Anda di halaman 1dari 11

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia

MANFAAT APLIKASI eHDW SEBAGAI


ALAT PENDUKUNG KONVERGENSI
PENCEGAHAN STUNTING DI DESA
oleh : Ir. I Nengah Suta Maryana, M.MA
Kabid Usaha Ekonomi Masyarakat & Kawasan Perdesaan
Denpasar, 3 Juni 2020
1
Stranas Percepatan Pencegahan
Stunting mengamanatkan kepada
Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi untuk mendorong
Dana Desa membiayai kegiatan
konvergensi pencegahan stunting
di Desa.
BAGAN KONVERGENSI PENCEGAHAN TUNTING DI DESA
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

Musrenbang Kab REMBUK STUNTING KABUPATEN

Musrenbangcam
Daftar Usulan RKP \\ \\
Desa Evaluasi
REMBUK STUNTING KECAMATAN
RAPBDesa

DU RKPDesa

Musrenbang RKP Penetapan


APBDesa
Penyusunan
Musrenbang Rancangan
Penyusunan Rancangan RKP
RPJMDesa APBDesa

Penetaman Tim
Rancangan RKP &
Penetapan KPM

REMBUG STUNTING DESA


MD PJ min 2x MD ST

PENGKAJIAN KONDISI STUNTING


1.Pemetaan Sosial
2.Pengisian Score Card
3.Penggalian Usulan

Pelaksanaan Kegiatan Konvergensi, Pemantauan dan Evaluasi


PETA KONDISI DESA SAAT INI DALAM PENCEGAHAN
Kegiatan
STUNTING yang sudah dilakukan oleh Desa dalam upaya pencegahan Stunting hingga
akhir
tahun 2019:
PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN RUMAH DESA SEHAT FASILITASI REMBUK STUNTING
KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (RDS) TINGKAT DESA
(KPM)
• RDS sebagai •Rembuk Stunting tingkat Desa adalah
•KPM adalah kader Desa yang Sekretariat Bersama forum musyawarah antara masyarakat Desa
bertugas melakukan pendataan merupakan ruang dengan pemerintah Desa dan BPD untuk
sasaran (1.000 HPK) dan memantau aktivitas bagi warga membahas pencegahan Stunting dan
5 paket layanan konvergensi Desa dalam bergotong penanganan masalah kesehatan di Desa
pencegahan stunting di Desa royong mendorong dengan mendayagunakan sumber daya
•Desember 2019: sebanyak 72.636 kegiatan promotif pembangunan yang ada di Desa
(96,6%) Desa telah membentuk KPM dan preventif di •Desember 2019: sebanyak 24.607 (74,4%)
•Desember 2019: sebanyak 68.712 bidang kesehatan Desa pada kabupaten/kota lokus stunting
(94,6%) KPM sudah mengikuti • Penguatan telah melakukan rembuk stunting, dimana
pelatihan dasar. kelembagaan RDS sekitar 48% usulannya diakomodir oleh
bekerja sama dengan Musyawarah Desa.
Direktorat Promosi
Kesehatan Ditjen
FASILITASI KONVERGENSI PENCEGAHAN
STUNTING
1. KEBIJAKAN (BIG DATA) “SATU DATA DI DESA:
By Name By Address”
Integrasi IDM – EPPGBM - e-HDW  Menentukan
Desa Merah Stunting (Bila % Prevalensi Stunting ≥14%
dan Indikator IKS IDM Sangat Kurang/Buruk)

PENGUATAN 2. DESA MERAH STUNTING sebagai sasaran


PENDAMPING (kesamaan Lokus dan Fokus) untuk Kolaborasi
MASYARAKAT Lintas
DAN PEMDA
PENCEGAHAN
STUNTING DI 3. MONITORING DAN EVALUASI TERPADU
berbasis
DESA Early Warning System (EWS)
4. Pengembangan Rumah Desa Sehat (RDS)
sebagai Sekretarian Bersama berfungsi
PUSAT LITERASI KESEHATAN warga Desa
dalam bergotong royong mendorong
kegiatan promotif dan preventif di bidang
kesehatan
LATAR BELAKANG MASALAH
 Tidak semua Desa memiliki data by name by address tentang sasaran
pencegahan stunting yaitu rumah tangga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Akibatnya, kualitas perencanaan kegiatan pencegahan stunting di Desa belum
optimal.
 Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tentang
Pengelolaan Dana Desa telah menetapkan Desa berkewajiban melaporkan
pelaksanaan pencegahan stunting di Desa dalam bentuk kartu penilaian
(scorecard) ke dalam aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (OM-SPAN). Namun demikian, pelaporan kartu penilaian ke
dalam OM-SPAN masih bersifat manual sehingga pemerintah Desa kesulitan
memasukkan data kartu penilaian ke dalam aplikasi OM-SPAN.
 Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya perilaku hidup sehat di kalangan
masyarakat. Untuk itu, perlu adanya upaya untuk mengubah perilaku (behaviour
change communication/BCC). Kegiatan BCC belum dilakukan secara optimal.
APLIKASI EHDW DAN DASHBOARD KABUPATEN

SEBAGAI SOLUSI
 Upaya untuk mengatasi masalah-masalah mendasar dalam pelaksanaan Konvergensi
Pencegahan Stunting di Desa adalah membuat aplikasi sistem digital untuk
mempermudah pengelolaan data dan informasi sampai pada tingkatan sasaran rumah
tangga 1.000 HPK (data by name by address).
 Direktorat Jenderal PPMD bekerjasama dengan Bank Dunia membuat aplikasi digital
yaitu elektronik Human Development Worker (eHDW) dan Dasboard Kabupaten.
 eHDW merupakan aplikasi berbasis android sebagai solusi digital yang akan
mempermudah KPM dalam melakukan pendataan sasaran rumah tangga 1.000 HPK,
pemantauan kondisi dan cakupan layanan dasar di Desa, melakukan BCC serta
melaporkan kartu penilaian ke dalam aplikasi OM-SPAN.
 Dasboard Kabupaten merupakan aplikasi digital sebagai portal data tentang
pencegahan stunting yang bersumber dari data eHDW. Dasboard Kabupaten
digunakan oleh Dinas PMD Kabupaten/Kota untuk memfasilitasi Desa mengelola
konvergensi pencegahan stunting.
Aplikasi eHDW
1. Sampai dengan kondisi Februari 2020 telah dibentuk 72.636 orang Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang berkerja
memfasilitasi
konvergensi pencegahan stunting di Desa.
1. Aplikasi eHDW merupakan aplikasi berbasis android sebagai solusi digital untuk mempermudah kerja KPM meliputi:
1. pendataan sasaran rumah tangga 1.000 HPK (data by name by address),
2. pemantauan kondisi dan cakupan layanan dasar di Desa,
3. komunikasi untuk perubahan perilaku (behaviour change communication/BCC) dan
4. pelaporan pencegahan stunting di Desa melaui kartu penilaian (scorecard) yang dimasukkan ke dalam aplikasi OM-SPAN di
KPPN.
2. Aplikasi eHDW dapat didownload dari playstore. Setiap KPM dengan difasilitasi para pendamping masyarakat Desa wajib
mengunduh secara mandiri aplikasi eHDW.

Dashboard Kabupaten/Kota
1. Aplikasi Dasboard Kabupaten /Kota merupakan aplikasi digital sebagai portal data tentang pencegahan stunting yang bersumber
dari data eHDW.
2. Aplikasi Dasboard Kabupaten /Kota digunakan oleh Dinas PMD Kabupaten/Kota untuk memfasilitasi Desa mengelola konvergensi
pencegahan stunting, khususnya memantau hal-hal sebagai berikut:
1. perubahan data sasaran,
2. progres kegiatan
3. status konvergensi layanan di Desa secara up to date.
4. jenis kegiatan pencegahan stunting; dan
5. alokasi APB Desa untuk pencegahan stunting.
3. Dinas PMD Provinsi dan Kementerain Desa, PDT dan Transmigrasi dapat menggunakan Dashboard Kabupaten/Kota untuk
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa.
FITUR APLIKASI eHDW
1. Pemetaan
 Dokumentasi rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
 Dokumentasi layanan dasar di Desa (posyandu, air bersih, sanitasi, PAUD, polindes, dll)
 Identifikasi rumah tangga 1.000 HPK dalam mengakses layanan kesehatan dan konseling gizi.
• Tugas Saya
 KPM mencatat hasil pemantauan bulanan penerimaan intervensi spesifik maupun sensitif pada
1000
HPK (Ibu Hamil dan Anak Bawah Dua Tahun)
• Diagnostik:
Aplikasi artificial intelligence (AI) untuk menganalisa :
 kondisi desa terhadap standar layanan pendidikan dan PAUD
 tingkat kelengkapan layanan konvergensi pencegahan stunting
 kebutuhan layanan konvergensi pencegahan stunting
• Rembuk:
Mendokumentasikan hasil-hasil kegiatan rembuk stunting di Desa yang akan dibahas dan disepakati
dalam Musyawarah Desa
• Laporan:
 laporan triwulanan
 laporan tahunan yang sudah terkoneksi dengan aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara (OM-SPAN) milik Kementerian Keuangan.
• Media
 Berisi tentang peratuturan-peraturan yang relevan, panduan penggunaan aplikasi eHDW, Informasi
tentang stunting. Media dalam bentuk cetakan dan video.
 Berisi media sosialisasi pencegahan dan penanganan COVID-19 serta Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa (BLT DD) sesuai ketentuan dan kebijakan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
MANFAAT
APLIKASI eHDW DAN DASHBOARD KABUPATEN
 mempermudah tersusunnya big data tentang stunting di Desa berbasis sasaran rumah tangga
1.000 HPK yang lebih akurat karena terperinci by name by address;
 menterpadukan data stunting di Desa yang dapat dimanfaatkan lintas pemangku kepentingan
dalam membangun kolaborasi di kabupaten/kota, provinsi dan pusat;
 memberikan masukan data yang valid dalam menentukan Desa Merah Stunting yaitu Desa
yang memiliki balita stunting ≤ 14% dan dan kondisi Indikator Ketahanan Sosial – Indeks Desa
Membangun (IKS - IDM) nilainya kurang (<0,6);
 memberikan masukan data dan informasi yang faktual tentang permasalahan stunting di Desa
sebagai dasar perumuskan kebijakan intervensi program/kegiatan dari lintas pemangku
kepentingan yang bertanggung jawab mencegah dan menangani stunting di Desa;
 memberikan masukan data dan informasi untuk sistem peringatan dini (early warning system)
terhadap kinerja Desa dalam mengelola konvergensi pencegahan stunting;
 mempermudah penyusunan laporan pelaksanaan konvergensi pencegahan stunting di Desa
dalam bentuk kartu penilaian (scorecard); dan
 mempermudah pengiriman laporan dalam bentuk kartu penilaian (scorecard) ke dalam
aplikasi
OM-SPAN.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai