Anda di halaman 1dari 20

PTYRIASIS ROSEA

D R . F I T R I K A R D I A S I H B A N D J A R , S P. K K
PENDAHULUAN

• Pitiriasis rosea adalah kelainan kulit papulosquamous yang paling sering


terjadi antara usia 10 dan 35 tahun.
• Biasanya dimulai dengan satu lesi “bercak herald”, diikuti dengan
timbulnya kulit bersisik sekunder, erupsi kulit merah muda dalam 1-2
minggu.
• Jika seorang wanita mendapatkan pitiriasis rosea selama kehamilan, hal ini
dapat menyebabkan hasil yang serius pada bayi baru lahir, seperti berat
badan kehamilan rendah, lahir mati, dan persalinan prematur.
CASE REPORT 1
SKENARIO

• Seorang pria Tionghoa berusia 32 tahun mengeluhkan ruam gatal ringan


selama 20 hari.
• Pasien mendapat suntikan vaksin influenza A (H1N1) 11 hari sebelum
timbulnya ruam awal.
• Ditemukan lesi kulit di tungkai kiri atas 3 hari setelah dia menerima vaksin
influenza A (H1N1) yang tidak aktif pada Mei 2016.
• Dia merasakan pruritus ringan. Letusan sekunder muncul di leher, badan,
dan ekstremitas, dan jumlahnya meningkat. Namun, tidak ada letusan di
bagian perut atau bokong.
LANJUTAN…

• Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya


bercak tanda di ekstremitas kiri atas
bagian dalam, dan lesi berupa plak tipis
berbentuk oval sekitar 3,5 cm dengan
eritema bersisik.
• Erupsi sekunder multipel,
eritematosquamous, lesi oval dengan
skala kerah perifer; disebar di sepanjang
garis belahan, dan diberi pola “christmas
tree” pada tubuh pasien.
LANJUTAN…

• Analisis laboratorium menunjukkan jumlah darah lengkap pasien normal, dan laju sedimentasi

eritrosit normal 12 mm / jam (normal: 0-15 mm / jam).

• Biopsi histopatologi yang diambil dari batas patch yang lebih besar menunjukkan sedikit

hiperkeratosis dan lapisan sel granular yang berkurang. Ada edema interseluler ringan di

dermis superfisial.

• Epidermis menunjukkan sedikit hiperkeratosis, parakeratosis, dan edema interseluler ringan,

serta infiltrasi beberapa limfosit. Terdapat infiltrasi ringan pada limfosit perivaskuler dan

eritrosit ekstravaskuler pada dermis superfisial. Berdasarkan gambaran klinis dan

histopatologi, diagnosis akhir pitiriasis rosea diajukan.


LANJUTAN…

Pasien dirawat dengan cetirizin oral untuk meredakan

gejala alergi, seperti pruritus, krim steroid topikal dan

fototerapi narrowband-ultraviolet B.
Gejala gatal yang dideritanya berangsur-angsur menghilang, dan lesi sembuh dalam

12 hari.
CASE REPORT 2
SKENARIO

• Seorang wanita berusia 28 tahun pada minggu ke-38 kehamilan


pertamanya.

• Pasien melaporkan bahwa ruam muncul 10 hari sebelumnya. Dia


mengeluh pada bercak bersisik dengan kerah perifer bersisik sebagian
besar di atas batang tubuh dan paha disertai dengan rasa gatal ringan.

• Pasien dirawat dengan krim Aflumycin (prednisolone 0,5%, gentamycin


sulfate 0,1%) tanpa respon sebelum dia datang ke klinik.

• Pasien tidak memiliki gejala prodromal.


LANJUTAN…

• Setelah pemeriksaan,
didapatkan ruam kulit yang
terdiri dari bercak dan
papula berwarna salmon
berbentuk oval, berdiameter
hingga 1,5 cm, dikelilingi
oleh sisik putih muda yang
terletak di leher, dada, paha,
dan tungkai atasnya.
LANJUTAN…

• Tes laboratorium termasuk hitung darah dan fungsi hati berada


dalam nilai normal.
• VDRL, TPHA, IgM-CMV, dan IgG rubella semuanya negatif.
• Biopsi dari kulit wanita itu tidak dilakukan. Tindak lanjut
klinis untuk pasien menunjukkan bahwa ruam sembuh tanpa
pengobatan setelah 4 minggu.
DISKUSI
TINJAUAN PUSTAKA

• Berdasarkan bukti ilmiah, diduga pitiriasis rosea merupakan eksantema


virus yang berhubungan dengan reaktivasi Human Herpes Virus (HHV)-7
dan HHV-6
• Erupsi menyerupai pitiriasis rosea dapat terjadi setelah pemberian obat,
misalnya bismut, arsenik, barbiturat, metoksipromazin, kaptropil, klonidin
• Walaupun beberapa erupsi obat dapat menyerupai pitiaris rosea, tetapi
tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa pitiaris rosea dapat disebabkan
oleh obat.
GAMBARAN KLINIS

• Sebagian kecil pasien dapat terjadi gejala menyerupai flu, nyeri kepala,
nausea, hilang nafsu makan, demam dan atralgia.
• Herald patch, umumnya pada badan. Berbentuk oval dan anular, soliter
dan berdiameter kira-kira 3 cm
• Ruam terdiri atas eritema dan skuama halus di pinggirr

• Lesi yang menyerupai Christmas Tree.


01 Tinea corporis

DIAGNOSIS 02 Sifilis sekunder

BANDING 03 Dermatitis numularis

04 Psoriasis gutata
PENGOBATAN PITIRIASIS ROSEA

01

SISTEMIK
Antihistamin
Kortikosteroid sistemik diberikan secara intramuskular
Acyclovir 5 x 800 mg/hari

APABILA KELAINAN KULIT LUAS > TERAPI SINAR


02
UVB.
TOPIKAL
SINAR UVB DAPAT MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN KARENA
MENGHAMBAT SEL LANGHERHANS SEBAGAI PENYAJI ANTIGEN Bedak asam salisilat
EDUKASI & PROGNOSIS

PITIRIASIS ROSEA

• Hindari bahan-bahan iritan


• Pakai sabun khusus yang mengandung
emollient

PROGNOSIS

• Baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai