2 Konsep Nyeri
rasa ketidak nyaman yang hebat atau sensai yang tidak menyenangkan selama 1
detik hingga kurang dari enam bulan (Linda Jual, 2013). Nyeri adalah suatu
Upaya mengatasi nyeri tersebut, yaitu dengan cara farmakologis dan non
yang hebat.
idanimodulasi (Pesero, 2013). Klien yang sedang mengalami nyeri tidak dapat
1. Nyeri Akut : nyeri yang terjadi setelah cedera akit, penyakit, atau intervensi
bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intensitas yang bervariasi
akan menghilang tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih kembali
(Prasetyo, 2010).
2. Nyeri Kronik : nyeri konstan yang intermiten yang menetap sepanjang suatu
periode waktu. Nyeri ini berlangsung lama dengan intensitas yang bervariasi
dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan (Poter & Perry, 2007)
1. Usia
anak kecil yang belum dapat mengucapkan kata-kata mengalami kesulitan dalam
lansia mungkin tidak akan melaporkan nyerinya dengan alasan nyeri merupakan
2. Jenis kelamin
Secara umum jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
misalnya ada yang menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan
tidak boleh menangis sedangkan seorang anak perempuan boleh menangis dalam
3. Kebudayaan
Individu mempelajari apa yang ajarkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan
4. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
dengan respon nyeri yang menurun.Konsep ini merupakan salah satu konsep yang
memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain, misalnya
5. Ansietas
2012).
6. Kelemahan
(Fatmawati, 2011).
7. Pengalaman sebelumnya
sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh maka ansietas
atau rasa takut dapat muncul. Sebaliknya jika individu mengalami jenis nyeri yang
sama berulang-ulang tetapi nyeri tersebut dengan berhasil dihilangkan akan lebih
2015).
8. Gaya koping
menurunkan nyeri kala I, hal ini dikarenakan ibu merasa tidak sendiri,
Misalnya seorang wanita yang bersalin akan mempersepsikan nyeri yang berbeda
dengan wanita yang mengalami nyeri cidera kepala akibat dipukul pasangannya.
Derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan klien berhubungan dengan makna
1. Skala Wajah
a. 0 : Tidak nyeri
baik dan kualitas nyeri seperti tumpul, kebas, rasa tekan, menjalar atau
memelintir.
perintah dengan baik dan kualitas nyeri seperti tajam, tusuk-tusuk atau
menembus.
d. 7-9 : Nyeri hebat : Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
posisi nafas panjang, distraksi dan kualitas nyeri seperti tusuk-tusuk, tajam
dan meremukkan.
.
2.2.6 Pengkajian Nyeri
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan nyeri yang
berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua faktor
emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua komponen utama
yaitu :
pengalaman subjektif.
2. 1 = Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti gigitan
nyamuk. Sebagian besar waktu anda tidak pernah berpikir tentang rasa sakit.
5. 4 = (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit
komunikasi teranggu.
10. 9 = (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga anda tidak bisa
sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau resikonya.
11. 10 = (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu kuat tak
sadarkan diri, kebanyakan orang tidak pernah mengalami skala rasa sakit ini.
hancur, dan kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar
biasa parah.
1. Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien menunjukkan area
2. Intensitas nyeri
Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya
untuk menetukan intensitas nyeri pasien.Skala nyeri yang paling sering digunakan
adalah rentang 0-5 atau 0-10. Angka 0 menandakan tidak nyeri sama sekali dan
3. Kualitas nyeri
nyerinya sebab informasi yang akurat dapat berpengaruh besar pada diagnosis dan
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval
Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare.Gejala itu bisa disebabkan
6. Faktor presipitasi
Aktifitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri, seperti aktifitas yang berta
dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu factor lingkungan, stressor fisik, dan
aspek kehidupan yang perlu dikaji terkait nyeri adalah tidur, nafsu makan,
8. Sumber koping
9. Respons afektif
Respons afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi, derajat
dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan banyak faktor lain. Perawat perlu
mengkaji adanya perasaan ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada
diri pasien.
5. Laporan isyarat
6. Diaforesis