Anda di halaman 1dari 16

TUGAS IKM

Kelompok:
 Aldrich Chandra - 030.015.011
 Nikhita Christopher - 030.015.139

1. Perbedaan PMK 43/2019 – PMK 75/2014


PMK No. 43 tahun 2019 PMK No. 75 tahun 2014

Paradigma sehat Paradigma sehat melalui Gerakan -


Masyarakat Hidup Sehat
Tugas Puskesmas Mengintegrasikan program yang Puskesmas mempunyai tugas
untuk mencapai dilaksanakannya dengan melaksanakan kebijakan kesehatan
tujuan pembangunan pendekatan keluarga. untuk
kesehatan Pendekatan keluarga merupakan mencapai tujuan pembangunan
salah satu cara Puskesmas kesehatan di wilayah kerjanya dalam
mengintegrasikan rangka mendukung terwujudnya
program untuk meningkatkan kecamatan sehat.
jangkauan sasaran dan mendekatkan
akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga.
Kewenangan Ditambahkan:
Puskesmas (fungsi  Memberikan Pelayanan
penyelenggaraan Kesehatan yang berorientasi
UKM tingkat pada keluarga, kelompok,
pertama di wilayah dan masyarakat dengan
kerjanya) mempertimbangkan faktor
biologis, psikologis, sosial,
budaya, dan spiritual;
 Melaksanakan kegiatan
pendekatan keluarga
 Melakukan kolaborasi
dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat pertama
dan rumah sakit di wilayah
kerjanya, melalui
pengoordinasian sumber
daya kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas.
Kewenangan  Menyelenggarakan
Puskesmas (fungsi pelayanan kesehatan dasar
penyelenggaraan secara komprehensif,
UKP tingkat pertama
di wilayah kerjanya) berkesinambungan, bermutu,
dan holistic yang
mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial,
dan budaya dengan membina
hubungan dokter – pasien
yang erat dan setara;
 Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang
berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan
berorientasi pada kelompok
dan masyarakat;
 Menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan
pasien, petugas, pengunjung,
dan lingkungan kerja;
Fungsi Puskesmas Lebih dijabarkan: Puskesmas dapat berfungsi sebagai
lainnya  Wahana pendidikan bidang wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
kesehatan, wahana program
internsip, dan/atau sebagai
jejaring rumah sakit
pendidikan.
BAB III Ditambahkan:
Persyaratan  Tidak didirikan di area
sekitar Saluran Udara
Persyaratan lokasi Tegangan Tinggi dan
Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bangunan Ditambahkan:
 Setiap Puskesmas memiliki
bangunan rumah dinas
Tenaga Kesehatan dan
bangunan lainnya sesuai
dengan kebutuhan
(dikecualikan terdapat
keterbatasan lahan dan/atau
hasil analisis dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota
Puskesmas tidak
membutuhkan bangunan
rumah dinas tenaga
kesehatan)
Persyaratan Sarana evakuasi Sistem transportasi vertikal untuk
prasarana bangunan lebih dari 1 lantai
Persyaratan peralatan Ditambahkan:
 Jumlah dan jenis peralatan
sesuai kebutuhan pelayanan
(dapat berubah sesuai
dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi,
kebijaka, kebutuhan,
kompetensi, dan
kewenangan tenaga
kesehatan Puskesmas, serta
ketentuan peraturan
perundang-undangan.)
 Pada kondisi infrastruktur
belum memadai, jumlah dan
jeni peralatan dapat
menyesuaikan dengan alat
lain yang memiliki fungsi
yang sama
Jenis tenaga o Tenaga promosi kesehatan o Tenaga kesehatan masyarakat
kesehatan lainnya dan ilmu perilaku o Tenaga kesehatan lingkungan
o Tenaga sanitasi lingkungan

 Dalam kondisi tertentu,


Puskesmas dapat menambah
jenis tenaga kesehatan
lainnya meliputi terapis gigi
dan
mulut, epidemiolog
kesehatan, entomology
kesehatan, perekam medis
dan informasi
kesehatan, dan tenaga
kesehatan lain sesuai dengan
kebutuhan.
 Dokter dan/atau dokter
layanan primer, dokter gigi,
dan Tenaga Kesehatan
lainnya bertugas untuk
memberikan Pelayanan
Kesehatan di wilayah
kerjanya.
 Dalam hal jumlah dan jenis
dokter dan/atau dokter
layanan primer, dokter gigi,
dan Tenaga Kesehatan
lainnya telah memenuhi
kebutuhan ideal, dokter
dan/atau dokter layanan
primer, dokter gigi, dan
Tenaga Kesehatan lainnya
dapat diberikan tugas lain.
 Dokter dan/atau dokter
layanan primer, dokter gigi,
dan Tenaga Kesehatan lain
harus memiliki SIP
 Penjabaran mengenai
kredensial.
 Kredensial ditujukan untuk
memastikan bahwa setiap
pelayanan kesehatan
dilakukan oleh dokter
dan/atau dokter layanan
primer, dokter gigi, dan
tenaga kesehatan lain yang
kompeten agar mutu
pelayanan kesehatan
berorientasi pada
keselamatan pasien dan
masyarakat di puskesmas
lebih terjamin dan
terlindungi
 Kredensial diselengarkan
oleh dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota
 Puskesmas harus
menyampaikan usulan dokter
dan/atau dokter layanan
primer, dokter gigi, dan
tenaga kesehatan lain yang
akan dikredensial kepada
kepala dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota secara
berkala paling sedikit 5
tahun sekali.
 Dibentuk tim kredensial oleh
dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota. Terdiri atas
unsur dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan
organisasi profesi.
 Tim tersebut bertugas
Menyusun instrument
penilaian, melakukan
penilaian dan
merekomendasikan
kewenangan klinis
Farmasi Ditambahkan: Pelayanan kefarmasian dilaksanakan
Persyaratan kefarmasian oleh Tenaga
berupa ruang farmasi. Kesehatan yang memiliki kompetensi
Memenuhi Kriteria ketenagaan, dan kewenangan untuk
bangunan, melakukan pekerjaan kefarmasian.
prasarana, perlengkapan
dan peralatan

Laboratorium Ditambahkan:
Persyaratan laboratorium klinik
berupa ruang laboratorium klinik
untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit,
penyembuhan penyakit, dan
pemulihan kesehatan.
Kategori puskesmas Kategori Puskesmas -
harus ditetapkan oleh bupati/wali
kota.
Puskesmas Kawasan Tidak dirincikan Puskesmas yang
terpencil dan sangat wilayah kerjanya meliputi kawasan
terpencil dengan karakteristik sebagai
berikut:
a. berada di wilayah yang sulit
dijangkau atau rawan bencana, pulau
kecil, gugus pulau, atau pesisir;
b. akses transportasi umum rutin 1 kali
dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang
pergi dari ibukota kabupaten
memerlukan waktu
lebih dari 6 jam, dan transportasi yang
ada sewaktu-waktu dapat
terhalang iklim atau cuaca; dan
c. kesulitan pemenuhan bahan pokok
dan kondisi keamanan yang
tidak stabil.
Puskesmas nonrawat Puskesmas Puskesmas yang tidak
inap yang menyelenggarakan pelayanan
menyelenggarakan pelayanan rawat rawat inap, kecuali pertolongan
jalan, perawatan di persalinan normal
rumah (home care), dan pelayanan
gawat darurat.
Puskesmas Rawat Ditambahkan: -
Inap Puskesmas yang dapat menjadi
Puskesmas rawat inap merupakan
Puskesmas di kawasan perdesaan,
kawasan terpencil dan Kawasan
sangat terpencil, yang jauh dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
rujukan tingkat lanjut.
Izin operasional Puskesmas yang baru didirikan -
pertama kali dan/atau belum memiliki Izin
operasional, untuk mendapatkan izin
operasional pertama kali dapat
memenuhi paling sedikit:
a. Persyaratan ketenagaan:
1) dokter dan/atau dokter layanan
primer;
2) 75% jenis tenaga
Dokter gigi dan Tenaga
Kesehatan lain
3)tenaga nonkesehatan.
persyaratan peralatan telah terpenuhi
paling sedikit 60 %
Lampiran dokumen Fotokopi izin mendirikan bangunan
untuk memperoleh (IMB)
izin operasional
Pemberian/penolakan Pemberikan atau penolakan surat Dalam jangka waktu 14 (empat belas)
Izin operasional izin operasional paling hari kerja setelah bukti
Lama 7 hari kerja setelah dilakukan penerimaan berkas diterbitkan,
penilaian dokumen dan peninjauan pemberi izin harus menetapkan untuk
lapangan. memberikan atau menolak
permohonan izin.
Surat izin operasional paling sedikit
mencantumkan nama,
alamat, dan kategori
Puskesmas berdasarkan
karakteristik wilayah
kerja dan kemampuan pelayanan
serta masa berlaku izin operasional.

Jika berkas permohonan belum


lengkap, kepala dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota sebagai
pemohon harus
mengajukan permohonan ulang.
Relokasi atau Jika Puskesmas direlokasi atau
perubahan nama, berubah nama, alamat, dan kategori
alamat, dan kategori Puskesmas, kepala dinas kesehatan
puskesmas daerah kabupaten/kota harus
mengajukan perubahan izin
operasional
dengan mencantumkan informasi
perubahan.

 Jika Puskesmas tidak


Puskesmas tidak berfungsi lagi sebagai
berfungsi lagi Puskesmas, kepala daerah
sebagai puskesmas kabupaten/kota harus
melaporkan kepada Menteri
dengan tembusan kepada
kepala dinas kesehatan
daerah provinsi.
 Melampirkan surat
keputusan penghapusan
Puskesmas.
 Surat penghapusan
puskesmas ditetapkan oleh
bupati/wali kota.
 Kementerian Kesehatan
melakukan pencabutan kode
Puskesmas
Surat permohonan Diajukan kepada Menteri. Diajukan kepada Kepala Dinas
registrasi Melampirkan Kesehatan Provinsi.
persyaratan yang meliputi: Melampirkan izin Puskesmas dan
a. fotokopi izin operasional surat
Puskesmas; dan keputusan dari Bupati/Walikota terkait
b. surat rekomendasi dari kepala jenis Puskesmas berdasarkan
dinas kesehatan karakteristik wilayah kerjanya dan
daerah provinsi dan hasil pengisian kemampuan penyelenggaraan
formulir verifikasi rawat inapnya dan rekomendasi dinas
dan penilaian kelayakan registrasi kesehatan provinsi
Puskesmas
sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan
Menteri ini.
Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas diangkat dan
diberhentikan oleh bupati/wali kota.

Pengangkatan kepala Puskesmas


harus memenuhi persyaratan:
a. berstatus sebagai Aparatur Sipil
Negara;
b. memiliki pendidikan bidang
kesehatan paling rendah
sarjana S-1 (strata satu) atau D-4
(diploma empat);
c. pernah paling rendah menduduki
jabatan fungsional
tenaga kesehatan jenjang ahli
pertama paling sedikit 2
(dua) tahun;
d. memiliki kemampuan manajemen
di bidang kesehatan
masyarakat;
e. masa kerja di Puskesmas paling
sedikit 2 (dua) tahun;
dan
f. telah mengikuti pelatihan
manajemen Puskesmas.
Organisasi Penanggung jawab bangunan, Penanggung jawab UKM dan
Puskesmas prasarana, dan peralatan puskesmas Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Penanggung jawab mutu Penanggung jawab UKP, kefarmasian,
dan laboratorium
Tata hubungan kerja Penjabaran tata hubungan kerja: -
 Hubungan kerja antara dinas
kesehatan daerah
kabupaten/kota dengan
puskesmas bersifat
pembinaan.
 Pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan
daerah merupakan bagian
dari tugas, fungsi, dan
tanggung jawab dinas
kesehatan daerah
kabupaten/kota
 Puskesma juga memiliki
hubungan kerja dengan RS
(bersifat rujukan), serta
fasilitas pelayanan kesehatan
lain (bersifat pembinaan,
koordinasi, dan/atau
rujukan), upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat,
dan lintas sector terkait
lainnya di wilayah kerjanya
sebagai jejaring puskesmas
 Pertanggungjawaban
penyelenggaraan puskesmas
dilaksanakan melalui laporan
kinerja (data dan informasi
pencapaian pelaksanaan
pelayanan kesehatan dan
manajemen puskesmas) yang
disampaikan kepada kepala
dinas kesehatan daerah
kabupaten/koa secara berkala
minimal 1 kali dalam satu
tahun. Kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota
memberikan umpan balik
terhadap laporan kinerja
Pencapaian UKM UKM tingkat pertama dan UKP UKM diselenggarakan oleh setiap
tingkat pertama harus Puskesmas untuk mendukung
diselenggarakan untuk pencapaian: pencapaian standar pelayanan minimal
a. standar pelayanan minimal kabupaten/kota
kabupaten/kota bidang bidang kesehatan.
kesehatan;
b. Program Indonesia Sehat
c. kinerja Puskesmas dalam
penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional.
Pelayanan kesehatan Pelayanan persalinan normal Pelayanan satu hari (one day care)
Kunjungan keluarga
Akreditasi - Penjabaran akreditasi:
 Dilakukan oleh Lembaga
independent yang ditetapkan
oleh Menteri
 Lembaga independent tersebut
bersifat mandiri dalam proses
pelaksanaan, pengambilan
keputusan, dan penerbitan
sertifikat status akreditasi
 Jika Lembaga akreditasi belum
terbentuk, akreditasi
dilaksanakan oleh komisi
akredtasi Fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang
ditetapkan oleh menteri
Jejaring Puskesmas Upaya kesehatan bersumberdaya klinik, rumah sakit, apotek,
masyarakat, laboratorium, dan
usaha kesehatan sekolah, klinik, fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
rumah sakit, apotek,
laboratorium, tempat praktik
mandiri Tenaga Kesehatan,
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lainnya.

Pelaporan merupakan penemuan


kasus terhadap pasien yang
berdomisili di luar wilayah kerjanya,
Puskesmas wajib melaporkan
kepada Puskesmas domisili asal
pasien atau dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota

Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang


merupakan jejaring Puskesmas yang
tidak melaporkan hasil
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada Puskesmas di
wilayah kerjanya dikenakan sanksi
administrasi oleh pejabat yang
berwenang berupa teguran lisan,
teguran tertulis, penghentian
kegiatan sementara, dan/atau
pencabutan izin operasional.

Pelaporan dikecualikan untuk


apotek dan laboratorium.
Sistem Informasi Ditambahkan:
Puskesmas Pencatatan dan pelaporan keuangan
puskesmas dan jaringannya
2. Perbedaan PMK 43/2016 – PMK 4/2019
PMK No. 43 / 2016 PMK No. 4 / 2019
Standar Pelayanan Minimal Bidang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Kesehatan Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Merupakan acuan bagi Pemerintah Merupakan pedoman teknis bagi
Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemerintahan Daerah dalam
penyediaan pelayanan SPM Kesehatan pemenuhan mutu pelayanan SPM
Daerah Kabupaten/Kota Kesehatan, baik SPM Provinsi
maupun Kabupaten/Kota
Meliputi: Meliputi:
- 12 Jenis layanan dan mutu SPM - 2 Jenis layanan dan mutu SPM
Daerah Kabupaten/Kota Daerah Provinsi
1. Setiap ibu hamil mendapatkan 1. Pelayanan kesehatan pada krisis
pelayanan antenatal sesuai kesehatan akibat bencana
standar dan/atau berpotensi bencana
2. Setiap ibu bersalin mendapatkan provinsi
pelayanan persalinan sesuai 2. Pelayanan kesehatan pada kondisi
standar kejadian luar biasa
3. Setiap bayi baru lahir
mendapatkan
pelayanankesehatan sesuai - 12 Jenis layanan dan mutu SPM
standar
Daerah Kabupaten/Kota
4. Setiap balita mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai 1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
standar 2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
5. Setiap anak pada usia 3. Pelayanan kesehatan bayi baru
pendidikan dasar mendapatkan lahir
skrining kesehatan sesuai 4. Pelayanan kesehatan balita
standar 5. Pelayanan kesehatan pada usia
6. Setiap warga negara Indonesia pendidikan dasar
usia 15 s.d. 59 tahun 6. Pelayanan kesehatan pada usia
mendapatkan skrining kesehatan produktif
sesuai standar 7. Pelayanan kesehatan pada usia
7. Setiap warga negara Indonesia lanjut
usia 60 tahun ke atas 8. Pelayanan kesehatan penderita
mendapatkan skrining kesehatan hipertensi
sesuai standar 9. Pelayanan kesehatan penderita
8. Setiap penderita hipertensi diabetes melitus
mendapatkan pelayanan 10. Pelayanan kesehatan orang
kesehatan sesuai standar dengan gangguan jiwa berat
9. Setiap penderita Diabetes 11. Pelayanan kesehatan orang
Melitus mendapatkan pelayanan terduga tuberkulosis
kesehatan sesuai standar 12. Pelayanan kesehatan orang
10. Setiap orang dengan gangguan dengan risiko terinfeksi virus
jiwa (ODGJ) mendapatkan yang melemahkan daya tahan
pelayanan kesehatan sesuai tubuh manusia (Human
standar Immunodeficiency Virus)
11. Setiap orang dengan TB
mendapatkan pelayanan TB - 5 Pelayanan promotif dan
sesuai standar preventif
12. Setiap orang berisiko terinfeksi 1. Peningkatan kesehatan
HIV (ibu hamil, pasien TB, 2. Perlindungan spesifik
pasien IMS, waria/transgender, 3. Diagnosis dini dan pengobatan
pengguna napza, dan warga tepat
binaan lembaga 4. Pencegahan kecacatan
pemasyarakatan) mendapatkan 5. Rehabilitasi
pemeriksaan HIV sesuai standar
Standar pelayanan antenatal (10T) Standar pelayanan antenatal (10T)
a) Timbang BB dan ukur TB a) Pengukuran BB
b) Ukur tekanan darah b) Ukur tekanan darah
c) Nilai status gizi (Ukur LILA) c) Pengkuran LILA
d) Ukur tinggi fundus uteri d) Ukur tinggi fundus uteri
e) Tentukan presentasi janin dan e) Penentuan Presentasi Janin dan
Denyut Jantung Janin (DJJ) Denyut Jantung Janin (DJJ)
f) Skrining status imunisasi tetanus f) Pemberian imunisasi sesuai dengan
dan berikan imunisasi Tetanus status imunisasi
Toksoid (TT) bila diperlukan g) Pemberian tablet tambah darah
g) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet
minimal 90 tablet selama h) Tes Laboratorium
kehamilan i) Tatalaksana/penanganan kasus
h) Tes laboratorium: tes kehamilan, j) Temu wicara (konseling)
pemeriksaan hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan golongan darah
(bila belum pernah dilakukan
sebelumnya), pemeriksaan protein
urin (bila ada indikasi); yang
pemberian pelayanannya
disesuaikan dengan trimester
kehamilan
i) Tatalaksana/penanganan kasus
sesuai kewenangan
j) Temu wicara (konseling)

Tidak dijelaskan standar kuantitas Standar kuantitas: 4x kunjungan


selama periode kehamilan (K4)
dengan ketentuan:
1x pada trimester pertama
1x pada trimester kedua
2x pada trimester ketiga
Pelayanan bayi baru lahir Pelayanan bayi baru lahir
Standar kuantitas: kunjungan 3x
Setiap bayi baru lahir mendapatkan selama periode neonatal, dengan
pelayanan kesehatan sesuai standar ketentuan
Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 – 48
Langkah-langkah kegiatan: jam
1) Pendataan bayi baru lahir Kunjungan Neonatal 2 (KN2) 3 – 7
2) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir hari
3) Pengisian dan pemanfaatan Buku Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8 – 28
KIA hari
4) Pencatatan dan pelaporan
5) Rujukan pertolongan kasus
komplikasi pada bayi baru lahir jika Standar kualitas:
diperlukan a. Pelayanan Neonatal Esensial saat
lahir (0-6 jam).
Perawatan neonatal esensial saat lahir
meliputi:
(1) Pemotongan dan perawatan tali
pusat.
(2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
(3) Injeksi vitamin K1
(4) Pemberian salep/tetes mata
antibiotic
(5) Pemberian imunisasi (injeksi
vaksin Hepatitis B0).
b. Pelayanan Neonatal Esensial setelah
lahir (6 jam – 28 hari).
Perawatan neonatal esensial setelah
lahir meliputi:
(1) Konseling perawatan bayi baru
lahir dan ASI eksklusif.
(2) Memeriksa kesehatan dengan
menggunakan pendekatan MTBM.
(3) Pemberian vitamin K1 bagi yang
lahir tidak di fasilitas pelayanan
kesehatan atau belum mendapatkan
injeksi vitamin K1.
(4) Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk
bayi usia < 24 jam yang lahir tidak
ditolong tenaga kesehatan.
(5) Penanganan dan rujukan kasus
neonatal komplikasi.
Pelayanan Kesehatan Balita Pelayanan kesehatan balita sehat
adalah pelayanan pemantauan
Setiap balita mendapatkan pelayanan pertumbuhan dan perkembangan
kesehatan sesuai standar menggunakan buku KIA dan skrining
tumbuh kembang, meliputi:
Langkah-langkah kegiatan: a) Pelayanan kesehatan Balita usia 0
1) Pendataan Balita 0-59 bulan -11 bulan:
2) Pemberian Pelayanan Kesehatan (1) Penimbangan minimal 8 kali
balita setahun.
3) Pencatatan dan Pelaporan (2) Pengukuran panjang/tinggi badan
minimal 2 kali /tahun.
(3) Pemantauan perkembangan
minimal 2 kali/tahun.
(4) Pemberian kapsul vitamin A pada
usia 6-11 bulan 1 kali setahun.
(5) Pemberian imunisasi dasar
lengkap.

b) Pelayanan kesehatan Balita usia 12-


23 bulan:
(1) Penimbangan minimal 8 kali
setahun (minimal 4 kali dalam kurun
waktu 6 bulan).
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan
minimal 2 kali/tahun.
(3) Pemantauan perkembangan
minimal 2 kali/ tahun.
(4) Pemberian kapsul vitamin A
sebanyak 2 kali setahun.
(5) Pemberian Imunisasi Lanjutan.

c) Pelayanan kesehatan Balita usia 24-


59 bulan:
(1) Penimbangan minimal 8 kali
setahun (minimal 4 kali dalam kurun
waktu 6 bulan).
(2) Pengukuran panjang/tinggi badan
minimal 2 kali/tahun.
(3) Pemantauan perkembangan
minimal 2 kali/ tahun.
(4) Pemberian kapsul vitamin A
sebanyak 2 kali setahun.

d) Pemantauan perkembangan balita.


e) Pemberian kapsul vitamin A.
f) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
g) Pemberian imunisasi lanjutan.
h) Pengukuran berat badan dan
panjang/tinggi badan.
i) Edukasi dan informasi
Pelayanan Kesehatan pada Usia Pelayanan Kesehatan pada Usia
Pendidikan Dasar Pendidikan Dasar

Setiap anak pada usia pendidikan Skrining kesehatan


dasar mendapatkan skrining kesehatan Pelaksanaan skrining kesehatan anak
sesuai standar. usia pendidikan
dasar dilaksanakan di satuan
Langkah-langkah Kegiatan pendidikan dasar (SD/MI dan
1) Pendataan anak usia pendidikan SMP/MTS) dan di luar satuan
dasar kelas 1 dan kelas 7 pendidikan dasar seperti di
2) Pra penjaringan: pondok pesantren, panti/LKSA,
a) informed consent lapas/LPKA dan lainnya,
b) pembagian Buku Rapor meliputi:
Kesehatanku dan penjelasan a) Penilaian status gizi.
penggunaan b) Penilaian tanda vital.
3) Pelaksanaan penjaringan kesehatan c) Penilaian kesehatan gigi dan mulut.
4) Pelaksanaan tindak lanjut hasil d) Penilaian ketajaman indera
penjaringan kesehatan
a) Rujukan jika diperlukan Tindaklanjut hasil skrining kesehatan
b) KIE meliputi:
5) Pencatatan dan pelaporan a) Memberikan umpan balik hasil
skrining kesehatan
b) Melakukan rujukan jika diperlukan
c) Memberikan penyuluhan kesehatan
Pelayanan Kesehatan pada Usia Pelayanan Kesehatan pada Usia
Produktif Produktif

Pelayanan skrining kesehatan usia 15– Pelayanan Skrining faktor risiko pada
59 tahun meliputi : usia produktif adalah skrining yang
(1) Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan untuk penyakit menular dan
dilakukan dengan penyakit tidak menular meliputi:
memeriksa tinggi badan dan berat a) Pengukuran tinggi badan, berat
badan serta lingkar badan dan lingkar perut.
perut. b) Pengukuran tekanan darah.
(2) Deteksi hipertensi dengan c) Pemeriksaan gula darah.
memeriksa tekanan darah d) Anamnesa perilaku berisiko
sebagai pencegahan primer.
(3) Deteksi kemungkinan diabetes
melitus menggunakan
tes cepat gula darah.
(4) Deteksi gangguan mental
emosional dan perilaku.
(5) Pemeriksaan ketajaman
penglihatan
(6) Pemeriksaan ketajaman
pendengaran
(7) Deteksi dini kanker dilakukan
melalui pemeriksaan
payudara klinis dan pemeriksaan IVA
khusus untuk
wanita usia 30–59 tahun

Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pelayanan Kesehatan Pada Usia


Lanjut Lanjut

Lingkup skrining adalah sebagai Pelayanan Skrining faktor risiko pada


berikut : usia lanjut adalah
(1) Deteksi hipertensi dengan skrining untuk penyakit menular dan
mengukur tekanan darah. penyakit tidak menular meliputi:
(2) Deteksi diabetes melitus dengan a) Pengukuran tinggi badan, berat
pemeriksaan kadar gula darah. badan dan lingkar perut
(3) Deteksi kadar kolesterol dalam b) Pengukuran tekanan darah
darah c) Pemeriksaan gula darah
(4) Deteksi gangguan mental d) Pemeriksaan gangguan mental
emosional dan perilaku, termasuk e) Pemeriksaan gangguan kognitif
kepikunan menggunakan Mini Cog f) Pemeriksaan tingkat kemandirian
atau Mini Mental Status Examination usia lanjut
(MMSE)/Test Mental Mini atau g) Anamnesa perilaku berisiko
Abreviated Mental Test (AMT) dan
Geriatric Depression Scale (GDS)

Anda mungkin juga menyukai