SOKHLET
KELOMPOK B3
METODE KERJA
1. Dibilas labu destilasi yang akan digunakan dengan menggunakan ethanol lalu dimasukkan batu
didih.
2. Ditimbang sejumlah sampel yang telah diperkecil ukurannya lalu dimasukkan ke dalam labu
destilasi.
3. Ditambahkan pelarut, dibandingkan antara simplisia dengan pelarut yaitu sekitar 1 : 3.
4. Didihkan campuran menggunakan pemanas selama kurang lebih 3 jam kemudian dinginkan.
5. Disaring filtrate menggunakan kertas saring, disimpan dalam wadah penampung.
6. Diuapkan filtrat sehingga didapatkan ekstrak kental.
CONTOH GAMBAR PROSES REFLUKS
PROSES METODE REFLUKS
Pemanasan suhu tinggi tanpa ada zat yang dilepaskan. Tabung kondensor
dihubungkan dengan selang berisi air dingin. Selang air masuk ada di bagian bawah dan
selang air keluar di bagian atas. Prinsip kerja pada rangkaian refluks ini terjadi empat proses,
yaitu :
1. Heating terjadi pada saat feed dipanaskan di labu didih.
2. Evaporating (Penguapan) terjadi ketika feed mencapai titik didih dan berubah fase
menjadi uap yang kemudian uap tersebut masuk ke kondensor dalam.
3. Kondensasi (Pengembunan) proses ini terjadi di kondensor, jadi terjadi perbedaan suhu
antara kondensor dalam yang berisi uap panas dengan kondensor luar yang berisikan air
dingin, hal ini menyebabkan penurunan suhu dan perubahan fase dari steam tersebut
untuk menjadi liquid kembali.
4. Cooling terjadi di dalam ember, di dalam ember kita masukkan batu es dan air, sehingga
ketika kita menghidupkan pompa, air dingin akan mengalir dari bawah menuju
kondensor luar, air harus dialirkan dari bawah kondensor bukan dari atas agar tidak ada
turbulensi udara yang menghalangi dan agar air terisi penuh.
PROSEDUR SINTESIS METODE
REFLUKS
Prosedur dari sintesis dengan metode refluks adalah semua reaktan atau
bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher tiga. Kemudian dimasukkan batang
magnet stirer setelah kondensor pendingin air terpasang campuran diaduk dan
direfluks selama waktu tertentu sesuai dengan reaksinya. Pengaturan suhu
dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir sesuai dengan kebutuhan reaksi.
Pelarut akan mengekstraksi dengan panas, terus akan menguap sebagai senyawa
murni dan kemudian terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke wadah,
pengekstraksi lagi. Demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan
sampai penyaringan sempurna. Gas N2 dimasukkan pada salah satu leher dari labu
bundar. Dilakukan dengan menggunakan alat destilasi, dengan merendam simplisia
dengan pelarut/solven dan memanaskannya hingga suhu tertentu. Pelarut yang
menguap sebagian akan mengembung kembali kemudian masuk ke dalam
campuran simplisia kembali, dan sebagian ada yang menguap.
LINK VIDEO METODE REFLUKS
https://youtu.be/s4T4p4V3cXc
DAFTAR PUSTAKA
• Mandiri, Rizki. 2013, 18 September. Ekstraksi Metode Refluks.
http://mandiriii.blogspot.com, diakses tanggal 22 Oktober 2014 Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
• Farmakope Indonesia Edisi IV. 1995.
• Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta Sudjadi.1986.
• Metode Pemisahan. UGM Press. Yogyakarta Sie, Oeinitan J. 2013.
• Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana
Linn.) Hasil Pengadukan dan Refluks. J. Ilmiah Mahasiswa Univesitas Surabaya
Vol. 2 No. 1 Mu’nisa Andi., Wresdiyati, Tutik., Kusumorini, Nasiti., Manalu,
Wasmen. 2012.
• Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Cengkeh. J. Veteriner Vol. 13 No. 3
02
Sokhletasi
Pengertian Sokhletasi
“Sokhletasi adalah suatu metode / proses
pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan
berulang ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua
komponen yang diinginkan akan terisolasi.
”
Prinsip
Penyaringan yang berulang-ulang (kontinue), sehingga hasil yang didapat
sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Maksud dari penyaringan berulang-
ulang adalah pertama memanaskan pelarut, selanjutnya uap dari pelarut akan naik
menuju kondensor melalui pipa F.
Pada kondensor ini, uap pelarut akan didinginkan dan akan terkondensasi akan
memisahkan komponen sampel dan menuju kesifon. Jika pipa sifon telah penuh dengan
pelarut maka pelarut akan kembali ke labu alas bulat. Prosis ini disebut satu siklus,
Semakin banyak terjadinya siklus maka proses pemisahan akan maksimal. Proses
pemanasan dihentikan pada saat warna pelarut berubah menjadi bening pada timbal.
Jika penyaringan telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersari.
Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat
melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan
zat padat yang tidak diinginkan.
Metode sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan membasahi sampel,
secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa
senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut.
Syarat-syarat pelarut :
1. Pelarut yang mudah menguap.
Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol
2. Titik didih pelarut rendah
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar
Kelebihan
1. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur lunak.
2.Sampel dapat diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan
berulang-ulang.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda masearsi atau
perkolasi.
4.Pelarut yang digunakan tidak akan habis, karena selalu
didinginkan dengan adanya kondensor dan dapat diguankan
lagi setelah hasil isolasi dipisahkan.
5. Waktu yang digunakan lebih efisien.
6. Proses soxhletasi berlangsung cepat.
7. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
8.Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
Kekurangan
1.Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan-bahan
tumbuhan yang mudah rusak dengan adanya pemanasan karena
menyebabkan penguraian contoh betakaroten.
2.Terjadinya reaksi penguraian akibat proses daur ulang pelarut.
Ekstrak yang terkumpul dibagian bawah wadah akan terus menerus
dipanaskan sehingga dapat menyebabkan rekasi penguraian.
3.Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan
menggunakan pereaksi meyer, wagner dan reagen lainnya.
4.Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah sehingga
mudah menguap.
5.Jumlah total senyawa senyawa yang diekstraksi akan melampau
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap
dalam wadah dan dibutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak untuk
melarutkan
Alat
Labu didih
Alat
Ekstraktor
“Sampel dalam sokletasi perlu dikeringkan
sebelum disokletasi. Tujuan dilakukannya
pengeringan adalah untuk menghilangkan
kandungan air yang terdapat dalam sampel
sedangkan dihaluskan adalah untuk
mempermudah senyawa terlarut dalam pelarut.
Didalam sokletasi digunakan pelarut yang mudah
menguap. Pelarut itu tergantung pada
tingkatannya, polar atau non polar.”
Hal yang perlu diperhatikan :
https://www.youtube.com/watch?v=RW_NTNdHQaQ&ab_channel=A
nalisisKimiaUniversitasIslamIndonesia
DAFTAR PUSTAKA