Anda di halaman 1dari 40

Just-In-Time,

Cost of Quality,
dan Target
Costing
Kelompok 9:
Ismy Ayu Puspa F. (18510187)
Nadira H. Al Khanza (18510206)
A. Izzul Ilmi M. (18510207)
01
Just In
Time
Manajemen Persedianan JUST-IN-TIME
● Manajemen persediaan penting untuk membentuk keunggulan kompetitif
jangka panjang. Umumnya perusahaan yang mempunyai tingkat persediaan
lebih tinggi daripada para pesaingnya cenderung mempunyai posisi
kompetitif yang lebih buruk.
● Manajemen persediaan berhubungan kuat dengan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan kas sekarang dan masa mendatang kebijakan
manajemen persediaan telah menjadi suatu alat untuk bersaing.
JUST-IN-TIME

● JIT adalah Pendekatan manufaktur yang memproduksi barang


berdasarkan permintaan yang sesungguhnya ada, bukannya berproduksi
dengan jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi permintaan.
● Salah satu akibat JIT adalah pengurangan persediaan pada tingkat yang
sangat rendah. Pencapaian tingkat persediaan yang rendah penting untuk
keberhasilan JIT. Namun ide pencapaian tingkat persediaan rendah
bertentangan dengan alasan-alasan tradisional untuk mengadakan
persediaan. Namun, alasan-alasan tradisional tersebut dipandang tidak
relevan lagi.
Pendekatan JIT dalam Kinerja Tenggat
● Kinerja tenggat Adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan untuk merespon
kebutuhan pelanggan. Pada masa lalu, persediaan barang jadi telah digunakan
untuk menjamin bahwa perusahaan mampu memenuhi tanggal pengiriman yang
minta pelanggan.
● Tapi JIT menyelesaikan masalah kinerja tenggat tidak dengan membentuk
persediaan tetapi dengan pengurangan waktu tunggu secara dramatis. waktu
tunggu yang lebih pendek akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi tanggal tanggal pengiriman dan merespon dengan cepat permintaan
pasar sehingga kemampuan kompetitif perusahaan meningkat.
● JIT memotong waktu tunggu dengan mengurangi waktu pemesanan,
memperbaiki kualitas dan menggunakan pemanufakturan sistem sel.
Pendekatan JIT dalam Shutdown
(penutupan bisnis )
● Kebanyakan shutdown atau penutupan bisnis terjadi karena 3 alasan yaitu
kegagalan mesin bahan atau suku cadang yang buruk dan ketidaktersediaan bahan
atau suku cadang. Pengadaan persediaan merupakan solusi tradisional untuk ketiga
masalah tersebut.
● Namun berbeda dengan pendekatan JIT. Jadi persediaan tidak menyelesaikan
masalah tersebut tetapi menutupi atau menyembunyikannya. Nah, untuk
menyelesaikan ketiga masalah tersebut adalah dengan menekankan pada
pemeliharaan preventif pengendalian kualitas dan membangun hubungan baik
dengan pemasok.
● Secara tradisional persediaan diselenggarakan agar perusahaan dapat
memperoleh keuntungan dari diskon kuantitas dan berjaga-jaga terhadap
kemungkinan kenaikan harga barang yang dibeli pada masa mendatang.
Tujuannya adalah untuk menekan biaya persediaan.
● JIT mencapai tujuan yang sama tanpa dengan menyimpan persediaan. Jadi
solusinya adalah bernegosiasi untuk kontrak jangka panjang dengan beberapa
pemasok pilihan yang berlokasi dekat dengan fasilitas produksi perusahaan dan
membangun keterlibatan pemasok secara intensif.
● Kelemahan JIT yang mencolok Yaitu, Ketiadaan persediaan untuk
mengantisipasi interupsi produksi. Kelangsungan penjualan diganggu oleh
intrupsi produksi yang tidak terduga.
02
Cost Of
Quality
You could enter a subtitle
here if you need it
Cost of Biaya
Ku
merupa alitas,
k
yang te an biaya

Quality
rj
yang a adi maupun
ka
karena n terjadi
ad
kualita anya
s yang
rendah
Pembagian Biaya Kualitas
Biaya Pencegahan Biaya Kegagalan
Internal
Biaya Kegagalan
Biaya Pengendalian

Biaya Penilaian Biaya Kegagalan


eksternal

Biaya Kegagalan Internal, terjadi karena


Biaya Pencegahan , terjadi karena
produk tidak seuai permintaan ,
adanya usaha untuk mencegah adanya
ketidaksesuaian masih berada di pihak
kegagalan
perusahaan
Biaya Penilaian, terjadi karena adanya
Biaya Kegagalan Eksternal,
penentuan, apakah sudah seusi dengan
ketidaksesuaian diketahui setelah produk
permintaan konsumen.
berada di tangan konsumen .
Pembagian Biaya Kualitas
Klasifikasi menurut kemudahan pengamatan:

