Luka yang mengalami durasi fase-fase penyembuhan luka yang sesuai, disebut sebagai luka akut. Akan tetapi, seringkali terjadi komplikasi, yang mengakibatkan durasi penyembuhan luka menjadi lebih lama. Kondisi penyembuhan luka yang memanjang ini, kita sebut sebagai luka kronik. Beberapa komplikasi yang dapat menyebabkan luka akut menjadi kronik antara lain: adanya jaringan nekrotik pada luka, terjadi infeksi pada luka, kondisi luka yang terlalu kering atau terlalu basah, atau kondisi sistemik yang buruk (diabetes, malnutrisi, dll). Komplikasi ini dapat dirangkum menjadi sebuah akronim yang dikenal sebagai TIME (tissue, infection, moisture, dan edge). • T (Tissue) artinya adalah apabila ada jaringan mati (slough dan nekrotik) yang menutupi permukaan luka, maka akan menghambat proliferasi fibroblas, kolagen, dan angiogenesis pada luka, sehingga penyembuhan luka akan menjadi lebih lambat dari normal. • I (Infection) artinya adalah apabila terjadi infeksi pada luka, maka akan terjadi inflamasi yang berkepanjangan pada luka, akibatnya luka akan berada pada fase inflamasi yang berkepanjangan dan lambat untuk masuk ke fase proliferasi. • M (Moisture) artinya adalah agar dapat terjadi proliferasi fibroblas, kolagen, dan angiogenesis yang optimal, diperlukan kondisi luka yang lembab, yaitu cairan pada luka yang sesuai dengan kondisi fisiologis cairan tubuh (tidak kering dan tidak basah). • E (Edge) atau tepi luka adalah adanya kondisi dimana T, I, dan M sudah baik, tetapi terkadang tepi luka masih lambat untuk tumbuh karena adanya faktor sistemik yang kurang baik, misalnya diabetes, malnutrisi, merokok, dan lainnya, yang membuat luka menjadi lambat sembuh. Management Strategy Pengkajian Luka 1. Status nutrisi pasien: BMI (body mass index), kadar albumin 2. Status vaskuler: Hb, TcO2 3. Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan imunosupresan yang lain 4. Penyakit yang mendasari: diabetes atau kelainan vaskulerisasi lainnya 5. Kondisi luka: a) Warna dasar luka slough (yellow), necrotic tissue (black), infected tissue (green), granulating tissue (red), epithelialising (pink). b) Lokasi, ukuran, dan kedalaman luka c) Eksudat dan bau d) Tanda-tanda infeksi e) Keadaan kulit sekitar luka: warna dan kelembapan f ) Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung Dasar pengkajian berdasarkan warna
Luka dasar : Hitam
Luka dasar : Kuning Tujuan Perawatan : Luka dasar : merah • Pembersihan jaringan mati, Tujuan Perawatan : Tujuan Perawatan : • Meningkatkan sistem baik dengan autolysis • Mempertahankan debridement maupun autolisis debridement agar lingkungan luka dalam luka berwarna merah, dengan pembedahan. keadaan lembap • Kontrol eksudat, • Kontrol eksudat, • Mencegah trauma/ menghilangkan bau tidak menghilangkan bau tidak perdarahan serta sedap, dan sedap, dan mencegah eksudat. • Mengurangi/menghindari • Mengurangi/menghindari kejadian infeksi. kejadian infeksi. BASIC TREATMENT MODERN WOUND DRESSING • Perawatan luka menggunakan prinsip moisture balance ini dikenal sebagai metode modern dressing, yang disebutkan lebih efektif dibandingkan metode konvensional. • Perawatan luka konvensional harus sering mengganti kain kasa pembalut luka, sedangkan perawatan luka modern memiliki prinsip menjaga kelembaban luka, sehingga dapat mempercepat fibrinolisis, angiogenesis, pembentukan sel aktif dan pembentukan growth factor, dan menurunkan risiko infeksi • Lingkungan yang terlalu lembab dapat menyebabkan maserasi tepi luka, sedangkan kondisi kurang lembap menyebabkan kematian sel, tidak terjadi perpindahan epitel dan jaringan matriks. • Harus memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci luka, membuang jaringan mati, dan memilih balutan. Manajemen perawatan luka Dilakukan perawatan luka dan pemilihan dressing luka dengan baik sesuai dengan konsep TIME, maka komplikasi luka dapat diperbaiki
• Manajemen jaringan: jaringan mati (slough dan nekrotik) harus dihilangkan
(debridement) dari luka, menggunakan surgical debridement, atau dressing yang dapat memfasilitasi terjadinya autolytic debridement. • Manajemen inflamasi-infeksi: perawatan luka dan menggunakan dressing antimikroba yang sesuai • Manajemen keseimbangan kelembaban: perawatan luka dan penggunaan dressing yang dapat memelihara kelembaban pada luka • Manajemen tepi luka : harus secara rutin mengevaluasi luka dan kondisi sistemik dan pengobatan yang sesuai untuk gangguan sistemik yang dialami pasien Modern Dressing Jenis Modern Dressing Hydrogel Ca Alginat • Menghancurkan jaringan nekrotik • kandungan Ca-nya dapat menyerap tanpa merusak jaringan sehat cairan luka yang berlebihan dan (debridemen autolitik alami). menstimulasi proses pembekuan • Kemudian terserap ke dalam darah struktur gel dan terbuang bersama • Digunakan untuk dressing primer dan pembalut sekunder (pad/kasa dan masih memerlukan balutan sekunder transparent film). • Balutan dapat diaplikasikan selama 3-5 hari • Digunakan untuk luka nekrotik/berwarna hitam/kuning dengan eksudat minimal atau tidak ada. Jenis Modern Dressing
Hidrokoloid Film Dressing
• Mampu melindungi dari • Digunakan untuk balutan sekunder kontaminasi air dan bakteri, mampu • untuk luka superfi sial dan non- menyerap eksudat tetapi minimal eksudatif atau untuk luka post- • Dapat digunakan untuk balutan operasi. primer dan sekunder, support • Indikasi: luka dengan epitelisasi, low autolysis untuk mengangkat exudate, luka insisi. jaringan nekrotik atau slough • Kontraindikasi: luka terinfeksi, eksudat • Indikasi: luka berwarna kemerahan banyak. dengan epitelisasi, eksudat minimal. • Kontraindikasi: luka terinfeksi atau luka grade III-IV. Jenis Modern Dressing
Antimikrobial Hydrophobic Medical Collagen Sponge
• Terbuat dari diakylcarbamoil • Terbuat dari bahan collagen dan chloride, nonabsorben, non- sponge adhesif • Digunakan untuk merangsang percepatan pertumbuhan jaringan • Digunakan untuk luka luka dengan eksudat minimal dan bereksudat sedang – banyak, memerlukan balutan sekunder luka terinfeksi, dan memerlukan balutan sekunder Spesific Management of Chronic Wound