Anda di halaman 1dari 15

Sistem Penentuan Harga

Pokok Variabel
Dosen Pengampu : Bu Farahiyah Sartika,M.M

Kelompok 2

-M. Silachul Majid (18510059)


-Farichatul Izzah (18510062)
-Nely Sahida Nikmah (18510066)
PENGERTIAN HARGA POKOK VARIABEL

Variabel costing / harga pokok variabel merupakan


metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku
variable ke dalam harga pokok produksi. Perhitungan
harga pokok variabel sering disebut sebagai perhitungan
biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya
marginal (marginal costing).
TUJUAN PENENTUAN
HARGA POKOK
VARIABEL
• Pertama dalam segi pihak manajemen, berguna dalam
mengetahui adanya kontribusi dengan menentukan
besarnya laba pada rencana yang dilalui dan dianalisa
sebagai hubungan cost-volume-profit dengan adanya
pengambilan keputusan bagi pihak manajemen dengan
jangka pendek.
• Kedua dalam segi pihak manajemen, yaitu dapat
memudahkan dan dapat mengendalikan kegiatan
operasional yang sudah berjalan. Sehingga bisa
menetapkan dan bertanggung jawab kepada departemen
lain pada suatu perusahaan.
Metode Full Costing

Metode Full Costing atau sering disebut


harga pokok produk konvensional adalaah
metode untuk menentukan harga pokok
produksi, dengan membebankan semua
biaya produksi tetap maupun variable pada
produk yang dihasilkan. Metode Full
Costing disebut juga absortion atau
conventional costing.
Menurut R.A. Supriyono (2020)
Full Costing Method adalah konsep
penentuan harga pokok penuh, membebankan
semua elemen biaya poduksi, baik biaya tetap
maupun biaya variable ke dalam harga pokok
produk. Oleh karena itu elemen biaya
produksi pada konsep penentuan harga pokok
penuh meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
Sedangkan Menurut Mulyadi (2012)
Mendefinisikan Full Costing Method
merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik, baik yang berperilaku
variable maupun tetap.
Contoh Soal
PT. Abadi memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu. Adapun data
operasional adalah sebagai berikut:
Harga jual per unit = Rp 500.000
Biaya Produksi :
• Biaya variabel per unit :
Bahan Langsung Rp. 110.000
Tenaga kerja langsung Rp. 60.000
Overhead pabrik variabel Rp. 30.000
Biaya tetap bertahun Rp. 12.000.000

Persediaan barang jadi :


• Unit persediaan awal 0
• Unit yang diproduksi 100 unit
• Unit yang terjual 80 unit

Biaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp. 7.000.000


Biaya pemasaran variabel per unit Rp. 50.000

Hitumglah HPP menggunakan full costing dan sajikan dalam laporan laba rugi !
Contoh Soal

Biaya produksi berdasarkan Full Costing :


Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + overhead pabrik variable
+ Overhead pabrik tetap
= Rp. 110.00 + Rp. 60.000 + Rp. 30.000 + (Rp. 12.000.000/100)
= RP. 320.000

Harga Pokok Produk (HPP) keseluruhan sebesar Rp. 320.000


Contoh Soal
Laporan Laba Rugi beradasrkan Full Costing :

Penjualan (80 x Rp. 500.000) Rp. 40.000.000

HPP :
Persediaan awal Rp. 0
Harga pokok produksi (100 x Rp.320.000) Rp. 32.000.000
Harga tersedia untuk dijual Rp. 32.000.000
Persediaan akhir (20 x 320.000) Rp. 6.400.000
Harga pokok penjualan Rp. 25.600.000
Laba kotor Rp. 14.400.000
Beban Administrasi & Penjualan Rp. 11.000.000
Laba Netto Rp. 3.400.000
Metode Variabel Costing

Variabel Costing adalah metode untuk


menentukan harga pokok produk dengan
hanya memperhitungkan biaya produksi
variable saja. Kalkulasi biaya produksi
variable (variable costing menurut
Prwironegoro (2009), adalah pengorbanan
sumber daya untuk menghasilkan barang atau
jasa di mana hanya diperhitungkan biaya
variable saja, yang terdiri dari biaya bahan
langsung, erhubungan dengan volume
kegiatan produksi , maka disebut kalkulasi
biaya produk langsung (direct costing).
Metode Variabel Costing
Menurut Samryn (2001), Pendekatan variable
costing juga dikenal sebagai contribution approach
yaitu suatu format laporan laba rugi yang
mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya
di mana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori
biaya variable dan biaya tetap dan tidak dipisahkan
menurut fungsi-fungsi produksi atau administrasi,
dan penjualan. Pendekatan ini juga dikenal sebagai
pendekatan biaaya langsung karena biaya variable
yang menjadi harga pokok dalam perhitungannya
terdiri dari biaya-biaya langsung. Dalam
pendekatan ini hanya biaya-biaya produksi yang
berubah sejalan dengan perubahan output yang di
perlakukan sebgai elemen harga pokok produk.
Contoh Soal
PT. Abadi memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu. Adapun data
operasional adalah sebagai berikut :

Harga Jual Per unit = Rp. 500.000

Biaya Produksi :
• Biaya variabel per unit :
Bahan Langsung Rp. 110.000
Tenaga kerja langsung Rp. 60.000
Overhead pabrik variabel Rp. 30.000
Biaya tetap bertahun Rp. 12.000.000
Persediaan barang jadi :
• Unit persediaan awal 0
• Unit yang diproduksi 100 unit
• unit yang terjual 80 unit

Biaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp. 7.000.000


Biaya pemasaran variabel per unit Rp. 50.000

Hitunglah HPP menggunakan variabel costing dan sajikan dalam laporan laba
rugi !
Contoh Soal

Biaya produksi berdasarkan variabel Costing :

Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + overhead pabrik variabel

= Rp. 110.00 + Rp. 60.000 + Rp. 30.000


= RP. 200.000
Contoh Soal
Laporan Laba Rugi berdasarkan Variabel Costing :

Penjualan (80 x Rp. 500.000) Rp. 40.000.000

Biaya Variabel:
Harga pokok produksi (80 x Rp. 200.000) Rp. 16.000.000
Beban Adm & Penjualan (80 x Rp. 50.000) Rp. 4.000.000
Total biaya variabel Rp. 20.000.000
Margin kontribusi Rp. 20.000.000

Biaya Tetap :
Overhead pabrik tetap Rp. 12.000.000
Beban Adm & Penjualan Rp. 7.000.000
Total biaya tetap Rp. 19.000.000
Laba Netto Rp. 1.000.000

Selisih laba netto antara full dan variabel costing = 3.400.000 – 1.000.000 = 2.400.000

Berasal dari saldo akhir 20 unit dengan perbedaan harga pokok antara full dan variabel
costing = (320.000 – 200.000) x 20 = 2.400.000
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai