Anda di halaman 1dari 31

NAMA : AINUN ARIZZAL

NPM : 1619002501
KELAS : S1 FARMASI A

RESPONSI FARMASI FISIK


“KELARUTAN”
TUJUAN PRAKTIKUM
 Mahasiswa mampu :
 1. Menjelaskan pengaruh pelarut campur
terhadap kelarutan zat
 2. Menjelaskan pengaruh penambahan surfaktan
terhadap kelarutan zat
 3. Menentukan konsentrasi misel kritik dan
surfaktan dengan metode larutan
PENGERTIAN KELARUTAN

 Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia ertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan enuh. Zat-zat
tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun erhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini ebih dalam bahasa Inggris
lebih tepatnya disebut miscible. Pelarut umumnya merupakan suatu cairan
yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat yang terlarut, dapat
berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut
seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam
air. Istilah "tak arut" (insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang
sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus yang
benar-benar idak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu
arutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil
Woedepss) (Zubaedah, 2004).
TIPE LARUTAN

 Larutan dapat digolongkan sesuai dengan keadaan terjadinya z terlarut


dan pelarut, dan karena tiga wujud zat (gas, cair, padat kristal), a
sembilan kemungkinan sifat campuran homogen antara zat terlarut dan
pelarut Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada
dalam kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). Larutan tidak
jenu atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat
terlarut dalam konsentrasi di bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk
penjenuhan sempurna pada temperatur tertentu. Larutan lewat jenuh
adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi
leb banyak daripada yang seharusnya ada pada temperatur tertentu,
terdapat juga zat terlarut yang tidak larut (Martin. A, 1990).
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KELARUTAN SUATU ZAT
ANTARA LAIN ADALAH :

 Ø pH
 Ø temperatur
 Ø jenis pelarut
 Ø bentuk dan ukuran partilel zat konstanta
dielektrik pelarut
PENGARUH PH
Bahan-bahan obat sebagian besar berupa senyawa
organik yang bersifat asam atau basa lemah.
Sehingga faktor pH sangat berpengaruh terhadap
kelarutan.
Kelarutan asam-asam organik lemah dalam air akan
bertambah dengan naiknya pH karena terbentuk
garam yang mudah larut dalam air. Sedangkan basa-
basa organik lemah pada umumnya sukar larut
dalam air. Bila pH larutan diturunkan dengan
penambahan asam kuat maka akan terbentuk garam
yang mudah larut dalam air.
TEMPERATURE
 Ada 3 pernyataan tentang kelarutan yang
dipengaruhi oleh
temperature yaitu :
a. Bila suhu dinaikkan, kelarutan akan meningkat,
namun bila
didinginkan dia akan mengendap.
b. Bila suhu dinaikkan, kelarutan akan meningkat.
C. Bila suhu dinaikkan, kelarutan akan kecil
PENGARUH BENTUK DAN UKURAN PARTIKEL

 Semakin kecil ukuran partikel, maka kelarutan


zat tersebut akan
meningkat, begitu pula sebaliknya
PENGARUH JENIS PELARUT

 Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat


polar atau ionik,
begitu pula sebaliknya. Pelarut non polar akan
melarutkan lebih baik zat
zat non polar atau molekul.
PENGARUH KONSTANTA DIELEKTRIK

 Besarnya dielektrik diatur dengan penambahan


pelarut lain
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT-ZAT LAIN

 Surfaktan adalah suatu zat yang sering digunakan untuk


menaikkan
kelarutan suatu zat. Surfaktan yang digunakan pada
percobaan ini adalah tween-80 dengan berbagai
konsentrasi yang akan meningkatkan kelarutan
paracetamol. Hubungan suatu surfaktan mempengaruhi
kelarutan paracetamol yaitu dimana surfaktan adalah
suatu zat yang sering digunakan untuk menaikkan
kelarutan suatu zat.
LANJUTAN.....
Oleh kaerna surfaktan mempunyai kecenderugnan
berasosiasi membentuk agregat yang dikenal dengan
misel dimana misel ini dapat menaikkan kelarutan
paracetamol yang sukar larut dalam air. Dengan
penambahan surfaktan terdiri dua bagian yaitu bagian
polar dan non polar, bila didispersikan dalam air pada
konsentrasi rendah, akan berkumpul pada permukaan
dengan mengorientasikan bagian polar ke arah bagian
air.
ALAT DAN BAHAN
 Alat
1. Kertas saring

2. Corong

3. Filler

4. pH meter

5. Spektrofotometer

6. Timbangan analitik

7. Pipet ukur

 Bahan
1. Aquadest

2. Alkohol

3. Propilen glikol

4. Gliserol

5. theopilinum
CARA KERJA
 Pengaruh pelarut campur terhadap
kelarutan zat
1. Buat 50 mL campuran pelarut seperti
yang tertera pada tabel berikut:
AIR (% V/V) ALKOHOL PG (%V/V) GLISEROL(%V/
(%V/V) V)
`50 0 25 25

50 5 20 20

50 10 20 20
LANJUTAN.....
2. Larutkan teofilin sedikit-sedikit dalam masing-masing
campuran pelarut sampai didapat larutan jenuh.
3. Kocok larutan dengan orbital shaker selama 1 jam,
jika ada endapan yang larut selama pengocokan,
tambahkan lagi teofilin sampai didapatkan larutan
jernih kembali.
4. saring, tentukan kadar teofilin yang larut dengan
titrasi alkalimetri.
5. Buat kurva antara kelarutan teofilin dengan %
pelarut.
 Pengaruh penambahan surfraktan terhadap kelarutan
suatu zat
1. Buat 50 mL larutan tween 80 dengan konsentrasi 0; o,5; 5; 15
mg/mL
2. Tambahkan teofilin sedikit-sedikit ke dalam masing-
masing larutan di atas sampai diperoleh larutan yang
jernih
3. Kocok larutan selama 1 jam dengan orbital shaker, jika
ada endapan yang larut selama pengocokan, tambahkan
lagi teofilin sampai diperoleh larutan yang jenuh kembali
4. Saring dan tentukan kadar teofilin yang terlarut dalam
masng-masing pelarut
5. Buat grafik antara kelarutan teofilin dengan konsentrasi
tween 80 yang digunakan
6. Tentukan konsentrasi misel kritik tween 80.
 Penentuan kadar teofilin
Kadar teofilin yang terlarut ditentukan
secara spektrofotometri
1. Buat seri larutan teofilin dalam air
dengan konsentrasi tertentu yang akan
memberikan serapan antara 0,2-0,8 dan
tentukan persamaan regresi antara
konsentrasi terhadap serapan
2. Hitung kadar teofilin yang melarut pada
masing-masing campuran pelarut/ dalam
larutan surfraktan menggunakan
persamaan yang diperoleh.
RUMUS DAN PERHITUNGAN KELARUTAN

 Perhitungan pembuatan larutan NaOH 0,1M

M = gram x v
Mr 1000
0,1 = gram x 400
40 1000
0,1 = gram x 0,4
40
gram = 0,1 x 40
0,4
= 10 gram
PENGARUH PELARUT CAMPUR TERHADAP
KELARUTAN ZAT
NO CAMPURAN VOLUME TITRASI NaOH
1 AIR ALKOHOL PG GLISEROL 4 mL
50 0 25 25
2 AIR ALKOHOL PG GLISEROL 5 mL
50 5 20 25
3 AIR ALKOHOL PG GLISEROL 6 mL
50 10 20 20
PENGARUH PENAMBAHAN
SURFRAKTAN TERHADAP
KELARUTAN ZAT

NO CAMPURAN VOLUME TITRASI


NaOH
1 AIR 3 mL
2 AIR + 0,5 mg/mL TWEEN 4 mL
3 AIR + 5 mg/mL TWEEN 4,5mL
4 AIR + 15 mg/mL TWEEN 5,5mL
 Penentuan kadar teofilin

Rumus: V1 M1 = V2 M2
 Campuran 1
V NaOH × M NaOH = V teo × M teo
M teo = V NaOH × M NaOH
V teo
= 4 mL × 0,1 M
50mL
= 0,4
50
= 0,008 M
LANJUTANNYA....
 Campuran 2
V NaOH × M NaOH = V teo × M teo
M teo = V NaOH × M NaOH
V teo
= 5 mL × 0,1 M
50mL
= 0,5
50
= 0,01 M
LANJUTAN....
Campuran 3
V NaOH × M NaOH = V teo × M teo
M teo = V NaOH × M NaOH
V teo
= 6 mL × 0,1 M
50mL
= 0,6
50
= 0,012 M
 3. Perhitungan larutan tween 80 sampai 50 mL
a. Konsentrasi 0 mg/mL
0 × 5 mL = 0 mg/mL
(tidak mengandung tween, hanya air)
b. Konsentrasi 0,5 mg/mL
0,5 mg/mL × 50 mL = 25 mg ~ 0,025 gram
c. Konsentrasi 5 mg/mL
5 mg/mL × 50 mL = 250 mg ~ 0,25 gram
d. Konsentrasi 15 mg/mL
15 mg/mL × 50 mL = 750 mg ~ 0,75 gram
PEMBAHASAN: PERCOBAAN KELARUTAN INTRINSIK
OBAT

 Percobaan kelarutan intrinsik obat yang telah dilakukan


yaitu dengan menggunakan teofilin dimana teofilin
berbentuk serbuk kristal tidak berwarna. Teofilin dapat
larut dalam 1:120 air dalam 1:80 alkohol. Teofilin berbentuk
serbuk kristal sehingga jika dicampurkan dengan
alkohol, propilen glikol, gliserol dan air diperlukan
adanya pengocokan beberapa menit. Untuk teofilin yang
berupa serbuk, maka cara memasukkannya yaitu
dituang sedikit demi sedikit didalam gelas kimia agar
teofilin tersebut dapat jenuh, dikoocok larutan dengan
orbital shaker kurang lebih selama 1 jam, jika ada
endapan yang larut selama pengocokan tambahkan lagi
teofilin sampai didapatkan larutan yang jernih kembali.
LANJUTAN....
 Orbital shaker adalah alat pengaduk
cairan atau pengocok yang digunakan
dalam laboratorium kimia dan biologi
serta menghomogenkan suatu bahan
atau larutan, lalu disaring dengan kertas
saring, ditentukan kadar teofilin yang
larut dengan cara titrasi alkalimetri.
LANJUTAN.....
 Titrasi alkalimetri adalah teknik analisis
kimia berupa titrasi yang menyangkut
asam dan basa atay sering disebut titrasi
asam basa. Selanjutnya dibuat kurva
antara kelarutan teofilin dengan %
pelarut.
PEMBAHASAN: PENGARUH PENAMBAHAN SURFRAKTAN

 Menentukan pengaruh penambahan surfraktan terhadap


kelarutan suatu zat. Dibuat 50mL larutan tween 80 dengan
konsentrasi 0; 0,5; 5; dan 15mg/mL. Untuk teofilin yang berupa
serbuk, maka cara memasukkannya yaitu dituang sedikit demi
sedikit didalam gelas kimia agar teofilin tersebut dapat jenuh,
dikoocok larutan dengan orbital shaker kurang lebih selama 1
jam, jika ada endapan yang larut selama pengocokan
tambahkan lagi teofilin sampai didapatkan larutan yang jernih
kembali. Disaring dengan kertas saring, lalu ditentukan kadar
teofilin sampai didapatkan kadar teofilin yang terlarut dalam
masing-masing pelarut dan dibuat grafik antara kelarutan
teofilin dengan konsentrasi tween 80 yang digunakan, lalu
ditentukan konsentrasi misel kritik tween.
LANJUTAN....
 Surfraktan terdiri dari dua bagian yaitu
bagian polar dan non polar. Bila
didispersikan dalam air pada konsentrasi
rendah akan berkumpul pada
permukaan. Percobaan ini menggunakan
stirer dalam pengerjaannya dimana asam
salisilat dikocok dengan stirer selama 1
jam. Hal ini dimaksudkan agar
didapatkan campuran yang homogen.
KESIMPULAN
 Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan ketersediaan
hayati suatu sediaan adalah dengan menaikkan kelarutan zat
aktifnya di dalam air.
 Adapun kesalahan yang diperoleh karena beberapa faktor yaitu :
 Kurang teliti dalam melihat endapannya, sehingga dilakukan
penambahan terus-menerus walaupun sudah lewat jenuh
 Kurang teliti dalam menimbang hasil residu
 Terlalu sebentar dikocok di orbital shaker , sehingga teofillin
belum larut sempurna
 WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai