Anda di halaman 1dari 10

KORBAN PEMERKOSAAN

BERKEBUTUHAN KHUSUS
(ANAK)
OLEH
KELOMPOK 1
ADI PUTRA
AGUNG PRATAMA
AHMAD FAUZAN
AISYAH RAHMA ALVI
ALDI KURNIAWAN EFENDI
I. PEMERKOSAAN PADA ANAK
Kekerasan seksual (sexual abuse) pada anak mencakup penganiayaan seksual secara fisik dan non
fisik. Kekerasan fisik antara lain menyentuh alat kelamin atau bagian tubuh lain yang bersifat
pribadi, seks oral, penetrasi vagina/anus menggunakan penis atau benda lain, memaksa anak
membuka pakaian, sampai tindak perkosaan. Sedangkan penganiyaan non fisik diantaranya
memperlihatkan benda-benda yang bermuatan pornografi atau aktivitas seksual orang dewasa,
eksploitasi anak Dalam pornografi (gambar, foto, film, slide, majalah, buku), exhibitionism, atau
mengintip kamar tidur/kamar mandi (voyeurism). (Suda, 2006).
Menurut Lyness (Maslihah, 2006) kekerasan seksual terhadap anak meliputi tindakan menyentuh
atau mencium organ seksual anak, tindakan seksual atau pemerkosaan terhadap anak,
memperlihatkan media/benda porno, menunjukkan alat kelamin pada anak dan sebagainya.
Kekerasan seksual (sexual abuse) merupakan jenis penganiayaan yang biasanya dibagi dua dalam
kategori berdasar identitas pelaku, yaitu:
Kekerasan seksual (sexual abuse) merupakan jenis penganiayaan yang biasanya dibagi dua dalam kategori
berdasar identitas pelaku, yaitu:
a.Familial Abuse Termasuk familial abuse adalah incest, yaitu kekerasan seksual dimana antara korban dan
pelaku masih dalam hubungan darah, menjadi bagian dalam keluarga inti
b.Extra Familial Abuse Kekerasan seksual adalah kekerasan yang dilakukan oleh orang lain di luar keluarga
korban. Pada pola pelecehan seksual di luar keluarga, pelaku biasanya orang dewasa yang dikenal oleh sang
anak dan telah membangun relasi dengan anak tersebut, kemudian membujuk sang anak ke dalam situasi
dimana pelecehan seksual tersebut dilakukan, sering dengan memberikan imbalan tertentu yang tidak
didapatkan oleh sang anak di rumahnya
II FAKTOR PENYEBAB PEMERKOSAN PADA ANAK
1. Faktor kelalaian orang tua.. Kelalaian orang tua yang tidak memperhatikan tumbuh kembang dan
pergaulan anak yang membuat subyek menjadi korban kekerasanseksual..
2. Faktor rendahnya moralitas dan mentalitas pelaku. Moralitas dan mentalitas yang tidak dapat bertumbuh
dengan baik, membuat pelaku tidak dapat mengontrol nafsu atauperilakunya.
3. Faktor ekomoni. Faktor ekonomi membuat pelaku dengan mudah memuluskan rencananya dengan
memberikan imingiming kepada korban yang menjadi target daripelaku
III DAMPAK KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK
Kekerasan seksual cenderung menimbulkan dampak traumatis baik pada anak maupun pada orang dewasa. Namun, kasus kekerasan
seksual sering tidak terungkap karena adanya penyangkalan terhadap peristiwa kekerasan seksual yang terjadi
Tindakan kekerasan seksual pada anak membawa dampak emosional dan fisik kepada korbannya. Secara emosional, anak sebagai
korban kekerasan seksual mengalami stress, depresi, goncangan jiwa, adanya perasaan bersalah dan menyalahkan diri sendiri, rasa
takut berhubungan dengan orang lain, bayangan kejadian dimana anak menerima kekerasan seksual, mimpi buruk, insomnia,
ketakutan dengan hal yang berhubungan dengan penyalahgunaan termasuk benda, bau, tempat, kunjungan dokter, masalah harga
diri, disfungsi seksual, sakit kronis, kecanduan, keinginan bunuh diri, keluhan somatik, dan kehamilan yang tidak diinginkan
Finkelhor dan Browne (Tower, 2002) mengkategorikan empat jenis dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh
anak-anak, yaitu:
• Pengkhianatan (Betrayal). Kepercayaan merupakan dasar utama bagi korban kekerasan seksual.
• Trauma secara Seksual (Traumatic sexualization). Russel (Tower, 2002) menemukan bahwa perempuan yang mengalami
kekerasan seksual cenderung menolak hubungan seksual, dan sebagai konsekuensinya menjadi korban kekerasan seksual dalam
rumah tangga
• Merasa Tidak Berdaya (Powerlessness). Rasa takut menembus kehidupan korban. Mimpi buruk, fobia, dan kecemasan dialami
oleh korban disertai dengan rasa sakit
• Stigmatization. Korban kekerasan seksual merasa bersalah, malu, memiliki gambaran diri yang buruk.
IV MACAM-MACAM KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK
1.Kekerasan seksual dalam keluarga (Intrafamilialabuse)

• Mencakup kekerasan seksual yang dilakukan dalam keluarga inti atau majemuk, dan dapat melibatkan teman dari anggota keluarga, atau orang yang
tinggal bersama dengan keluarga tersebut, atau kenalan dekat dengan sepengetahuan keluarga.Kekerasan pada anak adopsi ataupun anak tiri juga termasuk
dalam lingukup ini.
2.Kekerasan seksual di luar keluarga (Extrafamilialabuse)

• Mencakup kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa yang kenal dengan anak tersebut dari berbagai sumber, seperti tetangga, teman, orangtua dari
temansekolah.
 
3.Ritualisticabuse

• Mencakup kekerasan yang di lakukan oleh orang dewasa untuk mendapatkan ilmu gaib atau ilmu hitam demi keperluan pribadinya.
 
4.Institutionalabuse

• Mencakup kekerasan seksual dalam lingkup institusi tertentu seperti sekolah, tempat penitipan anak, kamp berlibur, seperti kegiatan pramuka, dan
organisasi lainnya.
 
5.Kekerasan seksual oleh orang yang tidak dikenal (Street or strangerabuse)

• Penyerangan pada anak-anak di tempat-tempat umum.


V TAHAPAN-TAHAPAN PEMERKOSAAN PADA ANAK
1. Tahap awal, pelaku membuat korban merasa nyaman. Ia menyakinkan bahwa apa yang dilakukannya "tidak salah" secara moral. Pelaku mencoba menyentuh sisi kbutuhan
anak akan kasih saying dan perhhatian, penerimaan dari orang lain, atau mencoba menyamakannya dengan permainan dan menjanjikan imbalan material yang menyenangkan.
Pelaku dapat mengintimidasi secara halus ataupun bersikap memaksa secarakasar.

2. Tahap kedua, adalah interaksi seksual. Perilaku yang terjadi bisa saja hanya berupa mengintip sampai perilaku yang intensitasnya berat, yaitu memakasa anak untuk
melakukan hubungan seksual. Setelah kejadian tersebut, pelaku mengancam korban agar merahasiakan apa yang terjadi kepada oranglain

3. Tahap berikutnya, adalah tahapan dimana korban mau menceritakan pengalamannya kepada orang lain. Kemungkinan korban merahasiakan pengalamannya sampai berusia
dewasa, atau menceritakannya kepada orang yang mempunyai kedekatan emosional dengannya, sehingga ia merasa aman. Pelaku "mencobai" korban sedikit demi sedikit,
mulai dari:

a. Pelaku membuka pakaiannyasendiri

b. Pelaku meraba-raba bagian tubuhnyasendiri

c. pelaku memperlihatkan alatkelaminnya

d. Pelaku mencium korban dengan pakaian lengkap

e. Pelaku meraba bagian-bagian tubuh korban : payudara, alat kelamin, dan bagianlainnya.
f. Masturbasi, dilakukan oleh pelaku sendiri atau pelaku dan korban saling menstimulasi.
g. Oral sex, dengan menstimilasi alat kelaminkorban

h. Sodomi

i. Petting

j. Penetrasi alat kelaminpelaku


VI GEJALA SEORANG ANAK YANG MENGALAMI PELECEHAN
1.Balita
SEKSUAL
a. Tanda-tanda fisik, antara lain memar pada alat kelamin atau mulut, iritasi kencing, penyakit kelamin, dan sakit kerongkongan tanpa penyebab jelas bisa merupakan indikasi seks
oral.

b. Tanda perilaku emosional dan sosial, antara lain sangat takut kepada siapa saja atau pada tempat tertentu atau orang tertentu, perubahan kelakuan yang tiba-tiba, gangguan tidur
(susah tidur, mimpi buruk, dan ngompol), menarik diri atau depresi, serta perkembanganterhambat.
2.Anak usiaprasekolah
• Gejalanya sama ditambah tanda-tanda berikut:

a. Tanda fisik: antara lain perilaku regresif, seperti mengisap jempol, hiperaktif, keluhan somatik seperti sakit kepala yang terus-menerus, sakit perut,sembelit.
b. Tanda pada perilaku emosional dan sosial: kelakuan yang tiba-tiba berubah, anak mengeluh sakit karena perlakuanseksual.
c. Tanda pada perilaku seksual: masturbasi berlebihan, mencium secara seksual, mendesakkan tubuh, melakukan aktivitas seksual terang-terangan pada saudara atau teman sebaya,
tahu banyak tentang aktivitas seksual, dan rasa ingin tahu berlebihan tentang masalahseksual.
3. Anak usiasekolah

• Memperlihatkan tanda-tanda di atas serta perubahan kemampuan belajar, seperti susah konsentrasi, nilai turun, telat atau bolos, hubungan dengan

• teman terganggu, tidak percaya kepada orang dewasa, depresi, menarik diri, sedih, lesu, gangguan tidur, mimpi buruk, tak suka disentuh, serta menghindari hal-hal
sekitar bukapakaian.
4.Remaja

• Tandanya sama dengan di atas dan kelakuan yang merusak diri sendiri, pikiran bunuh diri, gangguan makan, melarikan din, berbagai kenakalan remaja, penggunaan
obat terlarang atau alkohol, kehamilan dini, melacur, seks di luar nikah, atau kelakuan seksual lain yang takbiasa.
VII Resiko psikis dan reproduksi
1. Korban pemerkosaan biasanya mengalami trauma
2. Rasa takut yang berkepanjangan
3. Tidak mampu kembali berinteraksi secara social dengan masyrakat secara normal
4. Tidak jarang di kucilkan dan di buang oleh lingkungan nya karena di anggap membawa aib

Peranan Keluarga
5. Mempercayai cerita yang disampaikan oleh korban.
6. Bersikap tenang. Hal ini dapat membantu korban merasa aman
7. Meyakinkan korban. Keluarga dapat menunjukkan empatinya terhadap peristiwa yang dialami oleh korban
8. Mempersiapkan korban terhadap kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya. Korban mungkin memerlukan
bantuan dari orang lain misalnya dokter dan polisi jika ia melaporkan kasusnya
9. Memberi dukungan dan melaporkan perkosaan yang dialami korban ke pihak yang berwajib
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai