Anda di halaman 1dari 27

HUBUNGAN STRUKTUR DAN

PENGEMBANGAN SENYAWA AGONIS DAN


ANTAGONIS
ASYRIANTI RASYMI
F201903001
C5NR
AGONIS DAN ANTAGONIS
Senyawa Agonis
• Senyawa yang dapat menghasilkan respon
biologis tertentu sama dengan senyawa agonis
endogen

Senyawa Antagonis
• Senyawa yang dapat menetralisir atau
menghilangkan respon biologis senyawa agonis
 Tujuan rancangan Senyawa Agonis dan
antagonis yaitu untuk
mengembangkan antagonis spesifik
terhadap biokatalis utama atau
metabolit endogen
 Pengetahuan tentang agonis-antagonis
sangat penting untuk mengetahui dan
mengantisipasi kemungkinan
terjadinya bahaya interaksi obat
Berdasarkan fase kerja obat, senyawa
antagonis dikelompokan sebagai berikut :
Antagonis ketersediaan farmasetik
 Menyebabkan berkurangnya ketersediaan obat dalam
fase farmasetik karena berkurangnya jumlah bentuk
akibat obat yang dilepaskan atau menurunnya
kecepatan pelepasan senyawa aktif dari sediaan
farmasi
 Penyebab utamanya : ketidaksesuaian
(incompatibillity) antara obat-obat yang
dikombinasikan dan ketidaksesuaian kimia atau fisika
Antagonis ketersediaan biologis (antagonis farmakokinetik)
menyebabkan ketersediaan biologis obar menurun sehingga kadar obat
dalam darah dan jaringan menurun

Dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :


Menurunnya absorpsi obat dalam saluran cerna
Meningkatnya eksresi obat aktif
Meningkatnya proses bionaktivasi obat
Menurunnya proses bioaktivasi obat
Menurunnya kadar obat aktif karena ada
interaksi kimi secara langsung antar kombinasi
KOMBINASI OBAT
Kombinasi obat terjadi :
• Melibatkan campuran 2 atau lebih obat dalam
satu formulasi
• Formulasi berbeda dan diminum bersama
• Penggunaan 2 obat dengan waktu berbeda, tapi
akan bersama dalam peredaran darah
Dapat menimbulkan interaksi agonis (peningkatan efek)
atau antagonis (penurunan efek)

Kombinasi obat tidak sesuai untuk menurunkan


INCOMPATIBLE
efek obat yang tak diinginkan

Obat anyagonis menyerang objek biologis,


DESENSITISSAI/PENCEGAH
AN AKSI OBAT
sehingga objek biologis tidak sensitif terhadap
obat kedua

Senyawa antagonis diberikan setelah agonis


dengan tujuan efek agonis atau efek sampingnya
EFEK KURATIF
hilang.
Contoh : saat keracunan obat, senyawa antagonis
berperan antidotum
Kombinasi obat dapat meningkatkan
aktivitas obat
1. Efek potensial
Senyawa punya efek yang kecil, tapi jika ditambah
senyawa lain akan menimbulkan efek yang besar. (0
+ 2 = 10)
Efek ini terjadi dengan cara :
Meningkatnya ketersediaan farmasetik
Meningkatnya ketersediaan obat dalam tubuh
dengan menghalangi proses bioinaktivasi
Menurunkan aktivitas obat
Meningkatkan proses bioaktivasi
Contoh :
iso propanol tidak bersifat hepatotoksik bila zat
tersebut diberikan di samping pemberian CC14,
efek hepatotoksik dari CC14 akan menjadi jauh
lebih bsar dibandingkan bila diberikan secara
sendiri
2. Efek sinergisme
Kondisi efek gabungan dua senyawa jauh
melampaui jumlah dari tiap zat senyawa jika
diberikan secara sendiri-sendiri (2+3=20)

Contoh : CC14 (karbon tetrakorida) dan C2H5OH (etanol) yang


keduanya adalah senyawa hepatotoksik bila secara bersamaan diberikan
akan menghasilkan kerusakan hati yang jauh lebih berat dari pada
jumlah masing-masing efek secara individual
Kapan kombinasi obat diperlukan ?
Obat kombinasi yang punya efek potensial, gunakan dosis yang rendah sehingga dapat
menghasilkan efek terapeutik yang sma dengan efek samping yang kecil

Obat A menyembuhkan infeksi, obat B menghilangkan gejalah akibat infeksi.


Contoh : pada infeksi pernafasan, antibiotik digunakan untuk penyebab infeksi. Analgetik atau
antihistamin untuk menurunkan gejalah

Untuk mencegah resistensi mikroorganisme

Dalam kasus penyebab infeksi tak diketahui secara cepat, namun pasien butuh
pertolongan segera

Penyakit yang disebabkan oleh parasit, kombinasi obat dengan mekanisme aksi berbeda akan
mempercepat aktivitas terhadap parasit

Saat terjadi infeksi ganda


Contoh : infeksi kulit yang terjadi karena bakteri gram-positif dan gram-negatif atau bakteri aerob dan anaerob
Kombinasi obat lebih murah dan efektif dibandingkan jika diberikan terpisah

Kombinasi obat lebih murah dan efektif dibandingkan jika diberikan


terpisah
Kombinasi obat Menjadi Tidak Rasional atau
Tidak Diinginkan Jika
• Salah satu obat punya efek potensisasi
berlebihan dengan obat lain
• Salah satu obat tak dapat dicampur dengan obat
lain karena berinteraksi secara kimia atau
bersifat antagonis terhadap efek terapeutik obat
yang lain
• Jika kombinasi obat antibiotik tidak lebih baik
dibandingkan obat tunggal, maka obat dapat
meningkatkan resistensi parasit
Kerugian Lain Dari Kombinasi Obat
Jarang penggunaan obat lebih dari satu untuk pengobatan
1
kelainan fungsi organik
Dalam penyimpanan dapat terjadi reaksi kimia
2 antar obat kombinasi

3 Mempengaruhi identifikasi atau diagnosa penyakit

Toksisitas obat A mungkin mempengaruhi


4
dosis obat lain yang diberikan

5 Toksisitas kombinasi obat sering dianggap


sebagai toksisitas satu obat saja

6 Sering dosis yang diberikan tak


akurat, dapat terjadi pengobatan

7 Dosis obat tidak fleksibel


Antagonis Pada Fasa Farmakokinetik
Menghambat senyawa agonis
untuk berespon

Farmakokinetik
Tidak berikatan dengan
reseptor
Antagonis

Disebut antagonis kimia atau


netralisasi

Mekanisme : mengubah
senyawa agonis menjadi
tidak aktif

Potensi antagonis kimia


tergantung pada kemampuan
senyawa antagonis
berinteraksi dengan agonis
Contoh :
Heparin-Protamin
Ion Logam dengan Dimercaprol
Antagonis Antar Obat Pada Fasa
Farmakodinamik

Antagonis farmakodinamik antagonis


yang mempengaruhi proses interaksi obat
reseptor, sehingga respon biologis obat
menurun

• Antagonis berperan pada proses biokimia


atau dapat memblok pada reseptor spesifik
• Interaksi dapat bersifat
reversibel,kompetitif, ataupun irreversibel
Antagonis Kompetitif
• Senyawa agonis dan
berkompetisi dalam
memperebutkan
rempat reseptor
sehingga agonis yang
berinteraksi dengan
reseptor menurun
sehingga terjadi
penurunan aktivitas
agonis

Agonis (A) + Reseptor (R) kompleks A-R Stimulus efek biologis


Antagonis Kompetitif
• Berikut kurva hubungan antara efek biologis
dngan log dosis :
Contoh :
x :
n ( idin, in
E
t a mi anit istam
t ihis in, R an h
An etid e) d n
• n
Sim atidi ik da
k
niz linerg ergi dan
n n
Ko ikoli lakto
• t
an rono on gan
i
Sp oster de n
s i
• ald d i at a n is
p a t a go tung
f da w a g an ap
i a r
p etit r seny itif be erhad
k om da
a p et but t
gonis kan k s kom terse
ta at ni a
An ingk tago nyaw
n n
me ensi a itas se
Pot a afin
pad ptor
e
res
Antagonis NonKompetitif

Pengurangan Menghalangi
afinitas pada transmisi
reseptor umpuls

Pengurangan Interaksi
aktivitas dengan
intrinsik makromolekul
• Antagonis nonkompetitif dapat bekerja dengan
mekanisme sebagai berikut :
1. Mengurangi afinitas pada reseptor
Obat yang bekerja pada sel yang sama tetpai pada
tempat yang berbeda atau penghambatan alosentrik
Interaksi senyawa antagonis dengan reseptor
menyebabkan perubahan bentuk konformasi
reseptor yang dapat afinitas senyawa agonis - efek

Hal ini berarti afnitas senyawa agonis dan antagonis terhadap reseptor sama,
tetapi aktifitasnya berbeda
2. Pengurangan aktifitas intrinsik
 senyawa antagonis bekerja pada sel yang
berbeda dengan senyawa agonis menyebabkan
aktifitas instrinstik sehingga efek biologis
juga.

Contoh :
1. Agonis : spasmolitik (papaverin) dengan antagonis )histamin,
asetikolin, serotonin atau metakolin)
2. Agonis : Antimetabolit (aminoprotein) dengan antagonis : normal
metabolit (asam p-aminobenzoat)
c. Menghalangi transmisi impuls
 interaksi senyawa antagonis dengan sel yang
berbeda – halangan transmisi impuls senyawa
agonis – efek biologis

Contoh agonis : striknin (perangsang SSP) dengan


Antagonis prokain (anastesi setempat)
d. Interaksi dengan makromolekul
• Interaksi dengan makromolekul(membran, sel
dan jaringan) yang sama obat agonis, yang
merupakan bagian dari sistem reseptor efektor –
efek biologis

Contoh : striknin dengan antagonis : kurare


Kombinasi Antagonis Kompetitif dan
Antagonis Nonkompetitif
• Kombinasi satu senyawa yang menimbulkan efek
antagonis kompetitif dan non-kompetitif dengan
senyawa agonis sering terjadi
• Aksi dari komponen, non komponen akan terligat
pada kadar yang tinggi dari senyawa antagonis
• Efek yang terjadi pada kurva log dosis respon
adalah pergeseran paralel dan penekanan dari
respon maksimal
• Contoh kombinasi antikolinergik dengan adinefin
atau kamilofen (papa/erine-like action)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai