Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN JALAN NAFAS DAN

PERNAFASAN
Struktur Jalan
Nafas
Penatalaksanaan obstruksi jalan nafas

Manuver
Manuver Heimlich
Heimlich

Manuver Heimlich adalah suatu hentakan pada


subdiafragma-abdomen yang menyebabkan
peningkatan tekanan pada diafragma sehingga
memaksa udara yang ada di paru paru keluar dengan
cepat sehingga diharapkan dapat mendorong atau
mengeluarkan benda asing yang menyumbat jalan
nafas
Lanjutan ….

Manuver
Manuver Heimlich
Heimlich pada
pada korban
korban sadar
sadar
dengan
dengan posisi
posisi berdiri
berdiri atau
atau duduk
duduk

Penolong berdiri dibelakang korban melingkari


pinggang korban deengan kedua lengan
kemudian kepalkan satu tangan dan letakan jari
jempol tangan kepalan pada perut korban,
sedikit diatas pusar dan dibawah ujung tulang
sternum. Pegang erat kepalan tangan dengan
tangan lainnya. Kemudian tekan kepalan tangan
ke perut dengan hentakan yang cepat ke arah
atas.
Lanjutan…

Manuver
Manuver Heimlich
Heimlich pada
pada korban
korban yang
yang
tidak
tidak sadar
sadar

Korban diletakan pada posisi terlentang dengan


wajah ke atas. Penolong berlutut disisi samping
korban. Letakan salah satu tangan pada perut
korban di geris tengah sedikit ke pusar kemudian
tangan kedua diletakan diatas tangan pertama
kemudian penolong menekan perut dengan
hentakan yang cepat ke arah atas.
Lanjutan ….

Manuver
Manuver Heimlich
Heimlich pada
pada yang
yang dilakukan
dilakukan
sendiri
sendiri

Kepalkan tangan, letakan sisi ibu jari


pada perut diatas pusar dan dibawah
sternum, genggam kepalan itu dengan
kuat dan berikan tekanan ke atas ke arah
diafragma dengan gerakan yang cepat,
jika tidak berhasil maka dapat dilakukan
dengan menenkan perut pada tepi meja
atau belakang kursi
Lanjutan ….

Penyapuan jari

Manuver ini dilakukan pada korban tidak sadar dengan


wajah menghadap ke atas lalu buka mulut koban dengan
memegang lidah dan rahang diantara ibu jari kemudian
mengangakat rahang ke bawah. Tindakan ini akan
menjauhkan lidah dari kerongkongan serta menjauhkan
benda asing yang menyangkut di tempat tersebut.
Dengan cara memasukan jari telunjuk tangan lain
menelusuri bagaian dalam pipi, jauh ke kerongkongan
dibagian dasar lidah, kemudian lakukan gerakan
mengait untuk melepaskan benda asing serta
menggerakan benda asing itu ke luar mulut sehingga
mudah diambil.
Penatalaksanaan Jalan nafas
Mengenali
Mengenali adanya
adanya sumbatan
sumbatan jalan
jalan
nafas
nafas

Menegenali sumbatan jalan nafas dapat


dilakukan dengan teknik look,listen and feel
dengan melihat bila korban bernafas, berarti
terjadi sumbatan parsial yang menyebabkan
timbulnya bunyi nafas saat inspirasi
bertambah (stridor),korban terlihat sianosis
dan adanya retraksi otot pernafasan
tambahan. Tanda ini akan hilang pada
korban yang tidak lagi bernafas
Lanjutan ….

Membuka
Membuka jalan
jalan nafas
nafas tanpa
tanpa alat
alat

* Pengertian
Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dengan
tetap memperhatikan kontrol servikal

* Teknik membuka jalan nafas tanpa alat :


1. Chin-lift
2. Jaw- thrust
Lanjutan ….
Chint -lift
* Tujuan : untuk membuka jalan nafas
* Prosedur :
1. Letakan tangan pada dahi pasien
2. Tekan dahi sedikit mengarah ke
depan dengan telapak tangan
penolong
3. Letakan ujung jari tangan lainnya
dibawah bagian ujung tulang rahang
pasien
4. Tengadahkan kepala dan
tahan/tekan dahi pasien secara
bersamaan sampai kepala pasien
pada posisi ekstensi
Lanjutan ….
Jaw- thrust
* Tujuan : untuk membuka jalan nafas pada
pasien dengan cidera kepala atau cidera leher
servikal
* Prosedur :
1. Letakan kedua siku penolong sejajar dangan
posisi pasien
2. Kedua tangan memegang sisi kepala pasien
3. Penolong memegang kedua sisi rahang
4. Kedua tangan penolong menggerakan rahang
keposisi depan secara perlahan
5. Pertahankan posisi mulut pasien terbuka
Tahap dasar membuka jalan napas
Alat bantu jalan nafas tanpa orofaring (Airway)

yaitu menahan pangkal lidah dari dinding


belakang faring.alat ini berguna pada korban
yang masih bernafas spontan atau saat 05
dilakukan ventilasi dengan sungkup dan bagging
yang tanpa disadari penolong menekan dagu ke
bawah sehingga jalan nafas tersumbat.alat ini 04
juga digunakan untuk melakukan pengisapan
lendir dan mencegah korban menggigit pipa
endotrakeal (ETT)
03
02 Cara pemasangan
1.Bersihkan mulut dan faring dari segala kotoran
01 2.Masukan alat dengan ujung mengarah chefalad
3.Saat di dorong masuk mendekati dinding belakang faring,
Alat di putar 180º
4.Pilihlah alat dengan ukuran yang tepat,lumasi dan masukan
Menyusuri bagian tengah dan dasar rongga hidung
Hingga mencapai daerah belakang lidah.
5.Apabila ada tahanan dengan dorongan ringan alat
Diputar sedikit.
Lanjutan
Bahaya dan Hal – Hal yang perlu diperhatikan

1.Alat yang terlalu panjang dapat masuk esophagus dengan segala akibatnya

2.Alat ini dapat merangsang muntah dan spasme laring.

3.Dapat menyebabkan perdarahan akibat kerusakan mukosa akibat pemasangan,oleh sebab itu alat pengisap
Harus selalu siap saat pemasangan.

Hal – Hal yang harus di perhatikan

1.Selalu periksa apakah nafas spontal timbul setelah pemasangan alat ini

2.Apabila tidak ada nafas spontan, Lakukan nafas buatan dengan alat bantu nafas yang memadai.

3.Bila tidak ada alat bantu nafas yang memadai lakukan pernafasan dari mulut ke mulut dengan
menggunakan
Sapu tangan,masker sebagai barier.

4.Pertahankan posisi kepala yang tepat saat alat terpasang.


Alat Bantu Nafas Nasofaring(Nasopharyngeal Airway)

Alat ini berbentuk pipa polos terbuat dari karet


Atau plastik.Biasanya digunakan pada korban yang menolak
Menggunakan alat bantu jalan nafas orofaring atau apabila
secara teknis tidak mungkin memasang alat
Bantu jalan nafas orofaring,misalnya trismus,
Rahang mengatup kuat dan cedera berat
Daerah mulut.
Pernafasan Buatan

Pernafasan mulut ke mulut dan mulut ke hidung


85% 35% 65% 45%
Cara ini merupakan teknik dasar bantuan nafas.Upayakan
memakai pelindung(barier)antara mulut penolong dengan
korban berupa lembar plastik(silikon berlubang).Keterbatasan
cara ini adalah konsentrasi oksigen ekspirasi penolong
rendah(16-17%)

Pernafasan mulut ke sungkup muka(pocket masker)


Alat ini merupakan alat bantu efektif untuk nafas
buatan.sungkup muka ini memiliki beberapa ukuran, bening
untuk memudahkan melihat adanya regurgitasi dan memiliki
lubang masuk oksigen tambahan. Keuntungan dari penggunaan
sungkup muka ini adalah mencegah kontak langsung dengan
korban dan dapat memberikan oksigen tambahan.
Cara melakukan pemberian nafas dari mulut ke mulut

Bila memungkinkan,lakukan dengan 2 penolong. Posisi dan urutan tindakan sama seperti tanpa
menggunakan sungkup,kecuali pada teknik ini digunakan sungkup sebagai pelindung jadi
01

diperlukan keterampilan memegang sungkup.

Bila tersedia,berikan oksigen dengan aliran 10 liter/menit dan 15 L/menit..Bila tidak ada
penolakan,pasang alat bantu jalan nafas orofaring.
02

Tegadahkan kepala dan pasang sungkup pada mulut dan hidung korban dengan cara ibu jari dan
telunjuk kedua tangan menekan sungkup,sedangkan 3 jari kedua tangan menarik mandibula
sambil tetap mempertahankan kepala dalam posisii tengadah.hal ini untuk mencegah terjadi
kebocoran.
03

Berikan tiupan melalui hidung sungkup sambil memperhatikan gerakan dada,tiup dengan
lambat dan mantap dengan lama inspirasi 1-2 detik.pada pasien dengan henti jantung dengan
04

jalan nafas belum terlindungi lakukan 2 ventilasi setiap 15 kompresi dada.


Next..

Apabila jalan nafas terlindungi ,misalnya sudah terpasang ETT (laringeal mask airway atau
combitube )
Lakukan kompresi 100 x menit dengan ventilasi dilakukan tanpa mengehntikan kompresi
(asinkron) tiap 5 detik dengan
Kecepatan 12 x /menit.Apabila ada penolong ketiga lakukan tekanan pada krikoid untuk
mencegah distensi lambung dan
Regurgitasi.
Bantuan nafas dengan menggunakan Bagging,sungkup dan alat bantu jalan nafas lainnya

Bagging telah laa digunakan sebagai alat


bantu nafas utama dikombinasikan
1.Volume tidal berkisar dengan alat bantu jalan nafas
antara 10-15 ml/kg BB lain,misalnya sungkup muka,ETT,LMA
dan combitube.Penggunaan bagging
memungkinkan pemberian oksigen
Bagging dewasa tambahan.
umumnya mempunyai
volume 1600 ml
Bila memungkinkan bagging
dilakukan oleh 2 penolong untuk
mencegah terjadinya kebocoran
Beberapa hal yang harus diperhatikan
saat menggunakan bagging :
Masalah kebocoran dan kesulitan
mencapai volume tidal yang cukup tidak
akan terjadi jika di pasang ETT,LMA,dan
combitube
Tahap lanjut membuka jalan nafas

Pemasangan Endotrakeal Tube (ETT)


Pemasangan pipa endotrakeal menjamin terpeliharanya jalan nafas dan
sebaliknya dilakukan segera mungkin oleh penolong yang terlatih.
Persiapan alat untuk pemasangan Pipa Endotrakeal(ETT)

Keuntungan pemasangan pipa endotrakeal 1.Laringoskop,lengkap dengan handle dan bladenya


2.Pipa endotrakeal,dengan ukuran
1.Terpeliharanya jalan napas Perempuan :No 7,0:7,5:8,0
2.Dapat memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi Laki –laki : No 8,0:8,5
3.Menjamin tercapainya volume tidal yang tidak diinginkan 3.Stilet(mandiri)
4.Mencegah terjadinya aspirasi 4.Forsep margil
5.Mempermudah penghisapan lendir di trakea. 5.Jelly
6.Merupakan jalur masuk beberapa obat-obat resusitasi. 6.Spuit 20 cc atau 10 cc
7.Stetoskop
8.Bantal
Indkasi pemasangan Pipa Endotrakeal
9.Plester dan gunting
10.Alat penghisap lendir(suction aparatus)
1.Henti jantung
2.Korban sadar yang tidak mampu bernafas dengan baik
3.Perlindungan jalan nafas tidak memadai misalnya pada korban
Dengan koma atau arefleksi.
4.Penolong tidak mampu memberikan bantuan nafas dengan
cara konvensional
Teknik Pemasangan
Bila pita suara terlihat, masukkan ETT sambil
memperhaatikan bagian proksimal dari cuff ETT
Cek alat alat yang diperlukan
melewati pita suara kurang lebih 1-2 cm atau pada orang
dewasa kedalaman ETT kurang lebih 19-23 cm
Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik

Beri pelumas pada ujung ETT sampai daerah Waktu untuk intubasi tidak boleh lebih dari 30
cuff detik

Letakan bantal setinggi kurang lebih 10 cm Lakukan ventilasi dengan menggunakan


diatas oksiput dan pertahankan kepalamtetap bagging dan lakukan auskultasi pertama pada
ekstensi lambung kemudian pada paru kanan dan kiri
sambil memperhatikan pengembangan dada
Bila terdengar suara gurgling pada lambung dan dada
Bila perlu lakukan penghisapan lendir pada
tidak mengembang, lepaskan ETT dan lakukan
mulut dan faring
hiperventilasi ulang selama 30 detik kemudian lakukan
intubasi kembali
Buka mulut secara cross finger dan tangan kiri
memegang laringoskop Kembangkan balon cuff dengan menggunakan
20 atau 10 cc dengan volume secukupnya
hingga tak terdengan suara kebocoran di
Masukkan bilah laringoskop menelusuri mulut mulut korban saat ventilasi
sebelah kanan, sisihkan lidah ke kiri. Masukan
Lakukan fiksasi ETT dengan plester agar tidak
bilah sampai mencapai dasar lidah,
terdorong atau tercabut
perhatikan agar lidah atau bibir tidak terjepit
di antara bilah dan gigi korban Pasang orofaring untuk mencegah korban
menggigit ETT jika mulai sadar
Angkat laringoskop ke atas dan ke depan
dengan kemiringan 30 -40 derajat , jangan Lakukan ventilasi dengan oksigen 100%
sampai menggunakan gigi sebagai titik tumpu
Penekanan Krikoid (Sellick Manuever)
Sellick Manuever dikerjakan saat intubasi untuk mencegah distensi lambung
tergurgitasi isi lambung dan membantu dalam proses intubasi. Perasat ini
dipertahankan sampai balon ETT sudah dikembangkan

05
04
Cara 03 Tekan tonjolan ini diantara ibu jari dan telunjuk ke arah
melakukan dorsokranial. Gerakan ini akan menyebabkan eoshepaghus

Sellick 02 terjepi diantara tulang kartilago krkoid dengan tulang belakang


dan lubang trakhea yang akan terdorong ke arah dorsal

01
sehingga lebih mudah terlihat
Manuever
Geser lagi jari sedikit kebawah sepanjang garis median hingga
ditemukan tonjolan kecil tulang yaitu tulang kartigo krikod
Geser jari sedikit kaudal sepanjang garis median
sampai menemukan lekukan kecil yaitu membran
kortiikotiroid
Cara puncak tulang tiroid (adam’s Apple)
Melakukan bantuan nafas dengan ETT selama RJP

Dengan Komplikasi
Komplikasi pemasangan
pemasangan ETT
Dengan volume
volume 1010 ml/kg
ml/kg BB BB dada
dada akan
akan tampak
tampak ETT
mulai
mulai mengembang
mengembang dengandengan 15 15 ml/kg
ml/kg BB BB (volume
(volume nafas
nafas •• ETT
ETT masuk
masuk keke dalam
dalam esophagus
esophagus yang
yang dapat
dapat menyebabkan
menyebabkan
tidal) hipoksia
tidal) dada
dada akan
akan mengembang
mengembang lebih lebih besar
besar lagi
lagi maik
maik hipoksia
hingga 4 -6 cm. korban yang gemuk tidak akan
hingga 4 -6 cm. korban yang gemuk tidak akan diberikan diberikan •• Luka
Luka antara
antara bibir
bibir dan
dan lidah
lidah akibat
akibat terjepit
terjepit antara
antara laringoskop
laringoskop
volume
volume tambahan
tambahan yang yang lebih
lebih besar
besar sedangkan
sedangkan korban
korban dengan gigi
dengan gigi
yang
yang kurus
kurus diberikan
diberikan volume
volume yang
yang lebih
lebih kecil.
kecil. •• Gigi
Gigi patah
patah
kecepatan
kecepatan pemberian
pemberian nafas
nafas beriksar
beriksar 10
10 –– 12
12 xx // •• Laserasi
Laserasi pada
pada faring
faring dan
dan trakeaakibat
trakeaakibat ujung
ujung ETT\
ETT\
menit
menit atau
atau 1 1 kali
kali setiap
setiap 55 –– 6
6 detik.
detik. Pada
Pada keadaan
keadaan ini
ini •• Kerusakan
Kerusakan pita
pita suara
suara
tidak
tidak ada
ada lagi
lagi perbandingan
perbandingan antara
antara kompresi
kompresi dan
dan vetilasi
vetilasi •• Perforasi
Perforasi pada
pada faring
faring esophagud
esophagud
.. Kecepatan
Kecepatan kompresi
kompresi 100
100 xx/ / menit
menit sedangkan
sedangkan ventilasi
ventilasi •• Muntah
Muntah dan
dan aspirasi
aspirasi
diberikan
diberikan setiap 5 detik tak perlu seirama dengan
setiap 5 detik tak perlu seirama dengan
kompresi. •• ETT
ETT masuk
masuk ke
ke salah
salah satu
satu bronkus
bronkus (umumnya
(umumnya pada
pada bronkus
bronkus
kompresi. kanan)
kanan) untuk mengatasinya tarik ETT 1
untuk mengatasinya tarik ETT 1 –– 2
2 cm
cm sambi
sambi lakukan
lakukan
inspeksi
inspeksi dada
dada dan
dan auskultasi
auskultasi bilateral
bilateral
Penanganan jalan napas pada korban trauma
Gerakan kepala dan leher yang berlebihan pada korban cedera leher
dapat menyebabkan cedera yang lebih hebat. Korban trauma muka,
multiple dankepala harus dianggapp disertai dengan cedera leher

Langkah penanganan pada korban atau tersangka atau cedera leher:


 Jangan tengadahkan kepala, hanya angkat rahang dan buka mulut
korban
 Pertahankan kepala pada posisi netral selama memanipulasi jalan
napas
 Korban fraktur basis dan tulang muka lakukan pemasangan ETT
dalam keadaan tulang belakang distabilisasi
 Bila tidak dapat dilakukan intubasi, lakukan krikoidtomi atau
trakheostomi
 Bila diputuskan untuk intubasi dibelakang hidung ( behind nassal
intubation ) maka harus dilakukan oleh penolong yang
berpengalaman.
 Bila korban melawan maka dapat diberikan obat pelemas otot dan
penenang ( hal ini diluar cakupan BTCLS)
Alat bantu jalan napas
Laringel Mask Airway (LMA)
Laringel Mask Airway merupakan sebuahh pipa dengan ujung distal
yang menyerupai sungkup dengan tepi yang mempunyai balon
sekelilingnya. Bagian yang terpasang sungkup ini harus berada di
daerah hipofaring sehingga saat balon dikembangkan maka bagian 05
terbuka dari sungkup menghadap ke arah lubang trakhea
membentuk bagian dari jalan napas 04
03
Kelebihan 02
LMA 01
Karena LMA tidak masuk ke dalam lubang trakea maka resiko
kesalahan intubasi dengan segala akibatnya tidak ada
Kekurangan LMA Mengunrtungkan korban dengan cedera leher atau
Tidak dapat melindungi pada korban yang sulit dilakukan visualisasi lubang
trakhea
kemingkinan aspirasi, ETT
Dapat dipasang tanpa laringoskopi
dapat melindungi dari
kemungkinan aspirasi
Combitube
Alat ini merupakan gabungan dari ETT dan obturator
esophageal pada alat ini terdapat 2 daerah berlubang, satu
lubang distal dan beberapa lubang di tengah, lubang-
lubang inindihubungkan melalui 2 saluran yang terpisah
dengan 2 lubang di proksimal yang merupakan interface
alat bantu nafas. Selain itu terdapat 2 buah balon, satu
proksimal dari lubang distal dan satu proksimal dari deretan
lubang di tengah ventilasi trakea dapat dilakukan melalui
lubang distal (ETT) dan tengah (Obturator). Alat ini
dimasukkan tanpa laringoskopi dari penelitiandengan cara
memasukkan seperti ini kemungkinan 80 % masuk ke
esophagus
setelah alat ini masuk balon akan dikembangkan
dengancara dipompa mula- mula dari obturator seraya
dilakukan inspeksi dan auskultasi apabila ternyata dari
pengamatan ini tidak tampak adanya ventilasi dari paru
pemompaan didpindahakan padaETT dan dilakukan
pemeriksaan klinis. Kinerja ventilasi, oksigenasi, dan
perlindungan terhadap aspirasi alat ini
krikotiroidektomi

Tindakan
Tindakan iniini dilakukan
dilakukan untuk
untuk membuka
membuka jalur
jalur nafas
nafas
sementara
sementara dengan
dengan cepat,
cepat, apabila
apabila cara
cara lain
lain sulit
sulit
dilakukan.
dilakukan. Pada
Pada teknik
teknik ini
ini membran
membran krikotiroid
krikotiroid disayat
disayat
kecil
kecil vertikal,
vertikal, dilebarkan
dilebarkan dan
dan dimasukkan
dimasukkan ETT.
ETT.
Teknik
Teknik ini
ini bukan
bukan pilihan
pilihan pada
pada keadaan
keadaan darurat
darurat (life
(life
saving).
saving). Tindakan
Tindakan ini
ini sebaiknya
sebaiknya dilakukan
dilakukan di di kamar
kamar
bedah
bedah oleh
oleh seorang
seorang yang
yang ahli.
ahli.
Ada
Ada 22 jenis
jenis yang
yang biasa
biasa di
di pakai
pakai ::
Penghisap
Penghisap fasing
fasing yang
yang kaku,
kaku, pada
pada alat
alat ini
ini diperlukan
diperlukan
tekanan
tekanan negatif
negatif yang
yang rendah
rendah sekali
sekali
Penghisap
Penghisap trakeo
trakeo bronkial
bronkial yang
yang lentur,
lentur, alat
alat ini
ini
diperlukan
diperlukan syarat:
syarat: ujung
ujung yang
yang tumpul
tumpul dan
dan sebaliknya
sebaliknya
memiliki
memiliki libang
libang diujung
diujung dan
dan samping,
samping, lebih
lebih panjang
panjang
dari
dari ETT,Licin,
ETT,Licin, steril
steril dan
dan sekali
sekali pakai
pakai
Cara penghisapan lendir
Lama penghisapan tidak lebih dari
10 detik

Gunakan katetar Bila setelah penghisapan


trakheobronkial selama 10 detik ternyata

3
dengan diameter masih belum bersih maka
tidak lebih dari 1 cm dapat dilakukan penghisapan
diameter dalam ETT kembali, diantara

2 4 penghisapan harus diselingi


dengan ventilasi

Lakukan Setelah selesai


hiperventilasi dengan penghisapan
FiO2 100% selama 15
– 30 detik
1 5 dilakukan
hiperventilasi dengan
FiO2 100% selama 15-
30 detik
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation
Any
questions ?

Anda mungkin juga menyukai