Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN

KULIAH KERJA NYATA


UNIVERSITAS JEMBER

ANWAR

Dosen FISIP dan Sekretaris 1 LP2M


Universitas Jember
JEMBER 2020
LATAR BELAKANG
 Sebagai insan yang belajar di Perguruan Tinggi
sudah barang tentu telah mengenal adanya Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi
Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan
Pengabdian Kepada Masyarakat.
 Khusus yang berkaitan dengan kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat, berdasarkan
UU No. 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi, maka setiap civitas akademika wajib
melaksanakan dharma ke 3 dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Kepada
Masyarakat.
APA ITU PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT?
 Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012,
Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan
sivitas akademika yang memanfaatkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
 Sivitas akademika adalah masyarakat akademik
yang terdiri atas mahasiswa dan dosen.
 Oleh karena itu setiap dosen dan mahasiswa
wajib melaksanakan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH
MAHASISWA UNEJ .... (1)
 Dilaksanakan melalui matakuliah wajib KKN
(Kuliah Kerja Nyata) dengan beban 3 SKS.
 KKN merupakan bentuk perkuliahan yang
dilaksanakan dengan langsung terjun ke
masyarakat, dalam hal ini adalah masyarakat
pedesaan.
 KKN merupakan proses pembelajaran
mahasiswa melalui berbagai kegiatan langsung
di tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa
berupaya untuk menjadi bagian dari masyarakat
serta secara aktif dan kreatif terlibat dalam
dinamika yang terjadi di masyarakat.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH
MAHASISWA UNEJ .... (2)
 Mata kuliah KKN diselenggarakan dalam rangka
mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui pengalaman riil
di masyarakat.
 Kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa setelah
melaksanakan KKN adalah mahasiswa mampu: mengumpulkan
data dan informasi; menganalisis data; mengidentifikasi
masalah; merancang program pemberdayaan; melakukan
kerjasama; menggalang dan mensinergikan potensi;
menerapkan ilmunya untuk menyelesaikan masalah; bekerja
secara interdisipliner; memotivasi kelompok; menggali kearifan
lokal; menunjukkan rasa tanggung jawab; menunjukkan rasa
kesetiakawanan; menunjukkan sikap disiplin dan efisien waktu;
beradaptasi dengan lingkungan; mengelola keuangan secara
efisien dan transparan; dan mengevaluasi kinerja sendiri dan
kelompok.
PRINSIP PELAKSANAAN PROGRAM KKN

1. Co-creation, artinya kegiatan KKN disusun berdasarkan gagasan


bersama antara mahasiswa, pemerintah (desa), dan masyarakat
sehingga diterima masyarakat dan dapat dilaksanakan.
2. Co-financing, artinya pendanaan pelaksanaan KKN didukung
bersama antara mahasiswa, universitas, dan pihak lain.
3. Fleksibel, artinya program kegiatan KKN disesuaikan dengan
situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat.
4. Berkelanjutan, artinya bahwa kegiatan KKN sifatnya bukan
terminal yang berjalan sewaktu ada mahasiswa KKN tetapi
kegiatan yang dirancang harus terus berlanjut walaupun
mahasiswa KKN telah selesai.
5. Partisipatif, artinya kegiaytan KKN bukanlan kegiatan mahasiswa
semata, tetapi lebih merupakan kegiatan sinergis yang
menggabungkan potensi sumberdaya lokal dengan mahasiswa.
6. Research based community services, artinya program kegiaytan
yang dilaksanakan berbasis penelitian.
PERAN PENTING PENDIDIKAN TINGGI

 Mengembangkan model pembangunan yang benar-benar berbasis pada


keilmuan dan sumberdaya lokal.
 Membangun basis-basis pengembangan keilmuan yang benar-benar relevan
bagi kebutuhan masyarakat dalam rangka merespon perubahan global yang
sangat dinamis.
 Mengembangkan pusat-pusat pengembangan masyarakat, dengan
memanfaatkan sumberdaya lokal yang ada.
 Membantu pengembangan kebijakan strategis terhadap legislatif dan
eksekutif serta mengontrol implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.
 Menghidupkan atau mendorong lembaga-lembaga independen diberbagai
level daerah untuk mengimbangi inkorporasi negara yang selama ini masuk
kedalam hampir semua sektor kehidupan masyarakat, baik di pusat maupun
daerah.
 Menyebarluaskan (dissemination) berbagai informasi yang masih menjadi
masalah yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui
berbagai cara (public education) agar kelompok-kelompok masyarakat
mempunyai kemampuan adaptif menyongsong era otonomi daerah.
MAKNA PEMBERDAYAAN

 Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari “empowerment”, yang secara


harfiyah bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan”, sedang dalam arti luas
pemberdayaan masyarakat adalah : suatu usaha pemberian atau peningkatan
“kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung
(disadvantaged) melalui perubahan struktur sosial, dimana rakyat (masyarakat)
mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya, sehingga harkat dan
martabat kehidupan masyarakat dapat berkembang kearah yang lebih baik.
 Selain itu istilah pemberdayaan masyarakat hampir memiliki kesamaan tujuan
dengan pembangunan (development). Dimana pembangunan (development) itu
sendiri adalah proses sosial yang direncanakan atau di rekayasa untuk
memajukan masyarakat, dimana pembangunan senantiasa berkembang seiring
dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat.
 Namun dari dua istilah diatas terdapat perbedaan paradigma yang sangat
mendasar, dimana pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai pemain
(actor) utama dalam menentukan kehidupannya, sedangkan pembangunan
menempatkan pemerintah sebagai sumber segala-galanya.
PEMBERDAYAAN

 pemberdayaan adalah bagian dari /new social movement paradigm/


(Paradigma gerakan sosial baru). Dimana ada proses rakyat
memperkuat dirinya dalam rangka perubahan dari dalam untuk
mencapai kondisi yang lebih baik.

 Orientasi dan acuan dasar pemberdayaan adalah bukan modernisasi


tetapi kepada pengatualisasian nilai-nila lokal (indigenous value),
pengetahuan dan ilmu lokal (indigenous knowledge) dan ketrampilan
serta teknologi lokal (indigenous skill and technology). Sedangkan
aspeknya ada lima yang menyatu dan tidak terpisahkan
PEMBERDAYAAN

 Pertama, aspek basic need providing, dimana kebutuhan dasar adalah


bagian yang harus dicukupi untuk semua orang di muka bumi ini.
Kebutuhan dasar ini meliputi; (1) Kesehatan, (2) Pangan, (3) Sandang, (4)
Perumahan, dan (5) Pendidikan. Lima kebutuhan dasar ini menggunakan
indikator dan parameter lokal sebagai ukuran dasarnya. Sehingga tingkat
pemenuhan kebutuhan dasar disetiap komunitas sangat relatif dan
berbeda satu sama lain.
 Kedua, Kesadaran dan pikiran kritis, dimana setiap manusia didodorng
mempunyai kesadaran dan pikiran kritis untuk memahami realita sosial,
ekonomi, dan politik secara tajam. Hal ini penting untuk melihat posisi
dan out put kinerjanya apakah merupakan bagian penindasan struktural
atau bagian proses pemandirian. Sehingga dapat mengkalkulasi semua
fenomena sosial dalam perspektip siapa yang diuntungkan siapa yang
dirugian, apakah ada proses pembodohan dan hegemony atau proses
pemerdekaan diri?
PEMBERDAYAAN

 Ketiga, akses kepada sumber sumber daya yang ada. Persoalan masyarakat pada
umumnya adalah kurangnya akses kepada berbagai suberdaya yang dapat
mensuport kepentingan kehidupannya. Oleh karena itu elemen pemberdayaan
salah satunya adalah kemampuan mengakses berbagai sumberdaya yang
mendukung hidupnya, seperti sumber daya pendidikan, sumber daya ekonomi,
sumber daya keuangan (Bank) dan lain sebagainya.

 Keempat, aktip berpartisipasi dalam organisasi rakyat. Hal ini menjadi elemen
penting dalam pemberdayaan. Karena organisasi rakyat adalah merupakan elemen
setrategis, yaitu : (1) Sebagai media belajar(public education. Dimana masyarakat
akan terus menerus membelajari dirinya melalui sesama warga dalam merespon
berbagai dinamika kehidupannya. (2) Sebagai media membagun relasi yang adil
(equality relationship). Hal ini penting untuk melatih perilaku demokratis, non
patron clean, non patriarchy dan non nepotism,dan tidak anarkhis. (3) untuk
membela dirinya (advokasi) dalam memperthankan hak hak dasaranya sebagai
manusia (HAM) dan hak hak politik, sosial, budaya sebagai warganegara.
PEMBERDAYAAN

 Kelima, kemampuan social control and policy control. Salah satu


gerakan pemberdayaan rakyat, elemennya adalah ada gerakan kontrol
sosial untuk menjaga norma dan nialai kepada keberadaan entitas
budaya setempat. Hal ini penting untuk proses pelestarian budaya.
Namun juga ada kemampuan mengontrol kebijakan untuk
membangun penegakan dan kepastian hukum formal. Hal ini sangat
relevan dan penting mengingat penegakan dan kepastian hukum justru
sering ditumbangkan oleh para pengambil keputusan dan pemegang
kekuasaan. Oleh karena itu rakyat harus bergerak untuk
menyelamatkan dan menegakan hukum itu sendiri secara
konstitusional dan non kekerasan.
TIGA KAWASAN MASYARAKAT SECARA SOSIOLOGIS

 Kawasan teknis yang berhubungan dengan sumberdaya manusia. Untuk


memecahkan persoalan teknis menggunakan elemen pengembangan
sumberdaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara teknis dari
berbagai dukungan dari aksesnya kepada sumber sumber daya yang dapat
dijangkau.
 Kawasan ideologis yang berhubungan dengan visi dan misi masa depan dirinya
dan aktualisasi budayanya . Sedangkan untuk memecahkan persoalan idelogis
adalah melalui elemen berpikir kritis. Hal ini merupakan bagian proses
penggugatan dan pemerdekaan diri dari dominasi pemikiran yang
membelenggu dan menindas dirinya.
 Kawasan struktural yang ada hubungannya dengan sistem dan struktur yang
mendominasi dirinya. Paradigma pemberdayaan ternyata medukung rakyat
untuk menghadapi tiga kawasan persoalan diatas secara simultan dan
berkelanjutan. Selanjutnya untuk mengatasi persoalan di kawasan struktural
melalui elemen organisasi dan kontrol kebijakan sebagai media advokasi diri
akan hak hak dasarnya.
METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Metode pemberdayaan rakyat hampir berbanding terbalik dengan metode pembangunan


masyarakat. Diamana proses tidak dimulai dari isu utama yang bersifat lokal atau bukan
bersifat generik yang dapat menjadi acuan semua masyarakat, tetapi semua entitas
komunitas akan menemukan isu lokal-nya sendiri. Prosesnya dimulai dengan:
 penyadaran diri dan mengembangkan pikiran kritis untuk membongkar hegemoni
pembangunan yang ada dirinya.
 melakukan analisa kritis terhadap berbagai fenomena lingkungan kehidupannya.
Menemukan berbagai persoalan strategis.
 dari persoalan strategis ini masyarakat didorong untuk menemukan tindakan
tindakan strategis.
 Muncul satu gerakan untuk mengkaji dan mengkritisi berbagai ilmu ilmu rakyat asli.
 Mengelaborasi atau mengurai ilmu rakyat dalam aspek ontologisnya,
ephistimologiny dan methodologinya.
 Mengaktualisasi dan mensosialisasi ilmu rakyat sebagai acuan untuk menyelesaikan
persoalan yang ada.
MEDIA PEMBERDAYAAN

 Media pertanian organik. Media ini untuk menggali dan mengaktualisasi


ilmu- ilmu pertanian rakyat.
 Media pengembangan perikanan rakyat
 Media pengadaan air bersih, media ini untuk menggali dan
mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang ekosistem.
 Media kesehatan alami,media ini untuk menggali dan mengaktualisasi
ilmu ilmu rakyat tentang kesehatan rakyat.
 Media ekonomi kerakyatan, media ini untuk menggali dan
mengaktualisasi ilmu ilmu rakyat tentang ekonomi rakyat.
 Organisasi petani , sebagai media untuk pembelajaran dalam
berorganisasi yang mengacu kepada perilaku demokratisasi, egaliter,
transparan dan accountable.
 Pendidikan kader kritis, ini media untuk menumbuhkan para aktivis
pemberdayaan rakyat.
PERSOALAN DALAM PEMBERDAYANAAN

 Tataran pertama berada pada persoalan konseptual. Apakah pemberdayaan itu merupakan
lanjutan developmentalisme atau bagian lain dari developentalisme itu sendiri? Untuk
menjawab pertanyaan ini sesungguhnya mudah, lihat saja apa acuan dan orientasinya!
Apakah acuan dan oreintasinya masih pada modernisasi ? atau tidak? Kalau orientasi dan
acuan dasarnya masih mengacu kepada modernisasi, berarti jargon pemberdayaan masih
merupakan kelanjutan developing dan bagian lain dari kawasan itu. Oleh karena itu harus
jernih dalam menghadirkan orientasi dan acuannya.
 Persoalannya ketika kita melihat acuan lokal non modernisasi sebagai acuannya, kita ada
hambatan untuk mengelaborasi dan mengaktualisasi ilmu ilmu lokal dalam hal ontologi (inti
keilmuan), epistemologi (landasan keilmuan) dan methodology (bagaimana penerapannya).
Hambatan itu muncul akibat kurangnya keseriusan kita, nara sumber dan materi materi
dasarnya.
 Persoalan yang akan muncul di pemberdayaan adalah persoalan teknis relasi. Karena sebagian
besar masyarakat telah terhegemoni oleh modernisasi sebagai acuan dan ukuran kualitas
kehidupannya. Sehingga ketika kita ingin ada perubahan keluar dari hegemoni itu akan ada
banyak pertentangan di masyarakat itu sendiri. Kongkritnya banyak masyarakat yang suadah
tidak mempercayaai lagi ilmu ilmu aslinya sebagai acuan kehidupannya. Oleh karena itu
banyak sekali para aktivis pemberdayaan di lapangan tumbang akibat persoalan teknis ini.
PARTICIPATORY ACTION RESEARCH APPRAISAL

 Dalam kaji tindak partisipatif, peneliti berperan secara pro-aktif dan


sengaja (purposive) melibatkan diri dalam pengembangan metode
baru dalam pemecahan masalah secara praktis. Sementara itu, dalam
penelitian konvensional, peneliti boleh dikatakan sebagai pelaku netral
(Chalmers, 1982).

 Dalam kaji tindak partisipatif, peneliti dipandang sebagai salah satu


pelaku utama yang bekerja secara bersama-sama dengan pihak yang
mempunyai kepentingan, atau sebagai pihak yang dipengaruhi, untuk
menghasilkan perubahan atau kemajuan dalam pemecahan masalah
dalam kehidupan sehari-hari (Checkldan, 1991; Hult dan Lennung,
1980).
PARTICIPATORY ACTION RESEARCH APPRAISAL

 Kaji tindak partisipatif memiliki karakteristik lingkaran spiral (spiraling


circle), yang dimulai dari refleksi, pertanyaan, tugas lapang, dan analisis yang
dilakukan secara berulang (iterative). Dalam kaji tindak partisipatif,
kompleksitas sistem saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Tiga
subsistem yang menjadi acuan perhatian dalam sistem kaji tindak partisipatif
adalah (1) Sub ekosistem. Sumberdaya alam dan lingkungan (natural resources
and environmental capital) bersifat terbatas, dimana eksistensinya terkait
dengan kompleksitas pola bio-fisik dan proses;
 (2) Subsistem Sosial Ekonomi. Sumberdaya alam memiliki nilai guna dalam
sistem kehidupan manusia, dan pemanfaatannya memerlukan hubungan
interaktif dengan subsistem kultural sosial ekonomi (cultural socioeconomic
capital);
 (3) Subsistem Kebijakan dan Kelembagaan. Pemanfaatan sumberdaya alam
secara publik merupakan refleksi dari sistem kekuasaan dan manajemen
pengambilan keputusan yang di dalamnya melibatkan hubungan kerjasama,
persaingan, dan konflik (baik di tingkat lokal maupun nasional dan bahkan
internasional).
MAPPING

 Perlunya upaya mapping Sub ekosistem, Subsistem Sosial


Ekonomi, Subsistem Kebijakan dan Kelembagaan.

 Perlunya diketahui sumber data dan informasi kunci bagi


keperluan mapping yang dimaksud.

 Pentingnya kesadaran etis mengenai cara, waktu, tempat dalam


mendapatkan informasi data, dan masih diperlukan adanya
crosscheck validitas data

 Modal utama adalah komitmen dan membangun kepercayaan.


ETOS KERJA KERJA DALAM PERSPEKTIP PEMBERDAYAAN

 Orang orang yang cerdas mengatasi kesulitan, tangguh dalam menghadapi


tantangan dan kuat dalam menanggung beban adalah orang orang yang
berdaya. Etos kerja dalam perspektip orang berdaya adalah selalu dilatih dan
ditumbuh-kembangkan di dalam dirinya. Bagaimana cara orang berdaya
menjaga dan menumbuh kembangkan etos kerjanya yaitu memandang
kesulitan bagaikan charger untuk meningkatkan daya kecerdasannya.
 Memandang tantangan dan hambatan sebagai charger untuk meningkatkan
daya untuk ketangguhan dirinya, dan memandang beban sebagai charger untuk
meningkatkan daya ketahannnya. Memandang ancaman sebagai charger untuk
meningkatkan daya kesiapan dirinya.
 Sebaliknya orang orang yang tidak pernah menghadapi ancaman akan menjadi
orang tidak pernah siap dalam menghadapi berbagai resiko. Etos kerja
bagaikan sebuat accu atau batre yang selalu membutuhkan charger, bila tidak
pernah di cahrger, etos kerja akan redup dan kemudian mati dan menjadi
sampah yang tidak pernah ada gunanya.
PENYUSUNAN PROGRAM DENGAN FGD

 FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang


dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau
masalah tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu
proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai
suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi
kelompok.
 Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey
(2000: 12-18) menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan
dalam berbagai ranah dan tujuan, misalnya (1) pengambilan keputusan,
(2) needs assesment, (3) pengembangan produk atau program, (4)
mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.
PENGEMBANGAN KKN TEMATIK

 Sinergisitas LP2M terutama dalam bidang pemberdayaan


masyarakat ditandai dengan makin banyaknya MOU yang
ditandatangani dengan stakeholders, baik yang berasal dari
pemerintah maupun dengan CSO.
 Sehingga disamping diselenggarakan KKN reguler juga
dikembangkan KKN Tematik, misalnya (a) dengan
Kementerian Sosial dikembangkan KKN Tematik Desa
Sejahtera Mandiri (DSM); (b) dengan Migrant Care
dikembangkan KKN Desa Buruh Migrant (Desbumi); (c)
dengan Kompak dikembangkan KKN Tematik Universitas
Membangun Desa (UMD)
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai