Refarat Siska
Refarat Siska
Transiska lestari
15 :19
Preseptor 777Lopo,
dr. Christian 15Sp.THT-KL
358
SMF Ilmu Kesehatan THT-KL
Rumah Sakit Umum Daerah UNDATA Palu
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
ANATOMI LARING
Laring terdiri dari:
Epiglotis
Glotis
Os Hioid
Kartilago tiroid
Kartilago
Kartilago aritenoid
Membrana mukosa
Plika vokalis
ANATOMI LARING
Otot-otot laring terdiri dari 2 golongan besar, yaitu :
Otot-otot ekstrinsik :
Otot elevator :
- M. Milohioid, M. Geniohioid, M. Digrastikus dan M. Stilohioid
Otot depressor :
- M. Omohioid, M. Sternohioid dan M. Tirohioid
Otot-otot Intrinsik :
Otot Adduktor dan Abduktor :
- M. Krikoaritenoid, M. Aritenoid oblique dan transversum
Otot yang mengatur tegangan ligamentum vokalis :
- M. Tiroaritenoid, M. Vokalis, M. Krikotiroid
Otot yang mengatur pintu masuk laring :
- M. Ariepiglotik, M. Tiroepiglotik.
ANATOMI LARING
VASKULARISASI LARING
FISIOLOGI LARING
• Tiga Fungsi Utama
• Proteksi Jalan Nafas
• Respirasi
• Fonasi
HISTOLOGI LARING
DEFINISI Kanker Laring adalah keganasan pada
pita suara, kotak suara (laring) atau
daerah lainnya di tenggorokan. Karsinoma
sel skuamosa merupakan keganasan
laring yang paling sering terjadi (94%).
Karsinoma sel skuamosa adalah
karsinoma awal setempat yang berasal
dari epitel skuamosa serta tampak
sebagai sel-sel kuboid dan keratinisasi.
EPIDEMIOLOGI
• Di FKUI/RSCM selama periode 2000-2005 ditemukan 3.344 kasus
tumor ganas di daerah kepala dan leher, dimana karsinoma laring
menempati ututan kedua yaitu sekitar 213 kasus (6.73%).
• Perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 11:1,
• Terbanyak pada usia 56-69 tahun
• Dengan kebiasaan merokok didapatkan pada 73,94%.8
ETIOLOGI
Rokok
• Perokok 20x lebih tinggi
Alkohol
Lain-Lain
• Paparan debu kayu, sinar radio aktif, polusi udara, radiasi
leher dan asbestosis
GEJALA
Suara Serak
Sesak napas dan stidor
Nyeri tenggorokan
Batuk dan haemoptisis
Disfagia dan pembengkakan pada leher
HISTOPATOLOGI
WHO membagi 3 bagian yaitu
1. Karsinoma berdeferisiensi baik
>10 mm di
Mengenai pita suara
bawah tepi
Dari tepi atas asli
Batas inferior : 10 bebas pita
epiglotis mm di bawah tepi suara asli
sampai batas bebas pita suara.
sampai batas
atas glotis Batas superior :
ventrikel laring inferior
krikoid
STAGING
Supraglotik Glotik Subglotik
Karsinoma insitu Karsinoma insitu Karsinoma insitu
Tis
T1 Terbatas di supraglotik, pita suara
normal
Lebih dari satu sisi supraglotis/di
normal
Terbatas di korda vokalis, gerakan
Meluas ke supraglotik/subglotik dg
Terbatas di daerah subglotik
Terbatas di laring, fiksasi (+) dan Terbatas di laring dg fiksasi korda Terbatas pada laring dg fiksasi korda
T3 atau ekstensi ke postkrikoid, vokalis vokalis
medial sinus piriformis & epiglotis
Stadium 1 T1 N0 M0
Stadium 2 T2 N0 M0
Stadium 3 T3 N0 M0
T1/T2/T3 N1 M0
Stadium 4 T4 N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4 N2/N3
T1/T2//T3/T4 N1/N2/N3 M1
(AJCC, 2006)
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan fisik
• Anamnesis 1. Inpeksi
1. Riwayat merokok, Laring melebar dan meluas, terdapat tanda inflamasi, retraksi klavikuler,
alkohol retraksi interkosta dan retrasi epigatrium yang membuat pasien
kelelahan saat pasien bernapaa,dan terlihat tanda – tanda pembesaran
2. Suara serak KGB,
3. Disfagia dan
odinofagia 2. Palpasi
4. Penurun berat badan Pada palpasi ditemukan Massa teraba hangat, nyeri tekan daerah laring,
dan hilangnya bunyi krepitasi tulaang tulang rawan larinh ,dan
5. Sesak napas menetukan konsistensi massa dan pemeriksaan pembesaran kelenjar
getah bening
3. Perkusi
Didapatkan perubahan suara ketuk ipsilateral
4. Auskultasi
Didapatkan aricus inpirirasi, ekspirasi didel leher dan stridor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto polos
Jaringan retropharyngeal dapat dinilai. Epiglottis dan lipatan
aryepiglottic dapat divisualisasikan.Namun, foto polos tidak memiliki peran
dalam manajemen kanker laring saat ini.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan CT-Scan dapat memperlihatkan keadaan tumor pada
tulang rawan tiroid adan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar
getah bening leher.
Gambar.Normal laring pada CT-Scan potongan Axial 6 Gambar. Karsinoma laring pada CT-Scan potongan Axial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. Laringoskopi Direct
Pemeriksaan laringoskopi direct untuk mengetahui lokasi tumor dan
penyebaran tumor.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
5. Biopsi aspirasi jarum halus atau FNAB ( fine needle aspiration biopsy)
Biopsi merupakan gold standar dalam mendiagnosis karsinoma laring dan
histopatologi yang paling ditemukan adalah karsinoma sel squamosa.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomi dari
bahan biopsy laring, dengan biopsy aspirasi jarum halus
PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa (penilaian kualitas hidup)
Skala Karnofsky
• Terapi radiasi sinar eksternal saja • Terapi radiasi. • Lesi dapat berhasil diobati
untuk lesi yang lebih kecil yang • Eksis laser CO2 endoskopi. dengan tarapi radiasi saja
mencangkup penyakit primer dan
nodus elektif regional. • Laringektomi parsial atau dengan mempertahankan suara
• Laringektomi supraglotis dengan hemilaringektomi atau normal.
diseksi leher bilateral, bergantung laringektomi total, bergantung • Pembedahan disediakan untuk
pada lokasi lesi, status klinis pasien, pada pertimbangan anatomis. kegagalan terapi radiasi atau
dan keahlian tim pengobatan. Dalam keadaan tertentu, bedah untuk pasien yang kemungkinan
Pemilihan yang cermat harus sulit untuk ditindak lanjuti.
dilakukan untuk memastikan fungsi
mikro laser mungkin cocok.
paru dan menelan yang memadai
pasca operasi.
• Terapi radiasi pasca operasi (PORT)
diindikasi untuk margin operasi positif
atau dekat faktor resiko patologis
yang merugikan lainnya.
Stage III Laryngeal Cancer Treatment
Supraglottis
1. Terapi kemoradiasi bersamaan dapat dipertimbangkan untuk pasien
yang memerlukan laringektomi total
2. Kemoterapi neoadjuvan diikuti dengan terapi kemoradiasi bersamaan.
Laringektomi untuk pasien dengan respons kurang dari 50% terhadap
kemoterapi atau yang memiliki penyakit persisten setelah radiasi.
3. Terapi radiasi definitif saja dengan fraksinasi yang berubah pada pasien
yang bukan calon untuk kemoterapi dan pembedahan bersamaan
(laringektomi total) untuk menyelamatkan kegagalan radiasi.
4. Pembedahan dengan atau tanpa terapi radiasi pasca operasi (PORT).
34
Stage Ill Laryngeal Cancer Treatment
• Glotis • Subglotis
36
Stage IV Laryngeal Cancer Treatment
• Glotis • Subglotis
• Terapi kemoradiasi bersamaan dapat • Laringektomi ditambah tiroidektomi total dan diseksi
dipertimbangkan untuk pasien yang membutuhkan nodus trakeoesofagus bilateral biasanya diikuti oelh
laringektomi total untuk mengontrol penyakit, PORT dengan atau tanpa kemotrapi bersamaan
termasuk mereka dengan penyakit T4a nonbulky. berdasarkan faktor resiko patologis.
• Kemotrapi neoadjuvan diikuti dengan terapi • Terapi kemoradiasi bersamaan dapat
kemoradiasi bersamaan. Laringektomi disediakan dipertimbangkan untuk pasien yang membutuhkan
untuk pasien dengan respons kurang dari 50% laringektomi total untuk mengontrol penyakit,
terhadap kemotrapi atau yang memiliki penyakit termasuk mereka dengan penyakit T4a nonbulky.
persisten setelah radiasi.
• Terapi radiasi definitif saja pada pasien yang bukan
kandidat untuk kemotrapi dan pembedahan
bersamaan (laringektomi total) untuk
menyelamatkan kegagalan radiasi.
• Untuk pasien dengan penyakit T4 besar, operasi
diikuti dengan terapi radiasi pasca operasi (PORT)
dengan atau tanpa kemotrapi bersamaan
berdasarkan faktor resiko patologis untuk penyakit
T4 volume besar.
Recurrent and Metastatic Laryngeal Cancer
Pengobatan kanker supraglotis, glotis, dan subglotis rekuren dan metastatik mencakup
pembedahan lebih lanjut atau uji klinis.
1. Pembedahan dan / atau terapi radiasi. Pasien tertentu mungkin menjadi kandidat
untuk laringektomi parsial setelah terapi radiasi dosis tinggi gagal.
2. Terapi radiasi. Radiasi ulang untuk penyelamatan laring setelah kegagalan terapi
radiasi menghasilkan kelangsungan hidup jangka panjang; mungkin
dipertimbangkan untuk rekurensi setelah terapi radiasi, terutama pada pasien yang
menolak atau bukan kandidat untuk laringektomi.
3. Kemoterapi. Respon durasi variabel dapat dicapai setelah kemoterapi sistemik.
4. Imunoterapi (penghambat jalur programmed death-ligand 1 [PD-L1]) dapat
digunakan setelah kegagalan berbasis platinum dalam pengaturan rekuren atau
metastasis lokal.
38
PEMBEDAHAN
Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari :
1. Laringektomi
Laringektomi parsial
Laringektomi parsial diindikasikan untuk karsinoma laring stadium I yang
tidak memungkinkan dilakukan radiasi, dan tumor stadium II.
PEMBEDAHAN
Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari :
1. Laringektomi
Laringektomi total
Adalah tindakan pengangkatan seluruh struktur laring mulai dari batas atas
(epiglotis dan os hioid) sampai batas bawah cincin trakea.
PEMBEDAHAN
PEMBEDAHAN
Diseksi Leher Radikal
Tidak dilakukan pada tumor glotis stadium dini (T1 – T2) karena kemungkinan
metastase ke kelenjar limfe leher sangat rendah. Sedangkan tumor supraglotis,
subglotis dan tumor glotis stadium lanjut sering kali mengadakan metastase ke
kelenjar limfe leher sehingga perlu dilakukan tindakan diseksi leher. Pembedahan ini
tidak disarankan bila telah terdapat metastase jauh.
REHABILITASI
Rehabilitasi setelah operasi sangat penting karena telah diketahui bahwa tumor
ganas laring yang diterapi dengan seksama memiliki prognosis yang baik.
rehabilitasi mencakup : “Vocal Rehabilitation ( eshophagial speech), Vocational
Rehabilitation dan Social Rehabilitation”.1
Targeted Therapy
4
5
Terima Kasih