Anda di halaman 1dari 37

PERENCANAAN

DESIGN BANGUNAN PENYIMPANAN LIMBAH B3


PT. KARYA JAYA MANDIRI MEGAH PRAKOSO

KONSULTAN PERENCANA :

FOR THE BEST ONE


L a t a r Belakang

1. PT. Karya Jaya Mandiri Megah Prakoso (PT.Kajama)


merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang manufaktur dan karoseri kendaraan
pemadam kebakaran di Indonesia.

2. Dalam proses manufaktur tersebut, terdapat bahan yang


disimpan di dalam gudang penyimpanan limbah B3
merupakan bahan yang mudah menyala dan mudah
terbakar (PT. Kajama, 2019)
T u ju a n

1. Mendesain ulang dimensi gudang penyimpanan limbah B3 PT. Kajama


2. Mendesain tata letak limbah B3 di gudang penyimpanan
limbah B3 PT. Kajama
3. Menentukan kebutuhan ventilasi sesuai dengan SNI 03-6572-2001.
4. Menentukan kebutuhan penerangan sesuai dengan SNI 03-6575-2001.
5. Menentukan jumlah dan penempatan detektor sesuai dengan SNI 03-
3985-2000.
6. Menentukan jumlah dan penempatan APAR sesuai dengan
Permenakertrans RI No. Per-04/MEN/1980.
Batasan Masalah

1. Data limbah B3 yang disimpan dari bulan Januari 2017


sampai Oktober 2020.
2. Merencanakan dan menghitung estimasi biaya yang
dikeluarkan.
D i a g r a m A l i rP e n e l i t i a n
Diagram Alir Penelitian (lanjutan)
Pengolahan d a n Analisa Data

Dimensi Gudang Limbah B3 (baru) 1


Tata Letak Gudang Limbah B3 2
Penentuan Kebutuhan Ventilasi Gudang Limbah B3 3
Penentuan Kebutuhan Penerangan Gudang Limbah B3 4
Penentuan Jenis Detektor dan Kebutuhan Jumlah Detektor 5

Penentuan Jenis APAR dan Kebutuhan Jumlah APAR 6


1
D i m e n s i G u d a n g L i m b a h B3 ( b a r u )

Massa jenis (ρ)


 Data yang dibutuhkan No. Nama Limbah Penampakan (bentuk)
gr/ cm3
Sifat
 data jenis limbah 1 Limbah PA Padatan kristal putih 0,37 Mudah terbakar
2 Limbah B3 ex. Biodiesel Cairan kuning gelap 1,10 Mudah terbakar
sampai kuning bening dan tidak terlarut
dalam air
3 Limbah B3 ex. PT.AG Cairan kuning gelap 1,19
sampai coklat Mudah terbakar
4 Limbah B3 ex DOP Cairan kuning gelap 16,00 Mudah terbakar,
sampai coklat beracun, dan
tidak
terlarut
dalam miyak
5 Limbah B3 ex. Alkyd Cairan kuning bening 1,20 Mudah terbakar,
sampai kuning gelap beracun, dan
terlarut dalam
minyak
6 Limbah B3 ex. Latex Cairan kunung gelap
sampai coklat 1,17 Mudah terbakar
7 Limbah B3 ex. WWT Cairan kuning bening
sampai kuning gelap 1,10 Mudah terbakar
8 Ortho-xylene bekas Cairan tidak berwarna 0,88 Mudah terbakar
9 Oli bekas Cairan tidak berwarna 0,90 Mudah terbakar
 Data jumlah limbah

Bulan
No. Nama Limbah Rata-rata
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
1 Limbah PA 20 17 28 19 22 29 26 28 17 17 22,3
2 Limbah ex. Biodiesel 6 8 9 7 6 5 7 6 6 8 6,8
3 Limbah ex. PT. AG 7 10 7 11 6 10 11 7 10 7 8,6
4 Limbah ex. DOP 7 5 5 7 15 9 19 5 17 7 9,6
5 Limbah ex. Alkyd 7 7 8 12 7 6 7 13 6 11 8,4
6 Limbah ex. Latex 5 5 6 7 5 5 6 8 3 5 5,5
7 Limbah ex. WWT 12 14 12 15 13 12 11 5 10 12 11,6
8 Limbah O-xylene 3 3 3 3 7 7 4 3 7 3 4,3
9 Oli bekas 7 4 7 4 5 6 5 4 3 5 5
 Dimensi palet, bag container, drum, dan forklift
1,1 m 0,5 m
1,1 m
0,1 m
1,1 m 0,75 m
1,1 m
0,1 m

Palet
Drum
1m

1m 1,5 m

2,5 m
Bag Forklift
Container
 Perhitungan
 Perhitungan rata-rata limbah yang didistribusikan ke gudang
penyimpanan limbah B3

Bulan
No. Nama Limbah Rata-rata Rata-rata x 3 Pembulatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
1 Limbah PA 20 17 28 19 22 29 26 28 17 17 22,3 66,9 67
2 Limbah ex. Biodiesel 6 8 9 7 6 5 7 6 6 8 6,8 20,4 21
3 Limbah ex. PT. AG 7 10 7 11 6 10 11 7 10 7 8,6 25,8 26
4 Limbah ex. DOP 7 5 5 7 15 9 19 5 17 7 9,6 28,8 29
5 Limbah ex. Alkyd 7 7 8 12 7 6 7 13 6 11 8,4 25,2 26
6 Limbah ex. Latex 5 5 6 7 5 5 6 8 3 5 5,5 16,5 17
7 Limbah ex. WWT 12 14 12 15 13 12 11 5 10 12 11,6 34,8 35
8 Limbah O-xylene 3 3 3 3 7 7 4 3 7 3 4,3 12,9 13
9 Oli bekas 7 4 7 4 5 6 5 4 3 5 5 15,0 15
 Perhitungan kebutuhan palet No. Nama Limbah Rata-rata Palet yang
dibutuhkan
Pembulatan
1 Limbah PA 67 67,0 67
Kebutuhan palet untuk setiap limbah 2 Limbah ex. Biodiesel 21 5,3 6
3 Limbah ex. PT. AG
padat adalah 1palet, dikemas dalam bag 4 Limbah ex. DOP
26 6,5 7
29 7,3 8
container. Untuk limbah cair, dikemas 5 Limbah ex. Alkyd 26 6,5 7
dalam drum. Maka, setiap palet berisi 4 6 Limbah ex. Latex 17 4,3 5
7 Limbah ex. WWT 35 8,8 9
drum. Untuk hasilnya dapat dilihat 8 Limbah O-xylene 13 3,3 4
pada tabel. 9 Oli bekas 15 3,8 4

 Perhitungan kebutuhan
Kebutuhan palet
area/ blok
 Kebutuhan area/blok limbah padat = 12
 Kebutuhan area/blok limbah cair = Kebutuhan palet
3
No. Nama Limbah Palet yang dibutuhkan Kebutuhan area/ blok Pembulatan
1 Limbah PA 67 22,3 23
2 Limbah ex. Biodiesel 6 2,0 2
3 Limbah ex. PT. AG 7 2,3 3
4 Limbah ex. DOP 8 2,7 3
5 Limbah ex. Alkyd 7 2,3 3
6 Limbah ex. Latex 5 1,7 2
7 Limbah ex. WWT 9 3,0 3
8 Limbah O-xylene 4 1,3 2
9 Oli bekas 4 1,3 2
 Perhitungan allowance ruangan
Allowance dimanfaatkan sebagai gang atau jalur pergerakan material handling.
Material handling yang digunakan adalah forklift. Jadi, allowance yang digunakan
adalah jalur pergerakan forklift, yaitu diagonal forklift saat membawa produk.
diagonal = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔2 + 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟2
= 2,5 2 + 1,5 2

= 2,91 𝑚 ≈ 3 𝑚
2
Ta t a L e t a k G u d a n g L i m b a h B3

 Penentuan kompabilitas
Berdasarkan Law, Regulations, and Guidelines for Handling of Hazardous Waste, California
Department of Health 1975, kompabilitas untuk limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi
6 kelompok, yaitu:
Tabel Incompability Disposal
No. Kelompok Nama Limbah
1. 2B Limbah B3 ex. DOP, Limbah B3 ex. Alkyd,
Limbah B3 ex. Latex
2. 3A Limbah B3 ex. PT. AG
3. 6B Limbah ex. WWT, Ortho-xylene bekas, Oli
bekas
 Perhitungan bak penampung
 Bak penampungan dirancang dengan menggunakan perhitungan volume drum, volume limbah,
dan volume tumpahan per drum. Dari desain dimensi gudang di atas, bak penampungan untuk
limbah cair dirancang sebagai berikut :
Volume drum =
1 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔2 + 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟2
4
1
= 𝑥 3,14 𝑥 (0,5 𝑚)2 𝑥0,75 𝑚
4
= 0,147 𝑚 3

𝑟𝑟𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑒= 𝑡147𝑖 𝑙
 Diasumsikan setiap drum
Volume menampung limbah
limbah = Volume sebanyak
drum x80%
80%dari volume drum, maka :
= 0,147 m x 80%
3

= 0,1176 m3
 Diasumsikan tumpahan limbah sebanyak 30% dari volume limbah, maka :
Volume tumpahan per drum = Volume limbah x 30%
= 0,1176 m3 x 30%
= 0,035 m3
 Perhitungan untuk dimensi bak penampung tiap-tiap limbah adalah sebagai berikut.

Kelompo Volume Panjang bak Lebar bak Kedalaman bak Freeboard bak
No.
k tumpahan penampun penampung penampung
Limbah limbah penampung g
1. Kelompok 2B 2,52 m3 9,5 m 0,5 m 0,53 m 0,3 m
2. Kelompok 3A 0,91 m3 5,5 m 0,5 m 0,33 m 0,3 m
3. Kelompok 6B 2,94 m 3 9,5 m 0,5 m 0,62 m 0,3 m

 Kemiringan lantai
Berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan
Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, lantai bagian
dalam dibuat melandai turun kearah bak penampungan dengan kemiringan maksimum 1%.
Lantai dibuat miring agar tumpahan atau bila terjadi kebocoran bahan kimia bisa mengalir ke
dalam bak penampungan
D e n a h G u d a n g L i m b a h B3

2B

3A

A r e a G u d a n g L i m b a h B3
3
P e n e n t u a n K e b u t u h a n Ve n t i l a s i
G u d a n g L i m b a h B3

 Perancangan sistem ventilasi alami


 Menentukan nilai M melalui pendekatan fase gas

𝑀.𝑃
𝜌= Massa jenis (ρ)
𝑅.𝑇
𝑔 No. Nama Limbah
gr/ cm3
𝑀= 𝑅𝑔.𝑇.𝜌 1 Limbah PA 0,37
𝑃
2 Limbah ex. Biodiesel 1,1
0,7302.547,8.0,37 3 Limbah ex. PT. AG 1,19
= 4 Limbah ex. DOP 16
1 5 Limbah ex. Alkyd 1,2
= 148
6 Limbah ex. Latex 1,17
Dimana: 7 Limbah ex. WWT 1,1
ρ = massa jenis cairan 8 Limbah O-xylene 0,88
M = berat molekul bahan kimia 9 Oli bekas 0,9
P = tekanan di ruangan
Rg = koefisien

T = temperatur ruangan
 Menentukan koefisien transfer massa gas (K)
1
𝑀0 3
𝐾 = 𝐾0.
𝑀
18 1 3
= 0,83 𝑚
.𝑐𝑠 148
= 0,107
Dimana :
K = Koefisien transfer massa gas (cm/s)
K0 = Koefisien transfer massa air = 0,83 cm/s
M = Berat molekul bahan kimia (lbm/lb-
M0 mol)
= Berat molekul air = 18 lbm/lb-mol
 Menentukan laju pembentukan uap (Qm)
𝑀.𝐾.𝐴.𝑃
𝑄𝑚=
𝑅.𝑇
𝑔𝐿

= 𝑖.2,112𝑓𝑡2.0,987𝑎𝑡𝑚
148𝑙𝑏𝑚/𝑙𝑏;𝑚𝑜𝑙.0,107 𝑓𝑡/𝑚𝑛
0,7302𝑓𝑡3𝑎𝑡𝑚/𝑙𝑏𝑚;𝑚𝑜𝑙𝑜𝑅.547,8𝑜𝑅
= 0.083 𝑙𝑏𝑚/𝑚𝑖𝑛
Dimana :
Qm = Laju pembentukan uap bahan (lbm/min)
M = Berat molekul bahan kimia (lbm/lb-mol)
= Koefisien transer massa gas (cm/s)
K = Luas permukaan drum (A) = 2,112 ft2
A = Tekanan uap = 0,001 mbar = 0,987 atm
P = Konstanta gas ideal
sat = Suhu (oR)= 547,8oR
R
g

T
L
 Menentukan laju aliran udara (Qv)
𝑄𝑚.𝑅𝑔.𝑇𝐿 𝑥 106
𝐶𝑝𝑝𝑚 =
𝐾.𝑄𝑣.𝑃.𝑀
1 ppm = 0,083 𝑙𝑏𝑚/𝑚𝑖𝑛. 0,7302 𝑓𝑡 3𝑎𝑡𝑚/𝑙𝑏𝑚 ; 𝑚𝑜𝑙𝑜 𝑅.547,8𝑜𝑅 𝑥 106
0,3.𝑄𝑣.1 𝑎𝑡𝑚.148 𝑙𝑏𝑚/𝑙𝑏𝑚;𝑚𝑜𝑙
𝑓𝑡3
𝑄𝑣 = 747754,402 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Dimana :
Cppm = Konsentrasi uap (ppm)
Qm = Debit penguapan bahan (lbm/min)
Rg = Konstanta gas ideal = 0,7302 ft3atm/lbm-moloR
T = Suhu (oR)
= non ideal mixing factor = 0,3
k
= Kecepatan ventilasi (ft3/min)
Qv
= Tekanan (atm) = 1 atm
P = Berat molekul bahan kimia
M
Diasumsikan drum tidak dalam keadaan terbuka sepenuhnya, maka kecepatan ventilasinya 50%,
yaitu 373.877,201 ft3/min
 Menentukan luas bukaan
Berdasarkan SNI 03-6572-2001, bahwa dalam bangunan kelas 7 (gudang) pada jendela, bukaan,
pintu, atau sarana lainnya dengan luas ventilasi yang tidak kurang dari 10% terhadap luas
lantai dari ruang yang akan diventilasi, diukur tidak lebih dari 3,6 m di atas lantai. Luas lantai
yang direncanakan adalah 506 m2. Maka 10% dari 506 m2 adalah 50,6 m2. Ventilasi dirancang
dengan penjang 88 m, dan lebar 0,6 m, sehingga luas perencanaan ventilasi sebesar 52,8 m2.
 Menentukan laju aliran udara (Qv) dari bukaan yang dirancang
𝑄= 𝐶.𝑣 𝐴.𝑉
= 0,3.52,8 m2.10,29 m/det
=162,99 m3/det
=345356,4 ft3/min
Dimana :
Qv = laju aliran udara (ft3/min)
Cv = effectiveness dari bukaan = 0,3
= luas bebas dari bukaan inlet (ft2)
A
= kecepatan angin (m/det)= 20 knot (BMKG,2011)
V
Dari perhitungan di atas didapatkan laju pergantian udara yang dibutuhkan gudang
sebesar 373877,201 ft3/min. Direncanakan dengan menggunakan ventilasi alami dengan luas
ventilasi sebesar 52,8 m2 dapat menghasilkan laju aliran udara sebesar 345356,4 ft3/min,
maka gudang penyimpanan limbah B3 membutuhkan ventilasi mekanis.
 Perancangan sistem ventilasi mekanis
 Menentukan exhaust fan
 Laju pergantian udara yang dibutuhkan
Setelah menentukan kebutuhan laju aliran udara dan merancang ventilasi alami
didapatkan selisih laju pergantian udara yang masih dibutuhkan gudang sebesar:
373877,201 ft3/min - 335630,4 ft3/min = 38246,81 ft3/min
Ventilasi mekanis yang ditentukan berupa exhaust fan. Exhaust fan yang akan digunakan memiliki spesifikasi laju
pergantian udara 169,56 m3/min = 5987,955 ft3/min. Maka, jumlah exhaust fan yang dibutuhkan:

38246,81𝑓𝑡3/𝑚𝑖𝑛
𝑒𝑥h𝑎𝑢𝑠𝑡 𝑓𝑎𝑛 =
5987,955𝑓𝑡3/𝑚𝑖𝑛

= 6,39 buah ≈ 7 buah


4
Penentuan ke bu tuh a n penerangan
g u d a n g l i m b a h B3

 Perhitungan kebutuhan lampu


 Menentukan jenis sumber penerangan
Dipilih sumber penerangan langsung 4 x TL 40 W sehingga arus cahaya tiap armatur
sebesar 4 x 2500 lm = 10000 lm
Kuat penerangan untuk gudang adalah 100 lux.
(Sumber:SNI 03-6575-2001)
 Menentukan faktor refleksi
Pada gudang limbah B3 yang dirancang ditentukan warna langit-langit putih, warna
dinding krem, dan warna lantai abu-abu. Maka, untuk reflektasi langit-langit (ρll),
reflektansi dinding (ρd), dan reflektansi lantai (ρl) sebagai berikut.
ρll = 0,7
ρd = 0,5
ρl = 0,1
 Menghitung indeks ruang (k)
Perencanaan dimensi gudang :
p = 23,0 m
l = 15,0 m
t = 6,,0 m

𝑘= 𝑝. 𝑙
𝑡𝑝+𝑙
23 𝑚 .22 𝑚
=
5 𝑚 (23𝑚𝑚):22
= 2,25
 Menghitung efisiensi penerangan (ηp) dan koefisien pemakaian (kp)
Untuk k=2 ηp= 0,61 dan untuk k=2,5 ηp=0,64 Untuk
k=2,25 dilakukan interpolasi

2,5 ; 2
2,5;2,25
0,64;0,61 = 0,64;𝑥
𝑥= 0,625
Maka, untuk k=2,25 ηp= 0,625
Faktor depresiasi untuk pengotoran ringan dan direncanakan dilakukan pembersihan tiap 1
tahun adalah 0,85 sehingga koefisien pemakaian (kp ) sebagai berikut.
Koefisien pemakaian (kp ) = ηp.fd
= 0,625.0,85
= 0,531
Menentukan jumah armature

Diketahui : E = 100 lux, A = 506 m2, Φ=2500, kp = 0,531


Maka, 𝑛 = 1,25.𝐸.𝐴
Φ.𝑘𝑝

= 1,25 x 100 x 506


10000 x 0,531

= 11,91 ≈ 16

Ditentukan banyak armatur 16 buah, tiap armatur berisi 4 TL 40 W dipasang 8 deret dimana
setiap deret ada 2 armatur.
2B

3A

Lokasi Armatur
5
Penentuan jenis detektor dan kebutuhan jumlah detektor

• Penentuan jenis detektor


Berdasarkan SNI 03-3985-2000 untuk kriteria pemilihan jenis detektor yang
cocok untukrancangan gudang penyimpanan limbah B3 adalah detektor
asap dengan tipe ruang awan. Bentuk dari atap gudang limbah B3 yang
dirancang adalah miring
Perhitungan jumlah detector

Berikut merupakan perhitungan jumlah detektor yang akan digunakan, yaitu :


Ukuran gedung
Panjang = 23 m
Lebar = 15 m
Tinggi = 6m
S = 9 m x 71%
= 6,39 m

Jumlah Detektor (D) :

D = Panjang = 23 m = 7.19 ~ 8 Detektor


½S ½ x 6.39

D = Panjang = 15 m = 4.69 ~ 5 Detektor


½S ½ x 6.39

Total jumlah detektor yang akan dipasang pada gudang penyimpanan limbah B3
yang dirancang adalah :

D(panjang) x D(lebar) =8x5


= 40 Detektor
6
Penentuan jenis APAR dan kebutuhan jumlah APAR

• Penentuan jenis APAR


Berdasarkan Permenaker No. 04/ MEN/ 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, untuk gedung yang berisi bahan yang tidak
dapat bercampur dengan air dan bahan yang dapat bercampur dengan air, maka
APAR yang baik adalah jenis tepung kering yang mengandung Natriumbikarbonat dan
garam alkali dengan berat 12 kg.
Pemasangan APAR
Berdasarkan Permenaker No. 04/ MEN/ 1980, pemasangan APAR harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
• Setiap satu atau kelompok APAR harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah
dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan

• Pemberian tanda pemasangan tersebut harus sesuai dengan Permenaker No. 04/ MEN/ 1980

• Penempatan antara APAR yang satu dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh
melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

• Setiap APAR harus dipasang menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan
konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti yang tidak dikunci.

• Pemasangan APAR harus sedemilian rupa sehingga APAR jenis tepung kering dapat ditempatkan lebih
rendah dengan syarat, jarak antara dasar APAR tidak kurang 15 cm dari permukaan lantai.
Simbol dan Label Limbah B3
Mengacu Pada PermenLHK No 14 Tahun 2013
Kesimpulan

Dari pengolahan data dan analisa yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
• Desain gudang limbah B3 yang dirancang dengan dimensi panjang 20 m, lebar 15 m, dan
tinggi 6 m.
• Tata letak limbah pada gudang limbah B3 yang dirancang sesuai dengan jenis limbah.
• Kebutuhan laju pergantian udara pada gudang yang dirancang sebesar 373877,201
ft3/min ft3/min dan kebutuhan exhaust fan sebanyak 7 buah.
• Kebutuhan penerangan pada gudang limbah B3 yang dirancang sebesar 100 lux dan
kebutuhan lampu sebanyak 12 armatur menggunakan 4 TL 40 W
• Jenis detektor yang sesuai dengan gudang limbah B3 yang dirancang adalahdetektor
asap sebanyak 56 buah.
• Jenis APAR yang sesuai dengan gudang limbah B3 yang dirancang adalah jenis tepung
kering yang mengandung Natriumbikarbonat dan garam alkali dengan berat 12 kg
sebanyak 7 buah
D A F TA R PU S TAKA

California Department of Health. (1975). Law, Regulations, and Guidelines for Handling of Hazardous Waste

CCPS. (1992). Guidelines for hazard evaluation prosedur

Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja. (2004). Himpunan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Jakarta

EPA Victoria – Australia, Bunding Guidelines

Kep-01/ Bapedal/09/1994. Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3

M.T, Muhaimin. (2001). Teknologi Pencahayaan. PT. Refika Aditama, Bandung

PP no. 18 tahun 1999. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun

SNI 03-3985-2000 Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Dan Pengujian Sistem Deteksi Dan Alarm
Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Pada Bangunan Rumah Dan Gedung.

SNI 03-6572-2001. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi pada Bangunan Gedung

SNI 16-7062-2004. Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja

www.http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Meteorologi/PrakiraanAngin.bmkg diakses tanggal 25 Mei 2011


www.http://lightingphilips.com.cn/apr/content/88/1464/8/ProductFamily_id.pdf diakses tanggal 11 Mei 2011
Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai