KOMUNIKASI
PRODI D III FARMASI
STIKES PELAMONIA KESDAM
VII/WIRABUANA
1. Kegagalan terapi
2. Meningkatkan biaya perawatan
3. Memerlukan perawatan tambahan
4. Resiko terhadap toksisitas obat
5. Kekambuhan penyakit
Pelayanan Informasi Obat
Pemberian informasi obat oleh apoteker dalam
rangka penggunaan obat yang tepat :
proses penggalian latar belakang pertanyaan,
mengembangkan strategi penelusuran sumber
informasi yang tepat,
mengevaluasi sumber informasi yang
didapatkan,
merumuskan jawaban
Mekanisme Layanan Informasi
1 2 2
PERTANYAAN INFORMASI KLASIFIKASI
LATAR BELAKANG
• Langsung • Surat PERTANYAAN • Penanya
• Telp. • E-mail • Pertanyaan
• Fax
3
5
Searching Literatures
4 (PENELUSURAN PUSTAKA
KATALOG JAWABAN SECARA SISTEMATIS)
6
1st, 2nd, 3rd
7
Menggali Informasi
Identifikasi Penanya
Identifikasi permasalahan
Identifikasi derajat urgensi
Perlukah merujuk ?
Follow up
• Diperlukan wawancara
• Diperlukan ketrampilan berkomunikasi
5 septimawanto_apt@yahoo.co.id 01/09/21
Contoh Form PIO
septimawanto_apt@yahoo.co.id 01/09/21
Jenis - Jenis Pustaka
1.Pustaka Primer
Artikel original yang dipublikasikan langsung oleh
penulisnya
2.Sekunder
Pustaka yang mengacu terhadap berbagai artikel
original dan berbagai pustaka primer
3.Tersier
Berupa buku teks, buku ajar yang merupakan
kumpulan artikel dan relatif tidak up to date
PELAYANAN INFORMASI OBAT
Dalam proses penyerahan obat, ada delapan langkah
penting yang harus dilakukan untuk menjamin
terlaksananya penyerahan obat yang benar kepada
pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah
membawa tanggungjawab dan atau pertimbangan
yang penting untuk dilakukan.
1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar
dari pasien atau pemberi resep (secara tertulis atau
lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap antara
lain :
Originalitas (keaslian) resep.
Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep
untuk resep yang meragukan dan tidak jelas.
2. Petugas penyerah obat membaca resep dengan benar
dan memeriksa ketepatan instruksi yang tertulis pada
resep, terhadap :
Nama obat.
Dosis, cara dan lama pemberian.
Ketersediaan obat.
Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di
tempat penyimpanannya
3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak
pakai (tidak kadaluarsa atau rusak). Petugas penyerah
obat harus :
Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar.
Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses
FIFO (First in First Out).
Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika
memungkinkan) terhadap ketepatan nama, kekuatan
dan bentuk sediaan obat yang diberikan.
4. Petugas penyerah obat harus memiliki pengetahuan
obat dan cara penggunaan obat yang tepat dan dapat
pula melakukan hal berikut :
Penyiapan obat dengan tepat.
Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis.
5. Petugas penyerah obat harus mengkomunikasikan
kepada pasien cara yang tepat untuk menggunakan
obat melalui informasi mengenai :
Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai
nama pasien, nama obat, petunjuk penggunaan obat,
tanggal pemberian obat, identitas pemberi resep, dan
identitas petugas penyerah obat.
Instruksi berupa simbol, untuk pasien yang buta huruf.
Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat.
6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah
obat. Petugas penyerah obat harus ;
Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket,
jika memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas,
yang dimengerti oleh pasien.
Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan.
Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan.
Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait
penggunaan obat.
Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu
seperti wanita hamil, pasien yang memiliki gangguan
penglihatan dan pendengaran, buta huruf, anak dan pasien
lansia dan pasien yang mendapatkan lebih dari satu jenis
obat.
7. Yakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari
terapi
Untuk meningkatkan kepatuhan, pemberian obat harus
disertai dengan pemberian informasi yang memadai.
Komunikasi dengan pasien atau keluarganya seringkali
menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk
mengikuti petunjuk pengobatan.
8. Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian
terhadap langkah yang dilakukan, yaitu:
Memasukkan detil informasi pada profil pengobatan
pasien.
Memasukkan data resep.
Melengkapi data inventori.
PERATURAN DAN NORMA-
NORMA KOMUNIKASI
Pengertian Peraturan
1. Lydia Harlina Martono :Peraturan merupakan pedoman
agar manusia hidup tertib dan teratur.Jika tidak terdapat
peraturan, manusia bisa bertindak sewenang-wenang,tanpa
kendali, dan sulit diatur
2. M. Hasan : Peraturan adalah ketentuan yang digunakan untuk
mengatur hubunganantarmanusia dalam sebuah masyarakat
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia :Peraturan adalah ketentuan
yang mengikat warga kelompok masyarakat,dipakai sebagai
panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang sesuaidan
diterima: setiap warga masyarakat harus menaati aturan yang
berlaku;atau ukuran, kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur
untuk menilai ataumembandingkan sesuatu
Pengertian Norma
1. Hans Kelsen :
Norma adalah perintah yang tidak personal dan anonim (an imperson
aland anonymous "command" - that is the norm)
2. Robert M.Z. Lawang :
Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Nor
mamemungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu
bagaimana tindakan itu akan dinilai oleh orang lain. Norma juga
merupakan kriteria bagiorang lain untuk mendukung atau menolak
perilaku seseorang
3. Soerjono Soekanto : Norma adalah suatu perangkat agar hubungan
di dalam suatu masyarakatterlaksana sebagaimana yang diharapkan.
Norma-norma mengalami
proses pelembagaan atau melewati suatu norma kemasyarakatan yan
g baru untukmenjadi bagian dari salah satu lembaga masyarakat
sehingga norma tersebutdikenal, diakui, dihargai, dan kemudian
ditaati dalam kehidupansehari-hari
Dalam hal komunikasi, Norma adalah hal dasar yang
mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang. Norma
sosial adalah norma yang berkaitan erat dengankomunikasi.
Batasan-batasan yang tumbuh dalam masyarakat untuk
mengatur tertib tingkah laku hubungan atau interaksi
dinamakan norma sosial.
Bentuknyadapat tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut Bouman (1976) norma sosial diartikan sebagai
suatu peraturan umum mengenai kelakuan atau perbuatan
yangdidasari oleh pertimbangan-pertimbangan kesusilaan,
kebiasaan atau paham yangsehat.
FAKTOR YG
M’PENGARUHI
KOMUNIKASI
Kepatuhan Berobat/Keteraturan
Minum Obat
Jumlah pasien yang menderita penyakit kronis dan membutuhkan
pengobatan jangka panjang terus meningkat. Sayangnya kepatuhan
pasien dalam mengikuti anjuran pengobatan masih rendah.
Penelitian menunjukkan, tingkat kepatuhan pada penyakit kronis
seperti diabetes atau hipertensi, hanya berkisar 43 persen hingga 78
persen. Hampir setengah pasien yang mengonsumsi obat golongan
statin menghentikan pengobatannya setelah 6 bulan. Padahal, agar
penyakitnya terkendali dibutuhkan pengobatan seumur hidup.