Anda di halaman 1dari 14

PPT UNDANG – UNDANG KESEHATAN

KELOMPOK I

ANDI MONA FATIRA SARI


HAJAH NINGSI INTA
SUCI
NI MDE SRIWAHYUNI
SAMSIBAR
NUR AFNI DELFIA
Artikel terkait penjualan obat online
Contoh kasus

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI

menerangkan Semakin maraknya penjualan obat

keras ilegal terkait dengan covid-19 seperti

hydroxychloroquine, azithromicyn, dan dexametason

yang dijual secara online.


Aspek Hukum Pelayanan Farmasi Online (e-
Farmasi)

Apa dampak hukumnya bagi para Apoteker?

Apakah peraturan hukum Indonesia menjelaskan hak

dan kewajiban hukum Apoteker untuk penjualan

online?
PRODUK YANG DAPAT DILAYANI DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN SECARA ELEKTRONIK

1. Pelayanan kefarmasian secara elektronik hanya dapat melayani produk :

a. Obat bebas

b. Obat keras dengan resep dokter, kecuali psikotropika dan narkotika

c. Obat tradisional

d. Suplemen kesehatan

e. Kosmetik

f. PKRT dan Alat Kesehatan (yang diperbolehkan dijual di Apotek)

2. Produk yang tidak dapat dilayani adalah obat bebas dan obat tradisional yang

menunjukkan indikasi potensi adanya penyalahgunaan


Ketentuan E- Farmasi
1.Penyelenggara

A. Apotek yang memiliki izin

B. Penyelenggara adalah PSE e-Farmasi

2. Perisinan E- Farmasi

A. PSE E Farmasi harus memiliki izin dari Menteri Kesehatan

B. PSE harus terdaftar pada Menkominfo

3. Resep

A. Resep yang dapat dilayani oleh resep elektronik dan resep yang non- elektronik dapat diverifikasi

B. Resep yang tidak dapat dilayani adalah resep yang tidak bisa diverifikasi penulis resepnya dan
menunjukan indikasi potensi adanya penyalahgunaan

C. Resep harus disimpan setidaknya 5 tahun untuk menjaga kerahasiaan dan penelusuran riwayat
pengobatan
Lanjutan.....
4. Pemberian informasi obat
A. Pemberian Informasi Obat dilakukan sesuai dengan standar pelayanan di Apotek

B. Informasi Obat dapat disampaikan secara tertulis dengan disertai dengan tanda
tangan Apoteker, atau dengan video call, telepon, atau alat eletronik yang dapat
dipastikan integritasnya

produk
5. Produk
A. Persediaan Farmasi : Obat, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik

B. Obat termasuk obat bebas dan obat keras dengan resep dokter

C. PKRT dan alat kesehatan yang diperbolehkan di apotek


Pelayanan E- Farmasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam E- Farmasi

1. Mematuhi ketentuan aturan perundang-undangan tentang terkait pelayanan


kefarmasian secara Online/Elektronik

2. Memastikan perangkat transaksi elektronik yang dipergunakan di lengkapi dengan fitur-


fitur security yang handal dan terupdate secara berkala

3. Mempelajari dengan teliti dan seksama kontrak elektronik dengan mitra-mitra bisnis
yang menyelenggarakan layanan secara online

4. Memilih mitra-mitra bisnis yang telah mendapatkan ijin dari pemerintah/lembaga


sertifikasi untuk menyelenggarakan layanan secara online.

5. Memastikan SDM yang bekerja pada Apotik memahami aspek hukum pelayanan
kefarmasiaan secara online/elektronik (Legal Awareness)
Pasal 5 ayat (1) UU ITE mengatur bahwa Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah.
PERATURAN TERKAIT –
Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

KEWAJIBAN BAGI PELAKU USAHA


(dalam hal ini adalah penjual online)

Pasal 7

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya


b.  Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan
c.  Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
d.  Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku
e.  Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang  dan/atau jasa
tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang
diperdagangkan
f.   Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
 g. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/ataupenggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima
atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
PERATURAN TERKAIT –
Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

HUKUM PIDANA UNTUK PELAKU USAHA YANG MELAKUKAN PELANGGARAN

PASAL
62

“Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,

Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf

b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara

paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp

2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)”


PERATURAN TERKAIT

Pelaku usaha atau penjual ternyata menggunakan identitas palsu atau


melakukan tipu muslihat dalam jual beli online tersebut, maka pelaku usaha
dapat juga dipidana
Pasal 378 KUHP :

"Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dengan melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,
dengan tipu muslihat ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan
orang lain untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi
hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan
pidana penjara paling lama 4 tahun

Anda mungkin juga menyukai