Anda di halaman 1dari 7

Rheumatoid

arthritis
Kelompok 1
Definisi

Kata arthritis berasal dari yunani, “arthon” yang berarti sendi,


dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah Rheumatoid
Arthritis berarti radang pada sendi (Febriana, 2015)

Rheumatoid Arthritis (RA): penyakit autoimun yang mengenai


jaringan persendian, dan sering melibatkan organ lain dengan
ditandai sinovitis crosive sistemik (Sekar, 2011)

Menurut American College of Rheumatology 2012, RA adalah


penyakit kronis (jangka panjang) yang menyebabkan nyeri,
kekakuan, pembengkakan serta keterbatasan gerak dan fungsi
banyak sendi
PATOFISIOLOGI
Terjadi respon imunologi Kerusakan sendi
mengakibatkan destruksi (dari proliferasi makrofag &
sendi dan komplikasi fibroblast sinovial)
sistemik

Terbentuk pannus dan Limfosit menginfiltrasi daerah


merusak rawan sendi serta perivaskular
tulang

Pembuluh darah mengalami Pro;iferasi sel-sel endotel


oklusi oleh sel inflamasi dan neovaskularisasi
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug) : Aspirin, ibuprofen, naproksen,
piroksikam, dikofenak, dan sebagainya. Namun NSAID tidak melindungi kerusakan
tulang rawan sendi dan tulang dari proses destruksi.
DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug): hidroksiklorokuin, metotreksat,
sulfasalazine, garam emas, penisilamin, dan asatioprin. Dapat diberikan tunggal
maupun kombinasi (Putra dkk,2013).
Kortikosteroid: Dosis rendah setara prednison 5-7,5mg/hari sebagai “bridge” terapi
untuk mengurangi keluhan pasien sambil menunggu efek DMARDs yang baru
muncul setelah 4-16 minggu.
Rehabilitasi: untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Caranya dapat dengan
mengistirahatkan sendi yang terlibat melalui pemakaian tongkat, pemasangan bidai,
latihan, dan sebagainya. Setelah nyeri berkurang, dapat mulai dilakukan fisioterapi.
Pembedahan: dapat dipertimbangkan pembedahan yang bersifat ortopedi, contohnya
sinovektomi, arthrodesis, total hip replacement, dan sebagainya. (Kapita Selekta,
2014)
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi (Sinar UV-B) untuk mengurangi
risiko peradangan oleh RA.

Melakukan peregangan untuk memperkuat otot sendi, antara lain: jongkok-bangun,


menarik kaki ke belakang pantat, ataupun gerakan untuk melatih otot, senam taichi.

Menjaga berat badan

Konsumsi makanan kaya kalsium seperti almond, kacang polong, jeruk, bayam,
buncis, sarden, yoghurt, dan susu skim. Selain itu vitamin A,C, D, E juga sebagai
antioksidan yang mampu mencegah inflamasi akibat radikal bebas.

Memenuhi kebutuhan air tubuh. Cairan synovial atau cairan pelumas pada sendi juga
terdiri dari air (Candra, 2013)

Berdasarkan sejumlah penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa merokok


merupakan faktor risiko terjadinya RA. Sehingga salah satu upaya pencegahan RA
yang bisa dilakukan masyarakat ialah tidak menjadi perokok akif maupun pasif.
(Febriana, 2015).
REFERENSI
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai