Anda di halaman 1dari 9

PUSKESMAS

(Pusat Kesehatan Masyarakat)


Permenkes No. 43 Tahun 2019 = Puskesmas (Dulu Permenkes No. 75 Tahun 2014)

Puskesmas
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan.
 Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
di wilayah kerjanya.

Syarat Lokasi Puskesmas


1. Geografis
- Tidak ditepi tebing
- Tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap longsor
- Tidak dekat anak sungai/sungai/badan air yang dapat mengikis pondasi
- Tidak didaerah rawan banjir
2. Aksesibilitas jalur transportasi  mudah dijangkau masyarakat dan bisa diakses dengan transportasi
umum
3. Kontur tanah
4. Fasilitas parkir
5. Fasilitas keamanan
6. Ketersediaan utilitas publik : ada sarana air bersih, pembuangan limbah, listrik, jalur telepon.
7. Pengelolaan kesehatan lingkungan
8. Tidak didirikan diarea sekitar saluran udara tegangan tinggi (SUTT) atau Ekstra Tinggi (SUTET)

Tugas Puskesmas
 Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan wilayah
kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
 Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.
 Cara puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.

Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


1. paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
2. pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
3. kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. ketersediaan akses pelayanan kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya,
dan kepercayaan
5. teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan
6. keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program
dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

Fungsi Puskesmas
1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) Tingkat pertama di wilayah kerjanya
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas
berwenang untuk :
1) Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan masyarakat dan
kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada
setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan
sektor lain terkait
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan puskesmas dan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat
6) Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8) Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan masyarakat
dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual
9) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan pelayanan
kesehatan; memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon
penanggulangan penyakit
10) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit
11) Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga
12) Melakukan kolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit di
wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

UKM ESENSIAL
1) Pelayanan Promosi kesehatan (Promkes)
2) Pelayanan kesehatan Lingkungan (Kesling)
3) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga berencana (KESGA dan KB)
4) Pelayanan Gizi
5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
UKM PENGEMBANGAN
Upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja
dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas.
1) Upaya Kesehatan gigi masyarakat
2) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer terintegrasi
3) Kesehatan kerja dan olahraga

2. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama di wilayah kerjanya.


Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas
berwenang untuk :
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, bermutu,
dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina
hubungan dokter - pasien yang erat dan setara
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada keluarga, dan
berorientasi pada kelompok dan masyarakat
4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan, keselamatan
pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar
profesi
6) Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses pelayanan kesehatan
8) Pelaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
9) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan; dan melakukan
koordinasi dan kolaborasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan Kesehatan Perseorangan
1) rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit;
2) pelayanan gawat darurat;
3) pelayanan persalinan normal;
4) perawatan di rumah (home care);
5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus diselenggarakan untuk pencapaian:
a. standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan;
b. Program Indonesia Sehat; dan
c. kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional

Sistem Informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:


a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
b. pencatatan dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya;
c. survei lapangan;
d. laporan lintas sektor terkait; dan
e. laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.
Puskesmas harus menyampaikan laporan kegiatan Puskesmas secara berkala kepada dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota.

FIVE STAR DOCTORS


1. Care Provider : Memberikan pelayanan medis yang bermutu, menyeluruh, berkelanjutan, dan
manusiawi terhadap pasien.
2. Decision Maker : Memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan yang harus diambil, memilih
dan menerapkan teknologi kedokteran dan kesehatan secara efektif.
3. Manager : Menjalin kerjasama yang baik dengan teman sejawat, mitra kerja, maupun bidang lain
diluar institusi demi kepentingan pasien dan masyarakat luas.
4. Communicator : Memotivasi, mengarahkan, dan memberikan edukasi kepada orang lain mengenai
pentingnya gaya hidup sehat.
5. Community Leader : Menempatkan diri sebagai teladan dan pemimpin yang baik untuk
menumbuhkan kepercayaan masyarakat dalam pelaksanaan program yang sesuai dan dibutuhkan
masyarakat.
MANAJEMEN PELAYANAN PUSKESMAS
Permenkes No. 44 Tahun 2014 = pedoman manajemen puskesmas

Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
kontrol (Planning, Organizing, Actuating, Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan
efesien.
- Efektif = Tujuan dapat dicapai melalui proses penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan
baik, benar, serta bermutu berdasarkan hasil analisis yang benar
- Efisien = Puskesmas memanfaatkan sumber daya yang ada dalam melaksanakan upaya
kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar
Siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan,
yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara bermutu, yang harus selalu
dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat
diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.

Fungsi Manajemen Puskesmas :


1. Planning dan Perencanaan tingkat puskesmas
2. Organizing  struktur organisasi, pembagian tugas, pembagian wilayah kerja dan pengembangan
program, puskesmas
3. Actuating  lokakarya mini puskesmas, kepemimpinan, motivasi kerja, koordinasi, komunikasi
melalui rapat rutin bulanan untuk membahas aktivitas harian dan kegiatan program
4. PWS KIA, Supervise, monitoring, evalusi, audit internal keuangan puskesmas

A. Perencanaan
Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat berdasarkan data yang
akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat
1. Persiapan
- Membentuk tim manajemn puskesmas dan memahami pedoman-manajemen puskemas
2. Analisis situasi
Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat berdasarkan data yang
akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat sesuai dengan keadaan wilayah
kerja puskesmas.
a. Mengumpulkan data kinerja puskesmas
- Data Dasar (Identitas, Wilayah, dan Sumber daya Puskesmas)
- Data UKM Esensial
- Dats UKM Pengembanagan
- Data UKP
- Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, data laboratorium, dan data kefarmasian.
- Kondisi keluarga di wilayah kerjanya yang diperoleh dari Profil Kesehatan Keluarga
(Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
b. Analisis data
Beberapa metode analisis data:
- Analisis Deskriptif
Menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel sesuai karakteristik data yang
ditampilkan, termasuk nilai rata-rata, nilai minimal dan maksimal, serta nilai kuartil.
Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi, kisaran nilai maksimal dan minimal cakupan
imunisasi bayi.
 Analisis menurut waktu
 Analisis menurut demografi
 Analisis menurut tempat/georafis
- Analisis Komparatif
Menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data wilayah yang satu dengan
wilayah lainnya atau membandingkan dengan target/standar tertentu, antar jenis kelamin,
antar kelompok umur, antar sumber data.
- Analisis Hubungan Dalam Program dan Antar Program
c. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey Mawas
Diri/Community Self Survey (SMD/CSS)
- Survei Mawas Diri (SMD)  kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi
masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
- Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan dan
penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun kesepakatan bersama
masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan di
masyarakat.
3. Perumusan Masalah
Masalah  Kesenjangan antara keadaan yang diinginkan (harapan) dengan kenyataan.
1) Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang ditemukan.
Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why and
How/Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana
masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi).

2) Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Metode Penentuan Prioritas Masalah :
a. Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)
Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu
prioritas.
o Urgency  tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
o Seriousness  Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah
o Growth  Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.

b. Metode Hanlon
c. Metode Matematik/Plan American health Organization (PAHO)
Kriteria untuk menentukan prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah berdasarkan:
(a) Luasnya masalah (magnitude) = Menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang dilihat dari prevalensi atau insidensi
(b) Beratnya kemgian yang timbul (Severity) = Besar kerugian yang ditimbulkan dapat
dilihat dari case fatality rate, disability days, disability years, disease burden
(c) Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut (Vulnerability) =
Menunjukan sejauh mana tersedia teknologi atau obat yag efektif untuk mengatasi
masalah tersebut
(d) Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat (Community andpolitical
concern)
(e) Ketersediaandata(Affordability) = Menunjukan ada tidaknya dana yang tersedia
d. Metode Delbeque
Metoda kualitatif dimana prioritas masalah ditentukan secara kualitatif oleh panel expert.
Caranya sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah yag perlu ditetapkan
prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing permasalahan tersebut.
Dalam penentuan prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah pada dasarnya kelompok pakar
melalui langka-langkah :
(1)Penetapan kriteria yang disepakati bersama oleh para pakar
(2)Memberikan bobot masalah
(3)Menentukanskoring setiap masalah.
Dengan demikian dapat ditentukan masalah mana yang menduduki peringkat prioritas
tertinggi. Penetapan kriteria berdasarkan seriusnya permasalahan menurut pendapat parapakar
dengan contoh kriteria persoalan masalah kesehatan berupa (1) Kemampuan
menyebar/menular yang tinggi (2) mengenai daerah yang luas (3) mengakibatkan penderitaan
yang lama (4) mengurangi penghasilan penduduk (5) mempunyai kecendrungan menyebar
meningkat dan lain sebagainya sesuai kesepakatan parapakar.
e. Metode Delphi
Sejumlah pakar melakukan diskusi terbuka dan mendalam mengenai maslaah yang dihadapi
dan masing-masingnya mengajukan pendapatnya mengenai masalah yang perlu diberikan
prioritas.
Diskusi berlanjut sampai akhirnya dicapai suatu kesepakatan (konsensus) tentang masalah
kesehatan yang menjadi prioritas. Kelemahan cara ini adalah waktunya yang relative lebih
lama dibandingkan dengan metoda Delbeque serta kemungkinan pakar yang dominan
mempengaruhi pakar yangtidak dominan. Kelebihannya metoda ini memungkinkan telahaan
yang mendalam oleh masing-masing pakar yang terlibat.
f. Metode Estimasi Beban Kerugian (Disease Burden)
Metoda Estimasi BebanKerugiandari segi teknik perhitungannya lebih canggih dan sulit,
karena memerlukan data dan perhitungan hari produktif yang hilang yang disebabkan oleh
masing-masing masalah. Sejauh ini metoda ini jarang dilakukan di tingkat kabupaten atau
kota di era desentralisasi program kesehatan. Bahkan ditingkat nasionalpun baru Kementrian
Kesehatan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang mencoba
menghitung berapa banyak Kerugian yang ditimbulkan dalam kehidupan tahunan penduduk
(Disease Adjusted Life Year = DALY).
g. Metode Perbandingan antara Target dan Pencapaian Program Tahunan
Metoda penetapan prioritas masalah kesehatan beradasarkan pencapaian program tahunan
yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara target yang ditetapkan dari setiap
program dengan hasil pencapaian dalam suatu kurun waktu 1 tahun.

3) Mencari Akar Penyebab Masalah


Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari akar penyebab masalah yaitu :
a. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone).
b. Pohon Masalah (Problem Trees)

c. Diagram Pareto
o Merupakan grafik batang/histogram yang dikombinasikan dengan grafik grasis yang
mengelompokkan frekuensi atau biaya masalah yang berbeda untuk menunjukan
siginifikansi relatifnya.
o Baris menunjukkan frekuensi dalam urutan menurun, sedangkan garis menunjukkan
persentase atau total kumulatif saat berpindah dari kiri ke kanan
o Urutan mulai dari: jumlah permasalahan yang paling banyak sampai paling sedikit

d. 5 Whys
o Metode untuk mengeksplorasi penyebab / efek
hubungan yang mendasari masalah tertentu yang
menggunakan serangkaian pertanyaan untuk
menelusuri ke dalam lapisan masalah yang
berurutan.
o Ide dasarnya adalah setiap kali bertanya
mengapa, jawabannya menjadi dasar mengapa
berikutnya. Pertanyaan mengapa dapat
dilanjutkan hingga lebih dari lima, sehingga
ditemukan akar masalah yang sesungguhnya,
tetapi bisa juga kurang dari lima.
e. Diagram Scatter
o Scatter plot (diagram pencar) adalah metode kuantitatif untuk menentukan apakah dua
variabel berkorelasi, seperti menguji penyebab potensial yang diidentifikasi dalam diagram
tulang ikan.
o Berfungsi untuk melakukan pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2
variabel dan menentukan jenis hubungan 2 variabel
o Apakah hubungan negatif (tidak ada hubungan sama sekali) atau positif
o Bentuknya terdiri dari titik-titik dari nilai sepasang variable (x  variable independen dan
y  variabel dependen)

f. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)


o FMEA adalah pendekatan sistematik yang menerapkan
suatu metode pentabelan dengan menentukan mode
kegagalan, penyebab kegagalan dan efek dari
kegagalan
o Kegagalan digolongkan berdasarkan dampak yang
diberikan terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah
sistem
o FMEA outline:
- Kemungkinan kegagalan, konsekuen, dan penyebab
- Kontrol terkini untuk mencegah setiap macam
kegagalan
- Rating dengan menggunakan Severitas (S), Okurensi (O), Deteksi (D) untuk
menentukan angka risiko

4) Menetapkan Cara Pemecahan Masalah


Langkah pemecahan masalah :
(1) Brainstorming (Curah pendapat)
- Terstruktur  tiap anggota menyampaikan ide/gagasan bergiliran
- Tidak terstruktur  tiap peserta mempunyai ide/gagasan dapat langsung menyampaikan
(2) Kesepakatan antara anggota tim berdasarkan hasil brainstroming
(3) Bila tidak terjadi kesepakatan, gunakan metode tabel cara pemecahan masalah

4. Penyusunan Rencana
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
PP No. 2 tahun 2018 SPM
Permenkes No. 4 Tahun 2019
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

SPM
 SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal

Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Provinsi terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi
bencana provinsi; dan
b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi.

Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil;
b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
d. Pelayanan kesehatan balita;
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh
manusia (Human Immunodeficiency Virus).
yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif.

Anda mungkin juga menyukai