Anda di halaman 1dari 17

SURAT DAKWAAN

Samsudi
SURAT DAKWAAN

 Adalah surat atau akta yang memuat


rumusan tindak pidana yang didakwakan
kepada terdakwa yang disimpulkan dan
ditarik dari hasil pemeriksaan penyidikan, dan
merupakan dasar serta landasan bagi hakim
dalam pemeriksaan di muka sidang
pengadilan
Sikap para pihak
1. TERDAKWA : subyektif – subyektif
Kedudukan terdakwa bebas mengambil sikap untuk
membela kepentingannya sendiri;
2. PEMBELA : obyektif – subyektif
Bersandar kepada kepentingan terdakwa, tetapi harus
bertindak obyektif;
3. PENUNTUT UMUM : subyektif – obyektif
Bersandar kepada kepentingan masyarakat dan negara,
tetapi bertindak obyektif;
4. HAKIM : obyektif – obyektif
Bersandar kepada kepentingan masyarakat dan negara
dan terdakwa secara kongkrit
NILAI SURAT DAKWAAN

1. TERDAKWA/PEMBELA :
a. dasar pembelaan dengan bukti-bukti kebalikan dari
pembuktian dan pembahasan yuridis dalam requdakwaan;
2. JAKSA/PU:
a. dasar penuntutan perkara di pengadilan;
b. dasar isitoir;
c. dasar melakukan upaya hukum.
3. HAKIM :
a. Dasar pemeriksaan di pengadilan;
b. Pedoman untuk mengambil putusan yang akan
dijatuhkan.
SURAT DAKWAAN dibagi menjadi 2
(dua) segi

 Positif : bahwa keseluruhan isi dari surat


dakwaan yang terbukti di persidangan, harus
dijadikan dasar oleh hakim dalam
putusannya;
 Negatif : bahwa apa yang dapat dinyatakan
terbukti dalam persidangan, harus dapat
diketemukan kembali dalam surat dakwaan.
SYARAT SURAT DAKWAAN
Pasal 143 ayat (2) KUHAP
A. Syarat FORMIL : vernietigbaar.
a. Surat dakwaan harus diberi tanggal dan
ditandatangani PU;
b. Nama lengkap, tempat lahir, umur/tanggal
lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama, pekerjaan terdakwa.
B. Syarat MATERIIL : van rechtswege nietig.
 Uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai
tindak pidana yang di dakwakan;
 Menyebut waktu (tempus delicti) dan tempat
(locus delicti) tindak pidana dilakukan
Azas bagi Hakim (KUHAP)

iudex ne procedat ex officio =


hakim bersifat pasif dalam proses penuntutan.
 
 Hakim tidak berwenang menambah/mengurangi
isi suatu surat dakwaan;
 Jaksa diberi waktu satu kali kesempatan untuk
mengubah surat dakwaan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum sidang dimulai.
CERMAT, JELAS DAN LENGKAP
Dalam buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan
terbitan Kejaksaan Agung RI 1985: 14-16 :
Cermat :
 Adalah ketelitian JPU dalam mempersiapkan surat
dakwaan yang di dasarkan pada UU yang berlaku bagi
terdakwa, serta tidak terdapat kekurangan atau
kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya surat
dakwaan.
Jelas :
 Mampu merumuskan unsur-unsur delik yang didakwakan
sekaligus mempadukan dengan perbuatan materiil
(fakta) yang dilakukan oleh terdakwa dalam surat
dakwaan.
Lengkap :
 Uraian dakwaan harus mencakup semua unsur-
unsur yang ditentukan oleh UU secara lengkap;
 Jangan sampai terjadi ada unsur delik yang tidak
dirumuskan secara lengkap, atau tidak diuraikan
perbuatan materiilnya (fakta) secara tegas
dalam surat dakwaan, sehingga berakibat
perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana
menurut UU (Husim, 1994 : 52-53).
SURAT DAKWAAN
LILIK MULYADI (1996 : 43-44), ada 2 (dua) aspek :
I. Ditinjau dari ilmu pengetahuan hukum, maka :
1. Cermat =
 surat dakwaan dibuat dengan penuh ketelitian dan
ketidaksembarangan serta hati-hati, disertai suatu
ketajaman dan keguhan;
2. Jelas =
 Tidak menimbulkan kekaburan atau keragu-raguan serta
serba terang dan tidak perlu ditafsirkan lagi;
3. Lengkap =
 Komplit atau cukup, yang dimaksudkan tidak ada yang
tercecer/ketinggalan.
Ditinjau dari Gramatikal (Kamus Umum BI =
WJS Poerwodarminto) :
Cermat = seksama/teeliti/dengan penuh
perhatian;
Jelas = terang, nyata atau tegas;
Lengkap = genap (tidak ada kurangnya).
1. Cermat :
 Harus mencantumkan keadaan-keadaan
yang menyertai tindakan-tindakan
pelaku/para pelaku, baik yang bersifat
meringankan atau memberatykan
pertanggungjawaban pidana;
 Merumuskan unsur-unsur tindak pidana;
 Menyebutkan kualifikasi tindak pidana;
 Dolus, culpa;
2. Jelas :
 Turut serta (deelneming); doen pleger = menyuruh
melakukan tindak pidana, uitlokking = menggerakkan
orang lain melakukan tindak pidana; medeplichtiheid =
membantu melakukan tindak pidana;
 
3. Lengkap :
 Banyaknya tindak pidana, jumlah terdakwa (meerdaadse
samenloop = penggabungan beberapa tindak pidana);
karena samenloop (concursus) = perbarengan;
 Tempus dan locus delicti;
 Fakta-fakta yuridis dan cara melakukan.

Jadi = surat dakwaan tidak boleh obscuur libel; sesuatu


yang bersifat meragukan/kabur.
YANG MENENTUKAN SURAT DAKWAAN BATAL
1.Ditentukan oleh pendapat dan penilaian
hakim;
2.Ukuran obyektif :
a. Hak terdakwa benar-benar dirugikan untuk
melakukan pembelaan diri;
b. Obscuur libel;
Misal :
 Bagaimana tindak pidana dilakukan;
 Isi rumusan surat dakwaan saling
bertentangan, dst.
Contoh Kasus :
1. Surat Dakwaan tidak Terang =
 Akibatnya merugikan terdakwa didalam
mempersiapkan Pembelaan (pleidooi);
 Pasal 368 KUHP = pemerasan ;
 Pasal 378 KUHP = penipuan.

2. Surat dakwaan saling bertentangan =


 Turut melakukan = deelneming;
 Kawan berbuat = mededaderschap;
 Turut membantu = medeplegen/medeplichtigheid.
3. Surat dakwaan tidak menyebut fakta = tidak
membatalkan putusan, kecuali cara
melakukan.
Membunuh = bagaimana caranya :
 338 KUHP = pembunuhan biasa;
 340 KUHP = pembunuhan berencana.

Anda mungkin juga menyukai