Anda di halaman 1dari 43

Penggabungan Badan Usaha

(Business Combinations)
Pendahuluan
• Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan
lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.
• Tidak satupun perusahaan yang telah didirikan oleh pemiliknya, tidak mengehendaki adanya suatu perkembangan di
kemudian hari. Untuk mengembangkan perusahaan dilakukan dengan 2 cara yaitu
1. Pengembangan intern perusahaan
2. Pengembangan ekstern perusahaan

• Latar belakang penggabungan usaha:


1. Investasi yang menguntungkan
2. Mendapatkan kendali atas perusahaan lain
3. Memasuki pasar baru (area produk baru) melalui perusahaan yang sudah menguasai pasar
4. Memastikan pasokan bahan baku (input produksi) lain
5. Memastikan output produksi bagi pelanggan

2
Pendahuluan
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha
• Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung:
1. Penggabungan horizontal
penggabungan yang terjadi apabila perusahaan2 yang bergabung menjalankan fungsi produksi dan penjualan
barang yang sejenis.
2. Penggabungan vertikal
Penggabungan perusahaan yang terjadi apabila perusahaan yang melakukkan penggabungan usaha tsb mempunyai
kegiatan berbeda akan ttp saling berhubungan yaitu sebagai rekan dan langganan. misalnya suatu perusahaan
yang menjadi pemasok bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar dapat terjaganya kepastian
bahan baku dan kontinuitas produksi
3. Penggabungan konglomerat
Kombinasi dari penggabungan horizontal dan vertikal

3
Pendahuluan
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha
• Dari segi hukumnya:
1. Merger
• Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain, perusahaan yang dibeli tsb
dibubarkan
• Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi dan
perusahaan yang diakuisisi dibubarkan atau dilikuidasi. Setelah merger operasi dari perusahaan yang dulunya
terpisah sekarang berada di bawah satu entitas.

Skema merger:
Perusahaan A

Perusahaan A

Perusahaan B

4
Pendahuluan
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha
• Dari segi hukumnya:
2. Konsolidasi
• Penggabungan usaha di mana kedua perusahaan yang bergabung dibubarkan serta aktiva dan kewajiban dari
perusahaan - perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan yang baru dibentuk.
• Operasi dari perusahaan yang dulunya terpisah sekarang berada di bawah satu entitas dan tidak satu pun
perusahaan yang bergabung masih tetap berdiri sejak dilakukan konsolidasi

Skema konsolidasi:

Perusahaan A

Perusahaan C

Perusahaan B

5
Pendahuluan
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha
3. Akuisisi
• Penggabungan dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak
pengendalian
• Terjadi jika satu perusahaan mengakuisisi saham berhak suara dari perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi
sebagai dua entitas yang terpisah, tetapi mempunyai hubungan istimewa (hubungan afiliasi).

Skema akuisisi:
• Karena tidak ada perusahaan yang dilikuidasi, perusahaan
pengakuisisi memperlakukan kepemilikannya di perusahaan yang
diakuisisi sebagai investasi. Dalam akuisisi saham, perusahaan
Perusahaan A Perusahaan A pengakuisisi tidak perlu mengakuisisi seluruh saham milik
perusahaan yang diakuisisi untuk memperoleh kendali.
• Hubungan yang timbul dari akuisisi saham disebut hubungan
induk dan anak perusahaan. Induk perusahaan (parent company)
adalah perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain yang
Perusahaan B Perusahaan B disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary), biasanya melalui
pemilikian mayoritas di saham biasa.

6
Pendahuluan
Menentukan jenis penggabungan badan usaha

Perusahaan A Berinvestasi pada Perusahaan B

Akuisisi Aktiva bersih Akuisisi saham

Ya
Perusahaan yang diakuisisi
dilikuidasi ?

Tidak

Dicatat sebagai Merger atau Dicatat sebagai akuisisi saham


konsolidasi dan Menimbulkan Anak
Perusahaan

7
Jenis modal saham
Penentuan &
pembagian modal
saham
Jumlah modal saham

Masalah dalam PBU

Metode pooling of
interest

Akuntansi PBU

Metode by purchases

8
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
Penentuan jenis modal saham

• Untuk menentukan jenis modal saham yang akan diterbitkan sebaiknya memperhatikan tingkat keuntungan masing-
masing perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha. Tingkat keuntungan masing-masing perusahaan ini ada
2 kemungkinan yaitu:
1. Tingkat keuntungan relatif sama
Apabila tingkat keuntungan masing-masing perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha relatif sama
maka sebaiknya diterbitkan satu jenis saham saja
2. Tingkat keuntungan relatif berbeda
Apabila tingkat keuntungan masing-masing perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha tsb relatif
berbeda maka sebaiknya diterbitkan lebih dari satu jenis saham. Dalam keadaan ini apabila hanya diterbitkannya
satu jenis modal saham akan menimbulkan ketidak adilan, baik di dalam pembagian laba maupun di dalam
pembagian kas, seandainya perusahaan dilikuidasi.

9
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
Penentuan jumlah modal saham

• Untuk menentukan jumlah modal saham sebaiknya juga memperhatikan tingkat keuntungan relatif masing-masing
perusahaan. Dasar penentuan jumlah dan pembagian modal saham yang dapat digunakan ada 3 yaitu:
1. Kontribusi aktiva bersih
2. Kontribusi laba
3. Gabungan kontribusi aktiva bersih dan laba
• Pemilihan metode yang akan digunakan sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan tingkat keuntungan relatif
masing-masing perusahaan. Tentu saja bergantung pada kesepakatan bersama

10
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
1. Kontribusi aktiva bersih
• Dalam hal ini jumlah modal saham yang diterbitkan akan sama dengan jumlah aktiva bersih. Masing-masing
perusahaan akan menerima bagian secara proporsional dengan kontribusi aktiva bersih. Dasar ini cocok dipakai
apabila tingkat keuntungan perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha relatif sama
• Contoh 1: Pada awal th 2000, PT A, PT B, dan PT C sepakat untuk melakukan penggabungan badan usaha
membentuk PT ABC. Ikhtisar neraca masing-masing perusahaan setelah dinilai berdasarkan nilai wajar dan
tingkat laba masing-masing perusahaan adalah sbb (dalam jutaan rupiah)

Ket PT.A (juta) PT.B (juta) PT.C (juta) Total


Aktiva (1) 300 450 600 1.350
Hutang (2) 50 100 200 350
Modal (Aktiva bersih) (1-2) 250 350 400 1.000
Kontribusi Relatif aktiva bersih 25% 35% 40% 100%
Laba 50 70 80 200
Tingkat laba 20% 20% 20% 20%
Kontribusi laba 25% 35% 40% 100%

11
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Apabila besarnya modal ditentukan berdasarkan kontribusi aktiva bersih maka PT ABC akan menerbitkan modal saham sebesar Rp
1.000.000.000 dan akan dibagi:
PT A = Rp 250.000.000 (25%)
PT B = 350.000.000 (35%)
PT C = 400.000.000 (40%)
• Penggabungan bada usaha tersebut akan dicatat oleh PT ABC:
Aktiva Rp 1.350.000.000
Utang Rp 350.000.000
Modal saham Rp 1.000.000.000

PT ABC • Apabila PT ABC tsb memperoleh laba maka


Neraca
Per 1 jan 2020 masing-masing perusahaan asal akan
menerima bagian laba sbesar PT A (25%), PT
Aktiva B (35%), PT C (40%)
Aktiva Rp 1.350.000.000
Pasiva
Hutang Rp 350.000.000
Modal saham Rp 1.000.000.000
Total pasiva Rp 1.350.000.000
12
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Apabila PT ABC tsb memperoleh laba, maka masing-masing perusahaan asal akan menerima bagian laba sebesar PT A
= 25%, PT B = 35%, dan PT C = 40%
• Pembagian laba tsb sesuai dengan bagian laba seandainya tidak ada penggabungan badan usaha. Dengan demikan pula
seandainya PT ABC tsb dilikuidasi maka masing-masing perusahaan juga akan memperoleh bagian kas secara
proporsional dengan kontribusi relatif aktiva bersih yaitu:
PT A = 25%, PT B = 35%, dan PT C = 40%
• Dalam keadaan semacam ini tidak menimbulkan ketidakadilan, baik di dalam pembagian laba maupun pembagian kas.
• Apabila tingkat keuntungan masing-masing perusahaan berbeda maka penggunaan dasar aktiva bersih tsb akan
menimbulkan ketidakadilan di dalam pembagian laba, yaitu perusahaan yang tingkat labanya diatas (melebihi) tingkat
laba rata-rata akan dirugikan dan sebaliknya tingkat labanya dibawah tingkat laba rata-rata akan diuntungkan

13
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Contoh 2: Pada awal th 2000, PT X, PT Y, dan PT Z sepakat untuk melakukan penggabungan badan usaha membentuk
PT XYZ. Ikhtisar neraca masing-masing perusahaan setelah dinilai berdasarkan nilai wajar dan tingkat laba masing-
masing perusahaan adalah sbb (dalam jutaan rupiah)

Ket PT.A (juta) PT.B (juta) PT.C (juta) Total


Aktiva (1) 250 400 700 1.350
Hutang (2) 50 100 200 350
Modal (Aktiva bersih) (1-2) 200 300 500 1.000
Kontribusi Relatif aktiva bersih 20% 30% 50% 100%
Laba 60 60 80 200
Tingkat laba 30% 20% 16% 20%
Kontribusi laba 30% 30% 40% 100%

• Apabila besarnya modal ditentukan berdasarkan kontribusi aktiva bersih maka PT XYZ akan menerbitkan modal
saham sebesar Rp 1.000.000.000 dan akan dibagi:
PT X = Rp 200.000.000 (20%)
PT Y = 300.000.000 (30%)
PT Z = 400.000.000 (50%)
• Penggabungan bada usaha tersebut akan dicatat oleh PT XYZ:
Aktiva Rp 1.350.000.000
Utang Rp 350.000.000
Modal saham Rp 1.000.000.000
14
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Apabila PT XYZ tsb memperoleh laba yang sama dengan sebelum penggabungan badan usaha, maka laba tersebut
akan dibagi:
PT X = 20% = Rp 40.000.000
PT Y = 30% = Rp 60.000.000
PT Z = 50% = Rp 100.000.000
• Apabila tidak dilakukan penggabungan badan usaha maka laba masing-masing adalah:
PT X = 30% = Rp 60.000.000
PT Y = 30% = Rp 60.000.000
PT Z = 40% = Rp 80.000.000
• Dengan demikian didalam pembagian laba menimbulkan ketidakadilan sbb: (dalam jutaan rupiah)

Ket PT.A (juta) PT.B (juta) PT.C (juta) Total


Sebelum penggabungan badan usaha 60 60 80 200
Setelah penggabungan badan usaha 40 60 100 200
Laba (rugi) (20) 0 20 0

15
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
2. Kontribusi laba
• Dalam hal ini jumlah modal saham yang diterbitkan akan ditentukan dengan cara mengkapitalisasikan laba
masing-masing perusahan dengan tingkat kapitalisasi tertentu, yang merupakan tingkat laba normal.
• Apabila tingkat laba normal tsb sama dengan tingkat laba rata-rata dari perusahaan yang bergabung, maka hasil
kapitalisasi ini akan sama dengan jumlah aktiva bersih.
• Sebaliknya apabila tingkat laba normal lebih rendah daripada tingkat laba rata-rata maka hasil kapitalisasi akan
melebihi jumlah aktiva bersih. Kelebihan ini disebut goodwill.
• Apabila tingkat keuntungan (laba) masing-masing perusahaan sama, pemakaian dasar ini tidak akan menimbukan
ketidakadilan (contoh 3), sebaliknya apabila tingkat keuntungan (laba) berbeda maka pemakaian dasar ini akan
menimbulkan ketidakadilan di dalam pembagian kas (contoh 4). Jadi akibat pemakaian dasar ini merupakan
kebalikan dari pemakaian dasar yang pertama.
• Prosedur penentuan modal saham dengan menggunakan kontribusi laba:
1. Menentukan kontribusi laba masing-masing perusahaan
2. Menentukan tingkat kapitalisasi yang digunakan
3. Menghitung jumlah modal saham = jumlah kontribusi laba dibagi dengan tingkat kapitalisasi yang ditentukan

16
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Contoh 3:
• Dari data pada contoh 1 dan disepakati bahwa tingkat kapitalisasi adalah 20%. Besarnya modal saham yang akan
diterbitkan adalah (dalam jutaan rupiah):

Ket PT.A (juta) PT.B (juta) PT.C (juta) Total


Laba (1) 50 70 80 200
Tingkat kapitalisasi (2) 20% 20% 20% 20%
Jumlah modal saham (3 = 1:2) 250 350 400 1000

• Jadi sama seperti contoh 1 maka PT ABC akan menerbitkan modal saham sebesar Rp 1.000.000.000 yang akan
dibagikan kepada:
PT A = Rp 250.000.000
PT B = Rp 350.000.000
PT C = Rp 400.000.000 • Penggabungan bada usaha tersebut akan dicatat oleh PT ABC:
Aktiva Rp 1.350.000.000
Utang Rp 350.000.000
Modal saham Rp 1.000.000.000

17
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Contoh 4:
• Dari data pada contoh 2 dan disepakati bahwa tingkat kapitalisasi adalah 20%. Besarnya modal saham yang akan
diterbitkan adalah (dalam jutaan rupiah):

Ket PT X (juta) PT Y (juta) PT Z (juta) Total


Laba (1) 60 60 80 200
Tingkat kapitalisasi (2) 20% 20% 20% 20%
Jumlah modal saham (3 = 1:2) 300 300 400 1000

• Jadi PT XYZ akan menerbitkan modal saham sebesar Rp 1.000.000.000 yang akan dibagikan kepada:
PT A = Rp 300.000.000 = 30%
PT B = Rp 300.000.000 = 30%
• Penggabungan badaN usaha tersebut akan dicatat oleh PT XYZ:
PT C = Rp 400.000.000 = 40% Aktiva Rp 1.350.000.000
Utang Rp 350.000.000
Modal saham Rp 1.000.000.000

18
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Apabila PT XYZ tsb memperoleh laba yang sama dengan sebelum penggabungan badan usaha, maka laba tersebut
akan dibagi:
PT X = 30% = Rp 60.000.000
PT Y = 30% = Rp 60.000.000
PT Z = 40% = Rp 80.000.000
• Apabila tidak dilakukan penggabungan badan usaha maka laba masing-masing adalah:
PT X = 30% = Rp 60.000.000
PT Y = 30% = Rp 60.000.000
PT Z = 40% = Rp 80.000.000
• Dengan demikian didalam pembagian laba tidak menimbulkan ketidakadilan sbb: (dalam jutaan rupiah)

Ket PT.A (juta) PT.B (juta) PT.C (juta) Total


Sebelum penggabungan badan usaha 60 60 80 200
Setelah penggabungan badan usaha 40 60 100 200
Laba (rugi) (20) 0 20 0

19
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Apabila PT XYZ tsb dilikuidasi maka masing-masing perusahaan asal akan memperoleh bagian kas secara
proporsional dengan bagian modal masing-masing, yang akan berbeda dengan besarnya kontribusi modal (aktiva
bersih). Dengan demikian akan menimbulkan ketidakadilan sbb: (dalam jutaan rupiah)

Ket PT.A (juta) PT.B (juta) PT.C (juta) Total


Sebelum penggabungan badan usaha 200 300 500 2000
Setelah penggabungan badan usaha 300 300 400 2000
Laba (rugi) 100 0 (100) 0

20
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
3. Gabungan kontribusi aktiva bersih dan laba
• Dasar yang ketiga merupakan gabungan dari 2 dasar sebelumnya. Pemakaian dasar ketiga ini dimaksudkan untuk
menghilangkan kelemahan yang terdapat pada dasar yang pertama maupun yang kedua. Jadi tujuannya adalah
untuk menghilangkan terjadinya ketidakadilan baik di dalam pembagian laba maupun pembagian kas
• Prosedur penentuan modal saham dengan menggunakan dasar penggabungan ini:
1. Menentukan kontribusi laba masing-masing perusahaan
2. Menentukan tingkat kapitalisasi yang digunakan
3. Menghitung jumlah modal saham secara keseluruhan
• Agar tujuan benar-benar tercapai maka diperlukan syarat-syarat:
1. Tingkat kapitalisasi tidak melebihi tingkat laba terendah dari perusahaan yang melakukan penggabungan
usaha.
2. Diterbitkan 2 jenis modal saham, yaitu modal saham biasa dan modal saham utama. Besarnya masing-masing
jenis modal saham akan tergantung pada hak prioritas saham utama, yang dalam hal ini ada dua
kemungkinan: a) saham utama mempunyai hak prioritas di dalam pembagian laba (contoh 5) , b) saham
utama mempunyai hak prioritas didalam aktiva (ketika likuidasi, contoh 6)

21
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Contoh 5:
Dari contoh 2, akan tetapi ditentukan
1. Perusahaan menerbitkan 2 jenis modal yaitu modal saham utama 16% dan modal saham biasa
2. Saham utama mempunyai hak prioritas di dalam pembagian laba, berpartisipasi penuh dan non kumulatif
3. Penentuan modal saham didasarkan pada tingkat kapitalisasi 16%
Dalam hal ini besarnya modal saham dapat dihitung sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):

Ket PT.A (juta) PT.B (juta) PT.C (juta) Total


Laba (a) 60 60 80 200
Tingkat kapitalisasi (b) 16% 16% 16% 16%
Jumlah modal saham (a/b) 375 375 500 1.250
Jumlah modal saham biasa 200 300 500 1.000
(sama dengan aktiva bersih)
Jumlah modal saham utama 175 75 - 250

22
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Jadi PT XYZ akan menerbitkan modal saham sebesar Rp 1.250.000.000 yang terdiri atas:
1. Modal saham biasa sebesar Rp 1.000.000.000 untuk:
PT X = Rp 200.000.000, PT Y = Rp 300.000.000, PT Z = Rp 500.000.000
2. Modal saham utama sebesar Rp 250.000.000 untuk:
PT X = Rp 175.000.000, PT Y = Rp 75.000.000
• Penggabungan badan usaha tsb akan dicatat oleh PT XYZ:
Aktiva (berwujud) Rp 1.350.000.000
Goodwill Rp 250.000.000
Utang Rp 350.000.000
Modal saham utama 16% Rp 250.000.000
Modal saham biasa Rp 1.000.000.000
• Dalam hal ini pembagian laba akan proporsional dengan laba masing-masing perusahaan sebelum penggabungan
badan usaha. Demikian pula apabila perusahaan dilikuidasi masing-masing perusahaan juga akan menerima kas secara
proporsional dengan kontribusi aktiva bersih.

23
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Contoh 5:
Dari contoh 2, akan tetapi ditentukan
1. Perusahaan menerbitkan 2 jenis modal yaitu modal saham utama 16% dan modal saham biasa
2. Saham utama mempunyai hak prioritas di dalam pembagian kas apabila perusahaan dilikuidasi
3. Penentuan modal saham didasarkan pada tingkat kapitalisasi 16%
Dalam hal ini besarnya modal saham dapat dihitung sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):

Ket PT.A (juta) PT.B (juta) PT.C (juta) Total


Laba (a) 60 60 80 200
Tingkat kapitalisasi (b) 16% 16% 16% 16%
Jumlah modal saham (a/b) 375 375 500 1.250
Jumlah modal saham utama 200 300 500 1.000
(sama dengan aktiva bersih)
Jumlah modal saham biasa 175 75 - 250

24
Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Usaha
• Jadi PT XYZ akan menerbitkan modal saham sebesar Rp 1.250.000.000 yang terdiri atas:
1. Modal saham utama sebesar Rp 1.000.000.000 untuk:
PT X = Rp 200.000.000, PT Y = Rp 300.000.000, PT Z = Rp 500.000.000
2. Modal saham biasa sebesar Rp 250.000.000 untuk:
PT X = Rp 175.000.000, PT Y = Rp 75.000.000
• Penggabungan badan usaha tsb akan dicatat oleh PT XYZ:
Aktiva (berwujud) Rp 1.350.000.000
Goodwill Rp 250.000.000
Utang Rp 350.000.000
Modal saham biasa Rp 250.000.000
Modal saham utama 16% Rp 1.000.000.000

25
1 Metode Penggabungan usaha
Metode penyatuan pemilikan (Polling of intereset method)

26
• Metode ini dipakai apabila penggabungan badan usaha tersebut merupakan penyatuan kepemilikan dari 2 perusahaan
atau lebih yang diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif
tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru.
• Pada metode ini, Aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas
gabungan sebesar nilai bukunya
• Mengenai modal juga tidak akan terjadi perubahan. Hanya komposisi modal yang berubah sbb:
1. Modal saham
jumlah modal saham setelah bergabung = jumlah modal saham perusahaan yang melakukan penggabungan usaha.
Modal saham dapat mengalami perubahan yaitu a) modal saham bertambah, maka pertambahannya diambilkan
dari agio saham, dan jika masih kurang diambilkan dari laba ditahan, dan b) modal saham mengalami penurunan,
maka penurunannya ditambakan pada agio saham.
2. Agio modal saham
jumlah agio saham setelah PBU = jumlah agio saham sebelum PBU, Namun apabila jumlah modal saham
mengalami perubahan maka jumlah agio saham juga akan mengalami perubahan. Apabila modal saham bertambah
maka jumlah agio saham berkurang, dan sebaliknya
3. Laba ditahan
jumlah laba ditahan setelah PBU = jumlah laba ditahan sebelum PBU. Namun, jika jumlah modal bertambah dan
penambahannya melebihi jumlah agio saham maka jumlah laba ditahan akan berkurang, dan sebaliknya.

27
Contoh:
• Pada awal tahun 2020, PT A dan PT B bersepakat untuk mengadakan PBU. Neraca kedua perusahaan:

PT A PT B Total
Rekening
Nilai buku Nilai Pasar Nilai buku Nilai Pasar Nilai buku Nilai Pasar
Aktiva:
Kas 50.000.000 50.000.000 75.000.000 75.000.000 125.000.000 125.000.000
Piutang 75.000.000 70.000.000 100.000.000 95.000.000 175.000.000 165.000.000
Persediaan 90.000.000 110.000.000 150.000.000 190.000.000 240.000.000 300.000.000
Aktiva tetap 135.000.000 170.000.000 175.000.000 230.000.000 310.000.000 400.000.000
Total Aktiva 350.000.000 400.000.000 500.000.000 590.000.000 850.000.000 990.000.000
Pasiva:
Utang 100.000.000 100.000.000 150.000.000 140.000.000 250.000.000 240.000.000

Modal:
Modal saham 200.000.000 250.000.000 450.000.000
Agio saham 20.000.000 40.000.000 60.000.000
Laba ditahan 30.000.000 60.000.000 90.000.000
Total modal 250.000.000 300.000.000 350.000.000 450.000.000 600.000.000 750.000.000
Totol Pasiva 350.000.000 400.000.000 500.000.000 590.000.000 850.000.000 990.000.0000

28
Contoh 1:
• PBU berbentuk merger dan modal saham setelah PBU
= modal saham sebelum PBU: PT A
Neraca
• Dalam PBU tsb A menerbitkan tambahan modal saham Per 1 jan 2020
sebesar Rp 250.000.000. Dengan demikian jumlah Aktiva
modal saham menjadi Rp 450.000.000. Transaksi akan Aktiva:
dicatat oleh PT A: Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000
Persediaan 240.000.000
Kas 75.000.000 Aktiva tetap 310.000.000
Piutang 100.000.000
Persediaan 150.000.000 Total Aktiva 850.000.000
Aktiva tetap 175.000.000 Pasiva
Utang 150.000.000 Hutang 250.000.000
Modal Saham 250.000.000
Agio modal saham 40.000.000 Modal saham: 450.000.000
Laba ditahan 60.000.000 Agio saham 60.000.000
Laba ditahan 90.000.000
• Karena jumlah modal saham tidak mengalami Jumlah modal 600.000.000
perubahan maka jumlah agio saham dan jumlah modal Total pasiva 850.000.000
saham juga tidak mengalami perubahaan.
• Berikut neraca setelah PBU:

29
Contoh 2: • Berikut neraca setelah PBU:
• PBU berbentuk merger dan modal saham setelah PBU > modal
saham sebelum PBU dan selisihnya tidak melebihi agio modal PT A
saham: Neraca
Per 1 jan 2020
• Dalam PBU, PT A menerbitkan tambahan modal saham sebesar
Aktiva
Rp 275.000.000. Dengan demikian jumlah modal saham menjadi
Rp 475.000.000. Modal saham yang sudah ada 200.000.000 + Aktiva:
275.000.000. Dibandingkan jumlah saham sebelum PBU Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000
450.000.000, berarti terjadi penambahan 25.000.000. Penambahan Persediaan 240.000.000
ini diambilkan dari agio saham PTT B sehingga tinggal Aktiva tetap 310.000.000
15.000.000. Transaksi akan dicatat oleh PT A:
Total Aktiva 850.000.000
Pasiva
Kas 75.000.000 Hutang 250.000.000
Piutang 100.000.000
Persediaan 150.000.000 Modal saham: 450.000.000
Aktiva tetap 175.000.000 Agio saham 60.000.000
Utang 150.000.000 Laba ditahan 90.000.000
Modal Saham 275.000.000 Jumlah modal 600.000.000
Agio modal saham 15.000.000
Laba ditahan 60.000.000 Total pasiva 850.000.000

• Karena jumlah modal saham setelah PBU bertambah 25.000.000


maka jumlah agio saham berkurang 25.000.000, sedangkan laba
ditahan tidak ada perubahan.

30
Contoh 3:
• PBU berbentuk merger dan modal saham setelah PBU > modal
saham sebelum PBU dan selisihnya melebihi agio modal saham:
• Dalam PBU, PT A menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp
375.000.000. Dengan demikian jumlah modal saham menjadi Rp • Berikut neraca setelah PBU:
575.000.000. Modal saham yang sudah ada 200.000.000 +
375.000.000. Dibandingkan jumlah saham sebelum PBU
450.000.000, berarti terjadi penambahan 125.000.000. Penambahan PT A
Neraca
ini diambilkan: Per 1 jan 2020
Agio modal saham PT B 40.000.000 Aktiva
Agio modal saham PT A 20.000.000
laba ditahan PT B 60.000.000 Aktiva:
Kas 125.000.000
Laba ditahan PT A 5.000.000 Piutang 175.000.000
Dengan demikian agio saham habis dan laba ditahan tinggal Persediaan 240.000.000
Aktiva tetap 310.000.000
25.000.000
Total Aktiva 850.000.000
• Transaksi akan dicatat oleh PT A:
Pasiva
Hutang 250.000.000
Kas 75.000.000
Piutang 100.000.000 Modal saham: 450.000.000
. Persediaan 150.000.000 Agio saham 60.000.000
Aktiva tetap 175.000.000 Laba ditahan 90.000.000
Agio modal saham 15.000.000 Jumlah modal 600.000.000
Laba ditahan 60.000.000
Total pasiva 850.000.000
Utang 150.000.000
Modal Saham 275.000.000

31
Contoh 4:
• PBU berbentuk merger dan modal saham setelah PBU < modal
saham sebelum PBU
• Dalam PBU, PT A menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp
200.000.000. Dengan demikian jumlah modal saham menjadi Rp • Berikut neraca setelah PBU:
400.000.000. Dibandingkan dengan jumlah modal saham sebelum
PBU berarti terjadi penurunan sebesar 50.000.000 (sebelum PBU
450.000.000). Penurunan jumlah modal saham ini akan PT A
Neraca
ditambahkan pada agio modal saham. Per 1 jan 2020
• Transaksi akan dicatat oleh PT A: Aktiva
Aktiva:
Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000
Kas 75.000.000
. Piutang 100.000.000
Persediaan 240.000.000
Persediaan 150.000.000 Aktiva tetap 310.000.000
Aktiva tetap 175.000.000 Total Aktiva 850.000.000
Utang 150.000.000
Modal Saham 200.000.000 Pasiva
Agio modal saham 90.000.000 Hutang 250.000.000
Laba ditahan 60.000.000
Modal saham: 400.000.000
Agio saham 110.000.000
Laba ditahan 90.000.000
Jumlah modal 600.000.000
Total pasiva 850.000.000

32
Contoh 5:
• PBU berbentuk konsolidasi dan modal saham setelah PBU = modal
saham sebelum PBU
• Dalam PBU tsb dibentuk PT AB yang menerbitkan modal saham
sebesar Rp 450.000.000. Karena jumlah modal saham ini sama • Berikut neraca setelah PBU:
dengan jumlah modal saham sebelum PBU maka jumlah agio
modal saham dan laba ditahan tidak mengalami perubahan.
PT AB
• Transaksi akan dicatat oleh PT AB: Neraca
Per 1 jan 2020
Aktiva
Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000 Aktiva:
Persediaan 240.000.000 Kas 125.000.000
Aktiva tetap 310.000.000 Piutang 175.000.000
Persediaan 240.000.000
Utang 250.000.000 Aktiva tetap 310.000.000
Modal Saham 450.000.000
Agio modal saham 60.000.000 Total Aktiva 850.000.000
Laba ditahan 90.000.000
• Pasiva
Karena jumlah modal saham tidak mengalami perubahan maka
jumlah agio saham dan jumlah modal saham juga tidak mengalami Hutang 250.000.000
perubahaan. Modal saham: 450.000.000
• Berikut neraca setelah PBU: Agio saham 60.000.000
Laba ditahan 90.000.000
Jumlah modal 600.000.000
Total pasiva 850.000.000

.
33
Contoh 6: • Berikut neraca setelah PBU:
• PBU berbentuk konsolidasi dan modal saham setelah PBU >
modal saham sebelum PBU dan selisihnya tidak melebihi agio PT AB
modal saham: Neraca
Per 1 jan 2020
• Dalam PBU, PT AB menerbitkan modal saham sebesar Rp
Aktiva
475.000.000. Dengan demikian jumlah modal saham menjadi Rp
475.000.000. Dibandingkan jumlah saham sebelum PBU Aktiva:
450.000.000, berarti terjadi penambahan 25.000.000. Penambahan Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000
ini diambilkan dari agio saham sehingga agio saham tinggal Persediaan 240.000.000
35.000.000. Transaksi akan dicatat oleh PT AB: Aktiva tetap 310.000.000
Total Aktiva 850.000.000
Pasiva
Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000 Hutang 250.000.000
Persediaan 240.000.000
Aktiva tetap 310.000.000 Modal saham: 475.000.000
Agio saham 35.000.000
Utang 250.000.000
Laba ditahan 90.000.000
Modal Saham 475.000.000
Agio modal saham 35.000.000
Jumlah modal 600.000.000
Laba ditahan 90.000.000 Total pasiva 850.000.000

34
Contoh 6: • Berikut neraca setelah PBU:
• PBU berbentuk konsolidasi dan modal saham setelah PBU >
modal saham sebelum PBU dan selisihnya melebihi agio modal PT AB
saham: Neraca
Per 1 jan 2020
• Dalam PBU, PT AB menerbitkan modal saham sebesar Rp
Aktiva
575.000.000. Dibandingkan jumlah saham sebelum PBU
450.000.000, berarti terjadi penambahan 125.000.000. Aktiva:
Penambahan ini diambilkan dari agio saham 60.000.000, laba Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000
ditahan 65.000.000. dengan demikian agio modal saham habis Persediaan 240.000.000
dan laba ditahan tinggal 25.000.000. Aktiva tetap 310.000.000
• Transaksi akan dicatat oleh PT AB: Total Aktiva 850.000.000
Pasiva
Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000 Hutang 250.000.000
Persediaan 240.000.000
Aktiva tetap 310.000.000 Modal saham: 575.000.000
Laba ditahan 25.000.000
Utang 250.000.000
Jumlah modal 600.000.000
Modal Saham 575.000.000
Laba ditahan Total pasiva 850.000.000
25.000.000

35
Contoh 4:
• PBU berbentuk konsolidasi dan modal saham setelah PBU < modal
saham sebelum PBU
• Dalam PBU, PT AB menerbitkan tambahan modal saham sebesar
Rp 400.000.000. Dibandingkan dengan jumlah modal saham • Berikut neraca setelah PBU:
sebelum PBU berarti terjadi penurunan sebesar 50.000.000
(sebelum PBU 450.000.000). Penurunan jumlah modal saham ini
akan ditambahkan pada agio modal saham. PT A
Neraca
• Transaksi akan dicatat oleh PT AB: Per 1 jan 2020
Aktiva
Aktiva:
Kas 125.000.000
. Piutang 175.000.000
Kas 125.000.000
Piutang 175.000.000
Persediaan 240.000.000
Persediaan 240.000.000 Aktiva tetap 310.000.000
Aktiva tetap 310.000.000 Total Aktiva 850.000.000
Utang 250.000.000
Modal Saham 400.000.000 Pasiva
Agio modal saham 140.000.000 Hutang 250.000.000
Laba ditahan 60.000.000
Modal saham: 400.000.000
Agio saham 110.000.000
Laba ditahan 90.000.000
Jumlah modal 600.000.000
Total pasiva 850.000.000

36
2 Metode Penggabungan usaha
Metode pembelian (By Purchase)

37
Metode pembelian (By Purchase)
• Didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh
aktiva bersih dari perusahaan lain yang bergabung.
• Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban
yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.
• Apabila jumlah yang dibayarkan (nilai pasar modal saham yang diserahkan) melebihi nilai wajar atas aktiva bersih
maka kelebihannya akan diperlakukan sebagai goodwill. Sebaliknya apabila nilai pasar modal saham yang diserahkan
lebih rendah daripada nilai pasar aktiva bersih maka selisih akan dialokasikan kepada seluruh aktiva non kas. Dengan
demikian didalam keadaan ini aktiva kas akan dicatat sebesar nilai yang sebenarnya, sedangkan aktiva non kas akan
dicatat sebesar harga perolehan yang sebenarnya.
• Apabila nilai pasar modal saham yang diserahkan melebihi nilai nominalnya maka kelebihannya akan dicatat sebagai
agio modal saham. Sebaliknya nilai pasar dibawah nilai nominal maka selisihnya akan dicatat sebagai disagio modal
saham.

38
Contoh:
• Pada awal tahun 2020, PT X dan PT Y bersepakat untuk mengadakan PBU. Neraca kedua perusahaan:

PT X PT Y Total
Rekening
Nilai buku Nilai Pasar Nilai buku Nilai Pasar Nilai buku Nilai Pasar
Aktiva:
Kas 50.000.000 50.000.000 75.000.000 75.000.000 125.000.000 125.000.000
Piutang 75.000.000 70.000.000 100.000.000 95.000.000 175.000.000 165.000.000
Persediaan 90.000.000 110.000.000 150.000.000 190.000.000 240.000.000 300.000.000
Aktiva tetap 135.000.000 170.000.000 175.000.000 230.000.000 310.000.000 400.000.000
Total Aktiva 350.000.000 400.000.000 500.000.000 590.000.000 850.000.000 990.000.000
Pasiva:
Utang 100.000.000 100.000.000 150.000.000 140.000.000 250.000.000 240.000.000

Modal:
Modal saham 200.000.000 250.000.000 450.000.000
Agio saham 20.000.000 40.000.000 60.000.000
Laba ditahan 30.000.000 60.000.000 90.000.000
Total modal 250.000.000 300.000.000 350.000.000 450.000.000 600.000.000 750.000.000
Totol Pasiva 350.000.000 400.000.000 500.000.000 590.000.000 850.000.000 990.000.0000

39
Contoh 1:
• Nilai pasar modal saham = nilai pasar aktiva bersih
PT A
• Dalam PBU dibentuk PT XY yang akan mengambil alih Neraca
semua aktiva bersih PT X dan PT Y. PT XY menerbitkan Per 1 jan 2020
modal saham sama dengan nilai nominal sebesar Rp Aktiva
600.000.000. Pada saat itu, nilai pasar modal saham Aktiva:
ditaksir 125%. Hal ini berarti tidak terjadi goodwill akan Kas 125.000.000
tetapi terjadi agio modal saham sebesar 25% x Piutang 165.000.000
Persediaan 300.000.000
600.000.000 = 150.000.000. Transaksi akan dicatat: Aktiva tetap 400.000.000
Total Aktiva 990.000.000

Kas 125.000.000 Pasiva


Piutang 165.000.000 Hutang 240.000.000
Persediaan 300.000.000
Aktiva tetap 400.000.000 Modal saham: 600.000.000
Agio saham 150.000.000
Utang 240.000.000
Modal Saham 600.000.000 Total pasiva 990.000.000
Agio modal saham 150.000.000

• Berikut neraca setelah PBU:

40
Kas 125.000.000
Contoh 2: Piutang
Persediaan
165.000.000
300.000.000
Aktiva tetap 400.000.000
Gooodwill 90.000.000
• Nilai pasar modal saham > nilai pasar aktiva bersih
Utang 240.000.000
• Dalam PBU dibentuk PT XY yang akan mengambil alih Modal Saham 600.000.000
semua aktiva bersih PT X dan PT Y. PT XY menerbitkan Agio modal saham 240.000.000
modal saham sama dengan nilai nominal sebesar Rp
600.000.000. Pada saat itu, nilai pasar modal saham
PT A
ditaksir 140%. Hal ini berarti terjadi agio modal saham Neraca
dan goodwill: Per 1 jan 2020

• Agio modal saham sebesar: Aktiva


40% x 600.000.000 = 240.000.000. Aktiva:
Kas 125.000.000
• Goodwill: Piutang 165.000.000
Nilai pasar modal saham Persediaan 300.000.000
140% x 600.000.000 840.000.000 Aktiva tetap 400.000.000
Goodwill 90.000.000
Nilai pasar aktiva bersih 750.000.000
Goodwill 90.000.000 Total Aktiva 990.000.000

• Pasiva
Transaksi akan dicatat:
Hutang 240.000.000
• Berikut neraca setelah PBU: Modal saham: 600.000.000
Agio saham 240.000.000
Total pasiva 990.000.000

41
Contoh 2: Kas 125.000.000
• Nilai pasar modal saham < nilai pasar aktiva bersih Piutang 165.000.000
Persediaan 270.000.000
• Dalam PBU dibentuk PT XY yang akan mengambil alih Aktiva tetap 360.000.000
semua aktiva bersih PT X dan PT Y. PT XY menerbitkan Utang 240.000.000
modal saham sama dengan nilai nominal sebesar Rp Modal Saham 600.000.000
Agio modal saham 80.000.000
600.000.000. Pada saat itu, nilai pasar modal saham ditaksir
113,33%. Hal ini berarti kelebihan nilai pasa aktiva bersih
diatas modal saham sebesar: PT A
• Nilai pasar modal saham Neraca
Per 1 jan 2020
113,33% x 600.000.000 680.000.000
Nilai pasar aktiva bersih 750.000.000 Aktiva
Kelebihan 70.000.000 Aktiva:
Kas 125.000.000
• Kelebihan nilai pasa aktif bersih diatas nilai pasar modal Piutang 165.000.000
saham sbesar 70.000.000 akan diperlakukan sebagai Persediaan 270.000.000
pengurang aktiva non meneter sbb Aktiva tetap 360.000.000
Total Aktiva 920.000.000
Pasiva
Hutang 240.000.000
Modal saham: 600.000.000
Agio saham 80.000.000
Total pasiva 920.000.000

42
Terima Kasih

43

Anda mungkin juga menyukai