Anda di halaman 1dari 14

PENATALAKSANAAN HENTI NAFAS

PEMBIMBING:
dr. Faisal, Sp.An

Disusun Oleh:

Rachel Margareth Hutasoit (214210012)


Rizky Hamdani Gultom (214210144)

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN


ANESTESI
RUMAH TK.II PUTRI HIJAU KESDAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST
INDONESIA
TAHUN 2020
DEFINISI
Henti nafas (Respiratory Arrest) adalah sebuah keadaan dimana
seseorang berhenti bernafas atau bernafas dengan tidak efektif. Hal ini
dapat terjadi bersamaan dengan henti jantung, tetapi tidak selalu.
Sistem pernafasan akan berhenti ketika jantung juga tidak berfungsi
dengan baik. Jika sistem saraf dan juga otot tidak mampu menunjang
pernafasan maka pasien tersebut akan berada pada keadaan henti nafas.
(Respiratory Arrest, 2017)
ETIOLOGI
• Kelainan SSP, seperti: tumor
• Kelainan sistem saraf perifer, otot pernapasan, dan dinding dada
• Tipe hipoksemia sering disebabkan oleh kelainan yang mempengaruhi parenkim
paru meliputi jalan nafas, ruang alveolar, intersisiel, dan sirkulasi pulmoner.
• Gagal nafas tipe hiperkapnia sering disebabkan oleh kelainan yang
mempengaruhi komponen non-paru dari sistem pernafasan yaitu dinding dada,
otot pernafasan, atau batang otak
KLASIFIKASI HENTI NAFAS
Gagal Nafas

Hipoksemia Hiperkapnia
(kegagalan oksigenasi)PaO2 ≤ (kegagalan ventilasi)
60mmhg pada 60% oksigen PaCO2 > 45 mmHg dan pH <7.35

Kronik Akut Kronik


Akut
(beberapa (beberapa
(menit – jam) (menit – jam)
hari atau hari atau
lebih lama) lebih lama)

Berhubungan dengan penyakit


OD, Penyakit sistem saraf,
paru akut, edema (kardigenik
deformitas dinding dada,
dan non (ARDS), pneumonia,
COPD dan Asma Bronkial
perdarahan paru, kolaps.
PATOFISIOLOGI
• Mekanisme gangguan pertukaran gas pada sistem respirasi: Hipoventilasi
Right to left shunting of blood
Gangguan difusi
Ventilation/perfusion mismatch, V/P mismatch
• Kelainan extrapulmoner menyebabkan hipoventilasi
• Kelainan intrapulmoner dapat meliputi seluruh mekanisme tersebut
• Hipoksemia
hipoksemia menunjukkan PO2 yang erndah di dalam darah arteri (PaO2) dan dapat
digunakan untuk menunjukkan PO2 pada kapiler, vena dan kapiler paru.
rendahnya kadar O2 darah atau berkurangnya saturasi oksigen di dalam hemoglobin.
patofisiologi : - berkurangnya PO2 alveolar
- meningkatnya pengaruh campuran darah vena (venous admixture)
- jika darah vena yang bersaturasi rendah kembali ke paru, dan
tidak mendapatkan oksigen selama perjalanan di pembuluh darah paru, maka
darah yang keluar di arteri akan memiliki kandungan oksigen dan
tekananan parsial oksigen yang sama dengan darah vena sistemik
• Hiperkapnia
kegagalan tubuh untuk mengeluarkan CO2. Umumnya disebabkan oleh kegagalan ventilasi yang
ditandai dengan retensi CO2 (peningkatan PaCO atau hiperkapnea) disertai dengan penurunan pH yang
abnormal.
hiperkapnik yang terjadi karena kelainan extrapulmoner dapat disebabkan karena penekanan
dorongan pernapasan sentral atau gangguan pada respon ventilasi.
terutama disebabkan oleh hipoventilasi elveolar.

Manifestasi klinis :- hiperkapnia akut terutama berpengaruh pada sistem saraf pusat
- kadar pH yang rendah lebih berkorelasi dengan perubahan status
mental
- Dispnea, takipnea, hiperpnea, bradipnea dan hipopnea dapat berhubungan
dengan gagal napas hiperkapnea.
GEJALA KLINIS
• Gejala klinis pada gagal napas terdiri dari tanda kompensasi pernapasan yaitu
takipneu, penggunaan otot pernapasan tambahan, restriksi intrakostal, suprasternal
dan supraklavikular.
• Gejala peningkatan tonus simpatis seperti takikardi, hipertensi dan berkeringat.
• Gejala hipoksia yaitu perubahan status mental misalnya bingung atau koma,
bradikardi dan hipotensi.
• Gejala desaturasi hemoglobin yaitu sianosis
TANDA DAN GEJALA

Hipoksemia Hiperkapnia

- Dyspnea, mudah - Sakit kepala


tersinggung - Perubahan perilaku
- Kebingugan, mengantuk - Koma
- Takikardia, aritmia - Asterixis
- Takipnea - Papilledema
- Sianosis - Ekstremitas hangat
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan Gagal Napas
Tujuan : membuat oksigenasi arteri adekuat, sehingga meningkatkan perfusi jaringan, serta
menghilangkan underlying disease, yaitu penyakit yang mendasari gagal nafas tersebut.
• Menangani sebab gagal nafas dan bersamaan dengan itu memastikan ada ventilasi yang memadai dan
jalan nafas yang bebas
Perbaiki jalan napas (Air Way)
Terapi oksigen
Ventilasi Bantu
Ventilasi Kendali
Terapi farmakologi
Pengobatan Spesifik
TAHAPAN RJP
Periksa kesadaran penderita, bila tidak berespon
/ tidak ada pergerakan

Hubungi SPGDT / EMS

Buka jalan nafas, periksa pernafasan

Jika tidak bernafas berikan 2x tiupan yang membuat dinding


dada mengembang / naik

Jika tidak ada respon check nadi selama


10 detik

Jika Nadi Teraba Jika Nadi Tidak Teraba


-Berikan tiupan / bantuan -Lakukan 30 kompresi dada dan 2x
pernafasan tiap 5-6 detik sekali bantuan nafas
-Periksa nadi tiap 2 menit -Tekan dengan keras dan cepat (100 –
120x/ menit) dengan kedalaman 5 – 6cm
• Terapi Farmakologi
 Bronkodilator.
Mempengaruhi langsung pada kontraksi otot polos bronkus
 Agonis B adrenergik / simpatomimetik
Memilik efek agonis terhadap reseptor beta drenergik pada otot polos bronkus sehingga
menimbulkan efek bronkodilatasi
 Antikolinergik
Respon bronkodilator terhadap obat antikolinergik tergantung pada derajat tonus
parasimpatis intrisik
 Teofilin
Mekanisme kerja melalui inhibisi kerja fosfodieterase pada AMP siklik, translokasi kalsium,
antagonis adenosin, dan stimulasi reseptor beta-adrenergik, dan aktifitas anti-inflamasi
 Kortikosteroid
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
• Komplikasi gagal nafas dapat mempengaruhi organ-organ vital terutama otak dan
jaringan karena tidak adekuatnya oksigenasi.
• Prognosis dari gagal nafas sangat ditentukan oleh faktor penyebab gagal nafas,
penyakit primer, berat dan lamanya gagal nafas, kecepatan penanganan, serta
komplikasi yang terjadi.
• Jika penyakit tersebut diterapi dengan benar maka hasilnya akan baik.
• Adanya penyakit ginjal dan infeksi paru akan memperburuk prognosis.
• Terkadang transplantasi paru diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai

  • TM Infus
    TM Infus
    Dokumen3 halaman
    TM Infus
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Borang IGD
    Borang IGD
    Dokumen25 halaman
    Borang IGD
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen8 halaman
    Untitled
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Fix Tugas
    Fix Tugas
    Dokumen16 halaman
    Fix Tugas
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • TM Bedah Minor
    TM Bedah Minor
    Dokumen4 halaman
    TM Bedah Minor
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Case Borang Hil
    Case Borang Hil
    Dokumen14 halaman
    Case Borang Hil
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Kasus Neuro
    Kasus Neuro
    Dokumen3 halaman
    Kasus Neuro
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Hukum
    Bahasa Hukum
    Dokumen30 halaman
    Bahasa Hukum
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Case Anak
    Case Anak
    Dokumen9 halaman
    Case Anak
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • TM Clavus
    TM Clavus
    Dokumen1 halaman
    TM Clavus
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Kajian Pustaka
    Kajian Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Kajian Pustaka
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bahasa Indonesia
    Makalah Bahasa Indonesia
    Dokumen23 halaman
    Makalah Bahasa Indonesia
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen21 halaman
    TB Paru
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Airway Management
    Airway Management
    Dokumen43 halaman
    Airway Management
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • KKN 1
    KKN 1
    Dokumen35 halaman
    KKN 1
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kasus Hukum Pemdes
    Analisis Kasus Hukum Pemdes
    Dokumen12 halaman
    Analisis Kasus Hukum Pemdes
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Pre Test Dermato
    Pre Test Dermato
    Dokumen2 halaman
    Pre Test Dermato
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat
  • Viscosity
    Viscosity
    Dokumen6 halaman
    Viscosity
    Amirah Pane
    Belum ada peringkat