Disusun Oleh :
1. Novira Wahyuni
2. Hutri Anggraini
3. Wahyu Mustika Rani
4. Yuli Agus Dina
1. Nyeri akut adalah sensasi jangka pendek kurang 3 bulan yang menyadarkan kita akan
adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai gejala, bukan sebagai
penyakit yang harus diobati sehingga menjadi nyeri kronis.
2. Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Sistem saraf anda menerima
sinyal rasa sakit dan nyeri yang konstan dari tubuh selama berbulan bulan bahkan bertahun-
tahun. Nyeri kronis dapat menimbulkan rasa terbakar, mati rasa, rasa seperti diiris atau
ditusuk. Hal ini terjadi karena kerusakan pada saraf.
Tingkatan nyeri terdiri dari skala 1-10 yang artinya sebagai berikut :
Suara
a. Menangis
b. Merintih
c. Menarik/menghembuskan nafas
Ekspresi Wajah
a. Meringis
b. Mengigit lidah, mengatukan gigi
c. Tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. Menggigit bibir
- Pergerakan Badan
a. Kegelisahan
b. Mondar-mandir
c. Gerakan menggosok atau berirama
d. Melindungi tubuh
e. Otot tegang
- Intaksi Sosial
a. Menghindari percakapan atau kontak sosial
b. Berfokus pada aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. Disorientasi waktu
D. Manajemen Nyeri
1. Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal-
hal lain sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan.
Contohnya :
a. Mebahayakan hal-hal menarik dan indah
b. Membaca buku, Koran sesuai dengan keinginan
c. Menonton TV
d. Mendengarkan musik, radio dan lain-lain
2. Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan untuk
mengendalikan rasa nyeri dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam sistem syaraf
otonom. Teknik relaksasi dapat dilakukan dengan :
a. Teknik massase/ pemijatan
b. Kompres panas atau dingin
c. Teknik relaksasi nafas dalam
E. Manfaat Teknik Relaksasi Nafas Dalam
1. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam 3 hitungan
(hirup, dua, tiga)
2. Udara dihembuskan perlahan-lahan sambil membiarkan tubuh menjadi rileks
dan nyaman. Lakukan perhitungan bersama klien (hembuskan, dua, tiga)
3. Klien bernafas beberapa kali dengan irama normal
4. Ulangi kegiatan menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Biarkan hanya
kaki dan telapak kaki yang rileks. Perawat meminta klien mengosentrasikan
pikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat
5. Klien mengulangi langkah keempat dan mengonsentrasikan pikiran pada
lengan, perut, punggung dan kelompok otot yang lain
6. Setelah seluruh klien rileks, ajarkan untuk bernafas secara perlahan-lahan.
Bila nyeri bertambah hebat, klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
TERIMA KASIH