Anda di halaman 1dari 74

DEFINISI

OBESITAS
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh,
yang umumnya ditimbun dalam jaringan
subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan
kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan
organnya (Misnadierly, 2007).
Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi
dan berat badan akibat jaringan lemak dalam
tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan
yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).
Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu
banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas
atau latihan fisik, maupun keduanya
(Misnadierly, 2007).
KLASIFIKASI OBESITAS
Faktor Risiko Obesitas
Tempat Tinggal
• Indikator PLT : ‘risiko terjadinya obese pada
daerah urban sebesar 2,51 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah rural setelah
dikontrol oleh bermacam variabel’
• Indikator IMT Depkes: ‘ risiko terjadinya obese
pada daerah urban sebesar 2,11 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah rural’
Usia
• Usia > 40 tahun lebih sering terkena obesitas
dibandingkan usia < 40 tahun
Jenis Kelamin
• Wanita lebih mudah mengalami obesitas
Pekerjaan
• IMT Depkes : ‘proporsi subjek obese yang
tidak bekerja (28,40%) lebih
banyak dibandingkan dengan subjek bekerja
(16,90%)’
• Proporsi subjek obese yang tidak bekerja dan
aktivitas fisik kurang banyak terdapat pada
subjek perempuan dibandingkan laki-laki.
Status Sosial Ekonomi
• proporsi obese pada kelompok subjek dengan
pengeluaran tinggi, lebih besar dibandingkan
dengan kelompok subjek dengan pengelu-aran
cukup. Peningkatan pendapatan (dalam data
ini pengeluaran) berhubungan dengan jumlah
konsumsi makanan tinggi lemak
Kebiasaan Merokok
• Subjek tidak merokok memiliki risiko
menderita obese sebesar 2,5 kali
dibandingkan subjek yang merokok.
• Chiolero: ‘responden obese yang tidak
merokok mempunyai risiko 4,77 kali
dibandingkan responden yang tidak merokok.’
JENIS-JENIS & KLASIFIKASI
OBESITAS
Jenis-jenis obesitas

TIPE
HIPERPLASTIK

TIPE
TIPE SEL
HIPERTROPIK

TIPE
HIPERPLASTIK &
JENIS OBESITAS HIPERTROPI

APPLE SHAPEDD
BODY
DISTRIBUSI JAR.
LEMAK
PEAR SHAPEDD
BODY
JENIS-JENIS OBESITAS BERDASARKAN
DISTRIBUSI JARINGAN LEMAK
KLASIFIKASI OBESITAS BERDASARKAN
KRITERIA KAWASAN ASIA PASIFIK
FISIOLOGI PENGATURAN NAFSU
MAKAN
• Peran otak (bagian hipotalamus) yang utama adalah mengatur
regulasi keseimbangan (homeostatis), termasuk homeostatis
makronutrien, mikronutrien, dan energy
• leptin dan ghrelin merupakan hormon yang disekresikan dari
jaringan lemak. Peran kedua hormon ini sangat signifikan
terhadap manajemen berat badan, leptin berperan menekan
nafsu makan seseorang sedangkan ghrelin mengatur rasa
lapar
• Meskipun hipotalamus memainkan peran penting regulasi
energi dan zat-zat gizi lain terutama berkaitan dengan
pembahasan obesitas, faktor lingkungan secara garis besarnya
juga mempengaruhi peran hipotalamus tersebut.
• Jadi orang yang sering lembur atau begadang akan berakibat
pada kerja hipotalamusnya
• Jika seseorang kurang tidur akan meningkatkan pengeluaran
grhelin dan menurunkan leptin
• Jika berlangsung setiap malam, maka berpengaruh kembali
pada perilaku individu tersebut misalnya akan sering
mengemil malam, atau justru makan “besar” pada malam
hari akibatnya energi tidak terpakai tersimpan dalam sel dan
jaringan dalam bentuk lemak
PATOFISIOLOGI OBESITAS
Metabolisme Lipid
Fungsi Lipid
• Sumber energi
• Cadangan penghasil energi
• Hormon
• Pelarut beberapa vitamin (A, D, E, K)
• Isolator panas
• Pelindung organ penting
• Bahan penyusun :
- membran sel/organel
- lipoprotein
SUMBER LIPID TUBUH

•Sumber triasilgliserol:
Makanan
Mobilisasi cadangan lemak dalam sel
adiposa.
Biosintesis
Pencernaan Lemak dari makanan
Mobilisasi asam lemak dari
•Insulin: jaringan adiposa
•Menstimulasi lipoprotein-lipase (LPL) 
meningkatkan pengambilan FA dari VLDL
dan chylomicron
•Menstimulasi glikolisis
•Inaktivasi
Mobilisasi asam lemak dari
jaringan adiposa

7TM= 7protein helix transmembran


Mobilisasi asam lemak dari
jaringan adiposa

[Glukosa Sekresi Hormon epineprin (dlm


darah] Enzim adenilat
keadaan stres) dan glukagon (dlm
rendah keadaan puasa) siklase diaktifkan

Fosforilasi hormone- cAMP-dependent [cAMP]


sensitive triacylglycerol protein kinase aktif meningkat
lipase

Asam lemak masuk ke aliran darah dan


Hidrolisis triasil diikat oleh serum albumin (10 asam lemak
gliserol menjadi / protein) dibawa ke jaringan lain yang
asam lemak dan memerlukan energi seperti otot atau
gliserol jantung untuk digunakan sebagai sumber
energi.
Diagnosis Obesitas
Anamnesis
• Wajah bulat
• Pipi tembem
• Dagu berlipat
• Leher pendek
• Perut buncit
• Dinding perut berlipat-lipat
• Tungkai bentuk huruf X
• Pola makan sejak lahir
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk pasien obesitas berupa
inspeksi pada habitus pasien dan pengukuran
antropometrik.
Pengukuran Antropometrik
• Pengukuran BB, TB dan lingkar pinggang
• Penghitungan IMT dari hasilpengukuran
• Penghitungan BB ideal
• Pengukuran TLK (Tebal Lipat Kulit)
Rumus IMT
TATALAKSANA OBESITAS

• NON-MEDIKAMENTOSA
• MEDIKAMENTOSA
• EDUKASI
NON-MEDIKAMENTOSA
• Modifikasi Pola Makan
Terdiri dari :
1. Diet Pembatasan Energi
Diet tersebut harus cukup secara nutrisi kecuali
untuk energi, yang dikurangi hingga
penyimpanan lemak harus dapat dimobilisasi
untuk mencapai kebutuhan energi harian.
2. Diet Formula / Makanan Pengganti
Makanan pengganti ini merupakan makanan
atau minuman siap saji yang digunakan sebagai
pengganti makanan lainnya yang berkalori
tinggi.
3. Diet Kalori Sangat Rendah
adalah apabila masukan kalori hariannya
berkisar antara 200-800 kcal biasanya disertai
asupan tinggi protein
• Modifikasi Gaya Hidup
Hal ini terfokus membentuk ulang lingkungan
pasien untuk mengurangi kebiasaan yang
berkontribusi terhadap obesitas.

Komponen kuncinya :
1. Self-monitoring : rekaman data dan waktu
setiap harinya mengenai asupan makanan
2. Penetapan tujuan : target penurunan berat
badan dalam jangka waktu tertentu

3. Kontrol stimulus : memperlambat laju makan,


menjadi lebih merasakan rasa kenyang dan
mengurangi asupan makanan
• Pola Latihan
Peningkatan pengeluaran energi melalui olahraga
atau aktivitas fisik lain merupakan komponen
penting untuk meningkatkan penurunan berat
badan dan pencegahan berat kembali naik.
Tingkatan latihan atau olahraga yang adekuat
untuk menimbulkan efek adalah 60-90 menit
perhari.
MEDIKAMENTOSA
• Obat antiobesitas yang diizinkan untuk
digunakan di Indonesia golongan serotonergik
yaitu sibutramin dan golongan gastrointestinal
lipase inhibitor yaitu orlistat.
1. Sibutramin
 menghambat norepinefrin yang akan
menimbulkan rasa kenyang dan menekan nafsu
makan dan mengurangi asupan kalori oleh
karena efek anoreksan.
pemakaian secara oral
Waktu untuk mencapai kerja maksimalnya : 1
hingga 2 jam. 
Dosis awal sebesar 10 mg diberikan 1 kali/
hari dengan atau tanpa makan
Efek samping : anoreksia, sakit kepala,
konstipasi, peningkatan tekanan darah dan
detak jantung.
2. Orlistat

bekerja selektif menghambat lipase


gastrointestinal dengan cara menghambat
pembentukan asam lemak bebas dari trigliserida
makanan, sehingga absorpsi lemak makanan
menurun dan berat badan dapat berkurang.
Pemberian dosis 120 mg yang diberikan sebelum,
saat, dan hingga 1 jam setelah setiap makan.
 Efek samping: feses lunak, nyeri abdomen,
flatus, fecal urgency atau incontinence .
EDUKASI
• Mulailah memilih makanan yang porsi kecil,
kaya serat, rendah kalori dan lemak, banyak
makan sayur dan buah.
• Perbanyak aktivitas yang membantu
membakar kalori
• Hindari makanan ringan yang tinggi kalori
• Rajin mengecek berat badan
Komplikasi dan Prognosis
Obesitas
1. Batu Empedu
Prognosis :
1. Tergantung pada
keberadaan dan
tingkatkeparahan
komplikasi.
2. Diagnosis dan
pembedahan yang cepat,
tingkat mortalitasdan
morbiditas penyakit ini
sangat keci
2. Kanker
Prognosis:
Semakin dini pemeriksaan
semakin baik
3. Atritis Gout ( Asam Urat)
Prognosis:
1. Jika diterapi lebih dini
dan benar akan
membawa prognosis
yang baik jika
kepatuhan penderita
terhadap pengobatan
juga baik
4. Stroke
Prognosis
1. Indikator prognosis
adalah : tipe dan luasnya
serangan, age of onset,
dan tingkat kesadaran
2. Jika pasien mendapat
terapi dengan tepat dalam
waktu 3 jam setelah
serangan, 33% diantaranya
mungkin akan pulih dalam
waktu 3 bulan
TP. 8 Komplikasi dan Prognosis

Anggraini. H
16-094
TP. 8 KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Hipertensi

Prognosis : Semakin muda


seseorang terdiagnosis hipertensi
pertama kali, maka semakin
buruk perjalanan penyakitnya
apalagi bila tidak ditangani.
Osteoarthritis

Prognosis : Kurang baik.


Jantung
Koroner

Prognosis : Baik
(seberapa cepat di
diagnosis dan di obati)
Diabetes Melitus

Prognosis : Baik
(mencegah : memakan
makanan sehat seimbang
dan berolah raga secara
teratur serta menurangi
stress)
Daftar Pustaka
• Husnah. Tatalaksana Obesitas. Jurnal Unsyiah.
JKS 2012. Volume 2.
• Arif Azalia. Obat Obat Obesitas. Meditek.
Tahun 2000. Volume 8. No 23.
Daftar Pustaka
• FK UI,KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN,Ed. IV,Jilid
I,Jakarta,Media Aesculapius,2014

Anda mungkin juga menyukai