Anda di halaman 1dari 18

Sistem Bilangan

dan Kesalahan
OKTAF AGNI DHEWA
D4 Teknik Elektronika, FT, UNY
PENYAJIAN BILANGAN BULAT

𝑁 =( 𝑎 𝑛 𝑎𝑛 −1 𝑎 𝑛 −2 … 𝑎0 ) 𝑐
 

  ( 𝑎 𝑐𝑛 + 𝑎
¿ 𝑐 𝑛 −1
+𝑎 𝑐𝑛− 2
+ …+ 𝑎 𝑐 0
)
𝑛 𝑛 −1 𝑛 −2 0
Bilangan Desimal
  , dapat didefinisikan

2*102 + 8*101 + 8*100 = 200 + 80 + 8 = 288

Bilangan Biner ke Desimal


( 1101 )2 , dapat didefinisikan

1*23 + 1*22 + 0*21 + 1*20 = 8 + 4 + 0 + 1 = 13


ALGORITMA KONVERSI
 
Apabila diketahui koefisien – koefisien dari polinom dan suatu bilangan dasar . Maka
dapat dihitung dari melalui formulasi berikut,

𝑏  𝑛 =𝑎 𝑛
𝑏  𝑛 − 1=𝑎 𝑛 −1 +𝑏𝑛 𝛽
𝑏  𝑛 − 2=𝑎 𝑛 −2 +𝑏𝑛 − 1 𝛽
……………………………………..
𝑏  0 =𝑎 0 − 𝑏1 𝛽
Biner ke Desimal
( 1101 )2 ,   memiliki pangkat order 3 maka
𝑏  3 =𝑎3 =1
𝑏  2 =𝑎2 +𝑏3 𝛽=1+1 ∗ 2=3
𝑏  1 =𝑎1 +𝑏2 𝛽=0+3 ∗ 2=6
𝑏  0 =𝑎 0 +𝑏1 𝛽=1+6 ∗ 2=13
  sehingga 
Desimal ke Biner
  ,  memiliki , pangkar orde 2 dan memiliki algoritma decimal bilangan bulat
( 187 )10=1 ∗ 102+8 ∗ 101+ 7∗ 100 akan sama dengan
2 1 0
¿  ( 0001 )2 ∗ ( 1010 )2 + ( 1000 )2 ∗ ( 1010 )2+ ( 0111)2 ∗ ( 1010 )2

maka
𝑏  2 =( 0001 )2
𝑏  1 =( 1000 )2+ ( 0001 )2 ( 1010 )2 =( 10010 )2
𝑏  0 =( 0111 )2+ (10010 )2 ( 1010 )2 =( 0111 )2+ ( 10110100 )2=( 10111011 )2
  sehingga 
PENYAJIAN BILANGAN PECAHAN

  𝑛
−𝑖
𝑎 𝑎 𝑎 … 𝑎 𝑎
( 1 2 3 𝑛 )𝑘 ∑ 𝑖
= 𝑘
𝑖=𝑙

 , memiliki pangkat terendah -3 dan basis 10 maka nilai bilangan pecahan


tersebut diperoleh dari

0*100 + 6*10-1 + 2*10-2 + 5*10-3 = 0 + 0,6 + 0,02 + 0,005 = 0,625


 , memiliki pangkat terendah -3 dan basis 2 maka nilai bilangan
pecahan decimal dari biner tersebut dapat diperoleh dari

0*20 + 1*2-1 + 0*2-2 + 1*2-3 = 0 + 0,5 + 0 + 0,125 = 0,625

  maka 
ALGORITMA PENYEDERHANAAN
  Apabila diketahui x di antara 0 dan 1 dengan sebuah bilangan dasar/basis
yang lebih besar dari 1, maka komponen dapat dicari melalui formulasi

𝑐  0=𝑥
𝑏
  1 =( 𝛽 𝑐0 ) 𝑙 𝑐 1=( 𝛽 𝑐 0 ) 𝐹 ∞
 
𝑏
  2 = ( 𝛽 𝑐1 )𝑙 𝑐 2=( 𝛽 𝑐 1 )𝐹 maka 𝑥=( 𝑏 1 𝑏2 𝑏3 ) 𝛽 =∑ 𝑏 𝑘 𝛽 −𝑘
𝑘=𝑙
………………………………………………………..
 Konversi nilai bilangan biner ke dalam bentuk bilangan decimal
𝑐  0=𝑥 =( 0,101 )2
  yang dalam bentuk biner dapat ditulis
Sehingga dapat dijabarkan,
𝑐  0=𝑥 =( 0,101 )2
𝛽  𝑐0 =( 1010 )2 ( 0,101 )2=( 110,010 )2 maka
  dan

𝛽  𝑐1 =( 1010 )2 ( 0,01 )2 =( 10,10 )2 maka


  dan
𝛽  𝑐2 =( 1010 )2 ( 0,1 )2 =( 101,0 )2 maka
  dan

Oleh karena itu

  , dimana
LATIHAN
 

 , menggunakan algoritma konversi


 , mengunakan algoritma konversi

 , menggunakan algoritma penyederhanaan


NILAI
SIGNIFIKAN

dianggap nilai signifikan 1  anak panah


menunjukkan nilai 59 atau 60

dianggap nilai signifikan 0.1  anak panah


menunjukkan nilai 59 atau 59.5
ANGKA
SIGNIFIKAN
 Setiap angka yang tidak nol merupakan angka signifikan. Misal, 82 memiliki 2
angka signifikan yaitu 8 dan 2, sedangkan 123,45 memiliki 5 angka signifikan yaitu
1,2,3,4 dan 5.
 Angka nol yang terletak diantara bukan nol merupakan angka signifikan. Misal,
2021 memiliki 4 angka siginifikan yaitu 2, 0, 2 dan 1.
 Angka nol yang terletak di akhir dan berada di kanan koma decimal merupakan
angka signifikan. Misal, 10,080 memiliki 5 angka signifikan yaitu 1, 0, 0, 8 dan 0.
 Angka nol disebelah kiri dari angka pertama bukan nol merupakan bukan angka
signifikan. Misal, 0,0008 memiliki 1 angka signifikan yaitu 8.
 Angka nol yang berada di ujung dari deret angka dan disebelah kiri dari koma
decimal dapat atau tidak dapat menjadi angka signifikan.
AKURASI DAN PRESISI
PENDEKATAN DAN
KESALAHAN
 Kesalahan bawaan (inherent error)
Kesalahan yang terjadi karena kesalahan pengukuran, pencatatan atau tidak
memahami hokum fisik yang diukur.
 Kesalahan pembulatan (round of error)
Kesalahan yang terjadi karena adanya nilai pembulatan. Misal, 3,1428571 yang
dibulatkan menjadi 3,14.
 Kesalahan pemotongan (truncation error)
Kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan pengurangan jumlah angka
signifikan. Misal, 0,4123568 (7 angka signifikan) menjadi 0,41236 (5 angka
signifikan)
Kesalahan dalam numerik dapat
~𝑥=𝑥
didefinisikan:
  +𝑒
 
dimana,
= nilai eksak (nilai sebenarnya),
x = nilai pendekatan yang dihasilkan dari metode numerik,
e = nilai kesalahan numerik

Kesalahan
fraksional:
𝑒   𝑥 𝑛 − 𝑥 𝑛 −1
 
∈= ( )
~
𝑥
𝑥 100 %  ∈=
( 𝑥𝑛 ) 𝑥 100 %

Konvergensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai