Anda di halaman 1dari 12

Sampah dan

Pariwisata
Venny Herlina Rizqan
27618211 – 3SB01
TABLE OF CONTENTS

Sampah
01 02 Pariwisata

Sampah dan
Dampaknya
Bagi Pariwisata 03 04 Studi Kasus

05
Tanggapan &
Penanggulangan
Pengertian

Sampah
World Health Organization (WHO) sampah
adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disukai atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari proses kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

• UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah, menyebutkan sampah adalah sisa dari
berbagai proses kegiatan setiap hari yang
dilakukan oleh manusia ataupun proses alam
yang berbentuk padat atau semi padat berupa
zat organik atau anorganik bersifat dapat
terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap
sudah tidak bermanfaat dan dibuang ke
lingkungan
Pengertian Pariwisata
- Menurut World Tourism Organization (WTO) Pariwisata adalah kegiatan manusia yang
melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya.

- Undang - Undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa


pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.
Sampah dan Dampaknya
Bagi Pariwisata
Aktivitas pariwisata yang dilakukan antara wisatawan dengan pelaku
wisata secara langsung dan tidak langsung, dapat menyebabkan adanya
timbulan sampah setiap harinya. Kajian dari United Nations Environment
Proggramme (UNEP) menyatakan bahwa wisatawan rata-rata
menghasilkan enam kali lebih banyak sampah saat mereka berlibur.
Akibatnya, volume sampah akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah kunjungan wisata pada satu destinasi wisata.
Sampah yang tidak terkelola dengan baik di kawasan wisata dapat
mengganggu kenyamanan wisatawan dalam berwisata. Kenyamanan
menjadi kondisi sangat penting dalam industri pariwisata, selain
keamanan. Di destinasi wisata Bunaken, ketika sampah tidak terkelola
dengan baik, telah mengakibatkan terjadinya penurunan kunjungan wisata
asing ke daerah tersebut. Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manado
menyatakan dalam 7 tahun terakhir telah terjadi penurunan kunjungan
wisatawan sebesar 65% (liputan6.com, 23 Januari 2016).
Studi
Kasus
Taman Wisata Laut Bunaken Mulai Tercemar

Taman Nasional wisata laut Bunaken, di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, mulai tercemar. “Taman Nasional
Bunaken sepuluh tahun lalu sama seperti Raja Ampat di Papua yang bersih dan pesonanya menarik perhatian. Namun saat
ini makin banyak kunjungan wisata ke Bunaken semakin membawa dampak pada kondisi lingkungannya,” kata Boyke
Toloh, salah seorang anggota Dewan Pengelola Taman Nasional Bunaken (DPTNB), Senin (11/6/2012).

Boyke mengungkapkan, saat ini mulai tidak bisa dikendalikan produksi sampah, yang dibawa wisatawan pada saat
berkunjung Pulau Bunaken. Selain itu, semakin banyak aktivitas menyelam (snorkeling) yang tidak bisa dikontrol,
sehingga banyak wisatawan yang menginjak terumbu karang hidup. “Prinsip-prinsip keberlanjutan mulai dilupakan
pengunjung dan operator kapal yang membawa wisatawan,” katanya.

Operator kapal, menurut Boyke, sedari awal diberikan tanggung jawab mengontrol dan memberitahukan kepada
wisatawan untuk tidak menginjak karang pada saat snorkeling. “Tapi hal itu mulai dilupakan. Padahal wisata ke Pulau
Bunaken jualannya adalah keindahan terumbu karang,” ungkapnya.
Taman Wisata Laut Bunaken Mulai Tercemar
Sebagai referensi, lanjut Boyke, yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif DPTNB, pada tahun lalu jumlah
wisatawan yang masuk ke Pulau Bunaken sekitar 13.000 orang. Jumlah wisatawan ini, terbagi atas wisatawan
mancanegara sekitar 10.000 orang dan sisanya adalah wisatawan lokal.

Puncak kunjungan terbanyak, biasanya terjadi di bulan Mei hingga Juni di mana sekolah selesai melaksanakan ujian
nasional dan siap menghadapi liburan sekolah. “Di waktu-waktu inilah puncak produksi sampah. Kita juga berharap
pengunjung dapat memperhatikan kebersihan dengan membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan,”
ungkapnya.

Boyke berharap, aktivitas wisatawan yang menunjang pariwisata seperti membuang sampah pada tempatnya serta tidak
menginjak karang turut menentukan hasil tangkapan ikan oleh nelayan. “Kalau karang rusak, nelayan akan semakin
susah melaut,” katanya.

Sumber: Matarama. Taman Wisata Laut Bunaken Mulai Tercemar. Dikutip dari https://
www.matarama.co.id/tourism-guides/taman-wisata-laut-bunaken-mulai-tercemar.html. 20 Januari 2021.
Tanggapan
Kesadaran masyarakat dan wisatawan dalam upaya menjaga lingkungan masih sangat rendah. Masyarakat dan wisatawan
mungkin masih menganggap bahwa permasalahan sampah adalah permasalahan yang sepele, jadi tetap membuang sampah
sembarangan adalah sesuatu yang wajar dan tidak akan menimbulkan permasalahan yang besar. Padahal, persoalan
sampah sendiri menjadi concern dunia. Masyarakat dan wisatawan juga masih belum sepenuhnya menyadari bahwa untuk
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat berawal dari kebiasaan dalam membuang sampah.

Selain itu salah satu penyebab bertambahnya volume sampah adalah kurangnya pemahaman masyarakat dan wisatawan
tentang bahaya dari penggunaan plastik bagi kesehatan dan lingkungan. Kantong plastik memang sangat praktis
dipergunakan sebagai alat bungkus maupun tas kantong dibandingkan dengan pembungkus maupun kantong belanja dari
bahan lainnya seperti daun, kertas maupun kain, di samping harganya yang sangat murah dan tahan air serta kuat/ tidak
mudah robek, sehingga kantong plastik menjadi pilihan utama bagi para pedagang maupun konsumen. Namun plastik
merupakan bahan yang tidak mudah terurai. Membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun agar plastik dapat terurai.
Sedangkan plastik yang dibakar akan menghasilkan zat yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia serta lapisan atmosfer
Bumi.

Juga lemahnya penerapan regulasi pemerintah terhadap penanggulangan sampah, baik pemerintah pusat maupun daerah
telah mengeluarkan peraturan serta kebijakan dalam penanggulangan terhadap sampah. Namun, hal ini tidak serta merta
membawa perubahan positif secara signifikan terhadap prilaku masyarakat untuk memiliki kepedulian untuk menjaga
lingkungan terbebas dari sampah. masyarakat masih beranggapan bahwa membuang sampah sembarangan adalah tindakan
yang wajar dan tidak melanggar hukum, sehingga masih ada masyarakat yang membuang sampah di sungai maupun
ditempat tempat umum.
Penanggulangan
Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis
Masyarakat
Langkah pertama yang dapat dilakukan dalam menangani sampah adalah dengan melibatkan masyarakat
secara aktif dalam penanganan sampah. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menciptakan kesadaran
dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan bersih dan sehat di mulai dengan
sampah. Masyarakat diikut sertakan secara aktif dalam pengelolaan sampah melalui sistem 4R (Reduce,
Reuse, Recycle dan Replace ).

Pemanfaatan Teknologi Dalam


Pengelolaan Sampah

Kemajuan teknologi dapat dipergunakan secara maksimal untuk mengelola sampah.


Pengelolaan sampah melalui penggunaan teknologi tepat guna dapat berkontribusi dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Penutup

\Sampah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan


dari kehidupan manusia. Keberadaan sampah yang terus
meningkat serta tidak pada tempatnya membawa berbagai
permasalahan baik bagi lingkungan maupun kehidupan
manusia. Sampah menjadi ancaman bagi sektor Pariwisata
yang merupakan sektor yang dilakoni oleh masyarakat
Bunaken. Sampah merupakan tanggung jawab dari semua
pihak. Oleh karena itu peran aktif serta kesadaran dari
semua pihak yaitu pemerintah, swasta, masyarakat, serta
wisatawan perlu ditingkatkan untuk memerangi sampah
guna menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan sehat
serta pariwisata yang berkelanjutan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai