Anda di halaman 1dari 32

PERKAWINAN CAMPUR

Dasar hukum perkawinan campuran di Indonesia diatur


dalam Pasal 57 – 62 UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan (“UU Perkawinan”).
• Berdasarkan Pasal 57 UU Perkawinan, perkawinan campuran
memiliki unsur sebagai berikut:
1. Dua orang yang berkedudukan di Indonesia
2. Tunduk pada hukum yang berbeda akibat perbedaan
kewarganegaraan
3. Salah satu pihak berkewarganegaraan asing (WNA)
4. Pihak lainnya berkewarganegaraan Indonesia
Jadi, perkawinan campuran di Indonesia menurut UU perkawinan
menitikberatkan pada perbedaan kewarganegaraan.
• Pasal 59 ayat (2) UU Perkawinan menyebutkan perkawinan
campuran di Indonesia hanya sah apabila dilakukan berdasarkan
ketentuan-ketentuan dalam UU Perkawinan.
(Sumber: Aspek dan Akibat Hukum Perkawinan Campuran di Indonesia)
Akibat hukum dari perkawinan campuran di Indonesia diatur
dalam UU Perkawinan, UU No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan, dan UU No. 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
• Akibat hukum tersebut adalah sebagai berikut:
1. WNI atau WNA dapat memperoleh kewarganegaraan dari
pasangannya atau kehilangan kewarganegaraannya sesuai UU
12/2006 (Pasal 58 UU Perkawinan jo. UU 12/2006)
2. Apabila tidak atau belum memperoleh kewarganegaraan Indonesia,
WNA dapat memperoleh Izin Tinggal Tetap atas dasar perkawinan
campuran (Pasal 54 ayat (1) huruf b dan c UU 6/2011 jo. PP 31/2013)
3. Tanpa perjanjian perkawinan untuk pemisahan harta gono-gini, WNI
tidak akan bisa memiliki hak atas tanah.
Untuk diketahui, perkawinan campuran dilangsungkan di
Indonesia hanya sah jika mengikuti syarat materil
pasangan suami istri sesuai hukum negara masing-masing
dan syarat formil dalam UU Perkawinan.
(Sumber: Aspek dan Akibat Hukum Perkawinan Campuran di Indonesia)
• Yang dimaksud dengan perkawinan
campur dalam pelajaran ini adalah
perkawinan campur agama atau beda
agama
MENURUT AJARAN AGAMA
KATOLIK
• Gereja Katolik memberi kemungkinan untuk
perkawinan campur karena membela dua hak
asasi, yaitu: hak untuk menikah dan hak untuk
memilih agama sesuai dengan hati nuraninya.
• Perkawinan campur :
– Perkawinan campur beda Gereja yaitu :
seorang yang dibaptis Katolik, menikah
dengan seorang yang dibabtis non Katolik,
perkawinan ini membutuhkan ijin.
– Perkawinan campur beda agama : seorang
yang dibabtis katolik menikah dengan
seseorang yang tidak dibabtis, perlu
dispensasi.
• Keyakinan Gereja bahwa perkawinan antara 2 orang
yang dibaptis adalah sakramen pada satu pihak, dan
dimungkinkannya perkawinan campur pada lain pihak,
tidak boleh diartikan bahwa: seakan-akan ada
perkawinan kelas 1 dan perkawinan kelas 2.

• Perkawinan yang sudah diteguhkan secara sah dan


dimohonkan berkat dari Tuhan (asal dilakukan dalam
gereja Katolik atau dilaksanakan secara Katolik),
semuanya berkenan di hadapan Tuhan. Semuanya
dipanggil untuk memberikan kesaksian akan kasih
Tuhan kepada manusia.
PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN
IJIN ATAU DISPENSASI
• Baik untuk mendapatkan ijin maupun
dispensasi, pihak katolik diwajibkan
membuat janji yang berisi 2 hal, yaitu:
– pihak Katolik berjanji untuk setia dalam iman
Katoliknya.
– pihak Katolik berjanji untuk berusaha dengan
serius untuk mendidik dan membaptis anak-
anak yang akan lahir dalam Gereja Katolik.
• Janji pihak Katolik (khususnya untuk membaptis anak-
anaknya nanti) inilah yang acapkali menjadi salah satu
kemungkinan permasalahan.
• Maka sangatlah dianjurkan agar jauh-jauh hari sebelum
menikah hal ini sudah dibicarakan secara serius, sehingga
sudah ada antisipasi mendahului perkawinan itu sendiri.
• Pentinglah kedua belah pihak berusaha terus-menerus untuk
menumbuhkan berbagai hal yang menyatukan perkawinan.
• Orang yang mengambil keputusan menikah dalam
perkawinan campur perlulah menerima pasangannya apa
adanya dan kedua belah pihak mengusahakan kesatuan
mereka dalam keluarga.
MENURUT AJARAN AGAMA
ISLAM
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam
musyawarah Nasional II pada 1980 telah
menetapkan fatwa tentang pernikahan beda
agama
1. perkawinan wanita Muslim dengan laki-laki non-Muslim
hukumnya haram.
2. seorang laki-laki Muslim diharamkan mengawini wanita
bukan Muslim.

''Setelah mempertimbangkan bahwa mafsadatnya lebih


besar dari maslahatnya, MUI memfatwakan perkawinan
tersebut hukumnya haram,'' ungkap  Dewan Pimpinan
Munas II MUI, Prof Hamka, dalam fatwa itu.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan
fatwa terkait nikah beda agama. 

• Fatwa itu ditetapkan  dalam Muktamar ke-


28 di Yogyakarta pada akhir November
1989. Ulama NU  dalam fatwanya
menegaskan bahwa nikah antara dua
orang yang berlainan agama di
Indonesia hukumnya tidak sah.
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah
juga telah menetapkan fatwa tentang
penikahan beda agama
• Secara tegas, ulama Muhammadiyah
menyatakan bahwa seorang wanita Muslim
dilarang menikah  dengan pria non-Muslim.

• Dalam banyak hal, kata ulama Muhammadiyah,


pernikahan wanita ahli kitab dengan pria Muslim
banyak membawa kemadharatan. ''Maka,
pernikahan yang demikian juga
dilarang.'' Abdullah ibnu Umar RA pun melarang
pria Muslim menikahi wanita non-Muslim.   
MENURUT AJARAN AGAMA
KRISTEN
• 2 Korintus 6:14: Janganlah kamu merupakan
pasangan yang tidak seimbang dengan orang-
orang yang tak percaya. Sebab persamaan
apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat
bersatu dengan gelap?
• Maksudnya dari nas epistel ini adalah bahwa
kita harus memilih pasangan yang tepat dalam
calon pasangan anda, jangan pernah memiliki
perbedaan dalam ajaran Tuhan.
https://tuhanyesus.org/pernikahan-beda-agama-menurut-kristen
• Tuhan hanya menginginkan keluarga yang
sama-sama saling utuh dan saling menghargai
satu agama yang dimiliki oleh keluarga barunya
tersebut. Persamaan yang akan terjalin dalam
hidup keluarga anda dalam pasangan baru anda
akan membuat hati anda lebih tenang, dan
jarang menghadapi berbagai cobaan dari luar.
Karena hubungan pernikahan keluarga anda
sudah terlindungi didalam Tuhan.
https://tuhanyesus.org/pernikahan-beda-agama-menurut-kristen
https://www.merdeka.com/peristiwa/phdi-nyatakan-pernikahan-beda-agama-tidak-sah.html#:~:text=Merdeka.com%20%2D
%20Parisada%20Hindu%20Dharma,yang%20mensyaratkan%20pasangan%20harus%20seagama.&text=Menurut%20dia%2C
%20Vivaha%20Samskara%20merupakan%20lembaga%20sakral%20dalam%20agama%20Hindu.

MENURUT AJARAN AGAMA


HINDHU
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
menyatakan pernikahan beda agama tidak sah.
• Dalam Hindu, sebuah pernikahan hanya dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Veda, yang
mensyaratkan pasangan harus seagama.

• Anggota Sabha Walaka (Dewan Pakar) PHDI Pusat I


Nengah Dana dalam sidang di Gedung Mahkamah
Konstitusi (MK), Jakarta, Senin (24/11) mengatakan
pernikahan dalam agama Hindu harus dilaksanakan
melalui ketentuan Vivaha Samskara yang menjadi dasar
adanya Grihastha Asrma (Perkawinan Hindu). Menurut
dia, Vivaha Samskara merupakan lembaga sakral dalam
agama Hindu.
• jika pernikahan beda agama tetap terjadi, hal itu
membawa konsekuensi pada dianggap batalnya
pernikahan. Selain itu, pernikahan yang terjadi
tidak dapat dicatatkan dalam administrasi
kependudukan.
• dalam tradisi Hindu di India memang dikenal
adanya perkawinan beda agama, namun yang
dimaksud hanyalah perkawinan beda aliran
dalam rumpun agama Hindu. Sedangkan
pernikahan jenis ini tidak pernah dikenal dalam
agama Hindu di Indonesia.
https://www.merdeka.com/peristiwa/walubi-jika-berjodoh-perkawinan-beda-agama-
tak-bisa-dihindari.html#:~:text=Merdeka.com%20%2D%20Perwakilan%20Umat
%20Buddha,dihindari%20jika%20sejoli%20sudah%20berjodoh.&text=%22Sampai
%20suatu%20ketika%20tiga%20kali,anda%20beragama%20yg%20sebelumnya
%20itu.

MENURUT AJARAN AGAMA


BUDDHA
• Perwakilan Umat Buddha Indonesia
(Walubi) menyatakan perkawinan beda
agama tidak dapat dihindari jika sejoli
sudah berjodoh.
• Hal ini berdasar pada ajaran karma yang
menyatakan perkawinan dapat terjadi
karena jodoh masa lampau tanpa
memandang latar belakang agama.
• pernikahan merupakan peristiwa
kemanusiaan yang berlangsung antar-
manusia. Dalam hal ini nilai moral menjadi
patokan utama.
• agama Buddha juga tidak pernah
memberikan aturan ketat terkait perilaku
manusia.
• ajaran Buddha memberikan kebebasan
kepada umat manusia untuk menjalankan
dharma tanpa harus berpindah agama.
• Meski demikian, umat Buddha sendiri
selalu patuh terhadap ketentuan
pemerintah termasuk pada persoalan
perkawinan.
• Walubi berusaha agar perkawinan tetap
berjalan dengan iman yang sama.
https://nasional.kompas.com/read/2014/11/24/15470501/Majelis.Ti
nggi.Khonghucu.Perbedaan.Agama.Tak.Jadi.Penghalang.Perkawin
an
MENURUT AJARAN
.

KHONGHUCU
Majelis Tinggi Agama Khonghucu
Indonesia (Matakin)
• Li Yuan (upacara pemberkatan) secara
agama, tidak dapat dilakukan apabila
salah satu pasangan calon menikah bukan
beragama Khonghucu.
• Namun, meski tidak dapat melaksanakan
Li Yuan, perkawinan beda agama tersebut
akan diberikan restu oleh Matakin, berupa
pengakuan dan pemberitahuan bahwa
telah dilaksanakan sebuah perkawinan.
LATAR BELAKANG
TERJADINYA KAWIN CAMPUR
1. Jumlah umat yang terbatas pada suatu
tempat membuat muda-mudi sulit
bertemu dengan teman yang seiman
2. Perkembangan usia terutama untuk
wanita, dalam arti jika usia sudah
beranjak tua, simpati dan lamaran dari
mana saja akan lebih gampang diterima
tanpa mempertimbangkan dengan jelas
latar belakang imannya
3. Seseorang yang mempunyai karakter,
status sosial, dan jaminan sosial ekonomi
yang baik akan lebih gampang diterima, dan
pertimbangan dari segi iman tidak lagi
dominan

4. Pergaulan sudah sampai pada situasi


yang terlalu jauh, misal sudah terlanjur hamil
dahulu
PERMASALAHAN YANG
TIMBUL DARI PERKAWINAN
CAMPUR
• keabsahan perkawinan,
• pencatatan perkawinan,
• status anak,
• perceraian,
• hingga permasalahan terkait dengan waris
• perasaan dan suasana yang tidak nyaman hidup
bersama dengan orang yang menurut kita
‘salah’
• keduanya masih merasa bahwa agama yang
dianut masing-masing sama-sama benar
• memunculkan perasaan saling curiga
• pasangan nikah beda agama punya berpotensi
memunculkan perasaan khawatir jika anaknya
suatu saat akan mengikuti atau tertarik dengan
agama yang dianut pasangan.

Anda mungkin juga menyukai