Anda di halaman 1dari 21

IDENTIFIKASI DAN UJI

RESISTENSI MIKROBA
PPDS PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI FK UNRI
TAHUN 2021
Streptokokus Pneumonia

 Streptococcus pneumoniae adalah Gram positif, berbentuk cocus,tersusun seperti


rantai,memiliki kapsul poli sakarida
 Bakteri normal dari saluran pernapasan bagian atas manusia
 Pneumonia, sinusitis, otitis, bronkhitis, bakteremia, meningitis, dan proses infeksi lainnya.
 Bakteri Streptococcus pneumoniae dapat tumbuh dengan baik pada suhu 37, dalam media
dengan pH 7,6-7,8 pada suasana aerob dan fakultatif anaerob.
 Bakteri ini dapat membentuk koloni bulat kecil dengan tepi peninggian yang dikelilingi
zona kehijauan dalam perbenihan lempeng agar darah.
 Pada media padat dapat dihambat dengan cakram optocin
 Dalam sputum kering yang tidak terkena sinar matahari langsung, bakteri Streptococcus
pneumoniae dapat bertahan selama beberapa bulan. Bakteri ini hanya bertahan selama
beberapa hari dalam perbenihan biasa dan mati oleh sinar matahari langsung
Staphylococcus aureus 

 Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah  bakteri gram positif berbentuk


bulat menghasilkan pigmen kuning tersusun kluster seperti anggur, bersifat
anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya
tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0
µm. 
 S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan
18 jam pada lempeng agar darah. 
 S. aureus merupakan flora normal manusia,bersifat koagolase positif dan
menghasilkan katalase
 Media padat  koloni berbentuk bulat,bewarna abu-abu hingga kuning emas,
Haemophilus influenzae

 haemophilus influenzae merupakan bakteri pleomorfik kecil,gram


negatif,basil coccoid pendek yang muncul dalam rantai pasangan atau
pendek,
 haemophilus influenzae ditemukan pada selaput lendir saluaran napas atas,
penyebab pentig dari meningitis pada anak-anak
 Kultur pada media Brain Heart Infussion ditambah darah berbentuk koloni
kecil,bulat dan cembung, dengan perubahan warna yang kuat dalam 24 jam
 Kultur pada agar coklat yang mengandung isovitalex tumbuh 24-28jam
 H.Influenzae tidak dapat hidup di agar darah domba kecuali di sekitar
staphilokokus (fenomena satelit)
Klebsiella pneumoniae
 Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri gram negatif, aerob, nonmotil yang berasal
dari famili Enterobacteriaceae.
 K. pneumoniae biasa ditemukan pada saluran pernapasan dan pencernaan manusia,
serta dapat ditemukan dalam jumlah yang lebih banyak di lingkungan rumah sakit.
 Bakteri ini merupakan patogen oportunistik yang biasanya menyerang pasien – pasien
dengan sistem imunitas yang menurun.
 K. pneumoniae juga sering dikenal sebagai agen penyebab penyakit pneumonia di
masyarakat
 K. pneumoniae memiliki bentuk batang dengan panjang ≤ 6 μm dan berdiameter ≤ 10
μm.
 Koloni K. pneumoniapada pembiakan warna putih keabuan dan permukaan mengkilap
Escherichia coli

 Escherichia coli adalah salah satu jenis bakteri yang secara normal hidup
dalam saluran pencernaan baik manusia maupun hewan yang sehat.
 Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek
yang memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm dan
bersifat anaerob fakultatif.
 Bentuk sel seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous.
Tidak ditemukan spora. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam
rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.
 Escherichia coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan
tepi yang nyata
 Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37C pada media yang mengandung
1% pepton sebagai sumber karbon dan nitrogen.
 Escherichia coli memfermentasikan laktosa (Lactose Fermenting Bacteria)
dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri
pada makanan dan air.
 Escherichia coli berbentuk sirkular, konveks dan koloni tidak berpigmen pada
nutrient dan media darah.
 escherichia coli tumbuh baik pada temperatur antara 8°-46°C dan temperatur
optimum 37°C.
Pseudomonas aeruginosa 

 Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu bakteri gram negatif yang


paling sering diisolasi dari pasien di ruang ICU. Prevalensi resistensi
mikroorganisme terhadap antibiotik juga lebih tinggi pada isolat pasien ICU
dibandingkan dengan pasien non-ICU, termasuk pada P. aeruginosa
 Pseudomonas aeruginosa merupakan basil gram negative berbentuk
batang,aerob, motil,tersusun rantai pendek
 P. aeruginosa merupakan bakteri aerob yang dapat tumbuh dengan mudah
pada banyak jenis media pembiakan, karena memiliki kebutuhan nutrisi yang
sangat sederhana.
 Koloni P. aeruginosa mengeluarkan bau manis seperti anggur yang dihasilkan
aminoasetafenon.
 P. aeruginosa menimbulkan infeksi pada luka, terutama luka bakar derajat II
dan III dengan nanah hijau kebiruan disebabkan pigmen piosianin,
 infeksi saluran kemih bila masuk bersama kateter dan instrumen lain atau
dalam larutan.
 P. aeruginosa yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama dari respirator
yang terkontaminasi, mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis.
 Infeksi mata yang disebabkan oleh P. aeruginosa mengakibatkan kerusakan
mata, sering terjadi setelah cedera atau pembedahan.
 Pada bayi atau orang yang lemah, infeksi P. aeruginosa dapat menyerang
aliran darah dan mengakibatkan sepsis yang fatal, biasanya terjadi pada
penderita leukimia atau limfoma yang mendapat obat antineoplastik atau
terapi radiasi, dan pada penderita dengan luka bakar berat
Acinetobacter baumannii
 Acinetobacter baumannii adalah bakteri gram-negatif yang dapat menyebabkan 
infeksi nosokomial pada manusia.
 Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 44 °C, menggunakan berbagai jenis karbohidrat sebagai
sumber nutrisi, dan mampu melekat pada sel epitelial manusia.
  Karakteristik dari bakteri ini adalah aerobik, berbentuk koko-basil, dan dapat dengan cepat
tahan (resisten) terhadap berbagai antibiotik.  
 Acinetobacter baumanniijuga diketahui tahan (reisten) terhadap sabun dan antiseptik
 konvensional sehingga kontaminasi koloni bakteri ini pada tangan petugas kesehatan mudah
terjadi
 Acinetobacter baumannii merupakan kuman patogen yang menjadi masalah utama pada
kasus-kasus infeksi yang didapat di rumah sakit.
 Secara global, dilaporkan insiden infeksi di rumah sakit yang disebabkan oleh Acinetobacter
baumannii meningkat secara signifikan terutama pada pasien yang dirawat di ruang rawat
intensif
Metode uji Resistensi mikroba
 Metode difusi cakram
 Metode difusi cakram merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan kepekaan
antibakteri terhadap suatu antibiotic menggunakan media Mueller Hinton Agar (MHA)
 Pada cara ini digunakan suatu cakram kertas saring (paper disk) yang berfungsi sebagai tempat
menampung zat antimikroba.
 Kertas saring tersebut kemudian diletakkan pada lempeng agar yang telah diinokulasi mikroba uji,
kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan suhu tertentu, sesuai dengan kondisi optimum dari
mikroba uji.
 Pada umumnya, hasil yang di dapat bisa diamati setelah inkbuasi selama 18- 24 jam dengan suhu 37C.
 Hasil pengamatan yang diperoleh berupa ada atau tidaknya daerah bening yang terbentuk di sekeliling
kertas cakram yang menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan bakteri.
 Zona bening ini disebut sebagai zona hambat.
 Semakin besar diameter zona hambat, maka semakin kecil nilai konsentrasi hambat minimum dari
suatu senyawa 
Metode dilusi tube
 metode dilusi adalah melarutkan senyawa antibakteri pada media agar atau
kaldu yang kemudian ditanami bakteri uji untuk selanjutnya ditentukan
konsentrasi terendah dari senyawa antibakteri yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri (konsentrasi hambat minimum) setelah dilakukan
inkubasi semalam
 Pengujian dilakukan dengan menggunakan sederetan tabung reaksi yang diisi
dengan inokolum kuman dan larutan antibakteri dalam berbagai konsentrasi.
Zat yang akan diuji aktivitas bakterinya diencerkan sesuai serial dalam media
cair, kemudian diinokulasikan dengan kuman dan diinkubasi pada waktu dan
suhu yang sesuai dengan mikroba uji.
 Aktivitas zat ditentukan sebagai Kadar hambat minimum (KHM)
TERIMAKASIH
MOHON BIMBINGAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai