Anda di halaman 1dari 26

PENGELOLAAN

PESTISIDA
OLEH
KOORDINATOR POPT KAB. MAGETAN
• Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik yang
dipergunakan untuk :
• Mengendalikan atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman atau hasil-
hasil pertanian.
• Mengendalikan rerumputan.
• Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
• Mengatur atau merangsang pertumbuhan pertumbuhan tanaman atau bagian bagian
tanaman tidak ternasuk pupuk.
• Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan piaraan dan ternak.
• Mengendalikan hama-hama air.
• Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
• Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaanpada tanaman,
tanah dan air.
Klasifikasi pestisida Berdasarkan Bahan Aktif

A. Pestisida Sintetik :
Pestisida yang berbahan aktif satu atau lebih Bahan Aktif senyawa sintetik.
B. Pestisida Alami :
• Pestisida yang berbahan aktif berupa bahan-bahan alami baik berasal dari makhluk
hidup maupun mineral yang diformulasikan dan tidak lagi memiliki kemampuan untuk
berkembang biak sendiri.
• Pestisida alami terdiri atas :
1. Pestisida Biologi : Pestisida yang berbahan aktif makhluk hidup (organisme) atau virus.
2. Pestisida Metabolit : Pestisida yang berbahan aktif senyawa sekunder suatu makhluk
hidup.
3. Pestisida Mineral : Pestisida yang berbahan aktif berupa bahan-bahan alami berasal dari
mineral
Formulasi Pestisida
Produk pestisida yang diperdagangkan terdiri dari:

 Bahan aktif
 Bahan-bahan pembantu (adjuvant):
• Pelarut (solvent);
• Emulsifier;
• Bahan pembasah (wetting agent); dsb.
 Bahan pembawa:
 air, minyak, debu, pasir, dsb.
Formulasi Cair

EC (emulsifiable concentrate):
sediaan dalam bentuk konsentrat cair yang dapat diemulsikan dalam air
WSC (water soluble concentrate):
sediaan dalam bentuk konsentrat cair yang dapat dilarutkan dalam air
F; FW (flowable):
sediaan dalam bentuk konsentrat sangat pekat yang dapat dijadikan suspensi dalam
air
AS (Aquaeous Solution):
sediaan dalam bentuk konsentrat yang dapat dilarutkan dalam air
CS (Capsule Suspension):
sediaan dalam bentuk mikro kapsul yang disuspensikan dalam air
Formulasi Padat

WP (wettable powder):
 sediaan dalam bentuk tepung yang dapat disuspensikan dalam air
SP (soluble powder):
 sediaan dalam bentuk tepung yang dapat dilarutkan dalam air
SG (soluble granule):
 sediaan butiran yang dapat dilarutkan dalam air
G (granule):
 sediaan dalam bentuk butiran siap pakai
WDG, WG (water dispersible granule):
 butiran yang dapat dilarutkan dalam air
D (dust):
 tepung hembus
B (bait):
 RB, RMB (ready mix bait): umpan
YANG HARUS DIPERHATIKAN
SEBELUM MENGGUNAKAN PESTISIDA

• Kenalilah jenis-jenis wadah


kemasan pestisida
• Selalu membaca petunjuk
pada kemasan
Penggunaan Pestisida
• Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida harus
berdasarkan “Enam Tepat”.
1. Tepat Sasaran : Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang
Tanaman.
2. Tepat Mutu : Mutu pestisida ditentukan oleh bahan yang telah teruji. Pestisida tersebut
harus terdaftar, tidak kadaluarsa, dan kemasannya tidak rusak.
3. Tepat Jenis : Setiap jenis pestisida hanya diperuntukan bagi OPT tertentu. Informasi
tersebut tertera pada label kemasan pestisida.
4. Tepat Waktu : Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus berdasarkan hasil
pemantauan atau pengamatan rutin (monitoring/scouting).
5. Tepat Dosis/Konsentrasi : Daya racun pestisida terhadap jasad sasarand ditentukan oleh
dosis atau konsentrasi formulasi pestisida.
6. Tepat Cara Penggunaan : Beberapa cara penggunaan pestisida ialah pencelupan,
pengasapan, pemercikan, penyuntikan, pengolesan, penaburan, , penyiraman dan
penyemprotan.
Penyebab-penyebab Kegagalan Penggunaan Pestisida (1)
• Ukuran Butiran Semprot : yang ideal 150 mikron (20-30 butiran/cm2). Ukuran butiran
semprot yang terlalu kecil akan mudah terbawa angin, sedangkan ukuran butiran semprot
yang terlalu besar akan menyebabkan luruhnya butiran semprot.
• Volume Semprot : Terlalu sedikit  penyemprotan tidak merata ; Terlalu banyak 
pemborosan.
• Kecepatan Jalan : Kecepatan ideal adalah 600 m/jam. Terlalu cepat  Penyemprotan tidak
merata ; Terlalu Lambat  pemborosan.
• Arah Nozzle/spuyer tidak tepat pada jasad sasaran.
• Suhu Udara dua jam setelah penyemprotan harus stabil atau menurun. Suhu udara yang
cenderung naik akan mempercepat penguapan butiran semprot.
• Kelembaban Udara pada saat penyemprotan yang ideal < 80% : Apabila >80% akan
menghambat laju penetrasi butiran semprot  menurunkan konsentrasi formulasi pestisida.
• Kecepatan angin : Kecepatan angin yang ideal antara 4-6 km/jam dengan indikator bendera
membentuk sudut 45 derajat.
Penyebab-penyebab Kegagalan Penggunaan Pestisida (2)

• Pestisida yang digunakan dibawah standar.


 Ini terjadi di beberapa daerah, seperti di kita Indonesia.
 Formulasi yang kurang baik, diencerkan atau dipekatkan,
 dipalsukan atau kadaluwarsa.

• OPT telah kebal terhadap pestisida.


 
• Aplikasi pestisida yang bersifat sistemik gagal karena tanaman dalam keadaan
stress, sehingga pestisida tidak terserap kedalam tanaman. Ini terjadi untuk
insektisida, fungisida dan herbisida.
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM APLIKASI PESTISIDA

• Bekerjalah pada saat


keadaan seteduh mungkin,
pagi hari atau sore hari
• Jangan menyemprot
berlawanan dengan arah
angin
• Gunakan sedapat mungkin
pakaian yang menutupi
seluruh tubuh
Jangan gunakan
peralatan yang bocor
dan kurang baik
• Gunakan pakain pelindung
tambahan pada peralatan
penyemprotan yang kurang
baik
• Gunakan celana panjang di
luar sepatu boot
• Gunakan sarung tangan karet
ketika aplikasi pestisida
butiran
Yang harus diperhatikan setelah aplikasi pestisida

a. 3x bilas (Triple Rinsing) – Alat Aplikasi dan wadah bekas


pestisida.
1. Letakan botol wadah bekas pestisida diatas lubang tangki sprayer
yang akan digunakan sampai tidak menetes lagi (kering).
2. Masukkan air bersih kedalam botol wadah bekas pestisida
sebanyak 10%-20% dari isi botol, lalu tutup dengan rapat.
3. Lalu kocok sampai mengenai seluruh permukaan dalam botol, lalu
tuangkan air dalam botol wadah bekas pestisida kedalam tangki
sprayer sampai tidak menetes lagi (seperti prosedur no.1)
4. Ulangi prosedur no.2 dan no.3 sebanyak 3 kali
b. Merusakan wadah bekas pestisida.
1.Setelah melakukan “Triple Rinsing” dan
wadah bekas pestisida sudah kering,
lalu rusakkan dengan menggunakan
pisau atau martil sehingga wadah
bekas pestisida dan tutupnya tersebut
tidak bisa digunakan kembali.
2.Tempat perusakkan wadah bekas
pestisida sedapat mungkin dekat
dengan tempat dimana wadah bekas
pestisida yang telah rusak tersebut
akan dikuburkan.
c. Mengubur wadah bekas pestisida.

1.Gali lubang dengan kedalaman sampai


1 meter dari permukaan tanah.
2.Isi lubang dengan wadah bekas
pestisida yang telah dirusakkan lalu
berikan bahan organik, kompos atau
sampah rumah tangga dengan
ketebalan 10-15 cm, masukkan lagi
wadah bekas pestisida kedalam lubang.
3.Ketika lubang sudah terisi mendekati
permukaan tanah, lalu tutup lubang
tersebut dengan tanah galian. Beri
tanda peringatan dan cegah anak anak
dan hewan masuk area pemusnahan
• Cuci segera pakaian dan
sepatu kerja setelah
digunakan
• Cucilah tangan dan wajah
sebelum makan, minum atau
merokok
• Cucilah sarung tangan
ketika istirahat dan
setelah selesai bekerja
PENYIMPANAN PESTISIDA
• Jauhkan dari jangkauan anak-anak
• Tempat harus terpisah dengan tempat makanan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai