakat desa belum aktif
2. Tahab tambah: forum masyarakat desa telah aktif
dan anggota forum telah mengembangkan
UKBM, sesuai kebutuhan masyarakat, selain
POSYANDU, Polindes
3. Tahap kembang, forum masyarakat berpean aktif
mampu mengembangkan UKBM
4. Tahap Pparipurna: indikator dalam Desa Siaga
telah terpenuhi
Tahapan Dalam Pengorganesasian
Masyarakat
1. Mengindentifikasi masalah, penyebab masalah
dan sumberdaya yg dapat dimanfaatkan u/
mengatasi masalah
2. Mengdiagnosis masalah dan merumuskan
alternatif pemecahan masalah
3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yg
layak, merencanakan dan melaksanakan
4. Memantau, mengevaluasi, dan membina
kelestarian Upaya yng telah dilakukan
Dalam Mengembangkan Desa Siaga akan
Meningkat Dengan membaginya menjadi 4
Kriteria
1. Tahap Bina: forum masyarakat desa belum aktif
2. Tahab tambah: forum masyarakat desa telah aktif
dan anggota forum telah mengembangkan
UKBM, sesuai kebutuhan masyarakat, selain
POSYANDU, Polindes
3. Tahap kembang, forum masyarakat berpean aktif
mampu mengembangkan UKBM
4.Tahap Pparipurna: indikator dalam Desa Siaga
telah terpenuhi
Survy Mawas Diri
 SDM ( Survy mawas diri) atau TMD ( telaah
mawas diri)
 Tujuan
 Tokoh masyarakat mampu telah mawas diri u/
desanya , dilakukan o/Tomas dibimbing o/
tenakes, Tomas Sadar, u/ Membangkitkan niat
atau tekatnya u/ mencari solusi, termasuk
membangun Poskesdes sebagaiupaya pendekatan
pelayanan masyarakat
MMD ( Musyawaroh Masyarakat Desa)
 Tujuan
 Mencari alternatif pemecahan masalah dan alternatif
penyelesaian , upaya membangun dengan menggunakan SDM
yg ada didesa.
 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
1. Pemilihan pengurus dan kader desa siaga
2. Orientasi pelatihan kader Desa Siaga ( materi, Posyandu,
Penyediaan air bersih, penyehatan pemukiman, kesiap siagaan
bencana, (KLB), Pos Obat Desa (POD), taman obat kelurga
(TOGA) kegiatan Suyveilans
3.Membangun PosKesDes (UKBM)
4. Penyelenggaraan Desa Siaga
5. Pembinaan dan peningkatan
Peran Jajaran Dinas Kesehatan
 1. Menyelanggarakan pelayanan kesehatan dasar
(PONED) PKM yg dilatih
2. Mengembangkan komitmen
3. Memfasilitasi pengembangan desa siaga dan Poskesdes
4. Melakukan pemantauan evaluasi dan pembinaan desa
siaga

 PERAN RUMAH SAKIT


1. Menyelanggarakan pelayanan rujukan
2. Menyelanggarakan Promosi Kesehatan
PERAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN
 1. Mengembangkan komitmen dan kerja sama
tim Di Tk Kabupaten
 2. Merevitalasasi pelayanan keshatan dasar
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten
Kota
1. Mengembangkan komitmen dan kerja sama tim di tingkat kabupaten/kota dalam
rangka pengembangan desa siaga.
2. Merevitalisasi puskesmas dan jaringanya sehinga mampu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar yang baik,termasuk PONED dan pemberdayaan masyarakat.
3. Mendorong peningkatan kualitas rumah sakit sehingga mampu menyelenggarakan
pelayanan rujukan dengan baik,termasuk PONEK dan promosi kesehatan dirumah
sakit.
4. Merekrut/menyediakan calon fasilitator untuk dilatih menjadi fasilitator pengembangan
desa siaga
5. Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader.
6. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (yang berkepentingan) ditingkat
kabupaten/kota dalam rangka pengembangan desa siaga.
7. Bersama puskesmas melakukan pemantauan,evaluasi dan bimbingan teknis terhadap
desa siaga.
8. Menyediakan angaran dan sumber daya lain untuk kelestarian desa siaga.
Peran Dinas Kesehatan Provinsi
Sebagai penyedia dan pembina rumah sakit dan dinas kesehatan kabupaten/kota,dinas
kesehatan provinsi memiliki peran:
1. Mengembangkan komitmen dan kerja sama tim ditingkat provinsi dalam rangka
pengembangan desa siaga.
2. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota dalam mengembangkan kemampuan melalui
pelatihan menejemen,pelatiahan pelatih teknis,dan cara-cara lainya.
3. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota dalam mengembangkan kemampuan
puskesmas dan rumah sakit dibidang konseling kunjungan rumah,pengorganisasian
masyarakat,dan promosi kesehatan dalam rangka pengembangan desa siaga.
4. Menyelenggarakan pelatihan fasilitator pengembangan desa siaga dengan metode loka
karya.
5. Melakukan advokasi diberbagai pihak (pemangku kepentingan) tingkat provensi dalam
rangka pengembangan desa siaga.
6. Bersama dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pemantauan evaluasi dan
bimbingan teknis terhadap desa siaga.
7. Menyendikan angaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desa siaga .
Peran pemangku kepentingan terkait
Pemangku kepentingan lain,yaitu para pejabat pemerintah
daerah,pejabat lintas sektor,PKK,unsur organisasi/ikatan
profesi,toma,toga,LSM,dunia usaha/swasta dll,diharapkan dapat
berperan aktif pula disemua tingkat administrasi.
Pejabat pemerintah daerah
 Memberi dukungan kebijakan,sarana&dana penyelengaraan desa siaga.
 Mengkoordinasi pengerakan masyarakat untuk memanfaatkan
pelayanan poskesdes,puskesmas,pustu,dan berbagai UKBM yang
ada(posyandu,polindes,dll).
 Mengkoordinsi penggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyengaraan desa siaga UKBM yang ada.
 Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan desa siaga
secara teratur & lestari.
Tim Penggerak PKK

