Anda di halaman 1dari 26

PENGGUNAAN OBAT

PADA KEHAMILAN

Fetri Lestari, M.Si, Apt.


Kesehatan dan asupan nutrisi ibu

Kesehatan dan asupan nutrisi janin


Jangan sembarangan
minum obat saat hamil!!
Dilema
Pengobatan
Penyakit ibu
Vs
Efek obat terhadap
janin
Kenapa Saya Diberi
Kenapa saya diberi obat??
Obat??

• Makanan yang dikonsumsi tidak


mampu memenuhi kebutuhan ibu
hamil
• Ada infeksi yang harus segera
dihilangkan
• Ada penyakit yang harus
dikendalikan dengan obat
• Bagian dari standar pelayanan
medis
Obat apa yang
boleh saya
minum??

Apa obat ini


aman untuk
janin??
Obat pada
kehamilan??

Dikategorikan
berdasarkan keamanan
obat terhadap janin

BOLEH

TIDAK BOLEH

digunakan pada kehamilan


d i s
m e
a n
lih
Pi

Manfaat

OBAT
Resiko
Manfaat
Apa yang perlu dikonsumsi?

Vitamin dan Mineral


untuk Kebutuhan
Ibu dan Janin
Asam Folat
•Membantu pembentukan otak janin
•Mencegah kecacatan saraf janin dan mencegah anemia
•Terutama diperlukan selama 3 bulan pertama
kehamilan
•Kebutuhan ibu hamil : 600 mikrogram/ hari
•Terkandung dalam daging sapi, brokoli, jeruk, bayam,
stroberi, roti

Asupan dari makanan kurang mencukupi

Perlu suplemen asam folat


Kalsium
• Untuk pertumbuhan tulang dan gigi
• Janin membutuhkan 13 mg kalsium
dari darah ibu
• Terkandung dalam susu, yoghurt,
tahu, keju, almond, brokoli
• Ibu kurang kalsium osteoporosis

Asupan dari makanan kurang cukup

Perlu suplemen kalsium


Zat Besi
• Sebagai cadangan besi di hati janin dan
untuk perkembangan plasenta
• Mengurangi resiko kekurangan darah pada
ibu
• Perlu tambahan 30 mg zat besi/hari
• Terkandung dalam daging, hati, telur,
ikan, kedelai, sayuran berwarna hijau tua

Asupan dari makanan tidak cukup

Perlu suplemen zat besi (Fe)


INDEKS KEAMANAN OBAT PADA
KEHAMILAN
Kategori A
Studi control gagal untuk menunjukan resiko pada fetus ditrimester pertama (tidak ada
bukti resiko pada trimester berikutnya) kemungkinan aman pada fetus
Kategori B
Pada studi reproduksi hewan tidak menunjukan resiko pada fetus tetapi tidak ada studi
control wanita hamil, atau studi reproduksi hewan menunjukan efek samping (selain dari
penurunan fertilitas) yang tidak dikonfimasikan pada studi control wanita hamil pada
trimester pertama (tidak ada bukti pada trimester berikutnya)
Kategori C
Studi pada hewan menunjukan efek samping pada fetus (teratogenik / embriosidal atau
yang lainnya), tetapi belum ada studi control pada wanita hamil, obat harus diberikan
hanya jika keuntungan lebih besar dari resiko pada fetus.
Kategori D
Telah terbukti beresiko thd fetus manusia, tetapi manfaatnya bisa diterima selain
resikonya (obat yang dibutuhkan pada kondisi mengancam jiwa atau kondisi penyakit
serius)

Kategori X
Studi pada hewan atau manusia telah menunjukan ketidaknormalan fetus / terdapat bukti
terhadap resiko fetus berdasarkan pengalaman manusia / keduanya, penggunaan obat
terhadap wanita hamil tidak ada keuntungannya. Obat ini kontraindikasi dengan wanita
hamil
Boleh memakai obat....
• Amoksisilin, ampisilin (antibiotik)
• Antasida, ranitidin (obat maag)
• Asetilsistein, amonium klorida (obat batuk)
• Bisacodyl (pencahar) Kategori
A/B
• Paracetamol (obat demam&nyeri)
• Vit B6, metoklopramid, ondansetron
(mengatasi mual)
• CTM, loratadin, cetirizin (antihistamin)
• Metildopa (penurun tekanan darah)
• Acyclovir (antivirus)
Hati-hati memakai obat...

• Aspirin
• Captopril (penurun tekanan darah)
• Sebagian besar antibiotik
• Beberapa obat antikanker
• Diazepam (penenang)
• Diklofenak, ibuprofen,
piroksikam, asam mefenamat
Kategori (antinyeri) pada trimester akhir
C/D
JANGAN !!
memakai obat...

•Misoprostol (obat maag) Kategori


•Atorvastatin, simvastatin X
(antikolesterol)
•Ergotamin (obat migrain)
•Hormon tertentu
(desogestrel, dienestrol,
dietilstilbestrol, estradiol, etinil
estradiol, levonorgestrel,
medroxyprogesteron, dll)
•Warfarin (antikoagulan)
KRITERIA IBU HAMIL/MENYUSUI YANG MENDAPAT PRIORITAS
UNTUK DILAKUKAN TELAAH ULANG REJIMEN OBAT :

 - Mendapat 5 macam obat atau lebih, atau 12 dosis


atau lebih dalam sehari
 - Mendapat obat dengan rejimen yang kompleks,
dan atau obat yang berisiko tinggi untuk mengalami
efek samping yang serius
 - Menderita tiga penyakit atau lebih
 - Mengalami gangguan kognitif, atau tinggal sendiri
 - Tidak patuh dalam mengikuti rejimen pengobatan
 - Akan pulang dari perawatan di rumah sakit
 - Berobat pada banyak dokter
 - Mengalami efek samping yang serius, alergi
TATALAKSANA TELAAH ULANG REJIMEN OBAT :
 Apoteker harus memiliki pengetahuan tentang
prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan
menyusui dan

 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat


ibu hamil / menyusui:
 - Meminta ibu hamil/menyusui untuk
memperlihatkan semua obat yang sedang
digunakannya
 - Menanyakan mengenai semua obat yang sedang
digunakan ibu hamil/menyusui, meliputi: obat
resep,obat bebas, obat tradisional/jamu, obat
suplemen
 -Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi: nama obat, frekuensi, cara
penggunaan dan alasan penggunaan
 - Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu
hamil/menyusui dengan data yang ada di catatan medis, catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang
diperlihatkan
 - Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamil / menyusui
 - Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu hamil /
menyusui, baik efek terapi maupun efek samping
 - Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan
riwayat penggunaan obat ibu hamil/ menyusui
 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
TATALAKSANA PEMANTAUAN PENGGUNAAN
OBAT :

 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki


pengetahuan tentang patofisiologi, terutama pada ibu hamil
dan menyusui, prinsip-prinsip farmakoterapi, cara menafsirkan
hasil pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan diagnostik yang
berkaitan dengan penggunaan obat, dan ketrampilan
berkomunikasi yang memadai.
 Mengumpulkan data ibu hamil/menyusui, yang meliputi :
 - Deskripsi (nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, nama ruang rawat/poliklinik, nomor registrasi)
 - Riwayat penyakit terdahulu
 - Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi,
penggunaan obat non resep)
 - Data hasil pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan diagnostik
 - Masalah medis yang diderita
 - Data obat-obat yang sedang digunakan
 Data /informasi dapat diperoleh melalui :
 - wawancara dengan ibu hamil / menyusui atau
 - catatan medis
 - kartu indeks (kardeks)
 - komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter,
perawat)
 Berdasarkan data/informasi , selanjutnya
mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan
dengan penggunaan obat
 Memberikan masukan/saran kepada tenaga kesehatan
lain mengenai penyelesaian masalah yang teridentifikasi.
 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan
obat pada formulir yang dibuat khusus.
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA MASA
KEHAMILAN
 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang
diperolah ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada
janin
 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya
selama trimester pertama kehamilan
 Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai
secara luas pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan
daripada obat baru atau obat yang belum pernah dicoba secara
klinis
 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka
waktu sesingkat mungkin
 Hindari polifarmasi
 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan
pengobatan pada beberapa obat (misalnya fenitoin, litium)
Saat menyusui...
• Tetap waspada seperti saat hamil
• Beberapa obat bisa masuk ke
dalam ASI (baca pedoman)
• Ibu tetap perlu asupan
vitamin&mineral
• Asupan nutrisi bayi diperoleh dari
ASI
OBAT YANG DIGUNAKAN PADA WANITA
MENYUSUI

 Penggunaan obat yang tidak diperlukan harus dihindari.


 Jika pengobatan memang diperlukan, perbandingan manfaat/risiko
harus dipertimbangkan pada ibu maupun bayinya.
 Obat yang diberi ijin untuk digunakan pada bayi umumnya tidak
membahayakan
 Neonatus (dan khususnya bayi yang lahir prematur) mempunyai
risiko lebih besar terhadap paparan obat melalui ASI. Hal ini
disebabkan oleh fungsi ginjal dan hati yang belum berkembang,
sehingga berisiko terjadi penimbunan obat
 Harus dipilih rute pemberian dan pembagian obat yang
menghasilkan jumlah kadar obat terkecil yang sampai pada bayi
 Hindari atau hentikan sementara menyusu
 Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus
dipantau secara cermat terhadap efek samping yang mungkin
terjadi
 Sebaiknya dihindari obat baru, yang hanya memiliki sedikit data
BACALAH!
 PEDOMAN PELAYANAN FARMASI UNTUK IBU
HAMIL DAN MENYUSUI – DIRJEN BINA
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPKES
RI 2006
REFERENCE
 BNF
 BRIGGS, DRUGS IN PREGNANCY AND
LACTATION, 2001
 AHFS dsb

Anda mungkin juga menyukai