Anda di halaman 1dari 41

NEONATORUM HIPERBILIRUBINEMIA

PERSEPTOR:
DR. YOKE AYUKARNINGSIH, DR., SPA., M.KES
ANAMNESIS
KETERANGAN UMUM

Nama Pasien : Bayi Ny. A


Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Cimahi, 23 April 2019
Alamat : Asrama Kebon Rumput RT.03 RW.18
Dengan diagnosis : Neonatal Hiperbilirubinemia
Tanggal masuk RS : 2 Mei 2019
• Nama :Devano Mantara Riyanto
• Umur :15 hari
• Golongan Darah :B Rhesus: +
• Anak Ke :Dua
• BB dan PB Lahir :3.418 gr dan 49 cm
• Alamat : Asrama kebon rumput RT.03 RW.18
• Kiriman Dari : Poli Anak RS Dustira Cimahi
• Diagnosis : BBLC + BCB + SMK + SC a.i postSC + Laki-laki + NH
Patologis Suspec Inkompabilitas ABO
AYAH:
Nama : Sigit
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan: TNI AD
Penghasilan : Rp. 2.000.000
Alamat : Asrama Kebon Rumput RT 03 RW 18
IBU :
Nama : Ardian Ika Sari
Umur : 32 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Penghasilan : 0
Alamat : Asrama Kebon Rumput RT 03 RW 18
Keluhan Utama:
Bayi tampak kuning

Anamnesis Khusus:
• Kuning mulai terlihat pada sklera satu hari sebelum masuk
Rumah Sakit pada tanggal 1 Mei 2019. Pada keesokan harinya
kuning terlihat pada seluruh tubuh sehingga pasien di bawa ke
Rumah Sakit. Usia bayi saat ini 15 hari.
ANAMNESIS UMUM
ANAMNESIS UMUM

Bayi Ny. A, laki-laki, berusia 9 hari, datang dengan keluhan utama kuning pada
seluruh tubuh. Sehari sebelum masuk RS kuning hanya terlihat pada mata.
Keluhan bayi tidak disertai dengan bayi tampak mengantuk, menangis lemah,
tampak pucat, dan malas menetek. Keluhan kuning juga tidak disertai dengan
panas badan, kejang, dan penurunan kesadaran. BAB tidak seperti dempul dan
BAK tidak seperti teh pekat. Bayi bergerak aktif, menangis kuat. Bayi
mendapatkan ASI eksklusif setiap 2 jam.

Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Pasien dilahirkan secara SC


atas indikasi post SC dengan masa gestasi 39 minggu. HPHT ibu pada tanggal 28
Juli 2018 dengan siklus haid tidak teratur. Pasien memiliki golongan darah B
dengan rhesus +, dari ayah dengan golongan darah B+ dan ibu golonga darah O+.
Anak pertama lahir saat ibu berusia 28 tahun. Tidak ada riwayat kuning pada anak
pertama. Tidak ada kelainan darah pada ayah atau ibu.
RIWAYAT KEHAMILAN

Selama hamil berat badan ibu naik seberat 7 kg dengan berat badan
sebelum hamil yaitu 50 kg. Selama hamil ibu tidak memiliki riwayat
penyakit dan ibu tidak mengonsumsi obat obatan maupun jamu.

HPHT pada tanggal 28 Juli 2018 dengan siklus haid tidak teratur.
Selama kehamilan ibu mengonsumsi tablet besi dan vitamin secara
rutin serta kontrol ANC 1 bulan sekali. Sebelumnya ibu
menggunakan KB suntik sehingga baru menyadari kehamilan anak
terakhir ketika usia kehamilan 8 minggu.
RIWAYAT PERSALINAN

Bayi lahir pada tanggal 23 April 2019 pada pukul 10.51 WIB dari
seorang ibu dengan P2A0. Bayi lahir secara SC atas indikasi post SC
dilakukan di kamar operasi RS Dustira oleh Sp.OG. Bayi langsung
menangis kuat, gerak aktif, dan alert dengan nilai APGAR 7/9. Berat
badan lahir 3.418 gram dan panjang badan 49 cm.

Riwayat kebiruan pada saat persalinan tidak ada. Bayi mendapat


ASI ekslusif. Pada saat pulang tanggal 25 april 2019 dilakukan
pemeriksaan Bilirubin total dengan hasil 9,68 mg/dl dan Bilirubin
direkdengan hasil 0,38 mg/dl. Bayi disarankan untuk dirawat dan
mendapatkan terapi BLT namun ibu meminta untuk di pulangkan.
•.
RIWAYAT PERAWATAN

Pasien masuk ke ruang perawatan pada tanggal 2 Mei 2019 pukul


15.00 WIB. Berat badan saat pasien masuk ruang perawatan adalah
3.338 gram.

Pada tanggal 2 Mei 2019 yaitu pada usia 9 hari dilakukan


pemeriksaan Bilirubin total dengan hasil 22,93 mg/dl dan Bilirubin direk
dengan hasil 0,59 mg/dl dengan kremer 5, kemudian pasien dirawat
dengan diagnosis Neonatorum hiperbilirubinemia.

Pada tanggal 5 mei 2019 dilakukan pemeriksaan ulang Bilirubin total


dengan hasil 17,47 mg/dl dan Bilirubin direk 0,53 mg/dl.
ANAMNESIS TAMBAHAN
IMUNISASI

NAMA DASAR ULANGAN

BCG 29 Mei 2019  

POLIO 0    

DPT    

HiB    

CAMPAK    

HEPATITIS 0    
B
Lain          
RIWAYAT IMUNISASI

Pada anamnesis ibu tidak mengetahui riwayat imunisasi pada


bayinya. Namun ibu mengatakan bahwa jadwal imunisasi BCG
pada 29 Mei 2019
KEADAAN KESEHATAN

• Ayah : Sehat
• Ibu : Sehat
• Saudara : Sehat
• Orang Serumah : -
PERKEMBANGAN

Tidak dilakukan pemeriksaan pekembangan karena bayi mendapatkan


terapi BLT sejak hari pertama masuk rumah sakit

Gigi Geligi
• Belum muncul
MAKANAN

Hari Ke- ASI PASI BAK BAB

Asi on demand tiap 2


1
jam, Refleks hisap - 2x perjam 4-6x perhari
(HCU)
kuat.

Asi on demand tiap 2


2 2-3x
jam, Refleks hisap - 4-6x perhari
(HCU) perjam
kuat.

Asi on demand tiap 2


3 2-3x
jam, Refleks hisap - 4-6x perhari
(HCU) perjam
kuat.
Hari Ke- ASI PASI BAK BAB

Asi on demand tiap 2


4
jam, Refleks hisap - 2x perjam 4-6x perhari
(HCU)
kuat.

Asi on demand tiap 2


5 2-3x
jam, Refleks hisap - 4-6x perhari
(HCU) perjam
kuat.

Asi on demand tiap 2


6 2-3x
jam, Refleks hisap - 4-6x perhari
(HCU) perjam
kuat.
PEMERIKSAAN FISIK
PENGUKURAN
• Umur :15 hari (23 April 2019)
• BB : 3382 g
• PB : tidak dilakukan
• LK : 35 cm
• LD : 34,5 cm
• LLA : 11,5 cm
• LP : 33,1 cm
• Status Gizi BB/U = SMK
TANDA VITAL

  7 Mei 2019 8 Mei 2019


RR Menangis kuat 67
TD  - -
S (Celcius) 37,1 36,6
HR 131 119
KEADAAN UMUM (8 MEI 2019)

• Keadaan sakit : Sakit Ringan


• Kesadaran : Kuantitatif: (E4 V5 M6)
Kualitatif : alert
• Sesak :-
• Sianosis :-
• Ikterus : Ya (Kremer 2)
• Edema :-
• Dehidrasi :-
• Anemi :-
• Kejang :-
• Letak paksa (posisi) tubuh :-
PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Rambut hitam tanpa ada kelainan b. Jantung
2. Kepala: Tidak ada cephal hematome • Auskultasi S1/S2 normal
Mata: Sklera ikterik 5. Perut
3. Leher • Inspeksi: Cembung (setelah menetek)
4. Dada • Palpasi: Soepel. H/L TT
a. Dinding dada/paru • Auskultasi: tidak dilakukan
• Inspeksi: Simetris, Ikterik 6. Genitalia (tidak dilakukan)
• Palpasi: - 7. Anggota gerak : akral hangat, ikterik
• Perkusi: - sampai lengan atas
• Auskultasi: VBS +/+ 8. Susunan Saraf (tidak dilakukan)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Fungsi Hati
Bilirubin total 17,47 mg/dL 0,1-1,2
Bilirubin direk 0,53 mg/dL <0,2

Golongan Darah
Ibu O+
Bayi B+
RESUME

Bayi Ny.A, laki-laki, usia 15 hari datang dengan keluhan kuning pada
seluruh tubuh. Tidak ada keluhan malas menetek, demam, letargis. Pada
anamnesis didapatkan BAB tidak seperti dempul, BAK tidak seperti teh pekat.
Bayi mendapatkan ASI eksklusif setiap 2 jam.
Pasien dilakukan pemeriksaan bilirubin total dan bilirubin direk pada usia 9
hari dan didiagnosa menderita neonatal hiperbilirubinemia sehingga harus
dirawat di HCU. Pasien merupakan anak ke-2. Tidak ada riwayat kuning pada
anak ke -1. Pasien dilahirkan secara SC atas indikasi post SC dengan masa
gestasi 39 minggu. Ibu tidak mengetaahui riwayat imunisasi pada pasien
namun dijadwalkan mendapat vaksinasi BCG pada tanggal 29 Mei 2019.
• 
RESUME
PEMERIKSAAN FISIK

Berat badan 3382 g., LK 35 cm, LD 34,5 cm LLA 11,5 cm, LP 33,1 cm
Keadaan umum: sakit ringan. Tanda vital suhu 36,6 C, laju nadi 119 x/menit. E : 4
V :5 M :6. Bayi bergerak aktif, menangis kuat
Pemeriksaan penunjang
• Bilirubin total 17,47 mg/dl
• Bilirubin direk 0,53 mg/dl
• Golongan Darah Ibu O+
Bayi B+
DIAGNOSIS

1. Diagnosis Banding: NH Non fisiologis, NH Fisiologis


2. Diagnosis Kerja: NH Non fisiologis
TATALAKSANA

ASI setiap 2 jam sekali, 60 ml sekali pemberian


BLT
USUL PEMERIKSAAN

Coomb’s test
PROGNOSIS

QaV: ad bonam
QaF: ad bonam
PEMBAHASAN KASUS
PEMBAHASAN

Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di dalam


sisitem retikuloendotelial. Mayoritas bilirubin diproduksi dari protein yang
mengandung heme dalam sel darah merah. Kadar bilirubin serum normal pada bayi
baru lahir < 2 mg/dL. Pada konsentrasi > 5 mg/dL bilirubin akan tampak secara klinis
berupa pewarnaan kuning, terutama pada permukaan kulit. Peningkatan bilirubin
merupakan masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir, dimana terjadi peralihan
transisi normal atau fisiologis yang lazim terjadi pada 60 % pada bayi cukup bulan dan
80 % pada bayi kurang bulan.
CARA KELASIFIKASI HIPERBILIRUBINEMIA

• Salah satu pemeriksaan derajat ikterus pada bayi baru lahir secara klinis yang
sederhana dan mudah dengan penilaian visual menurut Kramer.

Derajat Perkiraan kadar bilirubin


Daerah icterus
ikterus
I Kepala dan leher 5,0 mg%
II Sampai badan atas (di atas umbilikus) 9,0 mg%
III Sampai badan bawah (di bawah umbilikus) hingga tungkai atas 11,4 mg/dl
(di atas lutut)
IV Sampai lengan, tungkai bawah lutut 12,4 mg/dl
V Sampai telapak tangan dan kaki 16,0 mg/dl
CARA KELASIFIKASI HIPERBILIRUBINEMIA

• WHO dalam panduannya menerangkan cara menentukan ikterus secara visual,


sebagai berikut:
• Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup karena ikterus bisa terlihat lebih parah
bila dilihat dengan pencahayaan buatan dan bisa tidak terlihat pada pencahayaan yang kurang
• tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk mengetahui warna di bawah kulit dan jaringan
subkutan,
• tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang tampak kuning
KLASIFIKASI HIPERBILIRUBINEMIA

• Ikterus dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi penyebab hiperbillirubinnya


diantaranya:
• Ikterus Prahepatik
• Ikterus hepatik (Hepatoseluler)
• Ikterus Posthepatik
• Ikterus dapat dikelompokan sebagai berikut
• Ikterus fisologis
• Ikterus patologis

ETIOLOGI
• Selama masa janin, bilirubin diekskresi (dikeluarkan) melalui plasenta ibu, sedangkan
setelah lahir harus diekskresi oleh bayi sendiri dan memerlukan waktu adaptasi selama
kurang lebih satu minggu,
• Jumlah sel darah merah lebih banyak pada neonatus,
• Lama hidup sel darah merah pada neonatus lebih singkat dibanding lama hidup sel
darah merah pada usia yang lebih tua,
• Jumlah albumin untuk mengikat bilirubin pada bayi prematur (bayi kurang bulan) atau
bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan intrauterin (dalam kandungan) sedikit,
• Uptake (ambilan) dan konjugasi (pengikatan) bilirubin oleh hati belum sempurna,
terutama pada bayi premature,
• Sirkulasi enterohepatik meningkat.
METABOLISME BILIRUBIN
PATOFISIOLOGI

Adanya IgG antigen B pada ibu golongan darah O

Masuk ke sirkulasi fetus

Bereaksi dengan antigen B pada permukaan eritrosit


fetus

Reaksi antigen antibody pada erytrosit fertus

hemolisis
TATALAKSANA

• Pada neonatus usia kehamilan 35 minggu atau lebih:


• Pemberian ASI
• Fototerapi/transfusi tukar  supaya tidak kern ikterus
• Foto terapi intensif sinar blue green spectrum (430-490 nm)
• Mengubah bilirubin à larut air  bisa diekskresi melalui urin
• Bilirubin total > 25 mg/dl  cek ulang dalam 2-3 jam
• Bilirubin total < 13 mg/dl  stop foto terapi
• Efek samping: peningkatan suhu tubuh, peningkatan konsumsi oksigen, peningkatan respirasi,
peningkatan jumlah & frekuensi BAB, dan tanning.
PENCEGAHAN

• Primer:
• anjurkan memberi ASI 8-12x/hari
• Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dextrose atau air pada bayi yang mendapat ASI
dan tidak mengalami dehidrasi
• Sekunder: semua wanita hamil harus cek golongan darah dan rhesus, lakukan
penilaian klinis terhadap ikterus setiap 8-12 jam, kuning dalam 24 jam pertama 
cek bilirubin, evaluasi penyebab kuning
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : ad bonam


• Quo ad fuctionam : ad bonam

Anda mungkin juga menyukai