Dosen Pengampu :
Septi F, SST.,M.Kes.
Disusun Oleh :
Eka Sulastri Ningsih
1. Fisiologi proses pendengaran
2. Konsep tentang teori suara
3. Sumber suara
4. Konsep tentang kebisingan
5. Nilai ambang batas kebisingan
6. Dampak kebisingan terhadap kesehatan
7. Pengukuran fungsi pendengaran
Contoso
Pharmaceuticals
page 2
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya
energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran
timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian
tulang pendengaran yang akan mengimplikasi getaran
Fisiologi
melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian
perbandingan luas membran timpani dan tingkap
Proses
lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan
diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap Pendengaran
lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule
bergerak.
Contoso
Pharmaceuticals
page 3
Getaran diteruskan melalui membrane Reissner
Insert or Drag and Drop your Screen Design here
http://eprints.umm.ac.id/39145/3/BAB%20II.pdf
Contoso
Pharmaceuticals
page 4
Konsep Tentang Teori Suara
Bunyi atau suara merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium
(cair, padat, udara) sebagai perantara sehingga dapat sampai ke telinga. Bunyi atau suara
juga merupakan rangsangan yang diterima oleh telinga akibat adanya getaran pada
medium elastis, kuat atau lemahnya suatu bunyi atau suara akan dipersepsikan berbeda
pada masing-masing individu yang mendengarnya, hal ini sangat tergantung pada
kualitas. Ada dua hal yang mempengaruhi kualitas suara, yaitu frekuensi dan intensitas
suara.
1. Frekuensi, jumlah gelombang bunyi yang dapat diterima telinga manusia setiap
detiknya, dengan satuan bunyinya cycles per second (cls) atau Hertz (Hz). Frekuensi
bunyi yang dapat diterima manusia terbatas mulai dari 16 Hz-20.000 Hz.
Contoso
Pharmaceuticals
page 5
Sumber Suara
Di lingkungan kerja, jenis dan sumber suara yang ada sangat beragam, diantaranya adalah:
a. Suara mesin
Sumber kebisingan di perusahaan biasanya lebih banyak berasal dari mesin-
mesin untuk produksi serta alat lainnya yang dipakai untuk melakukan
pekerjaan. Jenis mesin yang menghasilkan suara pun berbagai macam jenisnya,
demikian pula karakteristik suara yang dihasilkannya berbagai macam. Di tempat
kerja, mesin pemotong kayu seperti sensor pada umumnya mempunyai frekuensi
kebisingan yang tinggi.
b. Benturan antara alat dan benda kerja
Pada perusahaan kayu yang contohnya memerlukan proses menggerinda dan
umumnya pekerjaan yang memerlukan penghalusan permukaan benda kerja,
memalu (hammering), dan pemotongan merupakan sebagian contoh bentuk
benturan antara alat kerja dan benda kerja yang dapat menimbulkan kebisingan.
Contoso
Pharmaceuticals
page 6
Konsep Tentang Kebisingan
file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/44-119-1-SM.pdf
Contoso
Pharmaceuticals
page 7
Waktu Pemaparan Perhari Intensitas Kebisingan
dalam dB
8 jam 85
4 88 Nilai Ambang
2 91
1 94 Batas Kebisingan
30 menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
0,94 112
page 8
Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan
pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini
telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula
efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan
terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan
tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi
tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada
frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya
dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk
percakapan.
https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/dampak-kebisingan-
terhadap-kesehatan/
Contoso
Pharmaceuticals
page 9
Pengukuran Fungsi Pendengaran
Audiometri adalah alat yang digunakan untuk menentukan jenis dan derajat
dari gangguan pendengaran, dapat ditentukan jenis gangguan pendengaran tuli
konduktif atau sensorineural. Audiometri nada murni adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara mengukur sensitivitas pendengaran menggunakan nada
murni.
Contoso
Pharmaceuticals
page 10
Persyaratan dalam melakukan pemeriksaan menggunakan
audiometri adalah audiometri yang telah dikalibrasi sebelum
penggunaanya, suasana ruangan sekitar pemeriksa harus tenang, dan
dilakukan oleh pemeriksa yang terlatih. Cara pemeriksaan
Audiometri adalah pertama headphone dipasang pada telinga untuk
mengukur ambang nada melalui konduksi udara. Beritahukan pada
pasien supaya menekan tombol bila mendengar suara walaupun
kecil. Suara yang didengarkan diberikan interval waktu 2 detik,
dilakukan pemeriksaan menggunakan deret frekuensi yang berbeda
yang biasanya dimulai dengan frekuensi 100 Hz sampai suara tidak
terdengar. Kemudian dinaikkan 5 dB sampai suara terdengar, dan
dicatat sebagai audiometri nada murni.
Contoso
Pharmaceuticals
page 11
Sumber Pustaka
1. file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/44-119-1-SM.pdf
2. http://
www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers-thtklada99f6a28full.pdf
3. https
://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/341ecca4750d98587f5689f1
fe54008a.pdf
Contoso
Pharmaceuticals
page 12