·Pengertian KIPI
4.KIPI Serius/Berat
5.Lap diduga KIPI yg tunggal/ berkelompok, sakit dg
rawat inap, kecacatan yg menetap, mengancam
kehidupan atau kematian, kekuatiran masyarakat
6.KIPI Non Serius/Ringan
7.Suatu peristiwa yg tidak "serius" & tidak menimbulkan
risiko potensial trhdp kesehatan penerima.
KIPI Serius vs Berat
KIPI Serius KIPI Berat
(Serious AEFI) (Severe AEFI)
Kejadian medis yang tidak Istilah asli dari reaksi berat
mengenakkan, pada KIPI
dosis Tidak berhubungan dengan
berapapun, masalah medis jangka
menyebabkan: panjang
·K e ma t i a n
Kejadiannya sendiri
·Mengancam jiwa
·Dirawat di RS mungkin
·Kecacatan serius/
hanya masalah medis minor
permanen (contoh: demam, tetapi
·Kelainan kongenital berdasarkan
·Membutuhkan keparahannya
tindakan guna mencegah digolongkan menjadi
cacat atau kerusakan demam ringan atau sedang)
permanen
·Menimbulkan
Alur Pelaporan KIPI Non Serius
Setiap tanggal 15
Setiap tanggal 10
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/ KOTA
Setiap tanggal 5
PUSKESMAS
Alur Pelaporan
Umpan Balik
Formulir RR KIPI Ringan
30/03/2017
Alur Pelaporan KIPI Serius
ar 1. Alur pelaporan dan pelacakn KIP Ser
Menteri Kesehatan
Puskesmas
Memberikan laporan Men
girimkan laporan Pelacakan
Koordinasi
M a s y a ra k a t Form KIPI Serius
Form Investigasi
3/30/2017 53
·Pelaporan KIPI Serius
·Puskesmas (Pelayanan) è Segera
·Din kes Kab/Kota è 24 Jam setelah laporan
·Dinkes Prov è24-72 Jam
·Komda & Komnas PP KIPI è 24-72 Jam
Kurun Waktu Pelaporan KIPI Serius
Dilanjutkan dg
Investigasi &
Kajian Komda /
Komnas PP KIPI
30/03/2017
Klasifikasi Etiologi KIPI (WHO, 2014)
1 2
REAKSI KIPI YANG REAKSI KIPI TERKAIT 3
4 5
TERKAIT KOMPONEN DENGAN CACAT MUTU
VAKSIN VAKSIN KESALAHAN REAKSIANXI ETY/KECE
PROSEDUR MASAN KOINSIDEN
CONTOH
CONTOH
Kegagalan
pabrik vaksin CONTOH Demam
CONTOH
untuk CONTOH Vasova gal setelah
Trombositopenia
mengi Transmisi infeksi syncope pada
pasca pemberian naktivasi imunisasi
melalui vial seo rang
secara komplit multidosis yang dewasa muda (hubungan
vaksin campak suatu lot vaksin terkontaminasi setelah sementara)
IPV yang imunisasi.
menyebabkan dan parasit
polio paralitik
malaria yang
diisolasi dari
d a ra h.
Langkah-langkah untuk menganalisis hubungan
sebab akibat reaksi simpang pada suatu individu
Langkah 1: Langkah 2: Daftar
kelayakan Langkah 3: L Langkah4:
Tilik Algoritma
Klasifikasi
Mengkaji
secara si stem Menetapkan
Apakah KIPI kecenderunga Mengkategorisasi
yang terjadi ati s semua
data yang n be rd a sa r hubungan kasual antara
sudah informasi yang KIPI dgn vaksin atau
memenuhi berhubunga
n dan didapat dari imunisasi berdasar
kriteria daftar tilik kecenderungan yg
minimum tersedia
untuk didapat dari algoritma
hubungan menentukan
sebab akibat? ke mu ngki
nan
aspek
penyebab KIPI
tersebut.
Website keamanan vaksin
Pelaporan & Kajian KIPI secara Online
CONTOH
3 4
1 2 Demam
5
Reaksi KIPI Reaksi KIPI
Reaksi KIPI yang ReaksiCONTOH
KIPI yang setelah
Kegagalan pabrik akibat akibat
terkait terkait dengan CONTOH imunisasi
CONTOH vaksinmutu
untuk kesalahan
CONTOH kecemasan Kejadian
komponen cacat Transmisi infeksi Vasovagal (hubungan
Trombositopenia menginaktivasi prosedur karena takut Koinsiden
vaksin vaksin melalui vial syncope pada
pasca pemberian secara komplit imunisasi disuntik
seorang dewasa sementara)
suatu lot vaksin multidosis yang
vaksin campak
IPV yang terkontaminasi muda setelah dan parasit
imunisasi. malaria
menyebabkan
polio paralitik yang
diisolasi
dari darah.
LANGKAH PENILAIAN KAUSALITAS
Klasifikasi
Algoritma
Daftar
Kelayakan Tilik
Sebelum kita mulai..
LEMBAR KERJA PENILAIAN KAUSALITAS KIPI
Page 1 Page 2
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN
SEBAB AKIBAT REAKSI SIMPANG PADA SUATU INDIVIDU
Langkah 3: Langkah 4:
Langkah 1: Langkah 2: Daftar Klasifikasi
Tilik Algoritma
kelayakan
Mengkaji secara
sistematis semua Menetapkan Mengkategorisasi
Apakah KIPI yang data yang
terjadi sudah kecenderungan hubungan kasual
berhubungan dan berdasar informasi antara KIPI dengan
memenuhi tersedia untuk yang didapat dari vaksin atau vaksinasi
kriteria minimum menentukan daftar tilik
hubungan sebab kemungkinan aspek berdasar
akibat? penyebab KIPI kecenderungan yang
tersebut. didapat dari algoritma
LANGKAH 1: KELAYAKAN
• Memastikan investigasi kasus KIPI sudah selesai dan semua detail kasus tersedia
• Menyimpan detail kasus dalam database
Kasus AEFI
• Menentukan tanda yang tidak diinginkan atau tidak baik, hasil laboratorium
Diagnosis abnormal, gejala atau penyakit yang ingin diketahui kasualitasnya
Valid
* Should address the unfavorable or unintended sign or laboratory finding or symptom or disease.
LANGKAH 2: DAFTAR TILIK
• Dirancang untuk mengumpulkan informasi
– Adanya bukti penyebab yang lain
– Hubungan kejadian dengan vaksin/vaksinasi serta produk
vaksin, kesalahan imunisasi atau kecemasan akibat
imunisasi
– Adanya bukti yang menolak hubungan kausal
• Faktor kualifikasi lain, seperti
– angka kejadian KIPI,
– kondisi kesehatan saat ini dan sebelumnya,
– fator risiko potensial,
– Riwayat pengobatan,
– Biological plausibility dll
Step 2: Daftar tilik
Step 2: Daftar tilik
LANGKAH 3: ALGORITMA
• Algoritma bertujuan untuk memandu para ahli, tanpa menyingkirkan
proses logis deduktif yang inheren dari para ahli dalam menghubungkan
diagnosis dengan penyebab potensial KIPI.
• Langkah pendekatan dari algoritma membantu menentukan apakah KIPI
tersebut konsisten atau tidak konsisten mempunyai hubungan kasual
dengan imunisasi
• Algoritma memungkinkan para ahli mengkaji secara logis dan terfokus
dan mendokumenkan pengamatan sehingga akan didapatkan kesimpulan
yang sesuai.
• Apabila kesimpulan pada kode hijau, berarti kesimpulan inkonsisten
mempunyai hubungan kausal dengan imunisasi, apabila merah berarti
mempunyai hubungan yang konsisten dengan imunisasi, sedang kuning
adalah indeterminate, dan biru apabila KIPI tidak dapat diklasifikasi
LANGKAH 4: KLASIFIKASI KIPI
HASIL PENETAPAN KAUSAL
• Rekomendasi:
– Dengan bukti yang tersedia, kami menyimpulkan bahwa
KIPI ini mempunyai klasifikasi konsisten dengan
pertimbangan sebagai berikut:…..
LANGKAH AWAL SETELAH PENETAPAN HASIL
KAUSAL
A1. vaccine product-related reaction
(Reaksi KIPI yang terkait komponen vaksin)
• Ikuti protokol yang di tetapkan oleh setiap negara yang
mengkonfirmasi adanya KIPI seperti ini
A2. vaccine quality defect-related reaction
(Reaksi KIPI yang terkait dengan cacat mutu vaksin)
• Distribusi harus dipastikan baik dan instruksi spesifik diperlukan bagi
batch atau lot baik yang dipakai maupun yang tidak dipakai
• KIPI tersebut harus diinformasikan Badan POM dan fihak terkait yang
mengatur perdagangan vaksin tersebut.
• Komunikasi dengan produsen
• WHO harus dihubungi melalui kantor perwakilan atau langsung ke The
WHO Uppsala Monitoring Centre
LANGKAH AWAL SETELAH PENETAPAN HASIL
KAUSAL
A3. immunization error-related reaction
(Reaksi KIPI akibat kesalahan prosedur imunisasi)
C. Klasifikasi inkonsisten
•Informasi dan konfirmasi harus diberikan pada pasien, keluarga, tenaga
kesehatan serta masyarakat.
PENUTUP
•Peserta dengan Kartu Jamkesda/ SKTM/ SPM;
•Penderita/ mantan penderita kusta;
•Penghuni Panti Sosial (milik Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur);
•Penghuni Griya Lansia ”Gerbang Mas” Kabupaten Lumajang;
•Penghuni Panti Asuhan/ Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA);
•Gelandangan dan Orang terlantar;
•Penghuni Lapas/ Rutan;
•Penderita Jiwa (Pasung);
•Penderita penyakit khusus; Penderita Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI);
•Penanganan Kasus Gizi Buruk;
•Penanganan Kasus Difteri;
•Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Non PBI JKN;
•Bayi Baru Lahir dari Penerima Bantuan Iuran (PBI);
•Pengungsi di penampungan
•Pembiayaan untuk kasus khusus :
1. Pembiayaan Ambulance jenazah bagi peserta PBI-JKN dari Rumah Sakit Tersier dan
UPT Dinas Kesehatan Provinsi ke wilayah Kabupaten Lumajang
2. Pembiayaan bagi penderita jiwa (pasung) serta gelandangan dan orang terlantar yang
meliputi pengiriman, penjemputan dan pendampingan
3. Kasus khusus yang diberikan rekomendasi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang
PERSYARATAN SPM
1. SKTM dari Desa, mengetahui RT/ RW dan
disahkan oleh Camat
2. Rekomendasi dari Dinas Sosial
3. FC Kartu Keluarga
4. FC KTP
5. FC Surat Kenal Lahir/ Akte Kelahiran
6. Surat Rujukan dari Puskesmas
7. Surat Rujukan dari RSD Dr. Haryoto
8. Materai 6000
PERSYARATAN BPJS
LANGSUNG AKTIF
1. SKTM dari Desa, mengetahui RT/ RW dan disahkan
oleh Camat
2. Rekomendasi dari Dinas Sosial
3. Surat Keterangan RT/RW
4. FC Kartu Keluarga
5. FC KTP
6. Foto warna ukuran 3x4 kecuali Balita
7. Mengisi formulir dari BPJS
REFERENSI