Biaya Kualitas yang dapat Biaya Kualitas yang tidak


Diamati dapat Diamati,
Tersedia dalam laporan Biaya atas hilangnya
akuntansi keuangan kesempatan karena
perusahaan rendahnya kualitas .
Contoh : Beberapa pendekatan
Biaya pencegahan,Biaya yang digunakan untuk
Penialian, Biaya Kegagalan mengukur, metode
internal, kegagalan eksternal multipler, metode riset
pasar, metode taguchi
qualit loss function
Metode Multiplier

Biaya kegagalan eksternal total = k x biaya kegagalan eksternal terobservasi.


Simbol k merupakan angka pengali yang merefleksikan efek multiplier.

Misal, di perusahaan trigold berhasil menghitung biaya kegagalan. Biaa eksternal terobservasi
tahun 2012 sebesar Rp 2.000.000 berdasarkan data tahun- tahun sebelumnya k ditentukan sebesar
4, maka tahun 2012 biaya kegagalan eksternal total ditentukan sebesar Rp 8.000.000 ( 4 x
2.000.000)
Metode Taguchi Quality Loss Function

L(y) = k (y-T)^2

Keterangan : k = konstanta proporsional yang tergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal
perusahaan simbol k merupakan nilai yang diestimasi dan dihitung dengan membagi nilai biaya
terestimasi dengan pangkat penyimpangan dari nilai target. Simbol k dihitung dengan cara
k =c +d
c= kerugian pada limit terendah atau tertinggi
d = Jarak limit dan nilai target
y = Nilai aktual karakteristik kualitas
T = Nilai target karekteristik kualitas
L = Kerugian Akibat Kualitas.
Contoh

Goldenpipe memproduksi pipa baja


dengan nilai target kualitas diameter pipa
ditentukan 20,00 cm dan k sebesar Rp.
20.000. dari produk januari 2012 diambil
5 unit sebagai sampel kemudian diukur
diameternya sebagai berikut !
Hasil Perhitungan
Berdasarkan data tersebut
Laporan Biaya Kualitas dapat dihitung biaya kegagalan
eksternal total untuk Januari
2012. jika di perusahaan
Goldenpipe bulan itu diproduksi
10.000 unit pipa maka besarnya
biaya kegagalan eksternal
sebesar Rp 3.300.000 (10.000 x
Rp330)
Pelaporan Biaya Kualitas
Berdasarkan laporan biaya kualitas sebelumnya pada tahun 2012, PT Athamas
mendapatkan total penjualan sebesar Rp 3.280.000.000 Berdasarkan laporan biaya
kualitas PT. Arthamas, diketahui bahwa biaya kualitas menyerap 12.5 persen dari
total pendapatan penjualan. Dari pelaporan ini, PT Arrthamas mengetahui bahwa
mereka masih punya peluang untuk meningkatkan laba dengan optimalisasi biaya
kualitas. Terdapat dua pandangan terkait biaa kualitas optimal, yaitu dalam
pandangan tradisional disebut dengan tingkat kualitas dapat diterima, sedangkan
pandangan kontenporer disebut pengendalian kualitas total.
Pengelolaan Biaya Kualitas

Pandangan Tradisional, dalam model ini kualitas dibagi dalam tiga zona relatif
terhadap titik total biaya maksimum sepanjang kenaikan biaya pengendalian lebih
rendah dari penurunan biaya kegagalan, atau kenaikan biaya kegagalan lebih kecil
daripada penurunan biaya pengendalian maka perusahaan dapat meneruskan upaya
optimalisasi biaa kualita.
Pandangan Kontenporer
Untuk mendapatkan manfaat biaya maka tidak diperbolehkan adanya produk yang
tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
ABM
Membedakan biaya kualitas menjadi dua kelompok, yaitu biaya bernilai tambah dan
tidak bernilai tambah.
Gambar

Grafik AQL

Grafik Zero Defect


Pengelolaan Biaya Kualitas

Analisis Trend, dalam pelaporan biaya kualitas dapat memberikan gambaran


mengenai distribusi biaya dalam kelompok – kelompok aktivitas kualitas. Namun
dalam pelaporan tersebut tidak memberikan gambaran sejauh mana perkembangan
program perbaikan kualitas yang akan dilakukan.
h
Conto

Data biaya
Kualitas
perusahaan

Dapat disimpulkan
bahwa program
perbaikan kualitas telah
berhasil menurunkan
proporsi biaa kualitas
terhadap total penjualan
Grafik Biaya Kualitas per
Grafik Biaya Kualitas Total
komponen
Dari gambar diatas dapat dilihat biaya kualitas yang lain. Terlihat
bahwa kenaikan biaya pencegahan akan menyebabkan komponen biaya
kegagalan mengalami penurunan, tetapi kenaikan tersebut tidak
berdampak pada biaya penilaian. Demikian juga perubahan biaya
penilaian yang tidak berdampak terhadap biaa kegagalan
Pengidentifikasian Permasalahan
Pengendalian Kualitas

Dalam mencari penyebab terjadinya


cacat dengan metode ishikawa
dilakukan dengan mengidentifikasi
semua masalah pada setiap komponen
penyebab satu per satu
03
Target Costing &
Manajemen Biaya
Siklus Hidup
Pengertian
Target Costing
Target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen laba yang
difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufacturing sehingga
target costing ini digunakan oleh perancang sebelum proses dan proses desain
dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya
manufaktur produk di masa depan. Target costing merupakan perbedaan antara harga
jual produk atau jasa yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar tertentu dengan
laba per satuan yang diinginkan perusahaan. ( Hansen dan Mowen 2009 : 361 ).
Tujuan

“untuk merancang biaya produk pada tahap perencanaan dari


pada mencoba mengurangi biaya selama tahap
manufacturing.dan tujuan lainnya yang diharapkan dari
penetapan target costing tersebut adalah untuk membangun
pabrik dimana strateginya untuk memaksimalkan laba melalui
pengendalian biaya tetap konstan, perusahaan menginginkan
pabrik yang seefisien mungkin melalui penggunaan otomatisasi
dan pabrik yang fleksibel.
Metode target
Costing target cost dari perencanaan teknik.
Metode ini dapat digolongkan sebagai
Metode untuk menetapkan target costing tidak metode “bawah keatas”.
seragam. Secara umum, Metode untuk
menetapkan target costing dibagi menjadi tiga
metode :
Menggabungkan dua metode.
target cost dari perencanaan laba
artinya, target cost berasal dari penetapan target cost percaya bahwa
penjualan dan target profit, yang kombinasi metode “atas ke bawah” dan
digolongkan sebagai metode “atas “bawah ke atas” adalah metode terbaik
ke bawah”. untuk digunakan.
Tahap pengimplementasian target costing
● Terdapat lima tahapan pengimplementasian pendekatan pada proses target costing
menurut Blocher
1. Menentukan harga pasar.
2. Menentukan laba yang diharapkan.
3. Menghitung target biaya (target cost) pada harga pasar dikurangi laba yang
diharapkan.
4. Menggunakan rekayasa nilai (Value) untuk menentukan cara menurunkan biaya
produk.
5. Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian operasional untuk terus
menurunkan biaya
Rekayasa nilai

● Rekayasa Nilai (Value) Rekayasa nilai digunakan dalam target costing untuk menurunkan biaya
produk dengan cara menganalisis trade off antara jenis dan level yang berbeda dalam fungsionalitas
produk dan biaya produk total. Tahap pertama yang penting dalam rekayasa nilai adalah melakukan
analisis konsumen terhadap produk baru atau produk yang telah direvisi selama tahap desain.
● Jenis Rrekayasa nilai :
Analisis fungsional, adalah bentuk umum dan rekayasa nilai untuk pengkajian kinerja dan biaya dari
masing-masing fungsi atau ciri utama produk. Tampilan dan biaya pada setiap fungsi utama atau model
produk diuji secara cermat. Tujuan analisis ini adalah keseimbangan antara tampilan dan biaya.
Benchmarking sering digunakan pada tahap ini untuk menentukan tampilan yang seperti apa yang
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Analisis desain, merupakan bentuk umum dari rekayasa nilai untuk kelompok produk- produk industri
dan produk khusus. Tim desain menyiapkan beberapa desain produk yang mungkin, masing-masing
keistime"aan yang serupa yang mempunyai tampilan dan biaya yang berbeda.
Penentuan biaya berdasarkan target
● Penentuan biaya berdasarkan target, di mana perusahaan menentukan biaya
(contohnya dari target) yang diperolehkan untuk produk atau jasa, pada sebuah harga
pasar yang kompetitif, sehingga perusahaan dapat mendapatkan laba yang diinginkan:

● Biaya target = Harga kompetitif – Laba yang diinginkan


Keuntungan Penentuan Biaya Berdasarkan Target

● Penentuan biaya berdasarkan target dapat menguntungkan karena berikut ini:


● Meningkatkan kepuasan pelanggan, sebagian desain yang berfokus pada nilai pelanggan
● Menekan biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien.
● Membantu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diinginkan pada produk baru
atau yang telah dirancang ulang.
● Dapat menekan total waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan produk, melalui
koordinasi desain yang telah ditingkatkan, produksi, dan manajer pemasaran.
● Dapat membatu menyediakan sebuah batasan persaingan pada waktu resesi ekonomi.
● Dapat meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan, sebagaimana desain telah
ditingkatkan secara cermat dan isu-isu produksi dipertimbangkan secara tegas pada
tahap desain.
Contoh kasus soal target costing:
● Siverado parts, Inc. Memproduksi berbagai produk elektronik yang siklus hidupnya singkat. Pengembangan
haruslah cepat, dan profitabilitas produk sangat terkait dengan kemampuan menemukan berbagai desain yang
membuat biaya produksi serta biaya logistik rendah. Baru-baru ini, pihak manajemen perusahaan juga
memustuskan biaya pasca pembelian adalah biaya yang penting dalam keputusan desain. Bulan lau, sebuah
proposal mengenai produk baru dipresentasikan sebesar 200.000 unit (untuk 2 tahun). Harga jual yang diusulkan
adalah $130 per unit. Biaya produksi dan logistik diperkirakan mencapai $120 per unit. Biaya pengembangan
sebesar $100.000. pemilik silverado menginginkan pengembalian per unit sebesar $15.
● Diminta : Hitunglah biaya target!
● Jawaban
● Biaya target = harga target – laba target
●                     = $130-$15
●                     = $15
● Biaya Aktual = $120+$100.000/50.000 unit
●                      =$120+$2
●                      = $122
Manajemen Biaya Siklus Hidup
● Siklus hidup biaya adalah rangkaian kegiatan di dalam perusahaan yang diawali dengan
penelitian dan pengembangan kemudian diikuti dengan desain, produksi (atau penyediaan
jasa), pemasaran/distribusi, dan layanan pelanggan. Siklus hidup penjualan adalah
rangkaian tahapan dalam jaring-jaring produk atau jasa pada lingkungan pasar dari tahap
pengenalan produk atau jasa ke lingkungan pasar, pertumbuhan penjualan, dan akhirnya
jatuh tempo, penurunan penjualan, dan penarikan produk dari pasar.
● Penentuan Biaya Siklus Hidup
● Biasanya, biaya produk atau jasa diukur dan dilaporkan untuk waktu yang relatif singkat,
seperti sebulan atau setahun. Penentuan biaya siklus hidup yang memberikan perspektif
jangka panjang karena mempertimbangkan siklus hidup seluruh biaya produk atau jasa.
Oleh karena itu, pembiayaan ini memberikan perspektif yang lebih lengkap dari biaya
produk dan peluang laba produk atau jasa.
Penetapan Harga Strategis Menggunakan
Siklus Hidup Produk
Akuntan manajemen terlibat dalam tiga situasi harga:
keputusan pesanan khusus, penentuan biaya berdasarkan
target, dan pengambilan keputusan harga yang tidak
melibatkan pesanan khusus atau harga yang ditentukan pasar.
Penetapan Harga Menggunakan Siklus Hidup Biaya

1. Biaya Produksi Penuh Ditambah Kenaikan Harga


2. Biaya Siklus Hidup Ditambah Kenaikan Harga (Biaya siklus hidup total x kenaikan
biaya = harga)
3. Biaya Penuh dan Persentase Margin Bruto yang Diinginkan
Harga = biaya produksi total
(1- presentase batas siklus hidup yang diinginkan)

4. Biaya Penuh Ditambah Pengembalian Aset yang Diinginkan


Siklus kenaikan harga = keuntungan sebelum pajak yang diinginkan
biaya siklus hidup dari penjualan yang diperkirakan
PT Andalas menyajikan data pendapatn dan biaya dua jenis produk TM200
untuk pasar komersial dan TM800 untuk pelanggan indusrial. Kedua
produk diharapkan mempunyai siklus hidup selama tiga tahun.

1. Buatlah laporan rugi/laba untuk tiga tahun


kedua jenis produk tersebut, produk
manakah yang lebih menguntungkan?
2. Buatlah daftar yang menunjukkan setiap
kategori biaya dalam bentuk persentase
terhadap biaya total per tahun. Berilah 99
perhatian khusus untuk kategori riset &
pengembangan dan pelayanan kepada
pelanggan.
1. Laporan R/L selama siklus hidup produk (3 tahun) dipaparkan sebagai berikut:

Dari laporan R/L tersebut


diketahui bahwa produk
TM200 lebih
menguntungkan.
2. daftar yang menunjukkan setiap kategori biaya dalam
bentuk persentase terhadap biaya total per tahun.
Thanks!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai