Anda di halaman 1dari 34

PENJUALAN

ANGSURAN
Pendahuluan
 Banyak cara yang digunakan penjual untuk menjual barang
dagangannya.
 Penjualan tunai cenderung sukar dilakukan karena barang
dagang semakin bervariasi baik dalam jenis, mutu/merek
 Untuk menarik para pembeli yakni penjualan secara angsuran
(penjualan cicilan/ secara kredit)
 Keuntungan dari penjualan secara angsuran: 1) barang dagang
dapat terjual, 2) menambah tingkat perputaran persediaan, 3)
mendapatkan laba dan pendapatan bunga dari pembayaran
angsuran
 Penjualan angsuran adalah suatu jenis penjualan yang cara
pembayaran dapat dilakukan secara bertahap dalam jangka
waktu tt selama jangka waktu ttt (Fischer, Taylor, dan Lee,
1986)
 Pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual
menerima pembayaran pertama sebagian dari harga
penjualan.
 Sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.
 Masalah yang timbul dari penjualan angsuran adalah masalah
pengakuan laba bagi penjual yang harus dilaporkan setiap
tahunnya. Hal ini dikarenakan penjualan angsuran mencakup
periode waktu lebih dari satu periode akuntansi
Jenis penjualan angsuran dan prosedur
akuntansi

Metode laba diakui pada saat penjualan


angsuran dilakukan
Penjualan angsuran
aset tetap (barang
tidak bergerak)
Metode laba diakui proporsionil dengan
penerimaan kas dari pelunasan angsuran

Penjualan
angsuran
Penjualan angsuran Metode laba diakui proporsionil dengan
barang dagang (barang penerimaan kas dari pelunasan angsuran
bergerak)

Masalah tukar tambah (trade in)


dalam penjualan angsuran
Tergantung metode pengakuan laba kotor yang digunakan (laba kotor
diakui saat penjualan atau laba kotor diakui secara proporsional
dengan penerimaan kas).
 Laba Kotor Diakui Saat Penjualan

Pada metode ini laba kotor diakui saat penjualan sehingga saldo
piutang penjualan angsuran merupakan pengembalian beban pokok
penjualan.
 Laba Kotor Diakui Secara Proporsional dengan Penerimaan Kas

Pada metode ini laba kotor diakui secara proporsional dengan


penerimaan kas, sehingga saldo piutang penjualan angsuran terdiri
dari laba kotor yang belum direalisasi dan beban pokok penjualan
angsuran.
Penjualan Angsuran Aset tetap
 Penjualan angsuran tetap adalah penjualan aset tetap seperti tanah,
gedung, dsb yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam
jumlah dan waktu yang telah ditentukan
 Tata aturan pembayaran angsuran aset tetap:
a. Pembayaran uang muka (down payment)
Pembayaran dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar
prosentase ttt dari harga jual aktiva tetap/sejumlah rupiah ttt
b. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran
Pembayaran telah ditentukan sebelumnya tergantung pada lama
jangka waktu angsuran (terkadang sudah termasuk biaya bunga)
 Dalam penjualan angsuran aset tetap, hak
kepemilikan aset tetap biasanya masih ditangan
sipenjual dan baru beralih pemiliknya kepada
pembeli bila jangka waktu angsurannya telah
habis/lunas
 Masalah yg timbul adalah masalah pencatatan dan
pengakuan laba karena jangka waktu angsuran
terhadap penjualan aset tetap memerlukan waktu
yang panjang
Penjualan angsuran aset tetap dg menggunakan metode
laba diakui pada saat penjualan angsuran dilakukan

 Laba penjualan (yaitu selisih antara harga jual dengan harga pokok)
diakui seluruhnya pada tahun dilakukannya penjualan angsuran aset
tetap
 Adanya pengakuan laba seluruhnya pada tahun dilakukannya penjualan,
maka pada tahun-tahun berikutnya sudah tidak ada pengakuan laba lagi
 Penerimaan kas sebagi hasil penagihan penjualan angsuran tahun
sebelumnya, akan dicatat sebagai penerimaan kas dan mengurangi
piutang angsuran
 Hasil penagihan yang merupakan pelunasan piutang pada setiap kali
angsur dianggap sebagai pengembalian pokok piutang angsuran
 Apabila pembeli dibebani biaya bunga angsuran, pembayaran dilakukan
bersama-sama dengan pelunasan piutang angsuran
Ilustrasi:

Pada awal tahun 2018, PT “PRATIWI” menjual 50 unit kapling


tanah, dengan harga pokok perkapling Rp 14.000.00 dijual dengan
harga perkapling Rp 20.000.000. Penjualan dilakukan secara
berangsur dan pembayarannya sbb:
 Pembayaran pertama dilakukan 6 bulan setelah transaksi dilakukan

 Pembayaran angsuran dilakukan 6 bulan setelah ditambah dengan

biaya 10% pertahun dari saldo piutang angsuran


 Jangka waktu angsuran 5 tahun (10 kali angsuran)

 Uang muka penjualan sebesar Rp 200.000.000

 Jumlah pelunasan piutang angsuran tidak termasuk biaya bunga

(skedul pembayaran: angsuran pembayaran pertama pd tgl 1 Juli


2018, sedangkan angsuran kedua tgl 1 januari 2019, angsuran ke10
dilakuan pada tgl 1 januari 2023)
Keterangan Jurnal
Tahun 1
1. 1 Januari 2018 Kas ...............................200.000.000
Pada saat penjualan, diterima uang muka sebesar Rp 200 Piutang angsuran......800.000.000
juta dan mencatat harga pokok piutang angsuran dan Tanah kapling............700.000.000
laba Laba penjualan.........300.000.000
Harga pokok: 50 x 14 juta = 700 juta
Harga jual : 50x 20 juta = 1.000 juta
laba penjualan: 1000 juta – 700 juta = 300 juta
2. 1 Juli 2018 Kas ................................120.000.000
penerimaan angsuran ke 1: 800 juta/10 = 80 juta Piutang usaha.................80.000.000
bunga: 6/12 x 10% x 800 juta = 40 juta Pendapatan bunga.......40.000.000
3. 31desember 2018 Piutang bunga.........36.000.000
a. menyesuaikan adanya pendapatan dari angsuran ke-2 Pendapatan bunga....36.000.000
(800 juta – 80 juta) 10% x 6/12 = 36 juta
b. Membuat jurnal penutup th 2018 untuk menutup laba Laba penjualan.........300.000.000
penjualan dan pendapatan bunga dari angsuran ke 1 Pendapatan bunga...76.000.000
dan peyesuaian Rugi-laba....................376.000.000
Keterangan Jurnal
Tahun 2
1. 1 Januari 2019 Pendapatan bunga....36.000.000
a. membuat jurnal balik untuk pendapatan bunga yg piutang bunga...........36.000.000
telah dicatat tgl 31 Des 2018
b penerimaan angsuran ke 2 sebesar 80 juta dan Kas ..............................116.000.000
pendapatan bunga sebesar 36 juta Piutang angsuran..........80.000.000
pendapatan bunga......36.000.000
2. 1 Juli 2019 Kas ................................112.000.000
penerimaan angsuran ke 3: 80 juta Piutang usaha.................80.000.000
bunga: 6/12 x 10% x (800 juta – 160 juta) = 32 juta Pendapatan bunga.......32.000.000
3. 31desember 2019 Piutang bunga.........28.000.000
a. menyesuaikan adanya pendapatan dari angsuran ke-4 Pendapatan bunga....28.000.000
(800 juta – 240 juta) 10% x 6/12 = 28 juta
b. Membuat jurnal penutup th 2018 untuk menutup laba Pendapatan bunga...60.000.000
penjualan dan pendapatan bunga dari angsuran ke 3 Rugi-laba....................60.000.000
dan peyesuaian
Keterangan Jurnal
Tahun 3
1. 1 Januari 2020 Pendapatan bunga....28.000.000
a. membuat jurnal balik untuk pendapatan bunga yg piutang bunga...........28.000.000
telah dicatat tgl 31 Des 2019
b penerimaan angsuran ke4 sebesar 80 juta dan Kas ..............................108.000.000
pendapatan bunga sebesar 28 juta Piutang angsuran..........80.000.000
pendapatan bunga......28.000.000
2. 1 Juli 2020 Kas ................................104.000.000
penerimaan angsuran ke 5: 80 juta Piutang usaha.................80.000.000
bunga: 6/12 x 10% x (800 juta – 320 juta) = 24 juta Pendapatan bunga.......24.000.000
3. 31desember 2020 Piutang bunga.........20.000.000
a. menyesuaikan adanya pendapatan dari angsuran ke-6 Pendapatan bunga....20.000.000
(800 juta – 400 juta) 10% x 6/12 = 20 juta
b. Membuat jurnal penutup th 2018 untuk menutup laba Pendapatan bunga...44.000.000
penjualan dan pendapatan bunga dari angsuran ke 5 Rugi-laba....................44.000.000
dan peyesuaian
 Laba hanya diakui pada tahun terjadinya penjualan angsuran saja,
sedangkan untuk tahun berikutnya sudah tidak ada pengakuan
laba lagi
 Jurnal penyesuaian yang dibuat tgl 31 Des setiap tahunnya adalah
untuk mengakui pendapatan bunga yang sudah menjadi milik
perusahaan, tetapi pembayaran bunga oleh pembeli barulah pada
hari berikutnya bersama-sama saat pembayaran angsuran (tgl1
januari). Akibatnya pada saat penyesuaian dibuat masih
merupakan piutang bunga
 Apabila dibandingkan antara jurnal tahun ke 2 dan tahun ke 3
mempunyai jurnal yang sama
 Untuk tahun berikutnya ke 4 dan ke 5 jurnal yang dibuat akan
sama seperti jurnal dan perhitungan tahun ke 2 dan ke 3
Penjualan angsuran aset tetap dg menggunakan metode laba diakui
proporsionil dg penerimaan kas dari pelunasan angsuran

 Laba penjualan yang timbul pada saat transaksi penjualan dilakukan,


dimasukkan ke dalam rekening “Laba kotor belum direalisasi (LKBD)”
 Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya laba kotor sebesar % laba
kotor x jumlah kas yang diterima. Jumlah kas ini tidak termasuk kas dari
pendapatan bunga, tetapi bila uang muka maka uang muka termasuk dalam
jumlah kas yang diterima
 %laba kotor dicatat dg menggunakan rumus:
Harga jual – harga pokok x 100%
harga jual
 Jumlah rupiah yg didapatkan dari %laba kotor x jumlah kas yang diterima
merupakan “laba kotor yang direalisasi (LKD)
 LKD digunakan untuk menyesuaikan LKBD dan merupakan laba yang
diakui pada laporan L/R untk periode yg bersangkutan
 Pendapatan bunga dicatat dan diakui diluar LKD
 LKBD yang belum disesuaikan dg LKD akan disajikan dalam neraca (pasive
kelompok hutang), sedangkan LKD akan disajikan dalam L/R sebagai laba
periode yang bersangkutan

Ilustrasi:
 Pada awal tahun 2018 PT Suradji motor menjual 5 buah mobil yang

mempunyai harga pokok @Rp 7 juta dan dijual dengan harga @ RP 10 juta.
Pembayaran pertama dilakukan secara tunai dengan uang muka pembayaran
@ Rp 2 juta dan sisanya diangsur selama 10 kali angsuran. Pembayaran
dilakukan setiap 6 bulan sekali ditambah dengan biaya bunga 10% pertahun
dari saldo pokok angsuran. Angsuran pertama dilakukan 6 buan setelah
penjualan dilakukan. Jumlah pelunasan angsuran tidak termasuk pendapatan
bunga
Keterangan Jurnal
Tahun 1
1. 1 Januari 2018 Kas .................................10.000.000
Pada saat penjualan, diterima uang muka sebesar Rp 10 Piutang angsuran.........40.000.000
juta dan mencatat harga pokok piutang angsuran dan
laba Mobil..............................35.000.000
Harga jual: 5 x 10 juta = 50 juta
Harga pokok : 5x 7 juta = 35 juta LKBD...............................15.000.000
laba penjualan: 50 juta – 35 juta = 15 juta
2. 1 Juli 2018 Kas ...................................6.000.000
penerimaan angsuran ke 1: 40 juta/10 = 4 juta Piutang usaha..................4.000.000
bunga: 6/12 x 10% x 40 juta = 2 juta Pendapatan bunga........2.000.000
3. 31desember 2018 Piutang bunga.........1.800.000
a. menyesuaikan adanya pendapatan dari angsuran ke-2 Pendapatan bunga....1.800.000
(40 juta – 4 juta) 10% x 6/12 = 1,8 juta
b. Penyesuaian LKBD menjadi LKD LKBD..........................4.200.000
% laba kotor: (15 juta /50 juta) x 100% = 30%
Kas yang diterima dari penjualan angsuran 2018 LKD...............................4.200.000
Uang muka = 10.000.000
Angsuran 1 = 4.000.000 LKD....................................4.200.000
= 14.000.000 Pendapatan bunga.......3.800.000
LKD – 30% x Rp 14.000.000 = 4.200.000 Rugi-
b. Membuat jurnal penutup th 2018 untuk menutup laba laba.........................8.000.000
penjualan dan pendapatan bunga dari angsuran ke 1
dan peyesuaian
Keterangan Jurnal
Tahun 2
1. 1 Januari 2019 Pendapatan bunga....1.800.000
a. membuat jurnal balik untuk pendapatan bunga yg piutang bunga...........1.800.000
telah dicatat tgl 31 Des 2019
b penerimaan angsuran ke2 sebesar 4 juta dan Kas ..............................5.800.000
pendapatan bunga sebesar 1,8 juta Piutang angsuran..........4.000.000
pendapatan bunga......1.800.000
2. 1 Juli 2019 Kas ................................5.600.000
penerimaan angsuran ke 3: 4 juta Piutang usaha.................4.000.000
bunga: 6/12 x 10% x (36 juta – 4 juta) = 32 juta Pendapatan bunga.......1.600.000
3. 31desember 2019 Piutang bunga.........1.400.000
a. menyesuaikan adanya pendapatan dari angsuran ke-2 Pendapatan bunga....1.400.000
(32 juta – 4 juta) 10% x 6/12 = 1,4 juta
b. Penyesuaian LKBD menjadi LKD LKBD..........................2.400.000
% laba kotor: (15 juta /50 juta) x 100% = 30%
Kas yang diterima dari penjualan angsuran 2018 LKD...............................2.400.000
Angsuran 2 = 4.000.000
Angsuran 3 = 4.000.000 LKD....................................2.400.000
= 8.000.000 Pendapatan bunga.......3.000.000
LKD – 30% x Rp 8.000.000 = 2.400.000 Rugi-
b. Membuat jurnal penutup th 2018 untuk menutup laba laba.........................5.400.000
penjualan dan pendapatan bunga dari angsuran ke 1
dan peyesuaian
Keterangan Jurnal
Tahun 3
1. 1 Januari 2020 Pendapatan bunga....1.400.000
a. membuat jurnal balik untuk pendapatan bunga yg piutang bunga...........1.400.000
telah dicatat tgl 31 Des 2019
b penerimaan angsuran ke4 sebesar 4 juta dan Kas ..............................5.400.000
pendapatan bunga sebesar 1,4 juta Piutang angsuran..........4.000.000
pendapatan bunga......1.400.000
2. 1 Juli 2020 Kas ................................5.200.000
penerimaan angsuran ke 5: 4 juta Piutang usaha.................4.000.000
bunga: 6/12 x 10% x (28 juta – 4 juta) = 1.2 juta Pendapatan bunga.......1.200.000
3. 31desember 2020 Piutang bunga.........1.000.000
a. menyesuaikan adanya pendapatan dari angsuran ke-2 Pendapatan bunga....1.000.000
(24 juta – 4 juta) 10% x 6/12 = 1juta
b. Penyesuaian LKBD menjadi LKD LKBD..........................2.400.000
% laba kotor: (15 juta /50 juta) x 100% = 30%
Kas yang diterima dari penjualan angsuran 2018 LKD...............................2.400.000
Angsuran 4 = 4.000.000
Angsuran 5 = 4.000.000 LKD....................................2.400.000
= 8.000.000 Pendapatan bunga.......2.200.000
LKD – 30% x Rp 8.000.000 = 2.400.000 Rugi-
b. Membuat jurnal penutup th 2018 untuk menutup laba laba.........................4.600.000
penjualan dan pendapatan bunga dari angsuran ke 1
dan peyesuaian
Kesimpulan
 Laba penjualan angsuran akan diakui setiap tahun yang
besarnya tergantung pada besarnya kas yang diterima pada
tahun yang bersangkutan.
 Hal ini terbukti pada tahun ke 1 (2018) jurnal LKD sebesar
Rp 4,2 juta, sedangkan untuk tahun (2019 dan 2020) masing-
masing sbesar Rp 2,4 juta. Hal ini disebabkan jumlah kas
yang diterima selama tahun 2018 lebih besar dibandingkan
jumlah kas yang diterima pada th 2019 dan 2020
 Untuk jurnal th 2019 dan 2020 jurnal dan cara
perhitungannya sama, hanya berbeda jumlahnya. Begitu juga
untuk tahun ke 4, jurnal sama sperti tahun ke 2 dan tahun ke 3
Kegagalan pelunasan piutang angsuran aset tetap

 Apa bila sipembeli tidak mampu melunasi angsurannya, berarti seluruh laba
yang diperhitungkan tidak dapat semua direalisasikan
 Aset tetap yang terjual akan dimiliki kembali oleh sipenjual dan aset tsb
dinilai sebesar nilai pasar pada saat aset tsb ditarik kembali, sedangkan jumlah
pembayaran pelunasan angsuran yang telah dibayar oleh pembeli tidak dapat
diminta kembali
 Adanya kegagalan pelunasan angsuran tsb, perusahaan yang menjual akan
mengakui Laba atau rugi pemilikan kembali. Besarnya laba atau rugi
pemilikan kembali yang diakui tergantung pada metode laba yang digunakan:
a. Metode 1: membandingkan nilai aset tetap yang dimiliki kembali dengan
jumlah piutang angsuran yang belum dilunasi
b. Metode 2: jumlah nilai aset yang dimiliki + LKBD dibandingkan dg jumlah
piutang yang belum dilunasi
 Seorang pengusaha menjual secara angsuran aset tetap yang
mempunyai harga pokok Rp 80 juta dan dijual dengan harga jual Rp
100 juta. Uang muka sebesar Rp 30 juta, dan sisanya dibayar secara
angsuran. Setelah membayar angsuran sejumlah Rp 40 juta pembeli
menyatakan tidak mampu lagi untuk melunasi sisa anggarannya dan
akibatnya aset tsb ditarik kembali dan nilai pada saat dimiliki
kembali Rp 28juta
 Jumlah piutang angsuran awal (100 juta–30 juta) = Rp 70.000.000
jumlah angsuran yang telah dibayar = Rp 40.000.000
piutang angsuran yang belum dibayar = Rp 30.000.000
nilai pemilikan kembali aset = Rp 28.000.000
Rugi pemilikan kembali = Rp 2.000.000
Aset Tetap Rp 28.000.000
Rugi pemilikan kembali Rp 2.000.000
Piutang Angsuran Rp 30.000.000
Penjualan Angsuran Barang Dagang

 Penjualan angsuran barang dagang memiliki tingkat perputaran


penjualannya lebih cepat bila dibandingkan dengan penjualan
angsuran aset tetap. Oleh karenanya, tidak memperhitungkan tingkat
bunga angsuran, dan metode yang digunakan hanya metode laba
diakui proporsionil dg penerimaan kas
 Tata aturan pembayaran angsuran aset tetap:
a. Pembayaran uang muka (down payment)
Pembayaran dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar
prosentase ttt dari harga jual aktiva tetap/sejumlah rupiah ttt
b. Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran
Pembayaran telah ditentukan sebelumnya tergantung pada lama
jangka waktu angsuran (terkadang sudah termasuk biaya bunga)
Penjualan angsuran barang dagang dg menggunakan
metode laba diakui proporsionil dengan penerimaan kas

 Laba penjualan diakui sebesar % laba kotor dikalikan kas yang


direalisasi dari penjualan angsuran (proporsionil dengan penerimaan kas
 Piutang angsuran diberi tanda tahun terjadinya agar dapat diidentifikasi
dengan jelas hubungannya dengan laba kotor yng direalisasi pada tahun
yang bersangkutan dengan piutang tsb
 Transaksi penjualan angsuran barang dagang sering terjadi dari tahun ke
tahun sehingga dalam neraca masing-masing piutang angsuran harus
diberi tanda tahun
 Laba kotor belum direalisasi juga harus diberi tanda tahun agar lebih
jelas hubungannya dengan piutang angsuran tahun terjadinya
 Pencatatan persediaan barang dagangan dapat menggunakan metode
fisik atau metode perpetual
Masalah pemilikan kembali barang dagangan

 Apabila pembeli gagal melunasi angsuran, maka barang yang


bersangkutan ditarik dan dimiliki kembali oleh penjual
 Catatan yang harus dibuat pada buku penjual akan menyangkut:
a. Pencatatan pemilikan kembali barang dagangan
b. Menghapus saldo piutang penjualan angsuran atas barang
dagang tsb
c. Menghapus laba kotor yang belum direalisasi yang berhubungan
dengan barang tsb
d. Pencatatan keuntungan dan kerugian karena adanya pemilikan
kembali barang dagang
 Perlu dilakukan penilaian kembali harga barang dagang yang
bersangkutan untuk mengetahui laba atau rugi pemilikan kembali
 Prosedur penghitungan dan pencatatannya: mendebit barang dagangan
dimiliki kembali dan penghapusan LKBD yang bersangkutan dengan
piutang penjualan angsuran dan rugi/laba pemilikan kembali (kredit)

Ilustrasi:
 Seorang pelanggan telah membeli secara angsuran sebuah meja dg
harga RP 400.000.000 dari PT Basri. Setelah membayar angsuran
sebesar Rp 240.000, pelanggan tidak mampu lagi untuk meneruskan
pembayaran angsuran, sehingga PT Basri menarik kembali meja tsb,
dengan nilai taksiran Rp 140.000. PT Basri dalam setiap penjualan
angsuran dagangannya memperhitungkan tingkat laba kotor sebesar
30% dari penjualan angsuran
 Sisa perhitungan angsuran yang belum dilunasi:
Rp 400.000 – Rp 240.000 = Rp 160.000
 Tingkat laba kotor: 30%
LKBD = 30% x Rp 160.000 = Rp 48.000
 Laba pemilikan kembali merupakan jumlah persediaan yang dinilai
kembali ditambah LKBD dikurangi dengan piutang penjualan
angsuran yang dibatalkan
Laba pemilikan kembali = (140.000 + 48.000) – 160.000
= 28.000

Persediaan barang dagang yang dimiliki kembali Rp 140.000.


LKBD Rp 48.000
Piutang angsuran Rp 160.000
Laba pemilikan kembali Rp 28.000
Tukar Tambah atau Trade In
 Tukar tambah adalah perjanjian dimana penjual menyerahan barang-barang
baru dengan perjanjian angsuran, sedangkan pembeli menyerahkan barang
yang sudah dipakai yang digunakan sebagai pembayaran uang muka
 Barang bekas pakai tsb dinilai atas dasar perjanjian antar penjual dan
pembeli
 Bagi penjual sebelum menetapkan harga pertukaran perlu memperhatikan
adanya kemungkinan untuk direvisi/perbaikan-perbaikan serta tingkat laba
yang diharapkan dari penjualan kembali barang bekas, sehingga penjual
harus menilai kembali barang bekas pakai tsb
 Barang bekas pakai yang diterima harus dicatat sebesar harga penilaian
yang dapat dianggap sebagai perkiraan harga pokok (estimated cost),
sedangkan harga barang bekas yang diterima sesuai dengan perjanjian
dianggap sebagai harga pertukaran
 Apabila terdapat perbedaan antara harga pokok yang diperkirakan
dengan harga pertukaran, maka perbedaan tsb akan dicatat ke dalam
rekening “cadangan selisih harga pertukaran”
Ilustrasi:
 Dealer motor “Abadi” melayani tukar tambah mobil untuk menjual

mobil dagangannya. Seorang konsumen menginginkan sebuah mobil


baru dengan cara menukarkan sebuah mobil miliknya sebagai uang
a. Harga mobil yang disetujui.......Rp 3.000.000 (down payment)
muka. Perjanjian
b. diantara keduanya:
Harga mobil baru.......................Rp 10.000.000
c. Harga pokok mobil baru...........Rp 8.000.000

 Perkiraan
Sedangkana. Toko Abadibiayamemiliki
perbaikan mobil
databekas........Rp
mengenai200.000
perkiraan biaya
b. Harga jual setelah perbaikan ....Rp 3.250.000
revisi dan c.harga
Labajualnya
kotor yangsbb:
diharapkan dari harga penjualan mobil bekas 20%
 Perhitungan :
Nilai mobil bekas disetujui Rp 3.000.000
Nilai jual setelah perbaikan Rp 3.250.000
Laba kotor rata-rata
20% x Rp 3.250.000 (Rp 650.000)
Perkiraan perbaikan (Rp 200.000)
Perkiraan harga pokok (estimated cost) Rp 2.400.000
Cadangan selisih harga pertukaran Rp 600.000

Mobil bekas Rp 2.400.000.


Cadangan selisih harga pertukaran Rp 600.000
Piutang angsuran Rp 7.000.000
penjualan Angsuran Rp10.000.000

Harga pokok mobil Rp 8.000.000


Persediaan mobil Rp 8000.000

Anda mungkin juga menyukai