PRIA DAN WANITA KELOMPOK 1 HUMAIRA MAULIZA NAZIRATUL HUSNA NOVIA SHINTA QURATUL AINI YUYUN KAHIRUNNISA A. PENGERTIAN Respon adalah suatu reaksi atau jawaban yang bergantung pada stimulus atau merupakan hasil stimulus tersebut. Seksualitas adalah sebuah bentuk perilaku yang didasari oleh factor fisiologis tubuh. Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Respon seksualitas adalah suatu reaksi yang menyangkut perilaku yang diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu kepada lawan jenis melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan,dan senggama seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerakan tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata. B. PEMBAGIAN 1. Respon fisiologis terhadap stimulasi seksual Secara fisiologis menurut masters dan johnson (1966), respon seksual dapat dianalisis melalui 2 proses : vasokongesti dan miotonia. Stimulasi seksual menimbulkan refleks vasokongesti, dilatasi pada pembuluh darah penis (ereksi pada pria) dan pembuluh darah sirkumvaginalis (lubrikasi pada wanita) sehingga terjadi engorgement dan distensi genitalia. Kongesti vena dilokalisasi terutama pada genitalia, tetapi juga terjadi dalam derajat yang lebih kecil di payudara dan bagian-bagian tubuh yang lain. Lanjutan...
Siklus respon seksual dibagi menjadi empat fase, yaitu:
a. Fase Rangsangan (Exicetement) Reaksi Umum pada kedua jenis kelamin • Denyut jantung dan tekanan darah terus meningkat. • Puting susu ereksi. • Miotonia dimulai. Reaksi wanita • Diameter klitoris membesar dan membengkak. • Genetalia eksterna menegang dan warna menjadi gelap. • Terjadi lubrikasi vagina : dua pertiga bagian atas vagina memanjang dan meluas. • Serviks dan uterus tertarik ke atas. • Ukuran payudara membesar. Reaksi Pria • Timbul ereksi penis : panjang dan diameter penis meningkat. • Kulit skrotum menegang dan menebal. • Testis mulai menegang dan terangkat ke arah tubuh. LANJUTAN...
b. Fase Flateau (penguatan respons fase exicetement)
Reaksi umum pada dua jenis kelamin • Denyut jantung dan tekanan darah terus meningkat . • Pernafasan meningkat. • Miotonia menjadi nyata: wajah meringis. Respon wanita • Kepala klitoris retraksi dibawah pembungkus klitoris. • Sepertiga bagian bawah vagina membesar. • Warna kulit berubah terlihat kemeraha di payudara, abdomen, atau dipermukaan yang lain. Respon Pria • Kepala penis sedikit membesar. • Scrotum menegang dan menebal. • Testis terangkat dan membesar. • Sekresi kelenjar Cowper (bulbouretralis) pengeluaran dua atau tiga tetes cairan bening (madzi) pada kepala penis sebelum orgasme. LANJUTAN...
c. Fase Orgasme (penyaluran kumpulan darah &tegangan otot)
Reaksi umum pada dua jenis kelamin • Denyut jantung, tekanan darah, dan pernafasan meningkat sampai tingkat maksimum. • Timbul spasme otot involunter. • Sfingter rektum eksterna berkontraksi. Respon wanita • Kontraksi ritmik yang kuat terasa di klitoris, vagina dan uterus. • Sensasi hangat menyebar diseluruh daerah pelvis. Respon Pria • Testis terangkat ke tingkat maksimum. • Titik yang tidak terelakan terjadi sesaat sebelum ejakulasi dan terasa ada cairan di uretra. • Kontraksi pada penis, uretra, anal spincter, vesikula seminalis, kelenjar prostat, otot sphincter vesica urinaria internal dan vasdeferens • Kontraksi ritmik terjadi di penis. • Terjadi ejakulasi semen (ejakulat) yang terdiri dari sperma dari testis dan cairan dari sekresi kelenjar vesicula seminalis, prostat dan bulbouretralis. LANJUTAN...
d. Fase Resolusi (fisiologis dan psikologis kembali kedalam keadaan
tidak terangsang) Reaksi umum pada dua jenis kelamin • Denyut jantung, tekanan darah, dan pernafasan kembali normal. • Ereksi puting susu mereda. • Miotonia berkurang. • Berkeringat Respon wanita • ngorgement pada genetalia eksterna dan vagina berkurang. • Serviks dan uterus turun ke posisi normal. • Ukuran payudara mengecil. • Kemerahan di kulit menghilang. Respon Pria • 50 % ereksi segera hilang setelah ejakulasi: penis secara bertahap kembali ke ukuran normal. • Testis dan scrotum kembali ke ukuran normal. • Periode refrakter (waktu yang diperlukan supaya ereksi lagi) bervariasi sesuai usia dan kondisi fisik secara umum. B. SEKSUALITAS SEHAT 1. KONSEP SEKSUALITAS Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang beda / sama dan mencangkup pikiran, pengalaman. 2. KESEHATAN SEKSUAL Pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan social dari kehidupan seksual dengan cara yang positif memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta . 3. SEKS SELAMA KEHAMILAN Dalam kehamilan normal, hubungan seks tidak membahayakan bayi. Cairan ketuban dan otot-otot kuat di sekitar rahim melindungi bayi dari guncangan. Bayi juga terlindung dari penetrasi penis karena adanya lapisan lendir tebal yang melindungi leher rahim dan membantu mencegah infeksi. Bayi Anda mungkin sedikit terpengaruh oleh orgasme, namun itu karena debar jantung Anda, bukan karena merasa sakit atau terganggu. Kontraksi yang dialami wanita saat orgasme sangat berbeda dengan kontraksi saat melahirkan. LANJUTAN... Beberapa kondisi yang mutlak tidak boleh berhubungan intim pada wanita hamil: – Pecah ketuban – Plasenta previa – Rawan keguguran / persalinan prematur – Perdarahan per vagina – Serviks pendek / tipis – Penyakit menular seksual ( PMS ) TERIMA KASIH