Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DAN PRINSIP ELIMINASI

OLEH KELOMPOK 6:
1. Al-Hanifah Armes
2. Dera Rahmi Gusti Fauziah
3. Fitriatul Munnawaroh
4. Oktaghina Jennisya
5. Raisatul Mahmudah
6. Teguh Wiradharma
Eleminasi merupakan pengeluaran racun atau
produk limbah dari dalam tubuh. Eliminasi
merupakan proses pembuangan sisa-sisa
metabolisme tubuh. Pembuangan dapat melalui
urine atau bowel. (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Eliminasi Fekal (Defekasi)


Eliminasi pada
manusia terbagi 2
Eliminasi Urine (Miksi)
ELIMINASI FEKAL
Eliminasi fekal (defekasi)  adalah System tubuh yang berperan dalam eliminasi fekal:
proses pembuangan atau
pengeluaran sisa metabolisme menerima sekresi hati dan pankreas,
berupa feses dan flatus yang berasal Usus mengabsorbsi saripati makanan, dan
dari saluran pencernaan melalui halus menyalurkan sisa hasil metabolisme
anus. ke usus besar

Membentuk massa faeses,


Usus mendorong sisa makanan hasil
besar pencernaan ( feses) keluar dari
tubuh.

Rektum merupakan lubang tempat


pembuangan feses dari tubuh,
Rektum Apabila feses sudah siap dibuang,
maka otot sfingter rektum mengatur
pembukaan dan penutupan anus
Proses Defekasi

1. Reflek defekasi intrinsic


dimulai dari terdapatnya zatsisa makanan (fases)
dalam rektum sehingga menyebabkan distensi. Factor yang Mempengaruhi Defekasi
2. Reflek defekasi parasimpatetis
dimulai ketika fases masuk ke rektum. Hal ini 1. Usia
menimbulkan rangsangan pada saraf rektum. 2. Diet
3. Asupan cairan
3. Upaya volunteer 4. Aktivitas
Pergerakan fases pada upaya volunter terjadi 5. Gaya hidup
melalui kontraksi otot abdomen dan difragma. 6. Pengobatan
Kontraksi otot levator anus menyebabkan fases 7. Penyakit
bergerak melalui saluran anus dan terjadilah 8. Nyeri
defekasi 9. Kerusakan Sensoris dan Motoris
ELIMINASI URINE
System tubuh yang berperan dalam eliminasi urine:

Miksi adalah proses Ginjal menyaring zat sisa


pengosongan kandung kemih Ginjal metabolisme yang terkumpul dalam
bila kandung kemih terisi. darah
Ureter meninggalkan tubulus dan
memasuki duktus pengumpul yang
Ureter
akan mentranspor urin ke pelvis
renalis

Dalam keadaan penuh, kandung


Dari 180 liter darah yang masuk ke Kandung
kemih membesar dan membentang
ginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter Kemih
sampai ke atas simfisis pubis.
saja yang dapat berupa urin.
Sebagian besar hasil filtrasi akan Urin keluar dari kandung kemih
diserap kembali di tubulus ginjal Uretra melalui uretra dan keluar dari tubuh
untuk dimanfaatkan oleh tubuh melalui meatus uretra
Proses Eliminasi

1. Proses filtrasi terjadi di glomerulus,terjadi


penyerapan darah, yang tersaring adalah
bagian cairan darah kecuali protein. Cairan Factor yang Mempengaruhi Eliminasi
yang tersaring ditampung oleh simpai
bowmen, diteruskan ke tubulus ginjal.
2. Pada proses reabsorbsi terjadi penyerapan
kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, 1. Pertumbuhan dan perkembangan
klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. 2. Sosiokultural
pada tubulus distal terjadi kembali 3. Psikologis
penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila 4. Kebiasaan seseorang
diperlukan tubuh. 5. Tonus otot
3. Sekresi tubular adalah kebalikan dari 6. Intake cairan dan makanan
reabsorpsi, merupakan proses aktif yang 7. Kondisi penyakit
memindahkan zat keluar kapiler peritubular 8. Pembedahan
melewati epitel sel-sel tubular masuk ke 9. Pengobatan
lumen nefron untuk dikeluarkan dalam urin. 10. Pemeriksaan diagnostic
GANNGUAN ELIMINASI FEKAL

