Anda di halaman 1dari 133

DRUGS USED IN THE TREATMENT OF

GASTROINTESTINAL DISEASES

M.Djamaludin dr.,M.Kes.,SpFK
Departement of Pharmacologi
Achmad Yani Medical School
Dyspepsia
Definisi dyspepsia yaitu gangguan pencernaan
GEJALA-GEJALA :
Heart burn
Nausea
Vomitus/regurgitasi
Diare
Konstipasi
Flatulensi
PENYEBAB
Hiperasiditas
Stress
Food
Helikobakter pilorikum
Gangguan pasase usus
PENYAKIT
Ulkus gaster
Ulkus duodeni
Non-ulkus
GERD
Zolinger Ellison Syndrome
GOLONGAN OBAT
O.Antihiperasiditas
1).Antasida
2).Antagonis H2-reseptor
3).PPI
O.Protektor mukosa
1).Sukralfat
2).Analog prostaglandin
Colloidal Bismuth
1).Bismuth subsalisilat
2).Bismuth subsitrat
Fucoidan-100
Perangsang saluran cerna
Antispasmodik
Antivomitus
Laksansia
Antidiare
Antiflatulensi
I.DRUGS USED IN ACID-PEPTIC DISEASES
 A. OBAT YANG MENGURANGI ASIDITAS INTRAGASTRIK
1. ANTASIDA
Antasida sistemik (Absorbable)
NaHCO3 (NaHCO3+ HClNaCl +H2O + CO2)
Obat ini mengatasi heart burn dan
dispepsia
Antasida lokal (Nonabsorbable)
Ca(CO3)2
Mg(OH)3
MgO
Al(OH)3
Antasida telah digunakan sejak berabad-abad yang
laluPengobatan pasien dipepsia peptik-asid
Dan tetap dipertahankan hingga munculnya H2-
receptor antagonists dan proton pump inhibitors
Antasida merupakan basa lemah
 Yang bereaksi dengan HCl lambung, membentuk garam dan air.

Mekanisme Kerja
 Karena pepsin aktif pada ph 4 antasida mengurangi asiditas intragastrik
Antasida juga meningkatkan mekanisme pertahanan mukosa
Kapasitas netralisasi antasida terhadap asam
sangat bervariasi tergantung:
Kecepatan disolusi
Kelarutan dalam air
Kecepatan reaksi dengan asam
Kecepatan pengosongan lambung
 Preparat pertama adalah:
1.NaHCO3
 Obat ini tergolong antasida sistemik (absobable0
disebut juga baking soda (soda pengembang kue).
bereaksi cepat dengan HCl membentuk garam NaCl dan
CO2
 Menyebakan distensi lambung dan belching (sendawa)
 Absorpsi NaCl dapat meningkatkan retensi garam dan air pada
pasien gagal jantung, hipertensi dan insufisiensi ginjal.
2.Ca(CO3)2
Ca(CO3)2 kurang larut dan bereaksi lebih lambat dari
NaHCO3, bereaksi dengan HCl membentuk CO2 dan
CaCl2
Menyebabkan sendawa dan alkalosis metabolik
Dosis tinggi dapat menyebabkan hiperkalsemia dan
insufisiensi ginjal
dan alkalosis metabolik(milk alkali syndrome).
3.Mg (OH)2 atau Al(OH)3
Bereaksi lambat dengan HCl membentuk Mgl2.
tidak menyebabkan sendawa sebab tidak ada gas yang
terbentuk
tidak pernah menimbulkan alkalosis metabolik karena
efektifitas reaksi neutralisasi asam lambung
4.Al(OH)3
Analog dengan Mg(OH)3
bereaksi lambat membentuk AlCl3 +H2O
Keuntungan
Tidak menyebabkan sendawa dan
tidak menimbulkan alkalosis
metabolik
 Efek samping:
 Garam magnesium dapat menyebabkan
diare osmotik
sedangkan garam aluminium menyebabkan
konstipasi
 Ke-2 obat sering diberikan dalam bentuk campuran untuk
mengurangi gangguan fungsi saluran cerna
 Gellusil, Maalox, Mylanta,Plantacid,Polycrol
Kontraindikasi
Mg dan Al diabsorpsi dan diekskresi melalui ginjal
karena itu pasien dengan insufisiensi ginjal tidak
dianjurkan mengkosumsi obat ini untuk waktu lama
Interaksi obat

Semua antasida dapat berpengaruh terhadap absorpsi


obat lain dengan mengikat obat tersebut, misalnya
tetrasiklin,fluorokuinolon dan besi membentuk
khelat (chelation).
tidak boleh diberikan dalam kurun waktu 2 jam
setelah pemakaian obat-obat tersebut diatas
Preparat dan dosis
1.Dexanta (Tablet,Liquid)
Dosis:3dd tab II/3XddCI

2.Plantacid (Tablet,tab.forte,liquid)
Dosis: 3dd 2 tab/3dd1tab.forte/3ddCI

3.Sanmag (Tablet,liquid)
Dosis :3dd 2 tab/3dd1tab.forte/3ddCI
2.ANTAGONIS RESEPTOR H-2
Sejak 1970 s/d 1990 obat ini sering di R/-kan
hingga ditemukan antibiotika u/ helycobacter
pyloricum dan proton pump inhibitors.
Simetidin
Ranitidin
Famotidin
Nizatidin
 Simetidin
 Ranitidin,
dan famotidin
mengalami metabolisme lintas pertama di hati
menyebabkan bioavailibilitas hanya mencapai 50 %.
Nizatidin hanya mengalami
sedikit metabolisme lintas
pertama dan bioavailibilitas
hampir mencapai 100 %.
Pengurangan dosis diperlukan
pada pasien insufisiensi ginjal dan
hati.
M.O.A. Antagonis Reseptor H-2
Simetidin dan ranitidin:
Menghambat reseptor-H2 secara selektif dan
reversibel.
Menghambat sekresi asam lambung
o/k stimulasi muskarinik,vagus atau gastrin. Meng
ganggu volume dan kadar pepsin cairan lambung
Famotidin
Merupakan antagonis reseptor H-2
potensinya 3 x ranitidin
atau 20 x simetiin
Bioavailibitas 40-50%
Ekskresi via urine
Pada gagal ginjal t 1/2 dapat mencapai 20 jam.
Indikasi famotidin
Ulkus duodeni
Ulkus ventrikuli
dan Zolinger Ellison’s Syndrome
Dosis u/ ulkus duodeni
R/ 1dd 40 mg selama 8 minggu u/ulkus
duodeni
R/ 1dd 20 mg dosis awal u/ulkus peptikum
Efek samping Famotidin
Ringan dan jarang:
Pusing
Konstipasi
dan diare
Nizatidin
Merupakan antagonis reseptor H-2
potensinya kurang lebih sama dengan ranitidin
bioavailibilitasnya >90%
ekskresivia urine
Indikasi Nizatidin
Ulkus duodeni
Ulkus ventrikuli
Ulkus eosofagi

Dosis
R/ 1dd 300 mg atau
R/ 2dd 150 mg
selama 8 minggu
Efek samping Nizatidin
Jarang
Peningkatan kadar asam urat dan serum transaminase
 Perbandingan Farmakokineti Antagonis Reseptor H-2
 OBAT POTENSI AD/GU/mg GED/mg

 Simetidin 1 800/400 800/400 mg bid

 Ranitidin 4-10 x 300 /150 bid


Nizatidin 4-10 x 300 /150 bid 150 mg bid

 Famotidin 20-50 x 40 /20 bid 20 bid
Penggunaan Klinis
a.Gastro-Esophageal Refflux Diseases
Pasien yang sering mengalami heartburn atau
dispepsia (kurang dari 3 kali seminggu) dapat
menggunakan antasida
atau antagonis reseptor H-2 secara intermiten
b.Penyakit ulkus peptikum
Proton pump inhibitors telah menggantikan antagonis
reseptor h-2 secara luas untuk pengobatan ulkus peptikum
c. Dispepsia-non ulkus
Antagonis reseptor H-2 sering digunakan untuk terapi
dispepsia intermiten,yang bukan disebakan ulkus
d. Mencegah perdarahan akibat gastritis karena
stres
Antagonis reseptor H-2 secara signifikan ternyata 
 mengurangi insidensi perdarahan akibat gastritis
karena stres
Pengurangan dosis diperlukan pada pasen dengan
insufisiensi ginjal,hati dan pasen tua.
Efek Samping
Bingung
Halusinasi
Agitasi pada pemberian i.v.(pasien tua,insufisiensi
ginjal dan hati ).
Ginekomastia (lama dan dosis tinggi)
 Diskrasia darah
 Bradikardia (jarang)
 Impotensi pada pria
 Galaktore (khas pada simetidin).

Kontra indikasi
Kehamilan
 Ibu menyusui
3.INHIBITOR PROTON PUMP
Sejak pengenalannya di akhir tahun 1980-
an.
PPI merupakan salah satu obat yang terjual
luas di seluruh dunia karena efektifitas dan
keamanannya
M.O.A. PPI
Diabsorpsi  sirkulasi sistemik,berdifusi kedalam sel
parietal lambung berkumpul dalam kanalikuli
sekretoar  mengalami akitifasi menjadi bentuk
sulfonamid tetrasiklik.Bentuk aktif ini berikatan
dengan gugus sulfidril enzim H+,K+,ATPase (enzim
pompa proton)
Produksi asam lambung 80% - 90%.
CONTOH PREPARAT:
Omepreazol
Lansoprazol
Pantoprazol
Isomeprazol
Rabeprazol
Semua prepat ppi tersedia sebagai preparat oral kecuali
pantoprazol tersedia sebagai obat suntik iv.
PREPARAT dan DOSIS
1).Omeprazol 20 mg/kap,u/. GERD sehari sekali
selama 4 minggu (Preparat: 20mg/kapsul)
2).Lanzoprazol:30 mg/kap,sehari sekali
Ulkus dudeni, Ulkus gaster berulang dan GERD
4 – 8 minggu (Preparat 30mg/kapsul).
3).Pantoprazol:40 mg/tab.1dd1,2-8 minggu
Injeksi:40 mg/iv/hari (Preparat: 40mg /tablet/vial)
 4).Na-Rabeprazol
Ulkus duodeni: 10mg sekali sehari selama 2-4
minggu.
Ulkus gaster : 10mg sekali sehari selama 4-6 minggu.
GERD: 20mg sehari sekali selama 4-8 minggu
Preparat : 10mg/tablet
FARMAKOKINETIK INHIBITOR
POMPA PROTON
OBAT BIOA/% T-1/2/Jam
Omeprazol 40 – 65 0.5 – 1

Esomeprazol 50 - 89 1,2

Lansoprazol 80 -90 1,5

Pantoprazol 77 1,9

Rabeprazol 52 0,7 – 2,0


Indikasi
1).E-reflux Diseases
2).Non-erosif dan penyakit refluks
3).Penyakit ulkus peptikum

Dibandingkan dengan antagonis reseptor H-2,


PPI lebih cepat meredakan dan menyembuhkan luka
pada kasus tersebut
4).Dispepsia non-ulkus
ppi efektif untuk dispepsia ulkus
5).Mencegah gastritis akibat stress
pengunaannya me pada pasien
kritis mengurangi insiden
perdarahan mukosa akibat stres
6).Gastrinoma dan gejala hipersekresi
supresi sekresi asam dapat dicapai
dengan sempurna
Efek Samping
1).Nyeri kepala
2).Diare
3).Nyeri abdomen
4).Penurunan absorpsi vitamin B-12
yang diberikan secara oral
5).Infeksi usus
6).Potensi meningkatnya kelainan
akibat peningkatan gastrin serum
7).Potensi meningkatnya kelainan
akibat penurunan asiditas lambung
Interaksi obat
 Dapat merobah absorpsi obat-obat
Ketokonazol
Digoksin
Diazepam
Fenitoin
Teofilin
Omeprazol menghambat metabolisme
kumarin,diazepam, dan fenitoin.

Lansoprazol meningkatkan bersihan teofilin

Rabeprazol dan pantoprazol dapat berinteraksi


secara bermakna dengan obat-obat tertentu
4.Obat pelindung mukosa
1).Sukralfat
M.O.A.
Mekanisme kerjanya belum diketahui secara pasti
Diyakini muatan negatif dari sulfat sukrosa berikatan
dengan muatan positif protein pada dasar ulkus atau
jaringan erosi membentuk barier fisik yang mengurangi
kerusakan,merangsang prostaglandin dan mensekresi
bikarbonat
Indikasi
Ulkus duodeni
Mencegah perdarahan akibat gastritis
karena stress
Dispepsia akibat penggunaan NSAIDS
Obat ini tidak efektif untuk mencegah atau
penyembuhan ulkus akibat NSAIDS
Efek samping
 Konstipasi
Kontraindikasi:
Insufisiensi ginjal
Sediaan sukralfat:
PO : 500 mg/kaplet
Sehari 3x 2 kaplet ac.hs
2).Analog Prostaglandin
Mukosa saluran cerna mensintesis beberapa
prostaglandin antara lain :PGE dan PGF
M.O.A.
Merangsang dan merangsang mukosa
mensekresi bikarbonat
Meningkatkan aliran darah
Berikatan dengan reseptor prostaglandin pada sel
parietal,menghambat histamin dan asam
 Contoh:
 Misoprostol analog metil PGE-1 telah terbukti efektif
untuk gangguan saluran cerna
Indikasi
 Ulkus yang diinduksi NSAIDS
MOA Pelindung Mukosa
Sukralfat (sukrosa sulfat)
Senyawa aluminium sukrosa sulfat ini membentuk
polimer yang mirip lem dalam suasana asam dan
terikat pada jaringan nekrotik ulkus secara selektif
terutama terhadap ulkus duodeni.
Contoh Agonis Prostaglandin :
Misoprostol:
(CYTOTEC,GASTRUL): 200 mcg/tab.
4dd1 (Preparat 200mcg/tablet
Efek samping :
GIT (Diare,nyeri akibat kram abdomen)
spotting,menorragia dan dismenore
Kontra indikasi:
Rencana/Kehamlan dan Masa laktasi
3).Colloidal Bismuth Compound
Bismut subsalisilat
Bismut subsitrat
Seperti sukralfat
bismut mungkin mampu melindungi
ulkus dan daerah erosi membentuk lapisan
protektif melawan asam dan pepsin
dan merangsang sekresi prostaglandin, mukus, dan
bikarbonat.
Indikasi
Dispepsia
Diare akut
Eradikasi infeksi h.pilorikum

Efek yang merugikan:


Warna feses hitam
tersamar dengan perdarahan saluran cerna
Preparat.
Bismuth subsitrat (DE-NOL).
Ulkus peptikum : 2 dd 2 tablet atau 1dd 4 tablet
Fucoidan 100
 Obat baru u/ ulkus peptikum
 Memiliki 3 efek:
1).Mencegah adhesi dan kolonisasi Helicobacter
pylori.
2).Memberi efek sitoproteksi pada daerah ulkus
terhadap asam lambung dan pepsin.
3).Meningkatkan produksi Growth factor.
(Epdermal GF dan basic Fibroblast GF)
4).Menghilangkan dispepesia lebih cepat
dibandingkan PPI tunggal
5).Menyembuhkan ulkus peptikum lebih cepat
dibandingkan PPI
6).Sebagai ajuvant PPI untuk kesehatan lambung.
Dosis tunggal sehari 1 kapsul
II.OBAT YANG MERANGSANG
MOTILITAS SALURAN CERNA

Obat yang secara selektif dapat merangsang fungsi


gerak saluran cerna (obat prokinetik)
Memiliki kegunaan klinik sebagai 
1).Obat yang dapat meningkatkan tekanan sfingter
bagian bawah usopagus mungkin berguna untuk terapi
GERD
2).Gastroparesis dan pasca bedah yang
mengalami hambatan pengosongan lambung.
3).Obat-obat yang meragsang usus halus berguna
untuk ileus pasca operasi
4).Pseudo-obstuksi usus kronis.
Obat yang meningkatkan transit kolon
berguna untuk terapi konstipasi.
Sayangnya obat-obat ini jumlah
ketersediannya terbatas untuk penggunaan
di klinik
Klasifikasi Obat
Stimulansia
Antispasmodik
Laksatif
Antidiare
Obat-obat yang memotilitas git tanpa efek laksatif
digunakan untuk penyakit gangguan motilitas
misalnya GERD dan gastric stasis atau untuk
diagnostik (duodenal intubation)
Contohnya domperidon dan metoklopramid.
ANTISPASMODIK
Obat golongan ini berefek merelaksasi otot polos saluran
cerna dan sangat berguna untuk sebagai obat pembantu
pada kasus-kasus:
Dispepsia
IBS (irritable bowel syndrome)
Dan penyakit divertikulum
Terdapat 2 golongan obat yaitu:
Antimuskarinik
Obat yang berefek langsung terhadap otot polos
Antimuskarinik
Contonya
1).Atropin sulfat
MOA : Menghambat aktifitas parasimpatomimetik
sehingga menyebabkan relaksasi otot saluran cerna
ROA : Oral
2). Loperamid
Indikasi:
Non ulcer-dyspepsia
IBS
Penyakit Divertikulum
Efek yang merugikan :
P’lihatan kabur, mulut kering, takikardia, pe tio
Kontraindiksi :
GERD
Closure angle glaucoma
Myasthenia gravis
Ileus paralitik
Prostat hypertrophi
Sediaan:
Atropin sulfat
Dosis 250-1000 mcg sc
Buscopan(Hyoscin N-butilbromid)
Dosis : 1-2 tablet 3 kali sehari
Ampul : 1 ampul/ulang 1,5 jam kemudian im,iv
Braxidin (Chlordiazepoxide+Clidinium)
Dosis : 3-4 tablet/hari ac dan hs
1.KOLINERGIK AGONIS
Betanekhol
Neostigmin
MOA:meningkatkan peristaltik usus

2.Oldansetron (trivensis)
MOA:Memblokade reseptor 5-HT3 dan
memblokade pusat muntah di trigger zone.
Indikasi
Hiperemesis,chemotherapy-induced nausea &
vomitus;
Efek samping
Efek kolinergik agonis
Toksisitas:
Headche,
Dizziness
Konstipasi,
Memperpanjang interval QT pada EKG
2.Metoklorpamid
MOA: Antagonis reseptor D-2 dopamin memblok
stimulasi otot polos kolinergik
diawali oleh stimulasi kolinergik
Dosis :

3.Domperidon
Antagonis reseptor D-2 dopamin memblok
stimulasi otot polos kolinergik
:
4.Cisaprid
MOA:Antagonis 5-HT3 mem(-) reseptor 5-HT3 pada akhir
prasinaps saraf eferent intrisnsik di submukosa
 meningkatkan pelepasan kalsitonin (yang memiliki
ikatan genetik peptida) yang merangsang neuron enterik
berikutnya untuk meningkatkan peristaltik usus.
ES: perpanjangan QT pada EKG.
INDIKASI:

1.GERD
2.Gangguan pengosongan lambung
3.Dispepsia non-ulkus
4.Mencegah muntah
5.Stimulasi laktasi pasca partus
Efek yang merugikan
Kelelahan
Ngantuk
Insomnia
Cemas
Agitasi
3.MAKROLID
 Eritromisin

Doxylamine
U/ Hiperemesis gravidarum
Efek samping: Sedasi
Braxidin
Librax
Berisi Chlordiazepoxide + Clonidin bromide
Vuscopan
Berisi Hyosin N-butylbromide
III.LAKSAN
 1.BULK FORMING

 Koloid bersifat hidrofilik,yang menyerap air membentuk bulk


gel yang mendlatasi kolon dan peningktan peistaltik, Antara
lain poduk-poduk tanaman alami
 Psilium
 Metilselulose
 Na-karboksimetilselulose
 Agar-agar
 Polikarbofil
 Ca-polikarbofil
2.EMOLIEN
STOOL SURFACTANT AGENTS ( SOFTENER)
Memungkikan air dan lemak menembus.
Dapat diberikan cara oral atau rektal.

DOKUSAT (Dioktilnatrium sulfosuksinat)


Parafin cair
Minyak zaitun
3. LAKSAN OSMOTIK
Obat dapat mengencerkan fesescairan bersifat isotonik didalam
usus.
Obat ini telarut tetapi bukan merupakan bahan yag dapat diserap
 Milk magnesia
 Sorbitol
 Mg-sitrat
 Na-fosfat
 Polietilen glikol
Laktulosa
4. LAKSAN STIMULAN
Menginduksi peristaltik usus,mekanisme (?).
Stimulasi langsung sistim saraf enterik dan
elektrolit usus dan sekresi cairan
 ANTRAKUINON(Aloe,senna dan cascara)
 TURUNAN DIFENILMETAN (Bisacodil)
 CASTOR OIL,iritasi lokal…..>simulasi
IV.OBAT-OBAT ANTI DIARE
1.AGONIS OPIOID
Memiliki efek konstipasi yang poten
Me peristalik melalui inhibisi saraf pre-sinap
kolinergik dalam submukosa dan pleksus mienterik
Me waktu trasit kolon dan penyerapan cairan
feses
 LOPERAMID
 DIFENOKSILAT
2.SENYAWA KOLOID BISMUT
Di USA bismuth subsalisilat ()
Di lain negara bismuth subsitrat
dan dinitrat
Obat ini menyebabkan frekuensi
defekasi dan keenceran dikurangi
3.KAOLIN (KAOPECTAT berisis kaolin + pectin)
4.BILE SALT BINDING RESINS,menghambat diare feses
yang berlebihan asam empedu
KOLESTIRAMIN
KOLESTIPOL
OSTREOTID,me(-)sekresi hormon, sekresi cairan usus dan
sekresi pankeas dan me(-) perisaltik usus.
SMECTA (DIOCTALOHEDRAL SMECTATE)
ATAPULGIT (BIODIAR,ENTEROSTOP)
OBAT DIARE PADA ANAK
1. PROBIOTIK (Lactobacilus acidophyllus)
FD: Memelihara kesehatan fungsi git pada anak
Mengembalikan fungsi pencernaan selama
diare, sembelit, dispepsia,
Membantu keseimbangan, kemoterapi,ulkus,
fermentasi usus
INDIKASI : Diare pada anak balita
ROA : Diberikan bersama oralit
2. ZINC (ZINC SULFATE)
Farmakodinamik:
Defisiensi Zn akan mengakibatkan:
Keterbelakangan, alopecia,
dermatitis,diare,gangguan sistem imun, failure to
the thrive, gangguan psikologik, impaired
spewrmatogenesis, , atrofi gonad
Toksisitas Zinc:
 Ulkus gaster
 Pancreatitis
 Lethargia
 Anemia
 Fever
 Nausea, vomitus
 Respiratory distress
EFEK SAMPING :
 Mual.muntah dan perasaan tak nyaman di perut
Pemakaian jangka panjang : Mekepekatan protein
plasma dan kdar Cu
Preparat : 54,9 gr setara dengan 20 mg zinc
R/ Zinc sulfate a 20 mg
sehari satu kali 1 tablet
atau
R/ Zinc sirup a 20 mg/5 mg
sehari satu kakli 1 sendok teh
V.OBAT-OBAT UNTUK TERAPI IRRITABLE
BOWEL SYNDROME

IBS ADALAH SATU PENYAKIT IDIOPATIK KRONIS


YANG DITANDAI OLEH:

Rasa tak enak pada perut, atau kram diikuti gangguan


fungsi usus seperti diare,konstipasi atau keduanya
Terapi farmakologis  untuk meredakan nyeri
abdomen dan memulihkan fungsi usus

Golongan obat
1.Antispasmodik (antikolonergik)
Hiosiamin
2.ANTAGONIS RESEPTOR SEROTONIN 5-HT3
Alosteron
Granisetron
Ondansetron
Dolansetron
3. SEROTONIN 5-HTAGONIST
Stegaserod
NAUSEA DAN VOMITUS MERUPAKAN
GEJALA AKIBAT BERBAGAI SEBAB ANTARA LAIN:
 Efek samping obat
 Penyakit sistemik infeksi
 Kehamilan
 Gangguan vestibuler
 Infeksi ssp
 Hipertensi
Peritonitis
Penyakit hepatobilier
Radiasi
Kemoterapi
Obstruksi saluran cerna
Ileus
atau infeksi
FENOTIAZIN & BUTIROFENON
Prometazin
Proklorperazin
Tietilperazin
SUBSTITUTED BENZAMIDES
 Metolopramid
 Trimetobenzamid

ANTIHISTAMIN DAN ANTIKOLINERGIK


 Difenhidramin
 Dimenidrinat
BENZODIAZEPIN
KANABINOID
Dronabinol
KORTIKOSTEROID
Deksametason
Metilprednisolon
VII. OBAT-OBAT UNTUK TERAPI
INFLAMATORY BOWEL DISEASE (IBD)

PENYAKIT PERADANGAN USUS TERDIRI


DARI: ULSERATIVE COLITIS
DAN CHRON’S DISEASE
 Etiologi dan patogenesis kedua penyakit ini belum
diketahui
Terapi farmakologis sering melibatkan berbagai
golongan obat yang berbeda efeknnya dan tidak
memiliki mekanisme yang spesifik:
ANTI-INFLAMASI
1. AMINOSALISILAT
 BERISI :5-AMINOSALISYLIC-ACID (5-ASA)
 SULFASALAZIN
 OLSALAZIN
 BALSALAZIN
 MESALAMIN
2.ANALOG PURIN
 Azatioprin
 6-merkaptopurin
3.Metotreksat
4.Anti TNF -alfa
VIII. SUPLEMEN ENZIM PANKREAS
ROBORANTIA
1 Pankreatin
2.Pankrealipase
OBAT-OBAT UNTUK TERAPI
FLATULENSI &OBAT DIGESTAN

1.Simetikon
2 Polisiloksan
3.Metilpolisiloksan
4.Pankreatin
5.Tripanzim
6.Pancreon
7.Pankreoflat
OBAT UNTUK TERAPI PENYAKIT
PERLEMAKAN HATI (FATTY LIVER)
Roborantia
OBAT-OBAT UNTUK TERAPI JAUNDICE
Roborantia
1. Lesitin,vitamin B2,B6,B12, nikotinamid,vit E
dan methionine
OBAT U/ TH/ HEMORRHOID
Polikresulen
Cincocain
Metacresol sulfonic acid
Metanol
Lidokain
Al-subasetat
Hidrokortison asetat
TERAPI KERACUNAN MAKANAN
Strategi terapi tergantung pada
 Keadaan umum pasen
 Manifestasi klinik
 Etiologi
TERAPI DAPAT BERUPA PEMBERIAN OBAT
DAN TINDAKAN:
1. Emetika
2. Bilas lambunng
3 Activated charcoal
4. Katartik
5. Dialisis peritoneal
6. Hemodialisis
7. Hemoperfusi
TERAPI APENDISITIS AKUT
1.Terapi Medikamentosa
Pada prinsipnya gunakan antibiotika yang sesuai
dengan dengan spesies bakteri penyebab.
Langkah pertama gunakan antibiotika berspektrum
luas

2.Operasi
TERAPI ABSES APENDIKULAR

 Sama halnya dengan apendisitis akuta gunakan antibiotik yang sensitif


terhadap bakteri penyebab
 Langkah pertama gunakan antibiotik berspektrum luas
biasanya kasus ini kontraindikasi operatif
2.OBAT-OBAT ANTI FUNGI
OBAT ANTI FUNGI SUBCUTAN DAN SISTEMIK
Amphothericin B
Flucytocine
Ketoconazole
Fluconazole
Caspofungin
Itrakonazole
Voriconazole
OBAT-OBAT ANTI FUNGI CUTAN
Butoconazole
Clotrimazole
Econazole
Griseoffulvin
Micinazole
Nystatin
Terbinafine
Terconazole
OBAT-OBAT ANTIFUNGI SUBCUTAN DAN
SISTEMIK

Obat golongan ini yang ‘zole’ efektif untuk


candidiasis atau dermofilik yang topikal
AMPHOTHERICINE
Polyene macrolide antibiotic
dihasilkan dari streptomyses nodosus
telah mengalami berbagai percobaan
didapat formula yang aman
terutama bagi ginjal
MOA AMPHOTERICIN-B
Beberapa molekul
Amphothericine-B
Berikatan dengan ergosterol membran plasma sel fungi
yang sensitif
 Ikatan ini akan menghasilkan porus
yang membutuhkan interaksi hidrofobik antara segmen
lipofilik dengan sterol

 Porus memutuskan fungsi membran
diikuti keluarnya elektrolit ( k )
dan molekul-molekul kecil dari sel

Kematian sel.
SPEKTRUM ANTI FUNGI
Amphotericine B bersifat fungistatik dan fungisida:
Efek ini tergantung
Jenis organisme dan konsentrasi obat.
Obat ini efektif terhadap


Candida albicans
Histoplasma capsulatum
Cryptococcus neoformans
Coccidiodes immitis
Blastomyces dermatitidis.
dan banyak strain Aspergillus.
RESISTENSI
 Jarang terjadi…> biasanya terjadi karena menurunnya
ergosterol pada membran
fungi
 Amphothericin B tidak larut dalam air
Preparat injeksi memerlukan penambahan Na-deoxylate
 koloid
Pemberian: i.v.( cara lambat)
intrathecal pada kasus meningitis oleh fungi
EFEK SAMPING
 Reaksi anafilaktik
 Konvulsi
 Demam tinggi disertai menggigil
 Gagal ginjal
 Hypotensi
 Anemia
 Kelainan neurologis
 Trombophlebitis.
FLUCYTOSINE

 Merupakan sintetik antimetabolit pirimidin

 Spektrum anti fungi efektif bila dikombinasi dengan


amphothericin B terhadap .
candidiasis dan cryptococcosis

Resistensi :terjadi pada pemberian tunggal obat ini


MOA FLUCYTOSINE
 5-FC masuk kedalam sel fungi
melalui enzim cytosine spesific permease
(tak ada pada sel mamalia)

Konversi beberapa tahap

5-fluorodeoxyuridine 5- monophophate.
FARMAKOKINETIK
 Pemberian: p.o
EFEK SAMPING
Neutropenia
Depresi sumsum tulang.
Gangguan faal hati ( reversibel)
Gangguan sal. cerna ( nausea,vomitus dan diare)
Enterocolitis berat
KETOCENAZOLE
Obat po pertama efektif untuk micosis sistemik.
bersifat fungistatikk
M.O.A. memblok -14 alfa-demethylase
(cytochrome p450) konversi lanosterol 
ergosterol dihambat
 merusak membran sel fungsi
 menghambat pertumbuhan fungi
 SPEKTRUM ANTIFUNGI
 efektif untuk terapi
Histoplasma
Blastomyses
Candida
Coccidiodes
RESITENSI
Sering menjadi masalah
Pemberian : hanya diberikan p.o
EFEK SAMPING
Alergi
Gangguan saluuran cerna
Gynecomastia
Interakasi: dengan obat-obat:
 siklosforin,fenitoin, tolbutamid dan warfarin
FLUCONAZOLE
 OBAT INI DAPAT MENEMBUS CSF
 Efektif untuk terapi:
 Cryptococcus neoformans
 Candidemmia
 Cocciudioidomycosis
semua bentuk Candidiasis mucocutan

KEUNTUNGAN DIBANDING DENGAN KETOKONAZOLE:


 tidak berefek endokrinologis
 absorpsi tak tergantung asiditas lambung

 JARANG MENIMBULKAN GEJALA GANGGUAN SALURAN CERNA

Cara pemberian : p.o dan i.v


Tokisitas : bersifat teratogenik
Kontra indikasi : kehamilan
 CASPOFUNGIN

Efektif untuk aspergillus dan candida


 KEPUSTAKAAN
1.Howland & Mycek Lippincott’s Illustrated Reviews
Pharmacology 3 rd edition
2.Quaid,MD in Drugs Used in the Treatment of
Gastrointestinal Diseases. Katzung et.al.
3.DOI,2008
Men are what they eat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai