Anda di halaman 1dari 20

KELARUTAN

L A I LY A R I S T I A N A P U T R I
1619002301
TENTANG KELARUTAN

• Dalam istilah farmasi, kelarutan didefinisikan sebagai sediaan


cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat
larut, biasanya dilarutkan dalam air yang bahannya , cara
peracikan dalam golongan produk lainya.
• Kelarutan suatu senyawa dinyatakan dalam gram/lt. besarnya
kelarutan suatu senyawa adalah jumlah maksimal senyawa
yang bersangkutan yang larut dalam sejumlah pelarut tertentu
pada suatu suhu tertentu
REVIEW PRAKTIKUM KELARUTAN

Praktikum “kelarutan” bertujuan agar mahasiswa dapat :


• Menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat
• Menjelaskan pengaruh penambahan surfaktan terhadap
kelarutan zat
• Menentukan konsentrasi misel kritik dan surfaktan dengan
metode kelarutan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum “kelarutan”
antara lain:
Alat : bahan :
alat gelas -air
buret dan statif -alkohol
pipet tetes -PG
cawan porselin -gliserol
Timbangan -teofillin
batang pengaduk -NaOH 0,1
-Indikator PP
-Tween 80
Cara kerja ada 3 langkah percobaan untuk mengetahui pengaruh pelarut
campur terhadap kelarutan zat, pengaruh penambahan surfaktan terhadap
kelarutan suatu zat, dan untuk menentukan kadar theofillin.
• pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat
-Dibuat 50 ml campuran pelarut seperti yang tercantum
-Dilarutkan teofilin sedikit demi sedikit dalam
masing-masing campuran pelarut sampai didapat
larutan jernih
-Dikocok larutan dengan orbital shaker selama 1 jam jika
ada endapan yang larut selama pengocokan tambahkan
lagi teofilin sampai didapatkan larutan yang jernih kembali
-Disaring lalu tentukan kadar teofilin yang larut dengan cara
titrasi alkalimetri
-Dibuat kurva antara kelarutan teofilin dengan % pelarut
• Pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat
- Dibuat 50 ml larutan Tween 80 dengan konsentrasi
0, 0,5 , 5, 15 mg/mL
- Ditambahkan sedikit teofilin sedikit demi sedikit
kedalam masing-masing larutan diatas sampai
diperoleh larutan yang jernih
- Dikocok larutan dengan orbital shaker selama 1
jam jika ada endapan yang larut selama
pengocokan tambahkan lagi teofilin sampai
didapatkan larutan yang jernih kembali
- Disaring dan tentukan kadar teofilin yang terlarut dalam
masing-masing pelarut
- Dibuat grafik anatara kelarutan teofilin yang terlarut dengan
konsentrasi tween 80 yang digunakan
- Ditentukan konsentrasi misel kritik tween 80
• Penentuan kadar theofilin
penentuan ini menggunakan cara spektrofotometri yaitu
dengan membuat seri larutan teofillin dalam air dengan
konsentrasi tertentu yang akan memberikan serapan antara 0,2 –
0,8 dan tentukan persamaan regresi antara konsentrasi terhadap
serapan lalu Dihitung kadar teofillin yang melarut pada masing-
masing campuran pelarut dalam larutan surfaktan menggunakan
persamaan yang diperoleh.
Dari cara kerja diatas diperoleh data perhitungan sebagai
berikut:
1. Pembuatan NaOH 0,1 M
M = gram x V
mr 1000
0,1= gram / 40 x 400 / 1000
0,1 x 400 = 4 gram
40 = 4 gram
gram = 40/4 = 10
2. Pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan
no campur       Vol
an titrasi
NaOH
  Air alkohol PG Gliserol  
1 50 0 25 25 4 ml
2 50 5 20 25 6 ml
3 50 10 20 20 8 ml

campuran1
Mteo = Vnaoh x Mnaoh / Vteo
4 x 0,1 / 50
0,4 / 50 = 0,008
Campuran 2
Mteo = Vnaoh x Mnaoh / Vteo
6 x 0,1 / 50
0,6 / 50 = 0,012
campuran 3
Mteo = Vnaoh x Mnaoh / Vteo
8 x 0,1 / 50
0,8 / 50 = 0,016
3. Pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan
No Campuran Vol titrasi
1 Air 4ml
2 Air + 0,5 mg/ml 7ml
tween
3 Air + 5 mg/ml 7.5ml
tween
4 Air + 15 mg/ml 8.5ml
tween

campuran 1
Mteo = Vnaoh x Mnaoh / Vteo
4 x 0,1 / 50
0,4 / 50 = 0,008
Campuran 2
Mteo = Vnaoh x Mnaoh / Vteo
7 x 0,1 / 50
0,7 / 50 = 0,014
Campuran 3
Mteo = Vnaoh x Mnaoh / Vteo
7.5 x 0,1 / 50
0,75 / 50 = 0,015
Campuran 4
Mteo = Vnaoh x Mnaoh / Vteo
8.5 x 0,1 / 50
0,85/ 50 = 0,017
4. Perhitungan larutan tween 80 ad 50 ml
a. konsentrasi 0 mg/ml
(tidak mengandung air)
b. Konsentrasi 0,5 mg/ml
0,5 x 50 = 25 mg
= 0,025 gram
c. Konsentrasi 5 mg/ml
5 x 50 = 250 mg
= 0,25 gram
d. Konsentrasi 15 mg/ml
15 x 50 = 750 mg
= 0,75 g
Point-point yang dibahas dalam bab pembahasan :
1. Tujuan adanya praktikum “kelarutan diadakan”
2. Menjabarkan alat bahan yang digunakan
3. Menjelaskan cara kerja dan data hasil menurut praktikum
percobaan
sebelumnya dibuat dulu larutan NaOH. Pembuatan NaOh
0,1 dihitung dahulu berapa gram NaOH yang akan ditimbang
untuk dilarutkan dengan aquadest. Perhitungan dengan rumus
umum molaritas, menunjukan hasil 10 gram untuk volume 400
ml.
Pembahasan:
Percobaan tentang pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan
dipraktikan dengan langkah percobaan : pembuatan 50 ml campuran
pelarut air, alkohol, PG, gliserol sesuai dengan data yang tertera. Lalu
dititrasi dengan larutan larutan NaOH. Lalu larutkan tefillin sedikit
dalam masing-masing pelarut samapai larutan jernih, setelah itu
dikocok, jika ada endapan yang terbentuk dari pengocokan tersebut
tambahkan teofillin lagi hingga larutan kembali jernih. Menurut data
hasil praktikum, pertama air sebanyak 50 ml, alkohol 0, PG 25 ml,
dan gliserol 25 ml ketika semua campuran pelarut di titrasi dengan
larutan NaOH membutuhkan sebanyak 4 ml. kedua, air 50 ml,
alkohol 5 ml, PG 20 ml, dan gliserol 25 ml dititrasi dengan larutan
NaOH membutuhkan sebanyak 6ml. yang terakhir air 50 ml, alkohol
10 ml, PG 20 ml, gliserol 20 ml dititrasi NaOH sebanyak 8 ml.
Setelah data itu didapatkan, dihitung kadar teofilin dengan
rumus M1.V1=M2.V2. Pada campuran pertama, diperoleh kadar
teofilin sebanyak 0,008 dari Volume larutan NaOH ketika titrasi
dikali dengan Molaritas larutan NaOH dibagi dengan Volume
Teofilin. Masih dengan cara perhitungan yang sama, campuran
kedua, kadar teofilinnya sebesar 0,012 dan campuran yang
ketiga sebesar 0,016.
Percobaan tentang pengaruh penambahan surfaktan terhadap
kelarutan zat dipraktikan dengan cara: pembuatan larutan tween 80
sebanyak 50 ml dengan konsentrasi 0, 0,5 , 5, 15 mg/ml. lalu
tambahkan dengan teofilin sampai didapatkan larutan yang jernih.
Kocok larutan tersebut, ketika terdapat endapan yang terbentuk dari
pengocokan maka tambahkan teofilin lagi hingga larutan kembali
jernih. Dari data percobaan, campuran pertama hanya ada air
karena tidak mengandung tween 80. Campuran kedua adalah
campuran dari air dan 0,5 mg/ml tween, campuran ketiga dari air
dan 5 mg/ml. dan campuran keempat, dari air dan 15 mg/ml tween.
Setelah pencampuran, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH.
Hasilnya, campuran pertama titrasi sebanyak 4 ml, titrasi kedua 7
ml, titrasi ketiga 7,5 ml dan titrasi terakhir titrasi sebanyak 8,5 ml.
Setelah data titrasi didapatkan, lalu dihitung kadar teofilin
yang terkandung. Perhitungan didapatkan dari Volume larutan
NaOH ketika titrasi dikali dengan Molaritas larutan NaOH
dibagi dengan Volume Teofilin. Campuran pertama, kadarnya
0,008. Campuran kedua kadar teofilin sebanyak 0,014.
Campuran ketiga 0,015 dan campuran keempat kadar teofilin
sebanyak 0,017.
Surfaktan adalah suatu zat yang digunakan untuk menaikan
kelarutan suatu zat. Molekul dari surfaktan terdiri atas dua
bagian yaitu polar dan non polar.
Perhitungan konsentrasi larutan tween 80, 50 ml. konsentrasi
0 mg/ml tidak mengandung tween 80 hanya ad air. Konsentrasi
tween 0,5 mg/ml untuk volume 50 ml air sebanyak 25 mg =
0,025 g. konsentrasi 5 mg/ml untuk 50 ml air sebanyak 250 mg
= 0,25 gram. Dan konsentrasi 15 mg/ml untuk 50 ml air
sebanyak 750 mg= 0,75 gram.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah :
Pelarut campur, semakin tinggi nilai konstanta dielektrik
maka kelarutan zat semakin meningkat.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai