Anda di halaman 1dari 20

TEKNIC RADIOGRAFI 4

DI SUSUN OLEH
ARIF AJI PRATAMA
ADAM FERDINANSYAH
AHMAD ALDIS
PENDAHULUAN

•             Masalah usia lanjut dan osteoporosis semakin menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dilatar
belakangi oleh meningkatnya usia harapan hidup. Keadaan ini menyebabkan peningkatan penyakit menua yang
menyertainya, antara lain osteoporosis (keropos tulang). Masalah osteoporosis di Indonesia dihubungkan dengan
masalah hormonal pada menopause. Menopause lebih cepat dicapai wanita Indonesia pada usia 48 tahun dibandingkan
wanita barat yaitu usia 60 tahun. Mulai berkurangnya paparan terhadap sinar matahari. Kurangnya asupan kalsium.
Perubahan gaya hidup seperti merokok, alkohol dan berkurangnya latihan fisik. Penggunaan obat-obatan steroid
jangka panjang. Serta risiko osteoporosis tanpa gejala klinis yang menyertainya.
•             Sejak penurunan massa tulang dihubungkan dengan terjadinya fraktur yang akan datang, maka pemeriksaan
massa tulang merupakan indikator untuk memperkirakan risiko terjadinya fraktur. Pada dekade terakhir, fakta ini
menyebabkan kepedulian terhadap penggunaan alat diagnostik non invasif  (bone densitometry) untuk
mengidentifikasi subyek dengan penurunan massa tulang, sehingga dapat mencegah terjadinya fraktur yang akan
datang, bahkan dapat memonitoring terapi farmakologikal untuk menjaga massa tulang.
RUMUSAN MASALAH

• 1. Apa pengertian kekeroposan tulang (osteoporosis)?


• 2. Apa pengertian bone densitometer?
• 3. Apa saja jenis-jenis densitometer?
• 4. Bagaimana cara kerja dari Bone densitometer?
• 5. Apa indikasi penggunaan Bone densitometer?
TUJUAN

• 1. Mengetahui pengertian osteoporosis


• 2. Mengetahui pengertian bone densitometer
• 3. Mengetahui jenis-jenis bone densitometer
• 4. Mengetahui cara kerja bone densitometer
• 5. Mengetahui indikasi penggunaan bone densitometer
PEMBAHASAN

• Penggunaan zat-zat radioaktif merupakan bagian dari teknologi nuklir yang relatif cepat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan zat-zat radioaktif mempunyai sifat-sifat yang spesifik,
yang tidak dimiliki oleh unusr-unsur lain. Dengan memanfaatkan sifat-sifat radioaktif tersebut, maka
banyak persoalan yang rumit yang dapat disederhanakan sehingga penyelesaiannya menjadi lebih
mudah. Radioaktif merupakan kumpulan beberapa tipe partikel subatom, biasanya disebut sinar gamma,
neutron, elektron, dan partikel alpha. radioaktif itu bersifat melaju melalui celah/rongga ruang dengan
kecepatan tinggi, yaitu sekitar 100,000 mili persekon.  Salah satu manfaat radiokimia dalam bidang
kedokteran yaitu diagnosis kekeroposan tulang (osteoporosis) dengan bone densitometer. 
PENGERTIAN OSTEOPOROSIS

•   Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan massa (berat) tulang yang rendah
dankerusakan pada jaringan di dalam tulang. Pada Osteoporosis, terjadi penurunan kualitas tulang
dankuantitas kepadatan tulang, padahal keduanya sangat menentukan kekuatan tulang sehinggapenderita
Osteoporosis mudah mengalami patah tulang atau fraktur. 
• Di Amerika serikat 44 juta orang mempunyai kepadatan tulang yang sangat rendah. Dari jumlah
inihampir 55% berusia 55 tahun keatas. Lebih banyak perempuan daripada laki-laki, 1 dari 2 wanitakulit
putih akan mengalami osteoporosis dalam hidupnya.
PENGERTIAN BMD
( BONE MINERAL DENSITOMETRY )

• BMD adalah pemeriksaan yang menggunakan alat khusus untuk pemeriksaan mendeteksi osteoporosis
atau penurunan densitas tulang. 
• Osteoporosis diakibatkan karena penurunan massa tulang dan peningkatan resiko patah tulang.
KLINIS UNTIUK PEMERIKSAAN BMD
( BONE MINERAL DENSITOMETRY )

• -Wanita usia > 55 tahun atau pria > 60 tahun- Wanita menjelang atau sudah menopause-
• Riwayat Patah Tulang
• - Mengalami penurunan tinggi badan setidaknya 4 Cm atau tubuh makin membungkuk
• - Mengonsumsi obat obatan Tertentu lebih dari 3 bulan seperti kortikosteroid, obat epilepsi, atau obat tiroid, yang
dapat mengganggu proses pembentukan kembali tulang (Osteogenesis)
• - Menjalani Prosedur transplantasi organ
• - Mengalami penurunan kadar hormon akibat menopause atau penggunaan obat-obatan kanker
• - Mengalami nyeri tulang tanpa sebab yang jelas
• - wanita dibawah usia 65 tahun yang memiliki resiko patah tulang yang tinggi
• - memiliki riwayat penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, penyakit hati kronis, rematik, autoimun, artritis
rheumatoid, atau lupus dan penyakit tiroid
• - Riwayat perokok atau peminum alkohol berat- anak-anak dengan kenalinan genetik osteogenesis imperfecta
(suatu kondisi yang ditandai dengan tulang rapuh, massa otot rendah, sendi dan ligamen longgar, penyakit ini
adalah kelainan genetik yang dapat membuat tulang mudah patah
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
BMD

• . Apa yang harus dipersiapkan sebelum menjalani prosedur BMD ?- tidak perlu persiapan khusus
sebelum menjalani tes kepadatan tulang- pemeriksaan ini tidak di saran kn untuk ibu hamil- beritahukan
kepada dokter jika baru saja menjalani pemeriksaan yang menggunakan barium atau material kontras
lain, yang dapat mempengaruhi hasil pembacaan teks kepadatan tulang- hindari konsumsi suplemen
kalsium setidak nya 24 jam sebelum tes di lakukan- gunakan pakaian yang longgar, nyaman, dan hindara
pakaian dengan kancing termasuk kancing tarik- pasien tidak di saran kan membawa masuk bahan
berbahan dasar metal seperti kunci, sabuk, atau uang logam selama berada di ruang periksa
PERSIAPAN ALAT UNTUK PEMERIKSAAN BMD..??
• Apa yang akan dilakukan tim medis pada prosedur tes kepadatan tulang?
• Prosedur tes kepadatan tulang memakan waktu kurang lebih 10-30 menit. Tes kepadatan tulang umumnya dilakukan pada tulang yang rentan untuk patah
akibat osteoporosis seperti tulang belakang bagian bawah (lumbal), tulang paha di daerah persendiang panggul, dan tulang-tulang di punggung tangan. Ada
dua macam prosedur tes kepadatan tulang, yaitu:
• 1. Central DXA (Dual Energy X-ray Absorptiometry):
• Pada prosedur ini, Anda akan diminta untuk berbaring di ranjang khusus dan alat radiasi akan melewati tubuh Anda. Jumlah paparan radiasi yang diterima
lebih rendah dibandingkan paparan sinar-X untuk rontgen dada. Umumnya, tes ini dilakukan untuk mengukur tes kepadatan tulang pada tulang belakang dan
tulang panggul.
• 2. Peripheral DXA:
• Prosedur ini bertujuan mengukur kepadatan tulang di pergelangan tangan, jari-jari, dan tumit kaki. Tes ini lebih murah dan dapat dilakukan di berbagai tempat
dengan menggunakan alat portable. Umumnya, tes ini digunakan sebagai sarana skrining osteoporosis.Hasil apa yang didapatkan dari tes kepadatan
tulang?
• Hasil dari tes kepadatan tulang dilaporkan dalam dua bentuk, skor-T dan skor-Z. Skor-T adalah standar deviasi kepadatan tulang Anda yang dibandingkan
dengan kepadatan tulang orang dewasa normal dengan jenis kelamin yang sama.Sementara itu, skor-Z adalah angka standar deviasi kepadatan tulang Anda
dibandingkan dengan orang yang seusia, berjenis kelamin sama, memiliki berat badan sama, dan berasal dari ras yang sama.
Intepretasi untuk skor kepadatan tulang:Normal: Jika hasilnya 1 sampai -1
• Massa tulang rendah: Jika hasilnya -1 hingga -2.5
• Osteoporosis: Jika hasilnya -2,5 atau lebih rendah
• Apa saja keterbatasan dari prosedur tes kepadatan tulang?
• Keterbatasan dari prosedur tes kepadatan tulang antara lain:Adanya perbedaan cara pengukuran kepadatan tulang
• Tidak semua asuransi menanggung biaya prosedur tes kepadatan tulang
• Tes kepadatan tulang tidak dapat menjelaskan penyebab penurunan kepadatan tulang
• Apa risiko dari tes kepadatan tulang?
• Tes kepadatan tulang menggunakan sinar X, maka ada risiko kecil yang terkait dengan paparan radiasi. Namun tingkat radiasi dari tes ini sangatlah rendah.
APA SIH KEGUNAAN DARI PEMERIKSAAN
BONE MINERAL DENSITOMETRY..??

• Alat Bone Densitometri digunakan untuk mengukur massa tulang terutama bagi mereka yang rentan
terhadap fraktur (patah). Pemeriksaan ini bermanfaat dalam mengindentifikasi penurunan masa tulang
seseorang sehingga meminimalkan resiko fraktur, mencegah terjadinya fraktur di masa yang akan datang
dan dapat memonitor terapi untuk menjaga massa tulang.
• Densitometer umumnya digunakan untuk mendiagnosis kepadatan tulang yang rawan keropos
(osteoporosis) dengan mengukur kepadatan mineral tulang. Sistem kerja alat ini ada yang dapat
mengukur lumbal, pangkal paha, lengan bawah ataupun tulang tumit saja. Densitometer dapat digunakan
sebagai deteksi dini adanya patah tulang.
LANJUTAN KEGUNAAN
• Bonedensitometer atau juga disebut Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA). Mesin ini memungkinkan
pengukuran kepadatan tulang belakang, tulang paha dan pergelangan tangan, serta komposisi tubuh total (lemak).
Pandangan lateral tulang belakang juga dapat diperoleh untuk deteksi fraktur. Bonedensitometer secara ilmiah terbukti
sebagai metode terbaik untuk pengukuran kepadatan tulang.
• Pemeriksaan energi ganda X-Ray Absorpitometry (DEXA)  memperkirakan jumlah konten mineral tulang di daerah
tertentu dari tubuh. Pemeriksaan DEXA mengukur jumlah x-sinar yang diserap oleh tulang dalam tubuh Anda.
Pemeriksaan memungkinkan ahli radiologi untuk membedakan antara tulang dan jaringan lunak, memberikan estimasi
yang sangat akurat dari kepadatan tulang. Scan kepadatan tulang lebih cepat dan tidak memerlukan suntikan
radionuklida serta bebas rasa sakit. Tes kepadatan tulang (DEXA) juga dapat digunakan untuk menentukan apakah
obat tertentu yang meningkatkan kekuatan kepadatan tulang dari waktu ke waktu.
• Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik
dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya penyebab
osteoporosis yang bisa diatasi.
MACAM MACAM DENSITOMTRY
• Macam-macam Densitometer
• 1. SPA (Single Photon Absorptiometry) untuk mengukur pergelangan tangan.
• 2.SXA (Singel Energy x-ray absorptiometry) untuk mengukur pergelangan tangan atau tumit.
• 3. Ultrasound untuk mengukur densitas tulang tumit, digunakan untuk skrining
• 4.QCT (Quantitative Computed Tomography) untuk mengukur belakang dan pinggang.
• 5. DEXA untuk mengukur tulang belakang, pinggul, atau seluruh tubuh.
• 6.PDXA (Peripheral Dual Energy x-ray Absorptiometry) untuk mengukur pergelangan tangan, tumit atau jari.
• 7. RA (Radiographic Absorptiometry) menggunakan sinar x pada tangan atau
• sepotong metal kecil untuk menghitung kepadatan tulang.
• 8. DPA (Dual Photo Absorptiometry) untuk mengukur tulang belakang,
• pinggang atau seluruh tubuh.
CARA KERJA BONE DENSITOMETRY

• Untuk mendiagnosa osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai
kepadatan tulang. Di Indonesia dikenal 3 cara penegakan diagnosa penyakit osteoporosis, yaitu:
• A. Densitometer (Lunar) menggunakan teknologi DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan
ini merupakan gold standard diagnosa osteoporosis. Pemeriksaan kepadatan tulang ini aman dan tidak
menimbulkan nyeri serta bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit.
•     DXA sangat berguna untuk:
• o    wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis
• o    penderita yang diagnosisnya belum pasti
• o    penderita yang hasil pengobatan osteoporosisnya harus dinilai secara akurat
•  B. Densitometer-USG.
•   Pemeriksaan ini lebih tepat disebut sebagai screening awal penyakit osteoporosis. Hasilnya pun hanya ditandai
dengan nilai T dimana nilai lebih -1 berarti kepadatan tulang masih baik, nilai antara -1 dan -2,5 berarti osteopenia
(penipisan tulang), nilai kurang dari -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang). Keuntungannya adalah kepraktisan dan
harga pemeriksaannya yang lebih murah.
• C. Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin, CTx. Proses pengeroposan tulang dapat
diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia CTx (C-Telopeptide). CTx merupakan hasil penguraian kolagen
tulang yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darahsehingga spesifik dalam menilai kecepatan proses pengeroposan
tulang. Pemeriksaan CTx juga sangat berguna dalam memantau pengobatan menggunakan antiresorpsi oral. 
• Proses pembentukan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda bioklimia N-MID-Osteocalcin.
Osteocalcin merupakan protein spesifik tulang sehingga pemeriksan ini dapat digunakan saebagai penanda biokimia
pembentukan tualng dan juga untuk menentukan kecepatan turnover tulang pada beberapa penyakit tulang lainnya.
Pemeriksaan osteocalcin juga dapat digunakan untuk memantau pengobatan osteoporosis.
• Di luar negeri, dokter dapat pula menggunakan metode lain untuk mendiagnosa penyakit osteoporosis, antara lain:
• Sinar x untuk menunjukkan degenerasi tipikal dalam tulang punggung bagian bawah.
• Pengukuran massa tulang dengan memeriksa lengan, paha dan tulang belakang.
• Tes darah yang dapat memperlihatkan naiknya kadar hormon paratiroid.
• Biopsi tulang untuk melihat tulang mengecil, keropos tetapi tampak normal
• Dari berbagai metode pengukuran densitas tulang yang digunakan saat ini, metode yang berdasarkan x-
ray (khususnya dual energy x-ray absorptiometry (DXA)) terbanyak digunakan.Teknik ini secara
bertahap menggantikan teknik ionisasi lain yang menggunakan radiasi gamma.

Karekteristik terpenting yang menjadikan suatu alat ukur sebagai pilihan untuk menegakkan diagnosis
adalah akurasi dari alat tersebut.
HASIL PEMERIKSAAN

• Hasil Pemeriksaan
• Bone densitometri tulang mengukur padatnya tulang di daerah tubuh tertentu dan dapat mendeteksi
osteoporosis sebelum terjadi patah tulang. Dengan kata lain, pemeriksaan ini membantu Anda
memprediksi kemungkinan patah tulang pada masa depan dan menentukan tingkat BMD (Bone Mineral
Density) saat Anda kehilangan tulang. Informasi ini dapat membantu dokter dalam mendiagnosis
osteoporosis dan menyarankan Anda dalam pencegahan dan pengobatan yang sesuai untuk penyakit ini.
Bonedensitometer menggunakan sejumlah kecil dari x-ray untuk menghasilkan gambar tulang belakang,
pinggul, lengan, atau seluruh tubuh. X-ray adalah terdiri dari dua tingkat energi, yang diserap secara
berbeda oleh tulang dalam tubuh.
HASIL TES

• T skor - Angka ini menunjukkan jumlah tulang Anda dibandingkan dengan nilai orang dewasa muda lain
dari gender yang sama dengan massa tulang puncak. Nilai T digunakan untuk memperkirakan risiko
Anda mengembangkan fraktur.
• Normal: T-score yang berada di atas-1 
•   Osteopenic: T-score adalah antara -1 dan -2,5 (kepadatan tulang yang rendah) 
•  Osteoporosis: T-skor di bawah -2,5
• Z skor - Jumlah ini mencerminkan jumlah tulang Anda dibandingkan dengan orang lain dalam kelompok
usia dan jenis kelamin yang sama. Jika skor ini luar biasa tinggi atau rendah, hal itu mungkin
menunjukkan kebutuhan tes medis lebih lanjut.
KEUNGGULAN BONE DENSITOMETRY

 5. Keunggulan Bone Densitometer

Bone densitometri sendiri ditetapkan oleh WHO (World Helath Organization) sebagai Golden Standard
dalam pemeriksaan massa tulang karena memiliki keunggulan Antara lain:

Ø  akurasi dan presisi hasil yang lebih baik


Ø  resolusi hasil yang tinggi
Ø  waktu yang singkat
Ø  paparan radiasi yang rendah
• TERIMAKASI DAI KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai