Anda di halaman 1dari 55

DF And TF

ANAMNESIS
Keterangan Umum

Nama Pasien : Malika Nurambani


Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Cimahi, 12 November 2009
Alamat : Ciseupan RT 03/07 Cibeber Cimahi Selatan
Dengan diagnosis : Dengue Fever
Tanggal masuk RS : 3 Mei 2019
AYAH:
Nama : Masri Nuarasia Jamil
Umur : 39 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : TNI AD
Penghasilan : Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000
Alamat : Ciseupan RT 03/07 Cibeber Cimahi Selatan
IBU :
Nama : Wiwin
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Penghasilan : 0
Alamat : Ciseupan RT 03/07 Cibeber Cimahi Selatan
Keluhan Utama:
Demam

Anamnesis Khusus:
• Demam pada anak dirasakan sejak 3 hari SMRS. Demam
timbul mendadak tinggi, dirasakan naik turun, dan
meninggi pada sore dan malam hari.
ANAMNESIS UMUM
Anamnesis Umum

Anak laki-laki berusia 9 tahun, datang dengan keluhan utama demam. Keluhan demam
disertai nyeri kepala, terasa pegal-pegal diseluruh tubuh, penurunan nafsu makan, mual
dan muntah berupa caira berwarna kuning sebanyak 4 kali dalam 2 hari. Terdapat riwayat
mimisan pada hari ke-2 setelah masuk RS. Keluhan tidak disertai adanya bintik-bintik
merah yang tidak hilang saat ditekan dan gusi berdarah.

Asupan makan pasien saat di RS hanya biskuit marie dan energen. Pasien tidak mau
makan makanan dari rumah sakit karena pasien merasa mulutnya pahit. Asupan minum
pasien juga sedikit. Saat ini pasien diberikan sari kurma sebanyak 1 sendok makan sekitar
3x sehari.

Keluhan BAK dan BAB pasien sering tetapi terkadang tidak keluar. Konsistensi feses cair
berwarna kuning. Tidak ada keluhan sakit saat BAK.
Anamnesis Umum

Pada pasien terdapat riwayat sering jajan jajanan diluar, dan terdapat riwayat kontak
dengan penderita demam berdarah yaitu tetangga pasien yang tinggal kurang lebih 200
meter dari rumah pasien. Riwayat anggota keluarga terkena demam berdarah tidak ada.

Saat pemeriksaan, pada pasien sudah tidak ada keluhan demam, nyeri kepala, pegal-
pegal, dan mual muntah. Pasien juga sudah mau makan, 3 kali sehari sebanyak ¾ porsi,
biscuit, dan sari kurma.
ANAMNESIS TAMBAHAN
Imunisasi
NAMA DASAR ULANGAN

BCG 0 bulan  

POLIO 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan    

DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan    

HiB    

CAMPAK 9 bulan    

HEPATITIS 0 bulan 1 bulan 6 bulan    


B
Lain          
Riwayat Imunisasi

Pada anamnesis ibu sudah lupa mengenai riwayat


imunisasinya, tetapi ibu pasien mengatakan bahwa
imunisasi anak sudah lengkap dan sesuai jadwal.
Keadaan Kesehatan
• Ayah : Sehat
• Ibu : Sehat
• Saudara : Sehat
• Orang Serumah : Sehat
Perkembangan
Berbalik : 6 bulan Bicara 1 kata :
Duduk tanpa bantuan : Bicara 1 kalimat :
Duduk tanpa pegangan : Membaca : 5 tahun
Berjalan 1 tangan dipegang : 11 bulan Menulis : 5 tahun
Berjalan tanpa dipegang : 12 bulan Sekolah : 7 tahun
Lain-lain :
GIGI GELIGI
Gigi Tetap : 87654321 12345678
87654321 12345678
Makanan
UMUR JENIS MAKANAN KUANTITAS KUALITAS
0-4 BULAN ASI AOD Cukup
4-6 BULAN ASI AOD Cukup
ASI >8x sehari,
6-9 BULAN ASI, bubur saring Cukup
bubur saring
Sayur, tahu, tempe,
9-12 BULAN ASI, buah-buahan, makanan keluarga 3x sehari
ayam, susu, dll
Sayur, tahu, tempe,
12 BULAN – 2 TAHUN ASI, makanan keluarga 3x sehari
ayam, susu, dll
Sayur, tahu, tempe,
>2 TAHUN Makanan keluarga 3x sehari
ayam, susu, dll
PEMERIKSAAN FISIK
Pengukuran
• Umur : 9 tahun 5 bulan (12 November 2009)
• BB : 48 kg (>95% Standar BB/U)
• PB : 136 cm (<75% Standar PB/U)
• Status Gizi : >95 % WHO
Tanda vital
• Laju Napas : 20x/menit
• Tekanan Darah : 110/80 mmHg
• Suhu : 36,2°C
• Respirasi : 98x/menit regular, isi cukup
Keadaan Umum
• Keadaan sakit : Sakit Ringan
• Kesadaran : Kuantitatif: 15 (E4 V5 M6)
Kualitatif : compos mentis
• Sesak : Tidak terdapat sesak
• Sianosis : Tidak terdapat sianosis
• Ikterus : Tidak ditemukan ikterus
• Edema : Tidak terdapat edema
• Dehidrasi : Tidak ditemukan tanda dehidrasi
• Anemi : Tidak ditemukan tanda anemia
• Kejang : Tidak terdapat kejang
• Letak paksa (posisi) tubuh :-
Pemeriksaan Khusus
1. Rambut : hitam tanpa ada kelainan Pupil : bulat isokor
Kuku : tidak ada kelainan THT : sekret (-), PCH (-)
Kulit : dalam batas normal Tenggorokan :
KGB : tidak ada perbesaran Tonsil : hiperemis (-), T1/T1
2. Kepala : Simetris Faring : tenang, tidak ada kelainan
Mata : CA (-), SI (-)
Pemeriksaan Khusus
Mulut : mukosa bibir basah 4. Dinding Dada Paru :
Gusi : tidak ditemukan perdarahan Inspeksi : bentuk dan gerak simetris
Lidah : typhoid tongue (-) Palpasi : VF normal ka=ki
3. Leher : Perkusi : sonor
Tekanan vena : tidak meningkat Auskultasi : suara napas tambahan (-),
Kaku kuduk : tidak ada ronki -/-, whezzing -/-
KGB : tidak membesar
Pemeriksaan Khusus
5. Jantung : 6. Abdomen :
Inspeksi : ictus cordis terlihat Inspeksi : cembung
Palpasi : ictus cordis teraba Palpasi : distensi, nyeri epigastrium
Perkusi : batas jantung normal, dull (+), hepar lien tidak teraba
Auskultasi : BJ1 BJ2 murni regular Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Pemeriksaan Khusus
7. Genitalia : Atas : akral hangat
Jenis Kelamin : Laki-laki Bawah : akral hangat
Kelainan :-
8. Anggota Gerak :
Pemeriksaan Penunjang
TANGGAL HB HEMATOKRIT LEUKOSIT TROMBOSIT
03 – 05 – 2019 12,7 g/dL 37,4 % 4.300/mm3 284.000/mm3
05 – 05 – 2019 12,3 g/dL 36% 2.900/mm3 155.000/mm3
06 – 05 – 2019 12,1 g/dL 36,7% 3.700/mm3 134.000/mm3
07 – 05 – 2019 12,9 g/dL 35,3% 7.600/mm3 174.000/mm3
09 – 05 - 2019 12,1 g/dL 36,9% 6.000/mm3 245.000/mm3

Widal Test : S Typhi H : -


S Typhi O : 1/160
RESUME
Anak laki-laki berusia 9 tahun datang dengan keluhan panas badan sejak 3
hari SMRS. Demam dirasakan mendadak tinggi, naik turun, meningkat pada
sore dan malam hari.
Keluhan disertai nyeri kepala, pegal-pegal di seluruh badan, dan mimisan
pada hari ke-2 setelah masuk RS. Terdapat riwayat mual dan muntah berwarna
kuning sebanyak 4x selama 2 hari.
Terdapat riwayat sering jajan jajanan diluar dan kontak dengan penderita
demam berdarah yaitu tetangga pasien.
RESUME
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum :
• Pemeriksaan khusus :
Kesan sakit: sakit ringan
Abdomen: distensi, nyeri epigastrium (+)
Kesadaran : compos mentis, 15
• Laboratorium :
• Pengukuran :
DR : Trombositopeni
Usia : 9 tahun
BB : 48 kg
• Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 98x/menit
R : 20x/menit
S : 36,4°C
DIAGNOSIS
1. Diagnosis Banding :
• Demam Dengue
• Demam Tifoid
2. Diagnosis Kerja: Demam Dengue + Demam Tifoid
TATALAKSANA
• Saat di IGD :
• IVFD RL 1100 cc/24 jam
• Paracetamol 3x500 mg p.o
• Domperidone syr 3x2 cth p.o
• Inj. Ranitidin 2x1 amp IV
USUL PEMERIKSAAN
Darah Rutin
PROGNOSIS
QaV: ad bonam
QaF: ad bonam
Demam dengue
Demam dengue adalah infeksi akut yang dibawa
nyamuk yang disebabkan oleh virus dengue dan
mempunyai gambaran klinis demam tinggi, sakit
kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan
sendi, gangguan pernafasan dan muntah
Demam Typhoid
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik
bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi,
dengan gejala klinis demam, malaise, nyeri kepala,
anoreksia, mausea, myalgia, nyeri perut dan radang
tenggorokan.
ETIOLOGI
Dengue Fever
• Grup B arthropod borne virus (arbovirus)
dan sekarang dikenal sebagai genus
flavivirus, famili Flaviviridae
• Memiliki 4 jenis serotipe yaitu den-1,
den-2, den-3 dan den-4
• Serotipe den-3 merupakan serotipe yang
dominan dan banyak berhubungan dengan
kasus berat
ETIOLOGI
Typhoid Fever
• Salmonella Typhi yaitu bakteri Gram-negatif,
mempunyai flagela, tidak berkapsul, tidak
membentuk spora, fakultatif anaerob
• Mempunyai antigen somatik (O) yang terdiri
dari oligosakarida, antigen flagel (H), yang
terdiri dari protein, dan envelope antigen (K)
yang terdiri dari polisakarida
• Mempunyai makromolekular lipopolisakarida
kompleks yang membentuk lapis luar dari
dinding sel dan dinamakan endotoksin
Faktor Risiko Demam Dengue
• Faktor Lingkungan
 Kepadatan penduduk
 Kelembapan dan curah hujan
 Adanya tempat perindukan nyamuk
• Faktor Vektor
 Perkembangan vektor
 Kepadatan vektor
• Faktor Host
 Paparan terhadap nyamuk
Faktor Risiko Demam Tifoid
• Faktor Lingkungan
 Higienitas buruk
 Sanitasi buruk
 Sumber air tidak memadai
 Food contaminate
• Faktor Host
 Pdaya tahan tubuh yang menurun
 Terpapar carier
• Faktor Agent
 Faktor virulensi bakteri
Ilmu kedokteran dasar
-dengue fever-
JARINGAN IKAT LONGGAR

-bersifat hidrofilik

- Glikoprotein multiadhesif memberi


kekuatan pada matriks

- Fungsi :

a. mengikat, menghubungkan,
mangisi celah antar jaringan

b. media pertukaran nutrient dan


hasil metabolit antar sel
PEMBULUH DARAH KAPILER
- Lapisan dinding kapiler terdiri atas endotel dan
perisit

- Penghubung antar endotel : zoona ocludens/ tight


junction  memberikan permeabilitas yang
bervariasi

- Perisit memiliki komponen aktin, myosin dan


tropomiosin mampu berkontraksi

- 3 jenis pembuluh kapiler yaitu :


kontinyu
fenestra
sinusoid
Ilmu kedokteran dasar
-tifoid-
MIKROBIOLOGI
• Salmonella typhi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo :Gamma
Proteobacteria
Class : Enterobacteriales
Family :Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella typhi
(Jawetz, 2006)
FAKTOR VIRULENSI
•Antigen O (somatik) •Mampu melewati barier lambung dengan
Endotoksin bakteri yang memiliki suasana pH asam.
komponen protein, LPS, dan lipid.
•Antigen H (flagel)
Antigen yang terletak di flagel bakteri.
•Antigen Vi (kapsul)
Antigen yang terletak di selaput
dinding bakteri untuk melindungi dari
fagositosis.
•Mampu bertahan hidup dan multiplikasi
dalam makrofag.
PATOFISOLOGI DF Virus dengue masuk melalui gigitan nyamuk aedes sp.

Virus masuk ke sirkulasi sistemik (Viremia)

Replikasi virus (Antigen) Respon Antibodi Anamnestik

Kompleks Imun

Makrofag memfagosit kompleks imun Bereaksi dengan permukaan


Aktivasi sistem Komplemen
trombosit

Aktivasi antibodi selular membuat stimulasi Aktivasi anafilatoksin C3a dan


limfosit T C5A Penurunan waktu paruh

Peningkatan Mediator Inflamasi Pelepasan Histamin


menyebabkan demam dan peningkatan menyebabkan peningkatan Trombositopenia
permeabilitas kapiler permeabillitas kapiler
Aktivasi Antibodi spesifik Peningkatan enzim pospholipase
activating protein

IgM dan IgG anti dengue (+) Peningkatan metabolisme asam


arakidonat

Peningkatan tromboxan, PGI1,


PGE2, leukotrien

Pelebaran celah endotel

Peningkatan permeabilitas kapiler

Kebocoran plasma
Tertelannya makanan yang
terkontaminasi S. Typi

Patogenesis dan Patofisiologi Penetrasi mukosa usus via sel M

Demam Tifoid Fagosit oleh makrofag Replikasi bakteri


intrasel makrofag
Di bawa ke plak peyer → pemb.
l imfe mesenterika

Masuk aliran darah ( bakteremia


primer)

Masuk ke RES

Hati & limpa Sum - sum tulang

Rekruitmen sel MN Apoptosis makrofag Supresi sum sum -


tulang
hepatosplenomegali Pelepasan bakteri ke pemb. Darah
Bakteri masuk aliran ( bakteremia sekunder ) Trombositopenia
hepatobiliar
Endotoksin
Kandung empedu

Usus
Peristaltik usus Aktivasi makrofag Jantung Hepar
Feses Menginfeksi ulang
Obstipasi Pelepasan sitokin IL-1 &IL-6 Bradikardi Miokarditis Hepatitis
usus
relatif tifosa
Makrofag hiperaktif
Demam Mual
di plak peyer
Muntah
Anoreksia
Rekruitmen makrofag Nekrosis Erosis pemb. Menembus
ke plak peyer jaringan Darah lapisan usus
lain
Hiperplasia Perdarahan
sal. cerna Perforasi
Nyeri caecum
Pemeriksaan penunjang TF
• Rumple leed
Uji Rumple Leed (+) menandai fraglitas kapiler darah meningkat
• Pemeriksaan Darah
a. Hitung trombosit
b. Hitung leukosit
c. Hitung Hematokrit
• Trombositipenia (< 100.00/ul) dan hemokonsentrasi ynag dapat dilihat dari
peningkatan hemotokrit >20% dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa
sebelum sakit atau masa konvalesen
• Imunoserologi IgM dan IgG
Pemeriksaan antibodi IgG dan IgM yang spesifik berguna dalam diagnosis infeksi
virus dengue. IgM terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3,
menghilang serelah 60-90 hari. IgG pada infeksi primer terdeteksi mulai hari ke 14,
pada infeksi sekunder terdeteksi mulai hari ke 2.
Pemeriksaan penunjang DF
• Darah Rutin
Sering ditemukan anemia normokrom normositer akibat supresi sumsum tulang, Leukopenia
tetapi jarang <2.500/mm3 disertai limfositosis relatif. Dapat ditemukan trobositopenia yang
cukup berat terutama pada akhir minggu pertama
• Kimia darah
Pada penderita dengan penyulit hepatitis tifosa dapat ditemukan peningkatan transminase
hepar dan bilirubin serum (harus dibuktikan bukan oleh sebab lain seperti virus hepatitis).
Pada penderita gizi kurang/buruk dapat ditemukan hiponatremia dan hipokalemi.
• Serologi
Tes widal : diambil 2 x (dengan serum berrpasangann), didapat peningkatan titer 0>4x,
pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan karena banyak ditemukan nilai (+) palsu
IgM antni- S. Typhi hari ke 6-8 pemeriksaan ini hanya berlaku untuk demam tifoid, bila 9-)
tidak menyingkirkan kemungkinan demam paratifoid
• Gold standart  kultur bakteri
• Gal Kultur media garam empedu pada minggu ke 2 sakit jika hasil (+) demam tifoid/
paratifoid.
Pencegahan DF
Melakukan 3M plus :
Menguras tempat penampungan air secara teratur (1 kali sekali)
Menutup rapat tempat penampungan
Mendaur ulang barang bekas
Plus :
 memakai kelambu
 memakai rapelin
 Menabur larvasida
 Memelihara ika pemakan jentik
 Mengatur cahaya dan ventilasi
 Tidak menggantung pakaian
Prognosis DF

Qav : dubia ad bonam


Qaf : dubia ad bonam
Pencegahan TF
3 pilar startegis program pencegahan:

1. Identifikasidan eradikasi S. typhi


Dilakukan pada pasien asimptomatik, karier, maupun infeksi akut. Sasaran aktif
nya yaitu pengelolaan sarana makanan, minuman, restoran, hotel, pabrik dan
distributornya

2. Pencegahan transmisi
Yaitu dari penderita terinfeksi S. typhi akut maupun karier. Sasaran yaitu di
rumah sakit dan klinik.
3. Proteksi pada orang yang berisiko tertular dan terinfeksi
Yaitu dengan memberikan vaksinasi demam tifoid di darah endemik
maupu hiperendemik

Prognosis TF

Qav : ad bonam
Qaf : dubia ad bonam
Tatalaksana DF
 Infeksi dengue merupakan infeksi yang bersifat self limiting disease
 Pasien dengue dapat juga diberikan terapi suportif dan simptomatik, seperti
berikut :
 Paracetamol
Dosis 10-15 mg/KgBB/kali. Paracetamol diberikan ketika anak demam dengan suhu >38oC.
Interval pemberian yaitu 4-6 jam, dengan maksimal pemberian 5x dalam 24 jam.
 Terapi Cairan
Infus cairan diberikan dengan indikasi anak tidak mau minum, muntah, apabila terdapat
tanda syok, peningkatan hematokrit. Menghitung kebutuhan cairan dengan Holliday segar.
Tatalaksana DF
 Untuk membantu pengobatan pasien DF bisa dilakukan :
 Pasien harus istirahat yang cukup / tirah baring
 Beri asupan cairan : air putih, susu, jus buah. Ditandai dengan BAK tiap 4-6 jam.
 Deteksi dini dan atasi gangguan sirkulasi dengan melakukan pemeriksaan
klinis/laboratorium penunjang
Tatalaksana TF
• Farmakologi
• Causatif (Antibiotik)
• Kloramfenikol merupakan pilihan utama, dosis yang diberikan 50-100 mg/KgBB/hari (dibagi 4
dosis) selama 10-14 hari.
• Ampisilin dosis yang dianjurkan adalah 200 mg/KgBB/hari(dibagi dalam 4 dosis) diberikan secara
intravena.
• Cefixime Dosis yang diberikan yaitu 10-15 mg/KgBB/hari (dibagi 2 dosis). Obat ini aman untuk
anak, pemberian peroral, dan efektif.
• Simptomatik
• Paracetamol dapat diberikan untuk mengobati demam.
• Ondansetron atau domperidon untuk gejala muntah.
Tatalaksana TF
 Non Farmakologi
 tirah baring
 makan makanan yang lembut dan mudah dicerna.

Anda mungkin juga menyukai