Anda di halaman 1dari 31

MALARIA

• Etiologi
– Plasmodium vivax
– Plasmodium falsifarum
– Plasmodium malariae
– Plasmodium ovale
• Patogenesis
– Alami, melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia
– Induksi, melalui transfusi,suntikan,plasenta
• Gejala klinis
– Demam periodik, 3 stadium demam yaitu
menggigil, puncak demam,berkeringat
– Splenomegali
– Anemia
– Eritrosit mudah pecah
– ikterus
• Pemeriksaan penunjang
– Pemeriksaan darah tepi yaitu pemeriksaan
sediaan darah tebal untuk melihat parasit dalam
bentuk trofozoit yang berbentuk cincin
• Penatalaksanaan
– Obat anti malaria seperti pirimetamin, primakuin,
kina, klorokuin, amodiakuin
TUBERKULOSIS
   DEFINISI
• Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi saluran nafas
bawah.
• Penyakit ini disbabkan oleh mikro organisme
Mycobacterium Tuberculosis
• ditularkan melalui inhalasi pericikan ludah (droplet),
orang ke orang
ETIOLOGI
• Penyebab TB paru adalah Mycobacterium
Tuberculosis
• Sifat kuman ini adalah aerob dan tidak tahan
terhadap sinar matahari.
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinik TB mungkin belum muncul pada
infeksi awal dan mungkin tidak akan pernah timbul
apabila tidak terjadi infeksi aktif. Apabila timbul
infeksi aktif pasien biasanya memperlihatkan:
– Demam, biasanya pagi hari
– Malese
– Keringat malam
– Hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan
– Batuk purulen produktif disertai nyeri dada sering timbul
pada infeksi aktif
PENATALAKSANAAN
• Obat anti Tb
• Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Lab.
– Anemia bila penyakit berjalan menahun
– Leukosit ringan dengan predominasi limfosit
– LED meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut
kembali normal pada tahap penyembuhan
2.Pemeriksaan Bakteriologik (sputum)
– Kultur spuntum = positif mikobakterium tuberculosis pada tahap aktif
– Ziehl-Neelsen
– Test mantox
3. Pemeriksaan histologik atau kultur jaringan.
4.Pemeriksaan radiologi
• Foto thorax       :
Infiltrasi lesi awal pada area paru atas simpanan
kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan
perubahan menunjukan lebih luas TB dapat termasuk
rongga akan fibrosa
• 5.Pemeriksaan fungsi paru
KOMPLIKASI
• Pneumonia (radang parenkim paru)
• Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam
rongga pleura)
• Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam
rongga selaput dada)
• Empiema
• Laringitis
• Menjalar ke organ lain (spt, usus)
DEMAM BERDARAH DENGUE
Definisi
• Etiologi virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan
genusnya adalah flavivirus.
• Manifestasi klinis infeksi virus Dengue termasuk
didalamnya Demam Berdarah Dengue sangat
bervariasi, mulai dari asimtomatik, demam ringan
yang tidak spesifik, Demam Dengue, Demam
Berdarah Dengue, hingga yang paling berat yaitu
Dengue Shock Syndrome (DSS).
• faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit
Demam Berdarah Dengue, antara lain faktor
1. host,
2. lingkugan (environment) dan
3. faktor virusnya sendiri.
• Faktor host yaitu kerentanan (susceptibility) dan
respon imun.
• Faktor lingkungan (environment) yaitu kondisi
geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah
hujan, angin, kelembaban, musim); Kondisi
demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat
istiadat, sosial ekonomi penduduk).
• Jenis nyamuk sebagai vektor penular penyakit juga
ikut berpengaruh.
Manifestasi Klinis
• Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung
terus menerus selama 1-7 hari.
Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan
1. Uji tourniquet positif
2. Petekia, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
4. Hematemesis dan atau melena
5. Hematuria
6. Pembesaran hati (hepatomegali).
7. Manifestasi syok/renjatan
Kriteria Laboratoris :
• Trombositopeni (trombosit < 150.000/ml)
Hemokonsentrasi (kenaikan Ht > 20%)
Hb meningkat
Manifestasi klinis DBD sangat bervariasi, WHO (1997)
membagi menjadi 4 derajat, yaitu :

• Derajat I:
Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi
perdarahan spontan satu-satunya adalah uji tourniquet positif.
Derajat II :
Gejala-gejala derajat I, disertai gejala-gejala perdarahan kulit spontan atau
manifestasi perdarahan yang lebih berat.
Derajat III:
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menyempit (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin
dan lembab, gelisah.
Derajat IV :
Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah
tidak terukur.
Rabies
• Rabies adalah suatu penyakit infeksi akut pada
susunan saraf pusat yang dapat menyerang
semua jenis binatang berdarah panas dan
manusia
• Klinis :
– Gangguan susunan saraf pusat
– akibat gigitan hewan yang mengandung virus dalam
salivanya.
– Kulit yang utuh tidak dapat terinfeksi oleh rabies
akan tetapi jilatan hewan yang terinfeksi dapat
berbahaya jika kulit tidak utuh atau terluka.
– Virus juga dapat masuk melalui selaput mukosa
yang utuh, misalnya selaput konjungtiva mata,
mulut, anus, alat genitalia eksterna
– Setelah virus rabies memasuki tubuh hewan, virus
ini akan berjalan ke otak melalui saraf perifer
• Kriteria hewan tersangka rabies adalah sebagai
berikut :
1. Anjing atau hewan yang menggigit terbukti secara
laboraotrium adalah positif menderita rabies.
2. Anjing atau hewan yang menggigit mati dalam
waktu 5 – 10 hari.
3. Anjing atau hewan yang menggigit menghilang
atau terbunuh.
4. Anjing atau hewan yang menggigit mempunyai
gejala-gejala rabies.
• Pada masa inkubasi pasien dapat tidak
menunjukkan gejala apa – apa (asimptomatik).
• Pada stadium prodromal 2-7 hari virus mulai
memasuki sistem saraf pusat, sakit kepala, lemah,
anoreksia, demam, rasa takut, cemas, nyeri otot,
insomnia, mual, muntah, dan nyeri perut.
• Parestesia atau nyeri pada lokasi inokulasi
merupakan tanda patognomonik pada rabies dan
terjadi pada 50 % kasus pada stadium ini, dan
tanda ini mungkin menjadi satu-satunya tanda
awal
• Setelah prodromal, timbul gejala :
1. Bentuk spastik (furious rabies):
• peka terhadap rangsangan ringan, kontraksi otot
farings dan esofagus, kejang, aerofobia, kaku
kuduk, delirium, semikoma, dan hidrofobia.
Spasme otot-otot faring maupun pernapasan
• Pasien akan meninggal dalam 3 – 5 hari setelah
mengalami gejala-gejala ini.
• 2. Bentuk demensia.
3. Kepekaan terhadap rangsangan bertambah,
gila mendadak, dapat melakukan tindakan
kekerasan, koma, mati.
4. Bentuk paralitik (dumb rabies) : Pada
bentuk ini pasien tampak lebih diam daripada
tipe furious.
Penatalaksanaan
• Prinsip penanganan rabies adalah dengan
menghilangkan virus bebas dari tubuh dengan
pembersihan dan netralisasi
• vaksinasi aktif maupun pasif.
TETANUS
• Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi
yang berbahaya karena mempengaruhi sistem
persarafan dan otot.
• Tetanus disebabkan Clostridium tetani
• banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan
hewan peliharaan dan di daerah pertanian.
• Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa
luka yang dalam yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing
atau sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang
dangkal dan kecil atau luka geser yang
terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau
jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari
dan luka pada pembedahan.
Pengobatan
• immunoglobulin tetanus.
• Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan
untuk mencegah pembentukan racun lebih
lanjut.
• Anti kejang
• Makanan diberikan melalui infus atau selang
nasogastrik.
• Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein
Prognosis
• Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%.
Kematian biasanya terjadi pada penderita
yang sangat muda, sangat tua dan pemakai
obat suntik. Jika gejalanya memburuk dengan
segera atau jika pengobatan tertunda, maka
prognosisnya buruk.
Pencegahan
• Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah
jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada
anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai
bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis,
tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya
menerima booster

Anda mungkin juga menyukai