1. Konstipasi
2. Impaksi Fekal (Fekal Impaction)
:masa feses yang keras di lipatan
rektum
3. Diare
4. Inkontinensia Fekal GANGGUAN ELIMINASI URINE
5. Kembung
6. Hemoroid
1. Poliuria
2. Oliguria dan Anuria
3. Nokturia
4. Retensi urine
5. Inkontinensia Urine
6. Enuresis (mengompol)
7. Kandung Kemih Neurogenik
8. Urgensi (desakan)
KETERAMPILAN KLINIS
ELIMINASI FEKAL
Menggunakan Pispot Untuk Defekasi:
1
dilakukan pada klien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan eliminasi alvi secara Pemberian Gliserin Per Rektal:
mandiri di kamar kecil, dilakukan dengan dilakukan dengan memasukkan cairan
menggunakan pispot (penampung). gliserin ke dalam poros usus dengan
menggunakan spuit gliserin. Tindakan ini
4 dapat dilakukan untuk merangsang
Huknah rendah adalah dengan cara
2 memasukkan cairan hangat ke dalam peristaltik usus sehingga pasien dapat
kolon desendens dengan menggunakan defekasi (khususnya pada pasien yang
kanula rektal melalui anus. Huknah mengalami sembelit) dan juga dapat
rendah dilaksanakan sebelum operasi dan dilakukan untuk persiapan operasi.
pasien yang mengalami obstipasi.
Huknah tinggi adalah tindakan
3 memasukkan cairan hangat ke dalam
kolon asendens dengan menggunakan
kanula usus. Tindakan ini dapat dilakukan
pada pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan umum.
KETERAMPILAN KLINIS
ELIMINASI FEKAL
Kateterisasi:
1
Kateterisasi adalah pemasangan selang
kateter melalui uretra kedalam kandung
kemih. Seperti juga mengalirkan urin,
kateterisasi dapat digunakan selama
pembedahan untuk mempertahankan
2 Bladder training:
kandung kemih kosong. Indikasi
Bladder training merupakan salah satu
penggunaan kateter yaitu untuk pasien
upaya untuk mengembalikan kandung
yang tidak mampu melakukan urinisasi,
kemih yang mengalami gangguan ke
untuk menentukan perubahan jumlah urin
keadaan normalatau ke fungsi optimal.
sisa dalamkandung kemih setelahbuang
Bladder training dapat digunakan untuk
air kecil,untuk menghasilkan drainase
salah satu terapi inkontinensia dan untuk
padapasca operasi pada kandung kemih,
melatih kembali tonuskandung kemih
daerah vagina atau prostat.
setelah pemasangan kateter dalam jangka
waktu lamadalam mencegah inkontinensia
ANALISA KASUS
PENGKAJIAN

Pada riwayat kesehatan dahulu Tn.A


mengatakan bahwa An.K tidak
Pada saat dilakukan pengkajian Tn.A mengatakan
mempunyai riwayat penyakit
bahwa An.K sudah merasakan sakit bagian perut
ataupun diopname di RS
bawah sejak 3 hari yang lalu. An.K sudah
sebelumnya. An.K belum pernah
dilakukan pemeriksaan fisik dan pemasangan infus
mengalami kecelakaan ataupun
RL, 20 tts/menit dengan abocat ukuran 24 dan
dioperasi. Anak K tidak memiliki
terapi obat: Tindakan di UGD :Ceftriaxone
alergi.
2x500mg, Ketorolak 2x0,5 mg/kg/BB.

Tn. A mengatakan ibunya pernah


mengalami ISK pada umur 10 tahun,
riwayat penyakit kakek An K adalah
hipertensi.
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS :    
- Bp.K mengatakan An.K nyeri pada bagian bawah perut. Agens cedera biologis Nyeri Akut
- Bp. K mengatakan bahwa nyeri seperti diremas remas pada bagian bawah perut  
DO :
- An. K Tampak menahan nyeri (meringis) dan terkadang menangis.
- Nyeri saat buang air kecil, nyeri hilang timbul, perut bagian suprapubic, skala 5 (lima ), selama 2 menit

- TTV: S = 40 ℃, RR = 28x/mnt, N = 108x/mnt

DS :    
- Tn. A mengatakan anaknya sudah 5 hari merasakan sakit perut bagian suprapubic. Infeksi Saluran Kemih Gangguan eliminasi urine
- An.K mengatakan nyeri saat BAK seperti diremas-remas, perih & takut BAK.  
- An.K mengatakan bila buang air kecil warna urinya keruh, dan ada darah.  
DO :  
- An. K Tampak menahan nyeri dan terkadang menangis.  
- Urine berwarna keruh dan adanya hematuria.  
- Urine 250 cc  
- TTV: RR = 28x/mnt, N= 108x/mnt, S= 40C  

DS :    
- Tn. A mengatakan badan anaknya panas. Peningkatan laju Hipertermi
- An. K mengatakan takut untuk banyak minum. metabolisme, Penyakit  
DO :  
- TTV : S = 40 ℃  
- An. K tampak pucat.  
- Kulitnya teraba hangat.   
 
 
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri Akut b/d agens IS Gangguan eliminasi


urine b/d infeksi
cedera biologis
K saluran kemih

Hipertermi b/d
peningkatan laju
metabolisme, penyakit
DX. TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWA
TAN

Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24  Manajemen


b/d agens jam diharapkan nyerinya teratasi nyeri
cedera Kiteria hasil :  Pemberian
biologis • Skala nyeri 0-3. analgesik
• Wajah klien tidak meringis.
• Klien tidak memegang daerah nyeri.
INTERVENSI Gangguan setelah di lakukan tindakan perawatan selama 3x24  Monitor
KEPERAWATA eliminasi jam klien mampu BAK dengan normal. eliminasi
N urine b/d Kiteria hasil :
infeksi Tidak ada tanda-tanda retensi dan inkontinensia urine.
saluran kemih

Hipertermi Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24  Fever treatment


b/d jam diharapkan klien kembali normal.  Temperature
peningkatan Kiteria hasil : regulation
laju Suhu tubuh dalam rentang normal.
metabolism,
penyakit.
IMPLEMENTASI KEPRAWATAN
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan
tindakan yang telah direncanakan. Hasil implementasi yang
dilakukan dengan menyesuaikan dengan kondisi pasien
tanpa meninggalkan prinsip dan konsep keperawatan.

EVALUASI KEPERAWATAN
dilakukan dengan pendekatan SOAP dengan penjelasan, S: respon subjektif terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan, O: respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan, A: analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah tetpap ada, munculnya masalah baru atau ada data kontradiksi terhadap masalah yang
ada, P: tindak lanjut berdasarkan analisis respon pasien (Hidayat, 2009).
 
Pada gangguan eliminasi pada tahap evaluasi ini diharapkan :
Klien mampu eliminasi dengan normal
Klien tidak menunjukkan tanda-tanda komplikasi
Tanda-tanda vital menunjukkan normal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai