Anda di halaman 1dari 5

A.

Analisis Current Ratio (CR)


Rumus dari Current Ratio (CR) adalah sebagai berikut:

Current assets
Current Ratio(CR)=
Current liabilities

 Analisis Current Ratio (CR) pada PT. Astra Agro Lestari Tbk.

Current Assets Current Liabilities


Tahun CR
(dalam jutaan rupiah) (dalam jutaan rupiah)
2015 2.814.123 3.552.133 0,79
2016 4.015.544 3.942.967 1,02
2017 4.480.448 2.309.417 1,94
2018 4.500.628 3.076.530 1,46
2019 4.472.011 1.566.765 2,85

Current ratio (rasio lancar) pada tahun 2015 sebesar 0.79, tahun 2016 sebesar
1.02, tahun 2017 sebesar 1.94, tahun 2018 sebesar 1.46, dan tahun 2019 sebesar 2.85.
Perolehan rasio lancar PT. Astra Agro Lestari Tbk.
Pada tahun 2016 mengalami kenaikan karena terdapat peningkatan aset lancar dan
hutang lancar, hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar
dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki, lebih baik dari tahun 2015.
Sedangkan pada tahun 2017 mengalami kenaikan rasio karena meningkatnya aset
lancar dan menurunnya hutang lancar. Beberapa aspek yang mempengaruhi kenaikan
aset lancar ini terutama adalah naiknya pajak biaya dibayar di muka sehubungan
dengan posisi lebih bayar atas pajak pertambahan nilai.
Menurunnya liabilitas jangka pendek ini dikarenakan adanya restructuring loan
pada tahun 2017 yaitu melunasi pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun dan digantikan dengan utang bank jangka panjang, serta
penurunan uang muka yang di terima dari pelanggan pada akhir 2017 sehubungan
dengan kontrak penjualan.
Dan pada tahun 2018 mengalami penurunan, terdapat aset lancar semakin
berkurang seiring dengan bertambahnya hutang lancar. Beberapa aspek yang
mempengaruhi kenaikan aset lancar ini terutama kenaikan pada bagian persediaan
sehubungan dengan kenaikan stock CPO dan pupuk seiring dengan kenaikan produksi
pada tahun 2018. Meningkatnya liabilitas jangka pendek ini dikarenakan adanya
kenaikan pinjaman bank jangka pendek dan kenaikan utang usaha pihak ketiga.
Lalu, pada tahun 2019 mengalami peningkatan, dimana aset lancar mengalami
penurunan dan hutang lancar mengalami peningkatan. Aset lancar Perseroan
mengalami penurunan sebesar 0,6% dari Rp 4,50 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp
4,47 triliun pada tahun 2019, antara lain karena penurunan persediaan barang jadi
akibat kemarau panjang di tahun 2019. Perseroan memiliki liabilitas jangka pendek
sebesar Rp 1,57 triliun pada tahun 2019 atau turun 49,1% dari tahun 2018 sebesar Rp
3,08 triliun, terutama karena penurunan pinjaman bank jangka pendek dan utang usaha
pihak ketiga.
Kesimpulan
Pada tahun 2015 PT. Astra Agro Lestari Tbk. memiliki Current Assets yang rendah
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
tinggi bagi PT. Astra Agro Lestari Tbk. pada tahun tersebut
Pada tahun 2016 PT. Astra Agro Lestari Tbk. memiliki Current Assets yang tinggi
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
rendah bagi PT. Astra Agro Lestari Tbk. pada tahun tersebut
Pada tahun 2017 PT. Astra Agro Lestari Tbk. memiliki Current Assets yang tinggi
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
rendah bagi PT. Astra Agro Lestari Tbk. pada tahun tersebut
Pada tahun 2018 PT. Astra Agro Lestari Tbk. memiliki Current Assets yang tinggi
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
rendah bagi PT. Astra Agro Lestari Tbk. pada tahun tersebut
Pada tahun 2019 PT. Astra Agro Lestari Tbk. memiliki Current Assets yang sangat tinggi
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
sangat rendah bagi PT. Astra Agro Lestari Tbk. pada tahun tersebut
Analisis Current Ratio (CR) pada PT. Sampoerna Agro Tbk.
Current Assets Current Liabilities
Tahun CR
(dalam trilliun rupiah) (dalam trilliun rupiah)
2015 1.606.026.827 1.264.557.641 1,27
2016 1.831.475.950 1.434.698.060 1,28
2017 1.394.054.058 1.247.463.556 1,12
2018 1.591.686.549 1.732.828.695 0,92
2019 1.459.713.176 2.510.980.704 0,58

Current ratio (rasio lancar) pada tahun 2015 sebesar 1.27, tahun 2016 sebesar
1.28, tahun 2017 sebesar 1.12, tahun 2018 sebesar 0.92, dan tahun 2019 sebesar 0.58.
Pada tahun 2016 mengalami kenaikan karena terdapat peningkatan aset lancar dan
hutang lancar, hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar
dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki, lebih baik dari tahun 2015.
Sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan, dimana aset lancar mengalami
penurunan dan hutang lancar mengalami penurunan. Aset lancar Perseroan per 31
Desember 2017 mengalami penurunan sebesar 23,88% dari Rp1.831,48 miliar di 2016
menjadi Rp1.394,05 miliar. Penurunan aset lancar terutama disebabkan oleh
penurunan persediaan sebesar Rp243,61 miliar atau 47,15% menjadi Rp273,06 miliar
per akhir 2017 yang terutama disebabkan oleh penurunan persediaan minyak sawit
mentah, kas dan setara kas yang juga turun Rp392,54 miliar atau 43,76% di tahun
2017. Perseroan mencatat penurunan liabilitas jangka pendek sebesar 13,05% atau
senilai Rp187,23 miliar dari Rp1.434,70 miliar per akhir 2016 menjadi Rp1.247,46
miliar per akhir 2017. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya utang
usaha pihak ketiga sebesar Rp203,02 miliar atau 37,27% dari nilainya per akhir 2016.
Dan pada tahun 2018 mengalami penurunan, terdapat kenaikan aset lancar dengan
bertambahnya hutang lancar. Aset lancar Perseroan pada 31 Desember 2018 adalah
sebesar Rp1.591,69 miliar, naik 6,11% atau Rp 91,71 miliar, meningkat dari
Rp1.499,98 miliar di 2017. Peningkatan aset lancar yang terbesar adalah pada piutang
lain-lain – pihak ketiga sebesar Rp494,12 miliar, sebesar 45,55% dari Rp339,48 miliar
pada akhir 2017. Kenaikan aset lancar yang terbesar kedua terjadi pada Persediaan,
sebesar Rp438,14 miliar, atau 54,22% lebih tinggi dari nilainya pada akhir 2017.
Sementara itu, terjadi penurunan pada kas dan setara kas – pihak ketiga dan aset
biologis, masing-masing sebesar Rp200,37 miliar dan Rp28,39 miliar. Liabilitas
jangka pendek naik sebesar 38,91%, sebesar Rp485,37 miliar, dari Rp1.247,46 miliar
pada 31 Desember 2017 menjadi Rp1.732,83 miliar satu tahun kemudian. Pinjaman
bank jangka pendek menyumbangkan porsi terbesar terhadap kenaikan tersebut,
sebesar Rp325,05 miliar atau 118,22%, dari Rp274,95 miliar pada 31 Desember 2017
menjadi Rp600,00 miliar pada 31 Desember 2018. Secara keseluruhan, pinjaman bank
jangka pendek dan pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
menjadi 64,28% terhadap liabilitas jangka pendek Perseroan.
Lalu, pada tahun 2019 mengalami penurunan, dimana aset lancar mengalami
penurunan seiring dengan bertambahnya hutang lancar. Aset lancar Perseroan per 31
Desember 2019 mencapai Rp1.459,71 miliar, turun 8,29% atau Rp131,97 miliar, dari
Rp1.591,69 miliar di akhir 2018. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan
dalam persediaan, sebesar Rp99.33 miliar, dan penurunan kas dan setara kas – pihak
ketiga, sebesar Rp55,96 miliar. Liabilitas jangka pendek per akhir 2019 sebesar
Rp2.510,98 miliar, meningkat 44,91% atau Rp778,15 miliar, dari Rp1.732,83 miliar
per 31 Desember 2018. Utang bank jangka pendek merupakan faktor utama kenaikan
tersebut, dengan kenaikan Rp515,36 miliar, dari Rp600 miliar per akhir 2018 menjadi
Rp1.115,36 miliar per akhir 2019, atau setara dengan kenaikan 85,89%. Kontributor
terbesar kedua adalah utang usaha – pihak ketiga, yang meningkat 34,93% atau
Rp139,51 miliar, dari Rp399,41 miliar per akhir 2018 menjadi Rp538,92 miliar per
akhir 2019.
Kesimpulan
Pada tahun 2015 PT. Sampoerna Agro Tbk. memiliki Current Assets yang tinggi
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
rendah bagi PT. Sampoerna Agro Tbk. pada tahun tersebut
Pada tahun 2016 PT. Sampoerna Agro Tbk. memiliki Current Assets yang tinggi
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
rendah bagi PT. Sampoerna Agro Tbk. pada tahun tersebut
Pada tahun 2017 PT. Sampoerna Agro Tbk. memiliki Current Assets yang tinggi
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
rendah bagi PT. Sampoerna Agro Tbk. pada tahun tersebut
Pada tahun 2018 PT. Sampoerna Agro Tbk. memiliki Current Assets yang rendah
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
tinggi bagi PT. Sampoerna Agro Tbk. pada tahun tersebut
Pada tahun 2019 PT. Sampoerna Agro Tbk. memiliki Current Assets yang rendah
dibandingkan Current Liabilitiesnya, hal ini menyebabkan tingkat risiko membayar hutang yang
tinggi bagi PT. Sampoerna Agro Tbk. pada tahun tersebut

Anda mungkin juga menyukai