Anda di halaman 1dari 30

Anemia Penyakit Kronis

(Anemia e.c Penyakit Ginjal Kronik Stage V dan


Gagal Jantung Kongestif NYHA kelas III-IV
disertai hipertensi)
Kelompok C 2020
Identitas Pasien

Nama : Tn.Dana
Jenis Kelamin : Pria
Usia : 54 Tahun
Alamat :
Pekerjaan :
Status Perkawinan: Menikah / belum menikah
Agama :
Suku Bangsa :
Tanggal masuk RS: 3 Mei 2020
Anamnesis Lengkap
Keluhan Utama : Lemah badan

Sejak 1 bln SMRS penderita mengeluh lemah badan yang dirasakan


semakin berat. Tidak ada riwayat perdarahan sebelumnya. Keluhan
disertai sesak nafas yang semakin lama semakin bertambah sesak.
Sesak bertambah dengan aktivitas. Berkurang jika duduk, jika tidur
lebih nyaman menggunakan 3 bantal. Sesak tidak disertai bunyi
mengi. Malam hari tidak bisa tidur karena sesak. Sering kencing
malam hari 5-6x per hari. Sesak disertai dengan bengkak-bengkak
ditungkai.. Tidak ada keringat malam hari maupun demam. BAB tak
ada kelainan, BAK lancar, tidak nyeri saat kencing.
Os sejak 1 th yl diketahui menderita darah tinggi berobat tidak
teratur, tensi tertinggi 200-an dan diobati captopril 3x25 mg.
Selama 1 bl os ak ada keluhan.
Sejak 1 th os sering merasa cepat lelah terutama jika berjalan 3
meter, Os sudah 1 th tidak bekerja oleh karena sesak dan hanya
dapat beraktifitas ringan.
Riwayat hipertensi sebelumnya tidak diketahui
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat batuk disangkal
 
 
DD/ Keluhan Utama : Lemah Badan

1. Penyakit Infeksi (Mononukleosis infeksioasa, TB, HIV, Endokarditis


infektif)
2. Kelainan metabolisme ( DM, Hipotiroidisme, Hiperkalsemia,
Hipopituitarisme)
3. Kelainan darah (Anemia, keganasan hematologik : limfoma)
4. Kelainan ginjal (Insufisensi Adrenal)
5. Kelainan Kardiovaskular ( Gagal Jantung )
6. Autoimun
*Macload Diagnosis Klinis
Sesak Nafas pada kasus ini bisa terjadi karena keadaan :

1. Gagal Jantung
2. Edema Paru
3. Asidosis Metabolik
4. Anemia

Pada Gangguan ginjal bisa dilihat dimana saja selain di Ureum dan kreatinin?

5. Pasien anemis
6. Tekanan Darah meningkat
Pemeriksaan Fisik

▪ Keadaan umum : Sakit berat


▪ Kesadaran : Compos mentis
▪ Tek.Darah : 200/100 mmHg
▪ HR = Nadi : 102 x/menit r.e.ic
▪ Pernafasan : 28x/menit, dalam
▪ Suhu: 35,7 0C
▪ Keadaan Gizi : BB : -
TB : -
Pemeriksaan Penunjang

Ureum >200 & kreatinin >10


Brrti sudah SRD.
Tambahan keterangan Pem.Fisik Hepar Ketika terjadi
Hepatomegali karena CHF dan Gallop terjadi karena
apa?

▪ Teraba lunak dan sudutnya tumpul karena terisi oleh darah sinusoid-
sinusoidnya, bayangkan seperti balon di isi air.
▪ Gallop adalah bunyi jantung yang menyerupai bunyi derap Langkah
kuda, berkaitan dengan kondisi gagal jantung.
Pem penunjang tambahan

▪ MCV, MCH,MCHC
▪ Analisis gas darah pH akan menurun karena bersifat asam
pada kasus ini dalam keadaan asidosis metabolik
▪ Ekokardiografi  Ekokardiografi digunakan untuk memeriksa
adanya kelainan pada struktur jantung, pembuluh darah, aliran
darah, serta kemampuan otot jantung dalam memompa darah.
▪ Enzim BNP
▪ Pemeriksaan apus darah  normokrom normositer
▪ Urine output
▪ USG ginjal
Diagnosis Kerja :

▪ Anemia Penyakit kronis


(Anemia e.c Penyakit Ginjal Kronik
Stage IV dan Gagal Jantung
Kongestif NYHA kelas III-IV disertai
hipertensi)
Alasan DK:

▪ Penyakit Ginjal Kronik Stage IV,


walaupun tidak dapat menghitung
GFRnya karena tidak disertai keteranga
BB, namun bisa dilihat dari ureum >200
dan kreatinin >10
▪ Gagal Jantung Kongestif NYHA kelas III-
IV, kelas IV dimasukan karena keluhan
anamnesis yg termasuk kelas III itu saat
dirumah dan perjalanannya bisa makin
parah.
Membedakan GgGA dengan PGK atau CKD
Definisi

Anemia merupakan komorbid yang sering ditemukan pada


penderita gagal jantung. Penyebab anemia yang menyertai gagal
jantung tidak sepenuhnya diketahui, diduga sebagai anemia
multifaktor yang umumnya diakibatkan oleh gagal ginjal kronis,
defisiensi besi, konsumsi obat-obatan, dan penyakit kronis lainnya.
Anemia pada PGK disebabkan karena ginjal tidak dapat
memproduksi eritropoietin, sehingga sumsum tulang belakang
memproduksi lebih sedikit sel darah merah.
Klasifikasi

Kriteria anemia berdasarkan etiopatogenesis:


A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum
tulang
B. Anemia akibat perdarahan
C. Anemia hemolitik
D. Anemia idiopatik
Klasifikasi

Kriteria anemia berdasarkan morfologi eritrosit:


Morfologi Eritrosit

Hipokrom Mikrositer Normokrom Normositer Makrositer

MCHC, MCV, MCH ↓ MCHC, MCV, MCH MCV ↑


1. Anemia def. besi normal 1. Anemia
2. Anemia karena 1. Anemia megaloblastik
penyakit kronik perdarahan akut 2. Anemia
3. Anemia 2. Anemia aplastik nonmegaloblastik
sideroblastik 3. Anemia hemolitik
4. Thalasemia
Kriteria dalam mendiagnosis gagal jantung

Mayor : Minor :
▪ Paroksismal nokturnal dispnea  Edema ekstremitas
▪ Distensi vena leher  Batuk malam hari
▪ Ronkhi paru  Dispnea d’effort
▪ Kardiomegali
 Hepatomegali
▪ Edema paru akut
 Efusi pleura
▪ Gallop S 3
 Takikardi
▪ Peningkatan JVP
▪ Refluks hepatojugular
Klasifikasi NYHA
Klasifikasi PGK berdasarkan LFG
Manifestasi Klinis

▪ Lemah badan
▪ Sesak nafas saat aktivitas ringan (dyspnea d’effort)
▪ Paroksismal nokturnal dyspnea
▪ Edema perifer
▪ Takikardia, takipnea, konjungtiva anemis, JVP ↑, ronkhi basah halus
di kedua basal
▪ Proteinuria, hematuria
▪ LVH, kardiomegali, edema paru
Etiologi dan Faktor Risiko

Etiologi : Faktor Risiko :


▪ Defisiensi produksi eritropoietin - Kekurangan nutrisi (defisiensi besi, folat,
(EPO)
vitamin)
▪ Uremia penghambat eritropoiesis
- Usia lanjut
▪ Pemendekan umur eritrosit
- Penyakit kronis
▪ Gangguan homeostasis zat besi
- Kondisi saluran cerna
- Penggunaan obat-obatan ACE inhibitor
Patogenesis dan Patofisiologis
Hipertensi

Penebalan arteri aferen Bertambah


glomerulus kerja jantung

Penurunan suplai Hipoperfusi ginjal Otot jantung Peningkatan kebutuhan O2


darah ke hipertrofi di miokard
gomerulus
kompensasi
Iskemik miokard
Sekresi Iskemik Penurunan kontraksi jantung
RAA glomerulus Infark miokard
Gagal jantung kiri
Vasokonstriksi Penyerapan Pembentukan jar. Parut
pada glomerulus Jaringan
pemb. darah cairan Darah kembali ke
di tubulus paru Metabolisme anaerob
Glomerulus rusak
ATP ↓
Edema paru Lemah

Lama Darah kembali ke Pertukaran O2 Intoleransi


Proteinuria
kelamaan ventrikel kanan terganggu aktivitas

Edema Gagal ginjal


Ke atrium kanan Sesak bila Sesak bila tidur
kronik
aktifitas terlentang
Gagal jantung kanan
Gagal ginjal kronik Gagal jantung kanan

Hiperkalemia Ureum darah Serum Hepatomegali JVP meningkat


meningkat kreatinin
meningkat HJR + Edema tungkai
Aritmia
jantung
Penurunan sekresi
Mual Azotemia
eritropoetin

encephalopati
Penurunan produksi
Koma & eritrosit
kematian Tambahan

Anemia
Komplikasi

▪ Aritmia
▪ Infark miokard
▪ Stroke
▪ Diseksi aorta
▪ Anemia Kronis
▪ Gagal ginjal kronis
▪ Glomeruloskelerosis
▪ Koma
▪ Kematian
Penatalaksanaan

Non-farmakologi:

1. Tirah baring  Tidur setengah duduk/45 derajat.

 Diet seimbang

1. Energi yang cukup (karbohidrat 55-65% dari total kalori)

2. Protein hewani ( susu rendah lemak), protein nabati ( kacang kedelai).

3. Lemak 55-66 gram lemak ( hindari makanan tinggi kolesterol).

4. Vitamin dan mineral

5. Batasi garam

6. Serat yang cukup

 Diet kalori 20%


– Diet rendah protein minimal 1,37 kkal/kgbb
– Batasi asupan natrium (garam) 2000-2400mg/ hari
Farmakologi:
▪ Inj. Furosemid amp 3x1
▪ Anti hipertensi ACE-I dan CCB : Captopril  25 mg dan Amlodipin 10 mg

Obat hipertensi pada pasien gagal ginjal


1. Calsium Chanel Blocker ; amlodipin, diltiazem, nifedipine.
2. Diuretik; thiazide, bumetanide, amiloride, acetazolamide, mannitol.
3. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor; ramipil, lisinopril, peridonpil, captopril.
▪ Terapi EPO (Eritropoetin)  Pada saat HD

50-100 unit/kg subkutan atau iv 3x seminggu


*Transfusi dilakukan apabila sudah ditangani edema paru nya.
Dimana transfusi bisa dilakukan Ketika HD. Dan pada kasus ini sudah di stage V
CKDnya jadi harus rutin mrlakukan HD nya.
Prognosis

▪ Q.A.V : dubia ad malam


▪ Q.A.F : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai