Anda di halaman 1dari 29

 Bukti : Sayap serangga

 Tubuh insekta -- bersegmen dengan tiga


pasang anggota dengan bentuk dan gambaran
yang ber beda2
 Sayap kupu2,capung: dua pasang berupa
membran, (kupu2)lembut,warna warni, (capung
kasar)
 Sayap belalang, kumbang dan lalat: satu
pasang
 Belalang : pasangan sayap interior dimodifikasi
menjadi lembaran pelindung
 Kumbang: dimodifikasi menjadi keras seperti
struktur cangkang (Elytra)
 Lalat: pasangan posterior dimodifikasi menjadi
pendek seperti struktur tombol  halter yang
akan berfungsi dalam keseimbangan saat terbang

 Perbedaan2 tersebut menunjukan bahwa salah


satu gambaran dasar dari tubuh serangga (dua ps
perangkat terbang) selama evolusi menjadi
sangat termodifikasi
 Perkembangan bagian2 tertentu dari
tubuh adalah dibawah kontrol
genetik.
Jalur perkembangan dapat dipelajari dengan
mengidentifikasi gen-gen yang produknya terlibat
dalam diferensiasi fenotip-fenotip tertentu.
1930 – 1940 an Kombinasi penelitian genetik dan biokimia.

dugaan

 Fenotip di hasilkan dari satu seri tahapan dalam jalur.


 Gen-gen mengontrol setiap tahap dalam jalur.
Pendekatan genetik pada jalur-jalur biokimia
segera berkembang pada proses-proses biologi
lainnya, termasuk perkembangan.
 Jalur perkembangan terdiri dari kejadian-kejadian
yang terlibat dalam differensiasi dari jaringan-
jaringan dan organ-organ suatu fenotip.

Melibatkan produk gen yang berbeda


 Sinyal molekul-molekul
 Signal reseptor
 Signal transduser
 Faktor transkripsi
 Protein regulator
 Komponen-komponen dalam jalur secara berurutan
di susun oleh suatu cara untuk menghasilkan suatu
fenotip.

Gen A Gen R Gen C Gen T Gen X


 
secreted membrane cytoplasmic tanscription protein x in
signal prot. A bound receptor protein factor diffcell.
protein

urutan untuk menghasilkan keadaan yang berbeda.


 
 Pada Drosophila :
 Gen-gen kunci mengkode protein-protein yang
mengatur RNA splicing.
 Pada Caenorhabditis :
 Gen-gen kunci mengkode faktor transkrip- si,
molekul signaling dan reseptornya

“DETERMINASI SEX pada Drosophila ”

Jalur – sex determination merespon signal fundamental yang


sama yaitu rasio krom x terhadap Autosom

 Rasio ≥ 1 jalur menghasilkan fenotip ♀


 Rasio ≤ 0,5 jalur menghasilkan fenotip ♂
 Determinasi Sex pada Drosophila.

melibatkan interaksi antara protein-protein yang


disintesa secara maternal yang ditimbun dalam
sitoplasma telur dan protein-protein yang
disintesa secara embrional yang dikode oleh
beberapa gen x-linked.
gbr 23.8
 Sistem untuk penentuan rasio X : A pada
Drosophila didasarkan pada antagonisme produk
gen x-Linked (numerator) dan autosomal
(denominator)
 
 
 Pada saat X : A rasio sudah ditentukan
dikonversi ke dalam signal molekular yang
mengontrol ekspresi dari gen x-linked sex-lethal
(Sxl) (regulator master dari jalur sex – determi-
nation).
Gbr. 23.9
PE Early promoter PM Maintenance promoter
DARI BUKU ANALISIS GEN AND GENOME Hal 82_Nov 2013
 Mutasi pada gen-gen yang terlihat dalam jalur
penentuan sex pada Drosophila:

Gen Fen. mutan xx Fen. mutan xy

Gen Nomerator Lethal Tidak ada efek


Gen Denominator Tdk ada efek Pengurangan
viabilitas
Sxl Lethal Tidak ada efek
Tra Jantan Tidak ada efek
Tra 2 Jantan Jantan steril
Dsx Steril intersex Steril untersex
Involving at least 10 different genes
Her-1
Tra-1, tra-2
Ferm-1, ferm-2, ferm-3

ferm: normal male development


 Pada Caenorhabditis, jalur penentuan sex
melibatkan suatu seri regulator negatif dari
ekspresi gen

 tra-1 mengatur gen2 yg terlibat dalam sex


diferensiasi dan sebagai regulator positif
untuk diferensiasi betina
“DETERMINASI SEX pada Cenorhabditis”

Jalur determinasi sex melibatkan paling tdk 10 gen yg


berbeda
Mutasi

Menghambat sex defferensiasi

Misal: mutasi pada tra-1 dan tra-2

xx ♂

mutasi pada her-1

xo hermaphrodit
 
 Jadi :
 Produk tra-1 dan tra-2 diperlukan untuk perkembangan normal dari
hermaphrodit.
 Produk gen her-1 diperlukan untuk perkembangan normal dari jantan.
 Perkembangan sex pada Caenorhabditis secara
mendasar tergantung pada x:A ratio sepeti pada
Drosophila, namun penentuannya tidak begitu jelas.

 x:A ratio dikonversi ke sinyal molekul yg mengontrol


sex diferensiasi

 Sinyal yang sama juga mengontrol fenomena dosis


kompensasi.

 Sinyal x:A ratio diteruskan ke jalur sex diterminasi


dan dosis kompensasi melalui jalur pendek yang
melibatkan setidaknya 4 gen: - xol-1
- sdc-1
- sdc-2
- sdc-3
 xol-1
 dibutuhkan untuk ♂ tetapi tdk untuk hermaphrodit
 kehilangan fungsi xol-1 menyebabkan xo mati sehingga
diberi nama gen xo-lethal.
 
 sdc-1
 sdc-2 secara negatif di atur oleh xol-1
 sdc-3 kehilangan fungsi xol-1 menyebabkan xx
mati atau menjadikannya sebagai ♂

 jadi gen sdc dibutuhkan pada hermophrodit, tetapi


tidak pada ♂

sdc : untuk sex determination & dosage compensation


In C. elegans, the sex-determination pathway involves a series of negative
regulators of gene expression
Genetic control of sex
determination and dosage
compensation in C.
elegans.

 (A) XOL-1 is the master sex-


determination switch gene that
controls both sex determination
and dosage compensation. It is
the direct molecular target of the
X-chromosome counting
mechanism that determines sex.
The two-fold difference in X-
chromosome dose between
males and hermaphrodites is
translated into the ON/OFF state
of . In XX hermaphrodites, two
(B) In XO males, the single dose of XSEs is doses of the X-signal elements
insufficient to overcome the activating influence of (XSEs) repress by overcoming
ASEs. is active and promotes the male fate by the activation achieved by
repressing the activities of genes. autosomal signal elements
(ASEs).
 Pada Drosophila, jalur yang mengontrol
diferensiasi sexual differentiation melibatkan
beberapa gen yang menentukan X:A ratio,
beberapa diantara gen tersebut mengkonversi
ratio ini ke dalam sinyal perkembangan dan
lainnya berespon terhadap sinyal dengan cara
menghasilkan struktur jantan atau betina.

 Gen Sex-lethal (Sxl) berperan dalam


perkembangan seksual Drosophila dengan cara
mengatur splicing gen yang ditranskripnya
sendiri maupun dari gen lainnya (tra).
 Pada C. elegans, jalur differensiasi seksualnya
melibatkan gen-gen yang mengkode protein
pemberi sinyal, receptors nya, signal
transducers, dan faktor transkripsi.
 Sex determination is not caused by differences
in chromosomal composition in all animals
 Many reptiles and fish: Controlled by
environmental factors such as temperature
 e.g., American alligator (Alligator
mississippiensis)
 33oC incubation  100% males
 30oC or 34.5oC  100% or 95% females,
respectively

28
 Sex determination is genetically
controlled by a hierarchy of genes
Exert their effects in early embryonic
development

29

Anda mungkin juga menyukai