1. Berperan aktif dalam pengembangan


&menyelenggarakan UKBM di desa siaga
(posyandu,polindes,KPKIA,dll)
2. Menggerakkan masyarakat untuk
mengelola,menyelenggarakan,dan
memanfaatkan UKBM yang ada.
3. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam
rangka menciptakan kadarzi dan PHBS.
Tokoh Masyarakat

1. Menggali sumber daya untuk kelangsungan


penyelenggaraan desa siaga.
2. Menaungi dan membina kegiatan desa siaga.
3. Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif
dalam kegiatan desa siaga.
Organisasi kemasyarakatan/LSM/dunia
usaha/swasta

1. Berperan aktif dalam penyelenggaraan desa


siaga.
2. Memberi dukungan sarana dan dana untuk
pengembangan dan penyelenggaraan desa siaga.
3. Organisasi masyarakat
Indikator Keberhasilan
Keberhasilan upaya pengembangan desa siaga dapat di lihat dari 4
kelompok,yaitu indikator masukan,proses,keluaran,& indikator
dampak.
 Indikator masukan
indikator untuk mengukur seberapa besar masukan telah di
berikan dalam rangka pengembangan desa siaga.
1. Ada/tidaknya forum masyarakat desa
2. Ada/tidaknya saran pely.kes serta perlengkapan/peralatannya.
3. Ada/tidaknya UKBM yang di butuhkan masyarakat.
4. Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan)
5. Ada/tidaknya kader aktif
6. Ada/tidaknya sarana bangunan/poskesdes sebagai pusat
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
7. Ada/tidaknya alat komunikasi
 Indikator proses
indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang di
laksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan desa
siaga.Indikator proses meliputi:
1. Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa
2. Berfungsi/tidaknya UKBM poskesdes.
3. Ada/tidaknya pembinaan dari puskesmas PONED.
4. Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada.
5. Berfungsi/tidak sistem ke gawatdaruratan dan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana.
6. Berfungsi/tidaknya sistem surveilans bebasis masyarakat.
7. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah kadarzi dan PHBS.
8. Ada/tidaknya deteksi dini gangguan jiwa di tingkat rumah
tangga.
 Indikator keluaran
indikator untuk mengukur seberapa besar hasil
kegiatan yang di capai di suatu desa dalam rangka
pengembangan desa siaga.indikator keluaran terdiri
dari:
1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar (utamanya KIA).
2. Cakupan pelayanan UKBM lain.
3. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang ada di
laporkan.
4. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan
rumah oleh kadarzi dan PHBS.
5. Tertanganinya masalah kesehatan dengan respon
tepat.
 Indikator Dampak
indikator untuk mengukur seberapa besar dampak
dari kegiatan desa dalam rangka pengembangan
desa siaga.
1. Jumlah penduduk yang menderita sakit.
2. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
3. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia.
4. Jumlah balita dengan gizi buruk.
5. Tidak terjadinya KLB penyakit.
6. Respon cepat masalah kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai