Anda di halaman 1dari 56

Makalah

Anemia Aplastik akibat


Paparan Benzena
Pembimbing:
Dr. Nany Hairunisa, MCHSc

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kerja


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Anggota Kelompok
Aqdam Fauqo Al’adli 03014019
Aldrich Chandra 03015011
Annisa Himmatul Ulya 03015028
Chyntia Fitri Utami 03015050
Ida Ayu Putu Ratih Septiari 03015087
Pendahuluan

• Benzena merupakan pelarut organik yang digunakan dalam berbagai


industri
• Paparan benzena dapat menganggu sistem hematopoeitik, saraf pusat,
kekebalan tubuh.
• Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
nilai ambang batas benzena ditempat kerja 0,1 ppm
• Anemia aplastik adalah anemia yang disertai oleh pansitopenia
• Penyebab anemia aplastik adalah idiopatik, bahan kimia, radiasi, infeksi
virus
• Insidens anemia aplastik akibat inhalasi benzena di Thailand dan China
lima hingga tujuh orang per satu juta populasi
Pembahasan
Kasus
Identitas Pasien
Anamnesis
Autoanamnesis

KELUHAN Lemah seluruh tubuh hingga mengganggu aktifitas


UTAMA sejak 3 hari yang lalu

KELUHAN Mudah Lelah, pusing, sulit berkonsentrasi, pucat,


badan dingin, dan demam
TAMBAHAN

6
Riwayat Penyakit
Sekarang
•Pasien datang dengan keluhan lemah pada
seluruh tubuh dan mengganggu aktifitas sejak 3
hari yang lalu.
•Rasa lemah dirasakan terus menerus, saat
beraktifitas dan membaik saat istirahat.
•Rasa lemah disertai dengan pusing, mudah
lelah, sulit berkonsentrasi, wajah pucat dan
mudah kedinginan.
•Terdapat demam sejak 3 hari yang lalu, demam naik turun
•Riwayat berpergian ke daerah endemis disangkal.
•Pasien merasa lebih mudah flu dan batuk serta mudah mimisan.
•Nafsu makan dan berat badan menurun namun tidak signifikan.
•Riwayat batuk lama disangkal.
• Tidak ada gangguan BAB dan BAK.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga

Tidak ada Tidak ada


Uraian Tugas :

- Persiapan permukaan : membersihkan permukaan dengan thinner,


Anamnesis dikeringkan lalu diamplas setelah itu dibilas kembali dengan

Okupasi thinner dan dikeringkan

- Masking : menutupi bagian permukaan yang tidak dicat


Jenis Bahan/ Tempat kerja Masa kerja menggunakan plastik dan lakban kertas
pekerjaan (Perusahaan)
material yang (dalam
bulan /tahun) - Mengoperasikan spray gun : operator memposisikan spray gun
digunakan
dengan jarak 15-20 cm tegak lurus dengan permukaan yang akan
Operator cat Benzena CV.X 23 tahun
otomotif Resin dicat. Spray gun disemprotkan dan digerakkan dengan stabil.
Pewarna
Thinner Pengecetan diawali menggunakan cat dasar (primer). Setelah cat
Barium Sulfat dasar kering kemudian ditimpa dengan cat warna yang diinginkan.
Acrylic
Diakhiri dengan cat bening.

- Cat dibiarkan mengering

- Pemolesan : hasil pengecatan yang tidak rata (kasar) dihaluskan


menggunakan amplas dan polishing compound.

- Dibilas dengan air bersih


Pemeriksaan
Fisik

TANDA VITAL KESADARAN & KEADAAN


• Tekanan Darah : 130/90 mmHg
• Nadi : 115x/menit
UMUM
• Kesadaran : Compos Mentis
• Pernapasan : 24 x/menit
• Kualitas Kontak : Baik
• Suhu Badan : 38.5OC
• Tampak Kesakitan : Sakit Sedang
• Berjalan Ada Gangguan : Tidak ada

STATUS GIZI KELENJAR GETAH BENING


• Tinggi Badan : 167 cm • Leher : Tidak teraba membesar
• Berat Badan : 60 kg • Submandibula : Tidak teraba membesar
• IMT : 21.51 kg/m2 • Ketiak : Tidak teraba membesar
• Lingkar Perut : 85 cm • Inguinal : Tidak teraba membesar
• Bentuk Badan : Normal
MATA
KEPALA KANAN KIRI
• Tulang : Jejas (-), Derik Tulang (-)
• Kulit Kepala : Jejas (-)
Skela Ikterik - -
• Rambut : Warna hitam, tak mudah di cabut,
distribusi merata
• Bentuk Wajah : Normocephal, simetris Konjungtiva
+ +
anemis

TELINGA
KANAN KIRI

Liang lapang + +

Serumen - -
HIDUNG
• Deviasi Septum (-)
• Sekret (-)

LEHER
MULUT & BIBIR • Bentuk : Simetris
• Bibir pucat (+) • Trakea : Ditengah
• Sianosis (-) • KGB : Tidak teraba pembesaran
• JVP : Tidak meningkat
PARU-PARU
ABDOMEN • Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan napas
• Inspeksi : Perut datar, simetris simetris
• Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan • Palpasi : Fremitus vocal simetris
lien tidak teraba • Perkusi : Sonor kedua lapang paru
• Perkusi : timpani, nyeri ketuk (-) • Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki
• Auskultasi : bising usus (+) normal (-/-), wheezing (-/-)

JANTUNG
• Inpeksi : Iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus cordis teraba di ics V linea
midklavikularis kiri
• Perkusi : Batas atas di ics III linea
parasternal kiri. Batas kanan di ics IV linea
GENITOURINARIA parasternal kanan. Batas kiri di ics V linea
Kandung Kemih, Anus/Rektum/Perianal, • Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular,
Genitalia Eksternal, Prostat → tidak dilakukan murmur (-), gallop (-)
pemeriksaan
EKSTREMITAS ATAS VERTEBRA
• Simetri kanan dan kiri : simetris
Normal
• Range of Motion:
Abduksi - Neer’s test : t.a.k
Adduksi - Hawkin’s test : t.a.k
Drop arm’s test : t.a.k
Yergason test : t.a.k EKSTREMITAS BAWAH
Speed test : t.a.k • Simetri kanan dan kiri : simetris
• Tulang : t.a.k • Test Laseque : t.a.k
• Sensibilitas : ++/++ • Test Kernique : t.a.k
• Oedema : (-) • Test Patrick : t.a.k
• Varises : (-) • Test Kontra Patrick : t.a.k
• Kekuatan otot :5555/5555 • Nyeri tekan : t.a.k
• Pin Prick test :tidak dilakukan • Kekuatan otot : 5555/5555
• Phallen test :tidak • Tulang : t.a.k
dilakukan • Sensibilitas : ++/++
• Tinnel test :tidak • Oedema : (-)
dilakukan • Varises : (-)
• Finskelstein test :tidak • Vaskularisasi : dbn
dilakukan • Kelainan Kuku : t.a.k
• Vaskularisasi : dbn • Akral : hangat
• Kelainan Kuku/ Jari : t.a.k
• Akral : hangat
OTOT MOTORIK SARAF & FUNGSI LUHUR
• Trofi : normotrofi • Daya Ingat Segera : dbn
• Tonus : dbn • Jangka Pendek : dbn
• Kekuatan : 5555/5555 • Jangka Menengah : dbn
5555/5555 • Jangka Panjang : dbn
• Tidak terdapat gerakan abnormal • Orientasi Waktu : t.a.k
• Orang : t.a.k
• Tempat : t.a.k
FUNGSI SENSORIK & • Pemeriksaan : t.a.k
saraf kranial
OTONOM
• Fungsi Sensorik : dbn
• Fungsi Otonom : dbn

REFLEKS KANAN KIRI


KULIT
• Kulit : dbn
• Selaput Lendir : dbn
Refleks fisiologis patella ++ ++
• Kuku : dbn
Refleks patologis
- -
Babinsky
Pemeriksaan Penunjang
Hasil lab Hasil Nilai normal Hasil lab Hasil Nilai normal

Leukosit 1200 4000-10.000 Asam Folat 8.1 3.1-19.9


Neutrofil 500 2.0-6.9x103 Vitamin B12 266 126.5-505
Limfosit 400 0.6-3.4x103
HbsAg Negative Negative
Hemoglobin 8.9 14.1-18.1
Anti Hbs Negative Negative
Hematokrit 27 43.3-53.7

Trombosit 13.000 140.000-440.000 Anti HCV Negative Negative

Ureum 29 17-43 USG Hepatosplenomegali  


(-)
Creatinin 0.9 0.8-1.3
Biopsi sumsum tulang Hypoceluller bone
Glukosa 101 74-106 marrow
Histokimia sumsum tulang :    
SGOT 15 0-50
-CD34  (+)<1%,
SGPT 14 0-50
-Mast extracellular -CD117 (+) ratio <1%,
Anti nuclear Negative Negative
-Myeloperoxidase  (+)
antibody
Rheumatoid Factor < 20 0-25.6 - Reticular fiber grade of 0  
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Deferential
Anemia Aplastik o Leukemia
o Hipotiroid
o Mielodisplastik
Langkah 1.
MENENTUKAN DIAGNOSIS KLINIS
Dx Anemia aplastik
- Lemah seluruh tubuh dan mengganggu aktifitas sejak 3 hari yang lalu.
- Rasa lemah dirasakan terus menerus, saat beraktifitas, dan membaik saat istirahat
- Rasa lemah disertai dengan pusing, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, wajah pucat
dan mudah kedinginan.
- Pada pemeriksaan fisik didapatkan takikardi, takipneu, konjungtiva anemis dan bibir
pucat
- Hasil Pemeriksaan penunjang didapatkan pansitopenia dan hypocelluler bone marrow

Langkah 2.
MENENTUKAN PAJANAN YANG ADA DI
LINGKUNGAN
Benzena masuk melalui inhalasi, ingesti, kontak kulit
Konsentrasi uap benzena :
­ saat pengecetan : 36 ppm
­ saat pengeringan : 18 ppm
Langkah 3.
MENENTUKAN HUBUNGAN PAJANAN DI LINGKUNGAN KERJA
DENGAN PENYAKITNYA
Judul Tahun Lokasi Partisipan Hasil Peneliti

Aplastic anemia in 2020 Turki Laporan Pada kasus penyebab anemia aplastic Kurtul Seher,
Automotive Paint Shop kasus akibat paparan benzena dan
Türk Meral
Worker turunannya selama proses pengecatan
yang dilakukan tanpa mengunakan
APD

Haematologic evaluation 2017 Iran 80 pekerja Paparan benzene pada pekerja Harati Bahram, Shahtaheri
of painting hall workers cat pengecatan memiliki risiko lebih Seyed Jamaleddin, Karimi
in an automobile tinggi yang dapat menyebabkan Ali, Azam Kamal, Harati
manufacturing company gangguan hematologi, leukemia, dan Ali, Ahmadi Alireza, Rad
limfoma. Maryam Afzali
Langkah 4.
MENENTUKAN KECUKUPAN JUMLAH PAJANAN UNTUK
DAPAT MENYEBABKAN TERJADINYA PENYAKIT
­ Bekerja selama 23 tahun dengan jam kerja 8 jam sehari
­ Tidak ada ventilasi yang cukup
­ NIOSH → nilai ambang batas 0,1 ppm

Langkah 5.
MENENTUKAN ADANYA FAKTOR
INDIVIDU
­ Riwayat merokok 11 tahun
­ Tidak menggunakan APD
Langkah 6.
MENENTUKAN FAKTOR DI LUAR PEKERJAAN
YANG DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT

Tidak ada
Langkah 7.
MENENTUKAN DIAGNOSIS PAK ATAU
BUKAN PAK
Anemia aplastik akibat paparan benzena → PAK
­ Konsentrasi benzena saat pengecetan 36 ppm & 18 ppm saat
pengeringan ( Menurut NIOSH nilai ambang batas 0,1 ppm)
­ Masa kerja 23 tahun → lama terpapar ditempat kerja
Rencana
Tatalaksana
Tatalaksana medikamentosa : Tatalaksana okupasi :
•Transfusi darah •Eliminasi : tidak dapat diterapkan pada kasus ini
•Substitusi : mengganti cat berpelarut benzena dengan
•Kortikosteroid : Prednison 40-100
mg/hari cat berpelarut heptana
•Engineering control : pemasangan ventilasi, isolasi
• Transplantasi sumsum tulang
ruang pengecatan dan pengeringan
•Administrative control : edukasi K3, rotasi shift kerja,
Tatalaksana nonmedikamentosa:
pelatihan metode kerja, mensosialisasikan MSDS pada
• Edukasi berhenti merokok
semua pekerja
• Asupan nutrisi adekuat •APD : masker respirator, coverall, goggle, sepatu kerja,
• Olahraga teratur sarung tangan
Prognosis

AD VITAM AD FUNCTIONAM AD SANATIONAM


TRANSPLANTASI Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
NON Dubia ad malam Dubia ad malam Dubia ad malam
TRANSPLANTASI

PROGNOSIS OKUPASI
Dubia ad malam

24
Tinjauan
Pustaka
Pendahuluan

• Benzena (C6H6) : senyawa hidrokarbon organik berbentuk cairan


• Umum sebagai bahan pelarut, dan dalam proses sintesis polimer, resin, dan
serat sintetis

• Sumber paparan benzena:


• Okupasi: pengolahan kulit, petrokimia, karet, batu bara, baja, plastik,
percetakan, dsb
• Gas buang kendaraan bermotor
• Asap rokok
Sifat Hazard Interpretasi Kategori Hazard

Cairan mudah 1 : titik nyala < 23oC dan titik didih ≤ 35oC
terbakar 2 : titik nyala < 23oC dan titik didih >35oC
3: titik nyala ≥ 23oC dan ≤ 60oC
4 : titik nyala > 60oC dan ≤ 93oC

Efek toksik terhadap 1 : korosif


Benzena memiliki sifat: kulit 2 : iritan
• Cairan mudah terbakar: kategori 2 3 : iritan ringan
• Efek toksik terhadap kulit: kategori 2
• Efek toksik terhadap mata: kategori Efek toksik terjadap 1 : kerusakan permanen
mata 2A : iritan
2A 2B : iritan ringan
• Mutagenisitas sel germinal: kategori 1
Mutagenisitas sel 1 : dapat mengakibatkan defek genetik
• Karsinogenisitas: kategori 1 germinal 2 : diduga mengakibatkan defek genetik
• Toksisitas organ spesifik akibat
Karsinogenisitas 1 : dapat mengakibatkan kanker
paparan berulang: kategori 1 2 : diduga mengakibatkan kanker
Toksisitas organ 1 : mengakibatkan kerusakan organ akibat
spesifik akibat paparan berkepanjangan atau berulang
paparan berulang 2 : dapat mengakibatkan kerusakan organ
akibat paparan berkepanjangan atau berulang
Pengelolaan & Penyimpanan
berdasarkan MSDS

Anjuran pengelolaan:

• Gunakan APD yang memadai


• Jangan tertelan • Simpan dan gunakan jauh dari suhu
• Simpan pada wadah asli atau wadah panas, percikan api, bara api, atau
alternatif dengan bahan yang sesuai, sumber pengapian lainnya.
tutup dengan kencang saat tidak • Jangan menghirup uap/kabut
digunakan
• Jangan mengelola hingga seluruh
• Jangan memakai ulang wadah bekas anjuran keamanan sudah dibaca dan
dipahami
Pengelolaan & Penyimpanan
berdasarkan MSDS
Anjuran kebersihan kerja:
• Dilarang makan, minum, dan merokok di tempat material ini dikelola
dan disimpan
• Pekerja perlu mencuci tangan dan muka sebelum makan, minum, dan
merokok
• Lepaskan pakaian dan APD yang terkontaminasi sebelum memasukin
area makan
Pengelolaan & Penyimpanan
berdasarkan MSDS
Anjuran penyimpanan:
• Simpan berdasarkan peraturan lokal yang • Pisahkan dari material yang mengoksidasi
berlaku
• Tutup wadah dengan erat dan tersegel
• Simpan di area terpisah yang telah diakui hinggal siap untuk digunakan
• Simpan di wadah aslinya, terlindung dari • Wadah yang sudah dibuka perlu disegel
sinar matahari langsung, di tempat yang kembali dan ditaruh dalam posisi tegak
kering, sejuk, dan dengan ventilasi yang untuk mencegah kebocoran
baik, jauh makanan, dan minuman
• Jangan disimpan di wadah yang tidak
• Eliminasi semua sumber pengapian berlabel
• Simpan di tempat terkunci
Pelabelan berdasarkan Globally
Harmonized System

Flame Health hazard Exclamation mark


Regulasi
Paparan
American Conference of Governmental National Institute for Occupational Safety and
Industrial Hygienists (ACGIH): Threshold Health (NIOSH): Recommended Exposure
Limit Value (TLV) Limit (REL)
• Short Term Exposure Limit (STEL): 8 • STEL: 1 ppm; 15 menit
mg/m3 (2,5 ppm); 15 menit • TWA: 0,1 ppm; 10 jam
• Time Weighted Average (TWA): 1,6 mg/m3
(0,5 ppm); 8 jam

Occupational Safety and Health Administration


(OSHA): Permissible Exposure Limit (PEL)
• STEL: 5 ppm; 15 menit
• TWA: 1 ppm; 8 jam
Dampak
Kesehatan
Anatomi Sumsum
Tulang

Dua jenis sumsum tulang :


• Sumsum merah (hematopoietik, aktif)
- Tulang panggul
- Sternum
- Tengkorak (cranium)
- Tulang iga
- Vertebrae
- Femur
- Tibia
- Humerus
• Sumsum kuning (berlemak, tidak
aktif)
- Di bagian diaphysis
Fisiologi darah HEMATOPOIESIS

Darah terdiri atas 2 bagian:


• Plasma (55%)
- 91-92% air yang berperan
sebagai medium transport
- 8-9% zat padat
• Sel-sel darah (45%)
- Eritrosit  transport atau
pertukaran oksigen dan
karbondioksida
- Leukosit  mengatasi infeksi
- Trombosit  hemostasis
Definisi

Anemia aplastik merupakan suatu kelainan dari sindrom klinik


yang diantaranya ditandai oleh defisiensi sel darah merah,
neutrophils, monosit dan platelet tanpa adanya bentuk
kerusakan sumsum lainnya.
Epidemiologi

• Insiden anemia aplastic di Amerika Serikat berkisar antara 2 sampai 5


satujuta penduduk per-tahun.
• Insidens anemia aplastik lebih banyak di Bagian Timur, yaitu 7 kasus
per satujuta penduduk di Cina, 4 kasus per satujuta penduduk di
Thailand, dan 5 kasus persejuta penduduk di Malaysia
• Frekuensi tertinggi anemia aplastik terjadi pada orang berusia 15
sampai 25 tahun]
Etiologi
Radiasi

• Pada paparan radiasi dimana stem sel dan progenitor sel rusak hal tersebut akan menyebabkan aplasia sumsum tulang.

Bahan-bahan Kimia

• Benzena merupakan bahan kimia yang paling berhubungan dengan anemia aplastik.
• Benzena dapat meracuni tubuh dengan cara dihirup atau masuk melalui membran mukosa dan kulit dengan intensitas yang kecil.
• Benzena sering digunakan dalam bahan kimia pabrik, sebagai obat, pewarna pakaian, dan bahan pelarut.

Obat-obatan

• Yang sering menyebabkan anemia aplastik adalah kloramfenikol.

Infeksi

• Anemia aplastik dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti virus hepatitis, virus Epstein-Barr, HIV dan rubella

Faktor Genetik

• Anemia aplastik konstitusional


• contohnya anemia Fanconi kelainan autosomal resesif yang ditandai oleh hipoplasia sumsung tulang
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
2.

1. Sindrom anemia
• Sistem kardiovaskuler : rasa lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak napas intoleransi terhadap
aktivitas fisik, angina pectoris hingga gejala payah jantung.
• Susunan saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang kunang terutama
pada waktu perubahan posisi dari posisi jongkok ke posisi berdiri, iritabel, lesu dan
perasaan dingin pada ekstremitas.
• Sistem pencernaan : anoreksia, mual dan muntah, flaturensi, perut kembung, enek di hulu
hati, diare atau obstipasi.
• Sistem urogenital : gangguan haid dan libido menurun.
• Epitel dan kulit: kelihatan pucat, kulit tidak elastis atau kurang cerah, rambut tipis dan
kekuning kuningan
Manifestasi Klinis

2. Gejala perdarahan : ptekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan


subkonjungtiva, perdarahan gusi, hematemesis/melenaatau menorhagia pada
wanita. Perdarahan organ dalam lebih jarang dijumpai, namun jika terjadi
perdarahan otak sering bersifat fatal.
3. Tanda-tanda infeksi : ulserasi mulut/tenggorokan, selulitis, febris, syok
septik
Penegakan Diagnosis
Kriteria diagnosis pada anemia aplastik menurut International Agranulocytosis and
Aplastic Anemia Study Group (IAASG) antara lain :

Satu dari tiga kriteria dibawah ini


• Hemoglobin kurang dari 10 g/dl, atau hematokrit kurang dari 30%
• Trombosit kurang dari 50x109 /L
• Leukosit kurang dari 3,5x109 /L atau netrofil kurang dari 1,5x109 /L

Dengan retikulosit kurang dari 30x109 /L

Dengan gambaran sumsum tulang


• Penurunan selularitas dengan hilangnya atau menurunnya semua sel hematopoeitik
• Tidak adanya fibrosis yang bermakna atau infiltrasi neoplastik
Pemeriksaan Penunjang
Penemuan pada darah. Penemuan radiologi

o Pansitopenia. o Nuclear Magnetic


o Retikulositopenia Resonance Imaging
o Leukopenia dengan (NMRI) dapat digunakan
neutropenia untuk membedakan antara
o Trombositopenia lemak sumsum dan sel
hemapoetik.
Pemeriksaan Penunjang
Penemuan pada Sumsum Tulang.
• Sumsum tulang biasanya mempunyai tipikal mengandung spicule dengan ruang lemak kosong, dan sedikit sel
hematopoetik. Limfosit, plasma sel, makrofag, dan sel induk mungkin mencolok, tetapi ini mungkin
merupakan refleksi dari kekurangan sel lain dari pada meningkatnya elemen ini

Spesimen sumsum tulang dengan biopsi dari Spesimen sumsum tulang dengan biopsi
pasien normal dari pasien anemia aplastik
Diagnosis Banding
• Myelodisplastik
• Leukemia
• Hipotiroid
Tatalaksana

Terapi kausal
• Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab.
Terapi suportif
• Terapi ini adalah untuk mengatasi akibat pansitopenia.
Terapi untuk memperbaiki fungsi sumsum tulang.
Terapi definitif
• Terapi definitif adalah terapi yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang. Terapi
tersebut terdiri atas dua macam pilihan
a. Terapi imunosupresif
b. Transplantasi sumsung tulang belakang
Komplikasi

• Perdarahan, sepsis, kegagalan cangkok sumsum


(terjadi setelah transplantasi sumsum tulang)
atau tranformasi ke kelainan limfoproliferatif.
• Hal ini dapat ditangani dengan pengawasan dan
pengobatan simptomatik, seperti antibiotik,
kemoterapi dan atau transfusi.
Prognosis

• Sebelum ditemukan adanya transplantasi sumsum tulang, 25%


dari pasien meninggal dalam waktu 4 bulan dan 50% meninggal
dalam waktu 1 tahun.
• Pada pasien yang mengalami transplantasi sumsum tulang,
angka kesembuhannya adalah 70-90%
• Pemberian terapi imunosupresif yang intensif memberikan
peningkatan yang signifikan pada Blood Count pada 78% pasien
dalam 1 tahun.
Pengendalian

• Pengukuran dan analisis bahaya pekerjaan, • Pelatihan harus diberikan secara teratur untuk
menentukan risiko di tempat kerja, dan mengambil
para pekerja
tindakan teknis yang di perlukan serta administratif.
• Edukasi agar para pekerja tidak membersihkan
• Dalam pemeriksaan awal kerja dan pemeriksaan
diri menggunakan pengencer cat
berkala, evaluasi hematologi diperlukan bagi pekerja
yang terpapar benzena. • Melakukan pelatihan metode kerja.
• Pemasangan ventilasi yang cukup
• Penggunaan alat pelindung diri antara lain
• Penyediaan ruang isolasi pengecatan dan pengeringan coverall, masker respirator, goggles, sarung
tangan, sepatu.
Kesimpulan

o Paparan kronis benzena berhubungan dengan penurunan


hemoglobin, jumlah trombosit, dan jumlah leukosit.
o Paparan benzena secara kronis merupakan faktor risiko terjadinya
penyakit hematologis seperti anemia aplastik dan leukemia.
o Pencegahan anemia aplastik pada pekerja akibat paparan benzena
adalah isolasi ruang pengecatan dan pengeringan, pemsangan
ventilasi, rotasi shift kerja, pelatihan metode pekerja, dan
penggunaan APD.
Daftar Pustaka
1. Maywati S, Siti N. Hubungan Faktor Pemajanan (Masa Kerja Dan Ventilasi) Dengan Kandungan Fenol Urin Pekerja Bagian Pengeleman Pada
Industri Sandal Kota Tasikmalaya. 2011. Jurnal KESMAS 4 (2): 70-75

2. Agency for Toxic Substance and Disease Registry (ASTDR). Toxicological Profiles for Benzena. US Departement of Health and Human Services,
Public Health Services, Atlanta, Georgia, USA. 2015.

3. Benzena Safety Data Sheet. Airgas. 2020;1:1-12

4. Rose V.Cohrssen. Patty’s Industrial Hygiene & Toxicology. John Willey & Sons Inc. 6th ed. 2011.

5. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011
Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. Indonesia. 2011

6. Dinca AL, Marginean OC, Melit LE, Damian R, Chincesan M. Aplastic anemia: therapeutic and deontological aspects. Romanian J of Pediatric.
2016; 65(1): 56- 9.

7. Young NS. Aplastic anemia, myelodysplasia, and related bone marrow failure syndromes. In: Kasper DL, Fauci AS, et al (eds). Harrison’s Principle
of Internal Medicine. 20th ed. New York: McGraw Hill, 2018:617-25.
Daftar Pustaka
8. Bahadar H, Mostafalou S, Abdollahi M. Current understandings and perspectives on non-cancer health
effects of benzena: A global concern. Toxicology and Applied Pharmacology. 2014;2:1-12.
9. Galbraith D, Gross SA, Paustenbach D. Benzena and human health: A historical review and appraisal of
associations with various diseases. Critical Reviews in Toxicology. 2010;40(S2):1-46.
10. Arnold SM, Angerer J, Boogaard PJ, Hughes MF, et al. The use of biomonitoring data in exposure and
human health risk assessment: benzena case study. Critical Reviews in Toxicology. 2013;43(2):119-53
11.Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals (GHS), 4th Edition. New
York: United Nations. 2011.
12. Moulopoulos LA, Koutoulidis V. Bone Marrow MRI: A Pattern-Based Apprarch. Italia: Springer-
Verlag. 2015. p1-6
13.Wiradharma D, Pusparini, Alvina. Konsep Dasar Imunologi. Jakarta : Sagung Seto. 2017. p7-8
14.Panchbhavi VK. Bone marrow anatomy. Page available at:
https://emedicine.medscape.com/article/1968326-overview#showall. Accessed on Sep 2020.)
Daftar Pustaka
15.Lichtman MA, Koury MJ. Williams hematology: Structure of the marrow and the hematopoietic
microenvironment. In: Kaushansky K, Lichtman MA, Beutler E, Kipps TJ, Seligsohn U, Prchal JT,
eds. 8th ed. New York : McGraw-Hill. 2010. p 62–104
16.Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. 6th ed. Jakarta : EGC.
2012. p247-249
17.Ward JM, Cherian S, Linden MA. Comparative Anatomy and Histology: Hematopoietic and
Lymphoid Tissues. Elsevier. 2018. P 365-401
18.Bakta, IM. Hematologi Klinik ringkas. EGC: Jakarta. 2013. p: 98-109.
19.Aru W. Sudoyo, Siti Setiati, Idrus Alwi Dkk. Anemia Aplastik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid II Edisi VI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2016. p. 637-43
20.Kaushansky K. Williams Hematology. USA: The McGraw-Hill Companies. 2010. H 463-465.
21.Bakta IM. Pendekatan terhadap pasien anemia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta
pusat : Interna Publishing;2011. H. 1109-15.
Daftar Pustaka
22.Ronald Hoffman MD,Edward J. Benz Jr. MD,dkk Hematology : Basic Principles and Practice 7th ed. 2018;153-68.
23.Sipayung LP, Suryanto D, Megawati ER. Korelasi paparan benzena dengan gambaran complete blood count
Karyawan SPBU X dan Y. Jurnal MKM. 2016; 12(2): h82-90
24.Nikmah WI, Yusniar HD, Budiyono. Hubungan antara paparan benzena dengan profil darah pada pekerja di
industry percetakan X kota Semarang. JKM. 2016; 4(5): h213-20.)
25.Wang L, Liu H. Pathogenesis of aplastic anemia. Hematology. 2019; 24(1): p559-66.)
26.Moore CA, Krishnan K. Aplastic anemia. Page available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534212/.
Accessed on Sep 2020.)
27.Identifikasi bahaya, penilaian risiko & pengendalian risiko di tempat kerja" .WorkSafe Victoria . Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2013-10-23 . Accesed On Okt 2020
28.Elisa, Nine. Analisis Risiko Paparan Benzene terhadap Kadar Fenol dalam Urin pada Pekerja Pengecatan Mobil di
Kabupaten Wonogiri. Universitas Diponegoro. 2010
29.Kamal A, Rashid A. Benzena Exposure Among Auto-Repaır Workers From Workplace Ambıence: A Pioneer Study
From Pakistan. Int J Occup Med Environ Health 2014;27(5):830–9.
Pertanyaan
• Cara mengeksklusi DD ?
• Terapi untuk sumsum tulang
• Pengaruh benzene terhadap sistem tubuh yang lain
• Apakah ada marker biologis yang diperiksa untuk paparan benzena

Anda mungkin juga menyukai